dewa_cuex
Semprot Lover
izin baca suhuu...
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Lembaran Hidup Si Kancil
- Thread starter bukan_gigolo
- Start date
bukan_gigolo
Semprot Baru
Wkwkwk, fix angkat langsung jadi wakil. Muehehehe.ya saya selaku wakil dari sang TS mengizinkan kalian buat baca cerita ini.
jangan lupa kritik dan sarannya.
Opst...
ngomong apa kau barusan RAYxy
Salam kenal semuanya. jikalau tidak ada kendala, pagi sblum matahari ngintip ude rilis bagian 2ny. Semoga sehat dan sukses berkelanjutan.
bukan_gigolo
Semprot Baru
PART 2 : Bondan Rindu Mama
POV Bondan
"Maafin fitri yang, fitri salah. Tapi kamu perlu ingat, selama belum ada batu nisan atas identitas fitri, selama itu pula fitri tetap mencintai kamu. Walaupun dengan cara yg berbeda karena keadaan".
"Tapi kenapa fit ?
Apa salahku ?
Hiks..hiks..hiks.."
"Maafin aku..maaf..maaf.maaf........" perlahan tubuh fitri hilang diterpa angin yg lumayan kencang.
"Hiks..hiks..huaahhhhh..kamu bangsat fit"
"Say, bangun....bangun....bangun..tolong buka mata kamu...kamu kenapa ?"
"Hah, ini bukan suara fitri. Suara ini sangat akrab dengan telingaku" gumamku dalam hati.
Perlahan aku mencoba membuka mataku, namun belum lagi terkumpul 100% nyawaku, aku diserang dengan pertanyaan penuh kekhawatiran dari orang yg membangunkanku.
"Kamu kenapa say ?"
"Kamu mimpi buruk ?"
"Kamu mimpiin perempuan jalang itu lagi ?" Terlihat sekali wajah khawatir sekaligus geram terhadapku.
"Eeehhh, dewi."
"Aku gak kenapa-kenapa kok"
"Emang aku tadi ngapain, perasaan aku gak mimpi apapun deh" aku mencoba menutupi apa yg baru saja aku alami.
"Terus kenapa kamu sampai nangis begitu ?"
"Kalau bukan karena dia, apa karena mama arum ?"
Deeegg...jantungku seakan berhenti berdetak tatkala ia menyebut nama ibuku. Betapa jahatnya aku ketika mengingat apa yg sudah aku lakukan dulu terhadapnya. Lagi-lagi mataku selalu menjadi media yg baik untuk suasana hatiku. Yah, mataku berkaca-kaca tanpa persetujuanku.
Aku bangkit dari ranjang hotel ini dan hendak menuju ke kamar mandi. Namun tiba-tiba aku terperanjat dengan apa yg aku lihat ketika aku membuka selimut yg menutupiku dan juga dewi.
"Wii, maafin aku atas kejadian ini. Aku akan bertanggung jawab jika emang itu yg kamu inginkan".
"Buughhh..." Suara bantal yg mengenai wajahku.
"Eehhhhhh...."
"Dasar kancil mesuuuuuummmm, mulut ngomong maaf tapi mata auto fokus ke tubuhku"
"Eeh, bu...bu..bukan begitu wi. Aku cuma gak berani natap mata kamu aja kok, makanya aku nunduk"
"Au' ah elap" terlihat dewi mengembungkan pipinya sambil menarik selimut untuk menutupi ketelanjangannya yg baru saja aku lihat lagi.
"Udah ah aku mau mandi. Dan tolong bilangin ke adni gausah masak banyak. Aku mau ada urusan hari ini"
"Haaah, kamu mau kemana ?"
"Kemaren aku bilang ke temen-temen kalau kamu bakalan traktir makan di cafe biasa"
"Laaah, kapan aku bilang mau ngajak mereka makan-makan ?" Aku sedikit mengingat apa benar aku bilang begitu ke dewi semalam.
"Eeeh kancil, gak punya perasaan banget sih. Apa kamu gak kasian sama mereka yg bela-belain dateng kerumah kamu tengah malam cuma buat ngasih kejutan ke kamu, eh kamunya malah gak ada di rumah" kulihat ia melototkan matanya.
"Emang sih aku yg janji, tapi ngegendong nama kamu. Bahkan aku juga bohong kalau...kalau itu sebenernya aku yg ngomong tapi aku bilangnya kamu yg ngomong. Emang mau kemana sih, kasihan mereka kalau ini sampai gak jadi juga" dewi melanjutkan ucapannya.
Aku hanya tersenyum kecut mendengar jawaban dewi dan melanjutkan langkahku menuju kamar mandi yg sempat terhenti.
"Kamu ajak aja mereka ke cafe, ntar biar aku yg bayar" teriakku dari dalam kamar mandi.
~°°~
"Wooiii asu, matamu ra melek opo piye cok. Motor mandek mbok tabrak wae"
(Wooiii anjing, mata lo gak melek apa gimana cok. Motor lagi berhenti lo tabrak aje).
Seorang pengendara motor didepanku tampak meneriaku.
"Woo, sorry mas. Lali ra tak rem tangan. Neng ora nganggo misuh mas"
(Woo maaf mas. Lupa kagak gue rem tangan. Tapi gausah bercarut mas).
"La koe nabrak motor ku ee cok. Lali lali ndok mu pecah kui. Ra ndue utek opo piye ndasmu kui, mandek sue nang lampu merah kok ora mbuk rem tangan."
(Lah lo nabrak motor gue cok. Lupa lupa biji peler lo pecah. Gak punya otak apa gima kepala lo itu. Berhenti lama di lampu merah kok kagak lo rem tangan)
Aku yg tersulut emosi pun mematikan mesin mobilku dan hendak memberinya sedikit pelajaran. Namun ketika pintu mobil baru kubuka, tiba-tiba ada tangan yang menutup pintu mobilku. Dan dia langsung menuju orang yg tadi sedang adu bacot denganku. Aku tak tau apa yg diucapkannya, dan setelah itu dia langsung masuk ke mobilku.
"Anton, koe ngopo tekan kene cok".
Orang tadi adalah anton yg membuatku sedikit terkejut.
"Ngehe lo ye, tau gue kagak ngarti bahasa jawa, masih aja lo ngmong ke gue pake bahasa jawa"
"Wkwkwk. Lo ngapa ampe mari dah ?"
"Awaydays lah. Lo kagak liat gue mau jalan ke madura nih."
"Ooh lo mau berangkat lawan madura nih ?"
"Yongss"
Kami memang sering berpergian dari kota satu ke kota lainnya hanya untuk melihat pertandingan sepakbola lokalan negeri yg katanya negeri kolam susu ini.
"Lo sendiri mau kemane ?" Ucap anton.
"Gue mau ke rumah mama ton, udeh lama kagak nengokin mama".
"Gue ikut yakk, abis ntu kite lanjut jalan ke madura. Masih keburu kayaknya. Kan besok malem".
"Bilang aje lo bawa bekel pas-pasan doang, susah amat" jawabku sedikit kesal dgn teman SD ku ini.
"Tau aje dah lau pak. Tengkyu atas pengertiannya" ia menjawabku dengan muka sok imutnya.
POV Anton
"Itu apaan dah den ribut-ribut ?"
"Loh itu bukannya mobil mas Bondan ya mas ?" Jawab Dendi yg merupakan adik tingkatku dan teman kosku yg aku mintai tolong menyusul bondan tadi pagi.
"Eeh bener den, yaudeh lo balik gih mumpung ini masih di klaten jadi kagak jauh-jauh amat lo baliknya. Makasih yakk. Niiih beliin bensin ama rokok lo" aku menyuruh dendi putar balik lagi ke arah jogja dan memberinya dua lembar kertas berwarna merah.
"Tengkyu mas. Sering-sering minta tolong ke guwe ya" dengan logat medoknya dia menjawabku.
"Iyee"
Kulihat bondan hendak turun dari mobil, dan sudah dapat aku duga dia bakal sedikit menyentil pengendara motor itu. Aku pun berlari dan menutup kembali mobilnya dan langsung menuju si pengendara motor.
"Eeh maaf mas, adikku gak sengaja e. Mohon di maklumin ya mas, dia baru aja ditinggal kawin pacarnya dan jadi tempramen sejak itu, dan rada kurang sehat terkadang" jawabku mulai berbohong.
"Yowes mas, kandani kui adimu. Untung koe gelem njalok ngapuro. Nek ora wes tak pidek gulune" si mas menjawab yg sama sekali tak kumengerti, namun dari nada bicaranya sih dia memafkan.
"Suwun mas. Maaf sekali lagi ya"
"Hufftttt..." Legaa.
°~°
Aku paham betul dengan sahabatku satu ini, dia tak mau terlihat lemah dan selalu sok kuat dan tegar. Kalau secara fisik aku mengakui dia emang sudah terbiasa dengan kontak fisik, tapi urusan hati dan perasaan, dia begitu polos dan rapuh. Maka dari itu kupersiapkan alibi "awaydays" agar semua terkesan kebetulan.
Sebenarnya aku sengaja membuntutinya setelah dewi menelponku tadi pagi. Dari nada bicara dewi mengisyaratkan kekhawatiran. Dia mengatakan kalau tadi malam bondan ada bersama dia di sebuah hotel di kaliurang, entah apa yg mereka lakukan di hotel aku pun tidak tau menau, yg jelas dia mengatakan bondan tadi malam bermimpi sambil menangis dan mengigau nama si fitri. Perempuan yg tak tau diuntung.
Namun setelah ku tanya kenapa bondan pergi tiba-tiba dgn meninggalkan dia seorang diri di hotel itu ia menjawab bahwa awalnya dia bertanya prihal mimpi itu apakah bermimpi tentang fitri atau mama arum. Jelas sudah fikirku.
"Udeh lo kagak usah khawatir lagi, gue tau bondan kemana, gue susulin pangeran lo sekarang" ucapku menenangkan dewi.
°~°
Sesampainya kami di kabupaten blora, bondan langsung menuju ke pasar membeli bunga untuk ibunya. Sesampainya di rumah orang tua bondan :
"Lo tunggu dimari aje ye ton, gue jengukin mama bentaran. Paling jam lima gue ude balik"
"Tiduran aje dulu di kamar biasa". Bondan memerintahku.
"Siap bosskuh. Baliknye bawa makanan ama dawet yakk, nagih dawet sini gue."
"Iye"
Setelah aku ke kamar mandi dan meletakkan barangku di kamar bondan, aku lantas menyusul bondan ke kompleks perumahan mama arum tanpa sepengetahuannya.
Sesampainya aku ditempat tujuan kulihat bondan meringkuk sambil menangis secara lirih tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
"Mah, bondan anak mama yg bangsat ini datang mah" kudengar bondan mulai berbicara dengan batu nisan di depannya.
"Bondan kangen mama, makanya bondan datang kerumah mama. Hiksss"
"Maafin bondan mah, hanya karena perempuan itu bondan mengacuhkan mama, melawan mama, bahkan menghardik papa saat itu. Hikkksss...hiksss.."
Aku yg melihat dan mendengar semua itu tak kuasa menahan tangis, dengan langkah mantap kuhampiri sahabat yg sudah ku anggap seperti adikku itu.
Tanpa berkata kuraih pundaknya untuk menguatkannya, dan aku ikut menatap batu nisan yg bertuliskan nama mama bondan. Bondan menatapku sebentar lalu berbalik menangis sendu kembali di atas makam orang tuanya itu. Aku yg paham betul dengan kejadian dan keadaanya mulai berkhayal.
SEANDAINYA.....
°~°
"Widih romannya udeh jadian lo ama pitri" ledekku kepada bondan.
"F I T R I, fitri. Bukan pitri, sembarangan aja lo ngeganti nama orang"
"Buseettt, segitunya lo cil. Pajak lah" aku menagih pajak jadian terhadap bondan
"Siap ntar malem kita keluar kota aje, sekalian gue ngajak jalan doi"
"Siap, sik asik sik asik bakal jejalan gratis" ucapku senang.
"Lo yg nyetir, gue di belakang ama ayang gue"
"Njir, jual kacang atau obat nyamuk dah ini" jawabku yg bakal dikacangin dan jadi obat nyamuk selama perjalan nanti.
~~
"Ton lo tidur sendiri yakk, atau lo tanya ke room boy kali aja ada "service" nya" bondan berbisik kepadaku.
"Emang lo udah berani ngewe ?"
"Ya belom sih, grepe2 jadi lah, wkwkwk"
"Suee bett lo cil"
Mereka pun memasuki kamar di sebelah.
Setelah hampir 5 jam nyetir tak terasa badanku berasa pegel semua. Tanpa berfikir panjang aku pun rebah di ranjang lossmen ini dan menelpon untuk memesan secangkir kopi panas untukku.
Setelah kopi diantar ke kamarku, aku pun menyalakan rokokku serta menyeruput kopi hitam yg telah kupesan sembari melihat pemandangan dari jendela kamar lossmen ini.
Ditengah asiknya melamun terdengar suara yg sangat tidak asing lagi di telingaku.
"Aah yang, yang, aaaahh aaahhh. Jangan sampai masuk loh"
"Bangsat, mereka pasti lagi petting saat ini" bathinku. Semakin lama semakin keras suara mereka.
"Aaahh, enaaaakkk yang. Jangan sampai kena gigimu loh. Ntar gabisa beranak kamu kalo udah nikah sama aku" kudengar bondan berkata ke fitri. Suara itu lirih sebenarnya, namun karena suasana yg hening dan kamar yg bersebelahan, suara itu sampai secara jelas ke telingaku.
Tanpa sadar aku sudah memasukkan tanganku kedalam celana kolor yg kukenakan dan mulai mengurut si otong secara perlahan. Semakin lama semakin kencang dan akupun menikmati suara itu sambil mengocok si otong.
Lebih dari 5 menit aku sudah tidak tahan lagi ingin keluar, lantas aku bergegas ke kamar mandi dan menumpahkan pejuhku diatas lantai kamar mandi.
"Aaahhhh legaaaa..."
"Bangsat si bondan nih, dia asik2 di sepong sedangkan gue manual, mandiri lagi" gerutuku dalam hati.
Kejadian serupa sering sekali kudengar, bahkan aku sempat mengintip mereka saat dimana si Bondan mendapatkan keperawanan si fitri itu. Beruntung sekali si bondan pikirku, dapet cewek cantik, putih, dapet perawannya lagi.
Setelah moment pelepasan perawan fitri, mereka semakin gila ngewe. Tiap hari kalau fitri tidak menstruasi pasti mereka melakukannya.
Aku sebagai sahabatnya sebenernya bersyukur dengan adanya fitri di hidup bondan, karena dia berhasil membangkitkan kembali bondan yg jatuh, menguatkan kembali si bondan yg rapuh, dan menghidupkan kembali bondan yg mati bersama kekasihnya si mutiara. Mutiara si bidadari kecilku. Yah almarhumah mutiara, adikku.
Namun begitu, aku sebagai sahabatnya juga khawatir melihat.......
°~°
"Makasih ton udeh jengukin mama" bondan menyadarkanku dari lamunan itu.
"Eeh, iya ndan. Gue juga kangen ama mama arum. Mama arum pasti bahagia di surga sana" balasku kepada bondan.
Tiing....
Suara hp ku berbunyi petanda ada WA masuk. Kubuka ternyata dari Sindi.
Sindi :
"Bang, lo berangkat kan lawan madura ?"
Gue :
"Iye, kenape tuh ?"
Sindi :
"Gpp, bareng ama dia yakk ?"
Gue :
"Kok lo tau ?"
Sindi :
"Dari status WA lo bang"
Oh iya lupa, kan aku tadi ngepost poto aku sama si kancil pas di perjalannan tadi yakk. Pesan dari sindi pun hanya ku baca tanpa aku balas.
"Yuk balik" ajak bondan.
Aku hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang.
Tiba-tiba hp ku berdering, setelah kulihat layar ada nama sindi, ku abaikan telpon tersebut. Tak berselang lama dia nge-WA, dan aku cukup terkejut membaca pesan dari sindi. Tanpa pikir panjang aku perlihatkan pesan tersebut kepada bondan. Bondan hanya menimpali dengan senyuman dan anggukkan mantap.
"Lo jangan lupa beli obat kuat dulu, biar kagak ngecewain dia besok" bondan mulai meledekku.
~to be continue~
POV Bondan
"Maafin fitri yang, fitri salah. Tapi kamu perlu ingat, selama belum ada batu nisan atas identitas fitri, selama itu pula fitri tetap mencintai kamu. Walaupun dengan cara yg berbeda karena keadaan".
"Tapi kenapa fit ?
Apa salahku ?
Hiks..hiks..hiks.."
"Maafin aku..maaf..maaf.maaf........" perlahan tubuh fitri hilang diterpa angin yg lumayan kencang.
"Hiks..hiks..huaahhhhh..kamu bangsat fit"
"Say, bangun....bangun....bangun..tolong buka mata kamu...kamu kenapa ?"
"Hah, ini bukan suara fitri. Suara ini sangat akrab dengan telingaku" gumamku dalam hati.
Perlahan aku mencoba membuka mataku, namun belum lagi terkumpul 100% nyawaku, aku diserang dengan pertanyaan penuh kekhawatiran dari orang yg membangunkanku.
"Kamu kenapa say ?"
"Kamu mimpi buruk ?"
"Kamu mimpiin perempuan jalang itu lagi ?" Terlihat sekali wajah khawatir sekaligus geram terhadapku.
"Eeehhh, dewi."
"Aku gak kenapa-kenapa kok"
"Emang aku tadi ngapain, perasaan aku gak mimpi apapun deh" aku mencoba menutupi apa yg baru saja aku alami.
"Terus kenapa kamu sampai nangis begitu ?"
"Kalau bukan karena dia, apa karena mama arum ?"
Deeegg...jantungku seakan berhenti berdetak tatkala ia menyebut nama ibuku. Betapa jahatnya aku ketika mengingat apa yg sudah aku lakukan dulu terhadapnya. Lagi-lagi mataku selalu menjadi media yg baik untuk suasana hatiku. Yah, mataku berkaca-kaca tanpa persetujuanku.
Aku bangkit dari ranjang hotel ini dan hendak menuju ke kamar mandi. Namun tiba-tiba aku terperanjat dengan apa yg aku lihat ketika aku membuka selimut yg menutupiku dan juga dewi.
"Wii, maafin aku atas kejadian ini. Aku akan bertanggung jawab jika emang itu yg kamu inginkan".
"Buughhh..." Suara bantal yg mengenai wajahku.
"Eehhhhhh...."
"Dasar kancil mesuuuuuummmm, mulut ngomong maaf tapi mata auto fokus ke tubuhku"
"Eeh, bu...bu..bukan begitu wi. Aku cuma gak berani natap mata kamu aja kok, makanya aku nunduk"
"Au' ah elap" terlihat dewi mengembungkan pipinya sambil menarik selimut untuk menutupi ketelanjangannya yg baru saja aku lihat lagi.
"Udah ah aku mau mandi. Dan tolong bilangin ke adni gausah masak banyak. Aku mau ada urusan hari ini"
"Haaah, kamu mau kemana ?"
"Kemaren aku bilang ke temen-temen kalau kamu bakalan traktir makan di cafe biasa"
"Laaah, kapan aku bilang mau ngajak mereka makan-makan ?" Aku sedikit mengingat apa benar aku bilang begitu ke dewi semalam.
"Eeeh kancil, gak punya perasaan banget sih. Apa kamu gak kasian sama mereka yg bela-belain dateng kerumah kamu tengah malam cuma buat ngasih kejutan ke kamu, eh kamunya malah gak ada di rumah" kulihat ia melototkan matanya.
"Emang sih aku yg janji, tapi ngegendong nama kamu. Bahkan aku juga bohong kalau...kalau itu sebenernya aku yg ngomong tapi aku bilangnya kamu yg ngomong. Emang mau kemana sih, kasihan mereka kalau ini sampai gak jadi juga" dewi melanjutkan ucapannya.
Aku hanya tersenyum kecut mendengar jawaban dewi dan melanjutkan langkahku menuju kamar mandi yg sempat terhenti.
"Kamu ajak aja mereka ke cafe, ntar biar aku yg bayar" teriakku dari dalam kamar mandi.
~°°~
"Wooiii asu, matamu ra melek opo piye cok. Motor mandek mbok tabrak wae"
(Wooiii anjing, mata lo gak melek apa gimana cok. Motor lagi berhenti lo tabrak aje).
Seorang pengendara motor didepanku tampak meneriaku.
"Woo, sorry mas. Lali ra tak rem tangan. Neng ora nganggo misuh mas"
(Woo maaf mas. Lupa kagak gue rem tangan. Tapi gausah bercarut mas).
"La koe nabrak motor ku ee cok. Lali lali ndok mu pecah kui. Ra ndue utek opo piye ndasmu kui, mandek sue nang lampu merah kok ora mbuk rem tangan."
(Lah lo nabrak motor gue cok. Lupa lupa biji peler lo pecah. Gak punya otak apa gima kepala lo itu. Berhenti lama di lampu merah kok kagak lo rem tangan)
Aku yg tersulut emosi pun mematikan mesin mobilku dan hendak memberinya sedikit pelajaran. Namun ketika pintu mobil baru kubuka, tiba-tiba ada tangan yang menutup pintu mobilku. Dan dia langsung menuju orang yg tadi sedang adu bacot denganku. Aku tak tau apa yg diucapkannya, dan setelah itu dia langsung masuk ke mobilku.
"Anton, koe ngopo tekan kene cok".
Orang tadi adalah anton yg membuatku sedikit terkejut.
"Ngehe lo ye, tau gue kagak ngarti bahasa jawa, masih aja lo ngmong ke gue pake bahasa jawa"
"Wkwkwk. Lo ngapa ampe mari dah ?"
"Awaydays lah. Lo kagak liat gue mau jalan ke madura nih."
"Ooh lo mau berangkat lawan madura nih ?"
"Yongss"
Kami memang sering berpergian dari kota satu ke kota lainnya hanya untuk melihat pertandingan sepakbola lokalan negeri yg katanya negeri kolam susu ini.
"Lo sendiri mau kemane ?" Ucap anton.
"Gue mau ke rumah mama ton, udeh lama kagak nengokin mama".
"Gue ikut yakk, abis ntu kite lanjut jalan ke madura. Masih keburu kayaknya. Kan besok malem".
"Bilang aje lo bawa bekel pas-pasan doang, susah amat" jawabku sedikit kesal dgn teman SD ku ini.
"Tau aje dah lau pak. Tengkyu atas pengertiannya" ia menjawabku dengan muka sok imutnya.
POV Anton
"Itu apaan dah den ribut-ribut ?"
"Loh itu bukannya mobil mas Bondan ya mas ?" Jawab Dendi yg merupakan adik tingkatku dan teman kosku yg aku mintai tolong menyusul bondan tadi pagi.
"Eeh bener den, yaudeh lo balik gih mumpung ini masih di klaten jadi kagak jauh-jauh amat lo baliknya. Makasih yakk. Niiih beliin bensin ama rokok lo" aku menyuruh dendi putar balik lagi ke arah jogja dan memberinya dua lembar kertas berwarna merah.
"Tengkyu mas. Sering-sering minta tolong ke guwe ya" dengan logat medoknya dia menjawabku.
"Iyee"
Kulihat bondan hendak turun dari mobil, dan sudah dapat aku duga dia bakal sedikit menyentil pengendara motor itu. Aku pun berlari dan menutup kembali mobilnya dan langsung menuju si pengendara motor.
"Eeh maaf mas, adikku gak sengaja e. Mohon di maklumin ya mas, dia baru aja ditinggal kawin pacarnya dan jadi tempramen sejak itu, dan rada kurang sehat terkadang" jawabku mulai berbohong.
"Yowes mas, kandani kui adimu. Untung koe gelem njalok ngapuro. Nek ora wes tak pidek gulune" si mas menjawab yg sama sekali tak kumengerti, namun dari nada bicaranya sih dia memafkan.
"Suwun mas. Maaf sekali lagi ya"
"Hufftttt..." Legaa.
°~°
Aku paham betul dengan sahabatku satu ini, dia tak mau terlihat lemah dan selalu sok kuat dan tegar. Kalau secara fisik aku mengakui dia emang sudah terbiasa dengan kontak fisik, tapi urusan hati dan perasaan, dia begitu polos dan rapuh. Maka dari itu kupersiapkan alibi "awaydays" agar semua terkesan kebetulan.
Sebenarnya aku sengaja membuntutinya setelah dewi menelponku tadi pagi. Dari nada bicara dewi mengisyaratkan kekhawatiran. Dia mengatakan kalau tadi malam bondan ada bersama dia di sebuah hotel di kaliurang, entah apa yg mereka lakukan di hotel aku pun tidak tau menau, yg jelas dia mengatakan bondan tadi malam bermimpi sambil menangis dan mengigau nama si fitri. Perempuan yg tak tau diuntung.
Namun setelah ku tanya kenapa bondan pergi tiba-tiba dgn meninggalkan dia seorang diri di hotel itu ia menjawab bahwa awalnya dia bertanya prihal mimpi itu apakah bermimpi tentang fitri atau mama arum. Jelas sudah fikirku.
"Udeh lo kagak usah khawatir lagi, gue tau bondan kemana, gue susulin pangeran lo sekarang" ucapku menenangkan dewi.
°~°
Sesampainya kami di kabupaten blora, bondan langsung menuju ke pasar membeli bunga untuk ibunya. Sesampainya di rumah orang tua bondan :
"Lo tunggu dimari aje ye ton, gue jengukin mama bentaran. Paling jam lima gue ude balik"
"Tiduran aje dulu di kamar biasa". Bondan memerintahku.
"Siap bosskuh. Baliknye bawa makanan ama dawet yakk, nagih dawet sini gue."
"Iye"
Setelah aku ke kamar mandi dan meletakkan barangku di kamar bondan, aku lantas menyusul bondan ke kompleks perumahan mama arum tanpa sepengetahuannya.
Sesampainya aku ditempat tujuan kulihat bondan meringkuk sambil menangis secara lirih tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
"Mah, bondan anak mama yg bangsat ini datang mah" kudengar bondan mulai berbicara dengan batu nisan di depannya.
"Bondan kangen mama, makanya bondan datang kerumah mama. Hiksss"
"Maafin bondan mah, hanya karena perempuan itu bondan mengacuhkan mama, melawan mama, bahkan menghardik papa saat itu. Hikkksss...hiksss.."
Aku yg melihat dan mendengar semua itu tak kuasa menahan tangis, dengan langkah mantap kuhampiri sahabat yg sudah ku anggap seperti adikku itu.
Tanpa berkata kuraih pundaknya untuk menguatkannya, dan aku ikut menatap batu nisan yg bertuliskan nama mama bondan. Bondan menatapku sebentar lalu berbalik menangis sendu kembali di atas makam orang tuanya itu. Aku yg paham betul dengan kejadian dan keadaanya mulai berkhayal.
SEANDAINYA.....
°~°
"Widih romannya udeh jadian lo ama pitri" ledekku kepada bondan.
"F I T R I, fitri. Bukan pitri, sembarangan aja lo ngeganti nama orang"
"Buseettt, segitunya lo cil. Pajak lah" aku menagih pajak jadian terhadap bondan
"Siap ntar malem kita keluar kota aje, sekalian gue ngajak jalan doi"
"Siap, sik asik sik asik bakal jejalan gratis" ucapku senang.
"Lo yg nyetir, gue di belakang ama ayang gue"
"Njir, jual kacang atau obat nyamuk dah ini" jawabku yg bakal dikacangin dan jadi obat nyamuk selama perjalan nanti.
~~
"Ton lo tidur sendiri yakk, atau lo tanya ke room boy kali aja ada "service" nya" bondan berbisik kepadaku.
"Emang lo udah berani ngewe ?"
"Ya belom sih, grepe2 jadi lah, wkwkwk"
"Suee bett lo cil"
Mereka pun memasuki kamar di sebelah.
Setelah hampir 5 jam nyetir tak terasa badanku berasa pegel semua. Tanpa berfikir panjang aku pun rebah di ranjang lossmen ini dan menelpon untuk memesan secangkir kopi panas untukku.
Setelah kopi diantar ke kamarku, aku pun menyalakan rokokku serta menyeruput kopi hitam yg telah kupesan sembari melihat pemandangan dari jendela kamar lossmen ini.
Ditengah asiknya melamun terdengar suara yg sangat tidak asing lagi di telingaku.
"Aah yang, yang, aaaahh aaahhh. Jangan sampai masuk loh"
"Bangsat, mereka pasti lagi petting saat ini" bathinku. Semakin lama semakin keras suara mereka.
"Aaahh, enaaaakkk yang. Jangan sampai kena gigimu loh. Ntar gabisa beranak kamu kalo udah nikah sama aku" kudengar bondan berkata ke fitri. Suara itu lirih sebenarnya, namun karena suasana yg hening dan kamar yg bersebelahan, suara itu sampai secara jelas ke telingaku.
Tanpa sadar aku sudah memasukkan tanganku kedalam celana kolor yg kukenakan dan mulai mengurut si otong secara perlahan. Semakin lama semakin kencang dan akupun menikmati suara itu sambil mengocok si otong.
Lebih dari 5 menit aku sudah tidak tahan lagi ingin keluar, lantas aku bergegas ke kamar mandi dan menumpahkan pejuhku diatas lantai kamar mandi.
"Aaahhhh legaaaa..."
"Bangsat si bondan nih, dia asik2 di sepong sedangkan gue manual, mandiri lagi" gerutuku dalam hati.
Kejadian serupa sering sekali kudengar, bahkan aku sempat mengintip mereka saat dimana si Bondan mendapatkan keperawanan si fitri itu. Beruntung sekali si bondan pikirku, dapet cewek cantik, putih, dapet perawannya lagi.
Setelah moment pelepasan perawan fitri, mereka semakin gila ngewe. Tiap hari kalau fitri tidak menstruasi pasti mereka melakukannya.
Aku sebagai sahabatnya sebenernya bersyukur dengan adanya fitri di hidup bondan, karena dia berhasil membangkitkan kembali bondan yg jatuh, menguatkan kembali si bondan yg rapuh, dan menghidupkan kembali bondan yg mati bersama kekasihnya si mutiara. Mutiara si bidadari kecilku. Yah almarhumah mutiara, adikku.
Namun begitu, aku sebagai sahabatnya juga khawatir melihat.......
°~°
"Makasih ton udeh jengukin mama" bondan menyadarkanku dari lamunan itu.
"Eeh, iya ndan. Gue juga kangen ama mama arum. Mama arum pasti bahagia di surga sana" balasku kepada bondan.
Tiing....
Suara hp ku berbunyi petanda ada WA masuk. Kubuka ternyata dari Sindi.
Sindi :
"Bang, lo berangkat kan lawan madura ?"
Gue :
"Iye, kenape tuh ?"
Sindi :
"Gpp, bareng ama dia yakk ?"
Gue :
"Kok lo tau ?"
Sindi :
"Dari status WA lo bang"
Oh iya lupa, kan aku tadi ngepost poto aku sama si kancil pas di perjalannan tadi yakk. Pesan dari sindi pun hanya ku baca tanpa aku balas.
"Yuk balik" ajak bondan.
Aku hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang.
Tiba-tiba hp ku berdering, setelah kulihat layar ada nama sindi, ku abaikan telpon tersebut. Tak berselang lama dia nge-WA, dan aku cukup terkejut membaca pesan dari sindi. Tanpa pikir panjang aku perlihatkan pesan tersebut kepada bondan. Bondan hanya menimpali dengan senyuman dan anggukkan mantap.
"Lo jangan lupa beli obat kuat dulu, biar kagak ngecewain dia besok" bondan mulai meledekku.
~to be continue~
Terakhir diubah:
bukan_gigolo
Semprot Baru
Wkwkwk, maaf baru selesai ngetik.
Mohon bimbing daku yg newbie ini hu, saran dan kritik akan sangat membantu.
Semoga sehat dan sukses berkelanjutan.
Hernandez96
Pertapa Semprot
- Daftar
- 21 May 2016
- Post
- 4.861
- Like diterima
- 1.506
Nama ny ke balik" gan, jadi agak bingung bacanya, menarik ceritanya, di tunggu next ny gan..
gandos2015
Tukang Semprot
numpang bikin tenda dimari om ts. thx upx
AvoluTiioN
Guru Semprot
- Daftar
- 29 Jan 2017
- Post
- 666
- Like diterima
- 448
Izin parkir dulu om suhu
kulonubie
Semprot Holic
Apa nubie yg salah baca..kok kayaknya beerapa kaki ketuker tuker namanya deh..
Maaf kalo ternyata mata nubie yg salah
Maaf kalo ternyata mata nubie yg salah
rahman_vandorm
Pendekar Semprot
Bookmark om,
Keep update.......
Keep update.......
Robysuryadi
Semprot Baru
- Daftar
- 13 Jul 2017
- Post
- 45
- Like diterima
- 1
Tndai om.. ceritanya bagus
Similar threads
- Locked
CERBUNG - TAMAT
Masa Lalu Kang Ojol <NIKUNG IS LIFE> [Real]
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
