Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG LELAKI YANG TERCABIK LUKA

Aiss... cerita mantab dan menarik..
Izin buat tempat mangkal dulu Suhu :beer:
 
Apakah endingnya akan membagongkan seperti cerita om sumandono,,
Kita simak bersama sama..
 
Bimabet
SEPULUH

Brian menatap Eliza dengan tatapan nanar. Dia membiarkan beberapa crew film yang datang dengan tergopoh dan membersihkan pakaiannya dengan tissue serta meminta maaf atas ulah STW kharismatik itu yang tak disengaja.

Eliza dengan wajah tak bersalah berdiri dari duduknya. Melangkah mendekati Brian dan tersenyum.
"Are you oke, handsome?" (Kamu baik-baik saja, tampan?) Katanya dalam bahasa Inggris yang fasih.
"Aku enggak pa-pa. Santai aja." Jawab Brian.
"Bajumu jadi rusak kena saos, kau takkan bisa memakainya lagi tanpa merasa malu." Kata Eliza, dia menatap Brian di mata tanpa kedip.
"Aku tahu." Brian membalas tatapan itu.

Mereka saling menatap tanpa ada yang mau mengalah.

"Di rumahmu ada mesin cuci?"
"Tentu saja ada."
"Ayo ke dalam." Kata Eliza. Sebelum masuk ke dalam rumah, dia menoleh kepada Co Produser. "Waktu break ditambah 30 menit."

Rumah besar itu dalam keadaan kosong. Mami pergi mengantarkan pesanan barang, Papi belum pulang sejak kemarin. Mang Karman ke lapang Volley dan Bi Suti membersihkan teras belakang.

"Kau harus membersihkan bajumu yang kotor!" Kata Eliza.
"I ya, Kaka." Jawab Brian.
"Aku bukan kakakmu!"
"I ya, Bu."

Tiba-tiba Eliza mendesak Brian ke dinding. Tangannya mencengkram leher baju Brian dengan keras.
"Kamu bodoh mengotori bajumu sendiri."
"Maaf, Bu."
"Kamu nakal!"
"Ampun, Bu."
"Kamu harus dihukum!"

Brian memegangi lengan Eliza dengan kedua jemari tangannya, menarik lengan itu dan membawanya masuk ke dalam kamarnya. Eliza mengikutinya dengan terus mencekik leher baju Brian. Kaki Eliza menendang pintu sehingga menutup dengan rapat.
"Kamu nakal, nakal, nakal!" Seru Eliza sambil mendorong Brian hingga terjengkang ke tempat tidur. Eliza melucuti jaket, kaos dan BHnya serta celana jeans sekaligus celana dalamnya sendiri. Bibir-bibir memeknya yang berumur 40 tahun itu tampak tipis dan rata, sementara lubang memeknya tampak melongo.

Dia kemudian melucuti Brian hingga telanjang.

"Kamu harus dihukum!" Katanya sambil menyentil batang kontol Brian yang sudah menegang. Dia menaiki Brian yang tengah rebah telentang di kasur, menginjak ke dua pergelangan lengannya dengan kaki mengangkang. Menjambak rambut Brian dan menarik-nariknya agar wajah Brian mengenai lubang memeknya yang sudah menganga.
"Nakal kamu! Nakal kamu!"
"Maaf, Bu. Nyamm... slurrppp... ampun Bu slurppp... "
"Aghkhhh.... nakalh khamu.... aghhhhh..."
"Mmmmaaaafffhhh... Bu.... akhhh...."
"Khhhaaammmuuuu... aaaghhhhh.... khhharussss dihhhukummmmhhhh... akhhhh..."

Air lendir mengucur deras dari lubang memek yang melongo itu. Brian menyeruputnya dengan nikmat sementara rambutnya dijambak-jambak sama Eliza.

"Khhammmuuu... nakaalllhhhh....khontolllhhhmu harruuusss... masssssukkkk.... akhh..."

Brian tiba-tiba melepaskan diri dari jambakan tangan Eliza dan membanting STW itu hingga terkapar di ranjang. Dengan paksa Brian melebarkan kedua paha Eliza dan memasukkan batang kontolnya ke dalam liang memek yang meneteskan lendir itu.
"Bu, maafkan Brian Bu." Kata Brian. "Maafkan memeknya diewe ya bu."
"Kamu nakal! Akhhhh.... terusssss bangsat.... terussss.... genjot terusssss...."
"Brian yang salah Bu.... oughhh.... "

Brian dengan membabi buta menggenjot dan menjotos-jotos liang memek itu dengan kontolnya. Terdengar cipratan-cipratan lendir Eliza yang bermuncratan.

Beberapa menit kemudian tiba-tiba Eliza menjerit, dia mencakar punggung Brian hingga berdarah. Brian sendiri meregang seperti orang terkena penyakit ayan.
"Aaaaaakhhhhhhhhhh...... "
Bbbbbrrrrrrrroootttttt!!!! Semburan lendir Eliza menyemprot dari liang memeknya. Sementara itu Brian pun menyemprotkan pejuhnya dengan semprotan yang sangat keras dan hebat.
Srrrrrrrrr.... crottt! Croottt! Srrrrr... proot!
"Agghhhhh.... Bu.... maafkan Brian menyemprotkan peju di dalam memek ibu."
"Dasar anak nakal sialan.... akhhhh.... enaaakkkk sekali... tampan... enak sekali."

Mereka saling berpandangan. Saling tersenyum. Lalu berciuman mesra dan lama.

"Terimakasih, Tampan. Ini adalah sex terhebat dalam hidup aku." Kata Eliza.
"Panggil Brian, Bu." Kata Brian. "Sama-sama, Brian juga enak."
"Sungguh? Panggil aku Liza, Brian." Kata Eliza, dia mengeluh nikmat sambil memejamkan mata. "Brian, tapi aku harus kembali bekerja."
"Tak ada yang menghalangimu, Liz. Kamu bebas. Kita tidak terikat apa pun." Kata Brian. Eliza tampak tersenyum senang.
"Aku setuju. Kita tidak terikat apa pun. Aku juga punya suami. Tapi bukan itu maksudku."
"Mm, terus?"
"Ini, memekku masih berdenyut-denyut enak. Aku masih ingin menikmatinya. Ah, lendirku masih mengucur... Brian, kau hebat. Aku ingin bercinta lagi denganmu."
"Tapi kau harus kerja, Liz. Orang-orang menunggumu."
"Kamu pernah bermain film, Brian?"
"Belum pernah. Tapi kalau selintas kulihat, pekerjaan film itu sangat melelahkan ya? Perlu kerja keras yang luar biasa."

Eliza bangkit dari rebahannya.
"Kau benar sekali." Katanya. "Kamu mau bantu aku enggak?"
"Bantu apa? Aku tak bisa apa-apa." Kata Brian. "Aku tidak tahu menahu soal film."
"Kamu jadi asisten Sutradara. Duitnya lumayan, mau?"
"Aku tidak tahu apa-apa, Liz. Nanti malah menyusahkanmu."
"Mau tidak?"
"Memang ada bayarannya?"
"Ya, ada. Pasti. Mau kan sayang?"
"Baiklah. Tapi kamu jangan berharap aku bisa menyenangkanmu seperti yang barusan aku lakukan."
"Aku tidak peduli." Kata Eliza. "Sekarang cium aku!"

Mereka berciuman lama sekali sebelum mereka akhirnya mengenakan pakaian.
Ceritanya mantap namun sepinya sudah tdk diurus lagi sm penulisnya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd