Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lembaran Hidup Si Kancil

Sarang burung diatas pohon
Sang anak rindu pada ibu
Sambil memohon suhu berkenan
Ijinkan hamba untuk memantau
 
Mohon maaf buat para reader, karna kesibukan dan kendala waktu, cerita ini jadi sdikit trbgkalai.
Mohon bersabar thread selanjutnya masih dlm tahap pengetikan.
Paling lambat 2 hari sudah update.
Terimakasih, semoga sehat dan sukses berlelanjutan.


siap ditunggu kelanjutannya suhu...
sukses dan sehat selalu yak
 
"inget pesan mama, jangan pernah kecewain wanita yg mencintaimu mas. Saat ini mungkin mama adalah wanitamu, tapi kala suatu hari kamu menemukan sosok wanita yg mencintaimu dengan ketulusan dan apa adanya, jaga dia sebaik-baiknya. Sekarang lakukanlah sayang, kamu adalah duniaku".





........"COMING SOON"........
 
"inget pesan mama, jangan pernah kecewain wanita yg mencintaimu mas. Saat ini mungkin mama adalah wanitamu, tapi kala suatu hari kamu menemukan sosok wanita yg mencintaimu dengan ketulusan dan apa adanya, jaga dia sebaik-baiknya. Sekarang lakukanlah sayang, kamu adalah duniaku".





........"COMING SOON"........
Mantap suhu..ada update kah hari ini suhu.?
 
Bimabet
PART 3 : Kamulah Wanitaku



#2008


Maaaassssss.....makan dulu ayuk"

"Bentar mah, lagi ganti baju"

Teriakan seperti ini hampir setiap hari terjadi tatkala jam makan malam tiba, beliau adalah mamahnya bondan, Arum Mulya Sari.
Sosok ibu yg sangat sempurna menurut bondan, wanita cantik, tangguh, perhatian, walaupun terkadang sifat "idealis"nya muncul kala sedang mempertahankan pendapat yg menurutnya benar.

"Loh, papa mana mah ?"
"Kok enggak ikut makan ?" Bondan bertanya pada mamanya tatkala di meja makan tidak dijumpainya sang ayah.

"Papa mu lagi ada urusan pekerjaan di luar kota, mungkin 3-4 hari.
"Jadi malam ini enggak bisa makan malam bareng kita ?" Arum menjelaskan keberadaan suaminya kepada sang anak.

"Waaah, keluar kota lagi yah"
"Belakangan ini papah jadi enggak asik, jarang ada di rumah". Bondan terlihat kesal terhadap papanya.

"Kok gitu ngomongnya ?"
"Kan papah kerja juga buat kita sayang, buat sekolah kamu, masa depan kamu juga". Arum mencoba menjelaskan terhadap putranya.

"Hmm, iyadeh"

"Oh iya, sekarang mas kan udah naik ke kelas 6. Harus belajar lebih giat lagi ya mas, biar lulus dan juara lagi"

"Iya mah, kan PS nya mas juga udah di jual sama mama. Mas janji bakal rebut lagi juara 1 umum, asaaaaalllll...."

"Asaaallll ?"

"Asal ada hadiahnya, heee" jawab bondan sambil nyengir ke mamanya.

"Iya mama janji bakal ngasih hadiah kalo mas bisa jadi juara umum lagi"

"Ok deaallll".

"Deal".


2 catur wulan pun tak terasa sudah terlalui, tidak ada kejadian istimewa selama itu. Hanya saja kehadiran sosok ayah semakin jarang ditengah2 kesibukan bondan dan mamahnya.


POV BONDAN

Semakin hari papa semakin sibuk, entah apa yg membuatnya jarang sekali terlihat di rumah. Bahkan beberapa minggu yg lalu sempat kudengar percekcokan antara mama dan papaku, tak lama berselang papa menyinggung prihal kesediaanku untuk ikut pindah bersamanya selepas aku lulus dari bangku sekolah dasar. Tak tahu kenapa aku mulai merasa adanya kejadian aneh dan akan terjadi sesuatu hal yg besar di kemudian hari akibat dari pertikaian mereka, tak urung hal ini membuatku merasa tak nyaman di rumah dan hal tetsebut berdampak besar terhadap kualitas belajarku, baik di sekolah maupun di rumah. Terbukti, aku yg 2 caturwulan sebelumnya dapat menyabet juara 1 umum di kelas 6 kembali, namun pada caturwulan terakhir malah jauh merosot. Bahkan aku tidak masuk dalam list sepuluh besar juara umum dari 5 kelas yg ada. Beruntungnya aku masih dinyatakan lulus dari serangkaian ujian yg ada.

"Enggak kerasa ya mas kamu udah mulai remaja sekarang, sebentar lagi kamu masuk SMP terus kenal sama cewek, makin jarang bisa bareng mama lagi, belum lagi kalaauuuuu..." Terlihat keraguan mama untuk melanjutkan omongannya.

"Mama ngomong apa sih, semua ga bakalan terjadi kok. Bondan janji bakal selalu bareng mamah, bakalan nemenin mamah, dan bondan enggak bakalan pacaran dulu. Apalagi papah sekarang semakin jarang pulang. Tapi tenang mah, masih ada bondan". Ucapanku barusan setidaknya sedikit memberi ketenangan kepada mamaku.

"Dan kalaupun aku disuruh pilih mau tinggal bareng mamah atau papah, aku akan pilih tinggal sama mamah kok. Bondan udah tau kok kalau sebenernya.......hiksss...sebenernya mamah sama papah udah bercerai kan ?" Tak kuasa aku menahan isakku ketika mengucapkan kalimat terakhirku.

"Haaaahhh, kamu sudah tau mas ?"
"Mas tau dari siapa ?"

"Iya mas sudah tau kok mah. Kemarin pas papah di rumah dan mas pinjam hp nya papah, sengaja mas buka semua pesan yg ada di hp nya papah. Termasuk chatt dari "surgaku", dan beberapa bulan terakhir sebenernya mas sering pergi ke tempat temen, dan mas tanya soal semua yg bondan denger ke kakaknya temenku mah". Tak tau ide dari mana kala itu aku yg masih kanak-kanak justru mencari teka-teki dari kejadian yg ada, bahkan kedewasaan sedikit terlihat saat aku menyikapinya.

"Maaasss, maafin papah sama mamah yah....hiksss...."


Lantas aku beranjak dari sofa tempat aku dudukku dan langsung menghambur ke pelukan mamaku.
Terhitung saat itu aku nyaris hidup berdua dengan mamaku, papaku hanya sesekali menemuiku, itupun di depan gerbang sekolahku.
Dengan kejadian itu, apakah aku membenci papaku ?
Tentu aku membencinya, sangat sangat membencinya. Tidakkah dia memikirkan mamaku, terutama aku sebagai darah dagingnya. Biar bagaimana juga tidak ada istilah "mantan anak". Namun sebisa mungkin aku menahan amarah dan kebencianku karena mama lah yg memohon padaku untuk tidak membenci beliau, walaupun keadaan finansial kami jauh dari kehidupan sebelumnya yg serba ada dan berkecukupan.


2 tahun yg sangat berat bagi kehidupanku dan mamaku pun tak terasa terlewat sudah. Kini kami memiliki 2 "warung kelontong" yg sudah lumayan besar. Bahkan kini aku mulai merintis sebuah usaha si bidang pengelolaan limbah.


"Selamat ulang tahun jagoan mama"
Oups, aku baru menyadari hari itu adalah hari ulang tahunku yg ke 16. Aku bahkan sampai lupa karena beberapa tahun terakhir tidak ada perayaaan ulang tahun, baik ulang tahunku atau mama.

"Ya ampun mama, aku aja sampai lupa loh"

"Maafin mama ya, 3 tahun ini ulang tahun mas gak pernah lagi dirayain. Tapi bukan berarti mama lupa dong, kan tetep ada ucapan selamat walaupun tanpa kue tart"

"Hehehe, iya mah. Bondan paham kok"

"Hmmm, oh ya mama ada hadiah buat mas". Mama menyerahkan 2 buah hadiah kepadaku, yg 1 terbungkus dalam kotak kecil, sedangkan yg satunya dibungkus sebuah amplop putih.

"Makasih mama". Ku peluk mamaku sebagai bentuk rasa terima kasih.

Sebuah jam tangan dan 2 tiket pesawat menuju singapore dan malaysia lah isi kedua kado dari mamaku.
Setelah perayaan sederhana itu, aku memutuskan untuk tidur berdua dengan mamaku. Tanpa ada niat dan maksud apapun melainkan aku hanya ingin menghabiskan sisa malam bahagiaku bersama mamaku, tidur dipelukan mamaku, dan mencium bau ketiak harum mamaku sepuasnya sebelum kantuk menyapa. Yah biarpun bagaimanapun bentuk kenakalanku diluar rumah, aku tetaplah anak mami ketika berada di dalam rumah berdua dengannya. Seakan aku saat itu memiliki 2 buah sisi yg berbeda.

"Kamu udah segede ini masih aja kolotan mas ?"

"Mamah gak suka yah ?"
"Maaf". sambungku.

"Siapa bilang mama gak suka, mama suka kok".
"Bahkan mama bahagia punya anak kayak kamu mas, apalagi akhir2 ini kita bisa menghabiskan waktu bersama. Kadang sebagai anak-ibu, kadang sebagai teman, kadang juga kayak orang yg lagi pacaran. Hehehehe"

"Bondan juga bahagia mah, andai saja mama bukanlah mama bondan. Pasti bondan bakalan jadiin mama istri bondan".

"Ada-ada aja kamu mas. Ntar dibilang tante nikah ama berondongnya dong".

"Mungkin umur mama hampir kepala 4. Tapi asal mama tau, mama gak kalah sedikitpun dari anak muda atau gadis-gadis diluar sana kok. Bahkan mama lebih cantik dari mereka, makanya bondan suka".

"Isss udah bisa gombal anak mama yah".
"Emang apa sih yg kamu suka dari mamamu ini mas ?"

"Yee, orang mas serius dikata gombal"
"Ya semua yg ada di mama bondan suka, apalagi ini, hmmmmmm" lantas aku memajukan wajahku dan mencium ketiak mama.

"Issss, abis lama-lama ketiak mama kamu ciumin sama kamu jilatin mas"

"Haruuummmm"

"Makasih ya mas, udah nemenin mama selama ini. Nepatin janji mas buat ga pacaran walaupun mama tau mas doyan banget berantem diluar rumah, buat onar juga. Kurang kurangin ya mas".


Lantas mama mencium keningku. Namun tak berselang lama mama kembali menciumku, tapi tidak di kening melainkan dibibirku. Jujur aku tak tahu harus berbuat apa, karena ini adalah ciuman pertama bagiku.
Perlahan namun pasti insting menuntunku untuk membalas lumatan mama pada bibirku. Aku pun mulai membalas ciuman mama dengan melumat bibir bawah mama, sedangkan mama melumat bibir bagian atasku.

"Sebenernya ini salah mas, tapii..." Mama menggantung ucapannya kala itu.

"Tapiii ?" Tanyaku penasaran.

"Jujur mama gak tau perasaan apa ini, yg jelas mama nyaman banget dekat sama mas, dan mama juga sayang banget sama kamu mas. Bahkan setelah mama fikir-fikir lagi, perasaan ini adalah perasaan seorang perempuan kepada seorang lelaki, perasaan seseorang terhadap kekasihnya....."

"Ssssttttt" aku menghentikan ucapan mamaku karena aku melihat kala itu mama hampir menangis.
"Bondan juga sayang sama mama, sangat sangat sayang. Jadi jangan pernah salahkan diri mama sendiri, apapun itu kata orang diluar sana, bondan gak akan peduliin selama aku sama mama bahagia".

Setelah aku mengucapkan kalimatku, lantas aku memajukan wajahku untuk kembali mencium mama, bibir manis mamaku lebih tepatnya. Mama pun tak menolak sedikit pun, bahkan kali ini ciuman kami lebih panas dibandingkan dwngan sebelumnya. Dan sekali lagi insting menuntunku untuk menggerakkan tangan ke dada mamaku, dan lagi lagi tak ada penolakan sedikit pun dari mamaku, bahkan tangannya ikut meremaskan tanganku ke dadanya. Mungkin nafsu syahwatlah yg berbicara disini.
Perlahan aku menurunkan tanganku ke ujung baju tidur yg dikenakan mama berniat untuk menarik lepas baju itu. Kali ini mama sedikit menahanku.

"Masss...kamu mau ngapain ?"

"Maafin aku mah, mas terlalu kebawa suasana. Dan jujur bondan cuma pengen lakuin ini sama mama, dan mama adalah satu satunya wanita bondan, dunia bondan".

"Oke, sebelum semua itu mas lakuin, mas harus janji dan pegang omongan mama".

"Iya bondan janji, emang apa pesan mama ?"

"Pesan mama, jangan pernah kecewain wanita yg mencintaimu mas. Saat ini mungkin mama adalah wanitamu, tapi kala suatu hari kamu menemukan sosok wanita yg mencintaimu dengan ketulusan dan apa adanya, jaga dia sebaik-baiknya. Sekarang lakukanlah sayang, kamu adalah duniaku".

Aku hanya menjawab ucapan mama dengan anggukan sembari mengacungkan jari kelingkingku khas orang berjanji. Dan setelah itu mama sendiri lah yg menanggalkan baju tidurnya beserta bra pink yg dikenakannya. Lalu mama kembali menciumku sesaat lantas membimbing kepala ku ke payudaranya. Lagi dan lagi insting mengatakan agar aku melumat kedua payudara mama, dan aku pun melakukannya.
Perlahan ku dengar nafas mama semakin memberat, dan tak lama berselang desahan demi desahan pun terdengar kwluar dari mulut mamaku. Aku yg baru pertama kali melihat dan merasakan payudara perempuan pun tak menyinyiakan kesempatan itu. Ku lumat payudara mamaku sebelah kanan tepat diujung putingnya, dan payudara satunya pun ku remas secara perlahan dengan tanganku. Itu ku lakukan secara bergantian kanan dan kiri secara berulang-ulang.
Ditengah kenikmatan yg sedang terjadi terdengar bunyi hp mama yg menandakan adanya telpon masuk. Mama pun memintaku untuk menghentikan lumatanku pada payudaranya. Lalu ia mengangkqt telpon tersebut. Kurang lebih lima menit aku menunggu mama yg sedang menelpon.

"Udah mah ?"

"Heem, yaudah yuk tidur" ajak mama.

"Tapi mah...."

"Udah sekarang kita tidur dulu ya sayang, kan masih ada hari-hari esok. Mama mau melakukannya secara perlahan sama kamu mas, mama mau kamu melakukannya tidak hanya dengan nafsumu, tapi juga perasaan juga"

"Perlahan bagaimana sih mah ?"
"Bukannya tadi kita audah melakukannya ?".

"Udah jgn banyak tanya, nanti juga bakal ngerti kok maksud mama. Asal mas mau nurut apa kata mama"

"Iyadeh mas nurut kata mama"

"Nah ini baru anak mama, muaaacchh"

Malam itu pun tak ada kejadian lebih dari itu, hanya sekedar itu. Dan kala itu pun aku tak mengerti dengan apa yg dikatakan mamaku. Namun semua itu aku pahami saat kami tengah berlibur ke malaysia.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd