Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Maraton baca 1&2
Bacaan keren walau konflik gak begitu kompleks
tapi dibangun perlahan da runtut sampai puncak
Dan luar biasa bisa update tiap hari tanpa menunggu reply

Makasih bro
 
Selamat petang dan malam untuk momod, pertapa, pendekar, guru besar, tukang, senpai, master, guru, suhu, holic, addict dan para suhu-suhu terhormat. Semoga selalu sehat, sukses dan bahagia..
 
Mulustrasi...


Aiko Nakazawa




Deandra Handayani




Teh Yeti




Winda





Lanjut lagi ya suhu...




*Chapter tiga puluh sembilan, hari ke dua belas



•••©©©•••


Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu

Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga

Biarpun Bumi Bergoncang
Kau Tetap Indonesiaku
Andaikan Matahari Terbit Dari Barat
Kaupun Tetap Indonesiaku

Tak Sebilah Pedang Yang Tajam
Dapat Palingkan Daku Darimu
Kusingsingkan Lengan
Rawe-rawe Rantas
Malang-malang Tuntas

Denganmu ...

Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu

Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga

Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Nada Laguku, Symphoni Perteguh
Selaras Dengan Symphonimu

Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga


~~~©©©~~~


Pagi itu aku bangun dengan segar. Kami pulang dari panggung pas tengah malam. Ikut menumpang mobil Ridwan. Mobil innova nya jadi penuh berisi 10 orang. Aku, Aiko, Neng, Teh Yeti, Ridwan, Winda, kakek, nenek, kakek Nana, aki Tama. Hehehe, full untung tidak terlalu jauh. Sepanjang sisa malam itu di panggung, Aku, Aiko, Teh Yeti dan mas Surya menonton wayang golek. Cerita yang banyak pesan moral itu sangat menarik, dibumbui guyon segar kadang menggunakan bahasa kekinian. Aiko sangat interest tertarik, sedikit pun tidak ada tanda lelah diwajah nya.

Mas Surya terlihat beberapa kali mencoba mengajak bicara teh Yeti, di jawab dengan baik oleh dia. Tapi saat diajak sedikit memisah teh Yeti enggan, dengan alasan tidak enak sama yang lain. Terpaksa nonton berkumpul dalam suatu kumpulan kursi.

Teh Yeti ikut bermalam di tempat Neng, aku dan Aiko ke rumah kakek. Ridwan pertama mengantar kakek, nenek, Aku dan Aiko dulu. Lanjut ke Aki Tama, Neng dan Teh Yeti. Terakhir dia mengantar kakek Nana. Winda? seperti nya ia ikut Ridwan lagi balik ke rumah kakek. Dia ada kamar sendiri sih. Kasihan Ridwan, pasti lewat tengah malam baru sampai rumah.

Ini hari ke dua belas, atau dua hari sebelum aku balik jakarta.

Aku bangun pagi, sekitar pukul 8.00 pagi, suatu waktu cukup telat dari biasanya. Aku sudah temukan Aiko, Winda dan Nenek sibuk di dapur. Ridwan masih mimpi indah. Kang Dedi sudah asyik mengobrol dengan kambing nya, kakek tidak terlihat. Hadeh, berarti aku bangun nomer dua paling telat.

"Selamat pagi nek, selamat pagi Winda, selamat pagi Dek.. wah, maaf bangun telat iyeuh..."

"Iya, santai ya cu.. "

"Muhun nek.. "

"Mas, aa Ridwan belum bangun yah?"

"Belum Win, masih peluk guling tuh. Mimpi indah kali dia masih. Mimpiin siapa yah?"

"Hihihi.. mimpiin aku lah..."

"Sepertinya, mukanya kadang senyum sendiri gak jelas. Kayanya ingat hal yang indah-indah, sampe pintu di ketok-ketok, diteriaki salam eh gak ada jawaban. Padahal mobil nongkrong di depan, kok manusia raib yah.. hehehe.."

"Eh... itu... eeee... mungkin aa Ridwan nya tidur kali, kecapean mereun.. tapi gak denger apa-apa sih kemaren teh.." jawab Winda gugup, mukanya merah ranum.

Aiko melihat ku, dan melotot kan matanya yang sipit.

"Hah?? Kemarin? Kan kayanya aku gak bilang kapan nya deh. Waktu nya kan aku gak ngomong.. kok jadi kemarin yah..??"

"Abang, mandi gih.. sebentar lagi kita breakfast." kata Aiko menyelamatkan keadaan..

"Iya lah.. oke."

Aku segera mandi, selang 15 menit, aku selesai. Aku kekamar, aku lihat di hp ada notifikasi sms masuk. Aku buka, dari Neng. Dia ajak aku dan aiko ke rumah teh Yeti yang di palabuhan ratu. Main sambil menjenguk anak teh Yeti yang besar. Sudah umur 5 tahun, yang bayi 1.5 tahun di ibu mantan mertua nya di cibadak juga. Aku jawab, aku tanya sebentar ke aiko.

Aku keluar kamar, Ridwan sudah bangun langsung ngacir ke kamar mandi dia. Sambil makanan di sajikan dan disusun di meja, aku nimbrung dan tanya sama Winda ada acara apa hari ini? Dia jawab nggak ada, hanya di rumah. Aku, kakek, nenek, Aiko , dan Winda sudah duduk. Ridwan menyusul semenit kemudian.

Kami sarapan dengan penuh sukacita. Heh, ada hal yang cukup menarik. Para wanita melayani pasangan nya masing masing. Hihihi... lalu aku infokan ajakan dari Neng tadi ke hape aku. Ternyata di respon bagus sama Ridwan. Dia juga mau main ke sana. Belum pernah katanya, walau dia orang cibadak, main sampai palabuhanratu belum pernah dia. Wah, aku saja bukan orang asli sini sudah dua kali. Saat SMA dan kuliah awal-awal. Yah kadang begitu, kita yang dekat belum tentu pernah datang, orang yang dari jauh malah sengaja datang mau kunjungi tempat yang ada di daerah kita. Kaya Aku, walau aku orang Jakarta, sekalipun aku belum pernah menginjakkan kaki di puncak monas, paling dalam dan jauh hanya di dalam perutnya. Paling sering ya dipelataran nya. Kalau kita datangi juga, pasti yang banyak disana adalah pengunjung dari luar kota, orang jakarta sendiri kalau di tanya, Ah itu mah gampang lah, nanti nanti aja, deket ini. Akhirnya sampe sekarang dan seterus nya mungkin gak akan jadi naik itu. Persis sama kaya aku.. hahaha..

Aku kabari Neng, bahwa disini aku, Aiko, Ridwan dan Winda juga ingin ikut. Dengan innova nya Ridwan..

Kami minta izin tentu sama kakek dan nenek, mereka izinkan. Karena memang kami juga sudah lowong, tidak ada kerja atau tugas lagi.

Setelah beberes, dan siap dan malah bawa bekal segala, jam 9.00 kami meluncur ke rumah Neng. Jam 10.10 kami sudah berangkat ke palabuhan ratu. Karena posisi kami yang lebih dekat lewat jalur utama, kami langsung ikuti saja, sampai simpang ke cibadak arah polsek, belok kiri ke palabuhantratu. Kami masing total 6 orang di mobil. Ridwan-Winda di depan, Aku-Aiko di tengah, Neng-Teh Yeti di belakang. Dasar memang para wanita, jalan deket pun, bawaan nya banyak. Hah.. kata nya bawa baju ganti segala. Teh Yeti tadi menyempatkan diri di simpang jalan utama berhenti membelikan oleh-oleh untuk anak nya. Yah, kasih sayang seorang ibu memang. Aku tanya, mau pulang langsung atau gimana? teh Yeti ajak tinggal paling tidak 1 malam katanya, sebab senin dia sudah kerja lagi. Aku awal nya keberatan takut jadinya menyusahkan atas kehadiran kami, tapi teh Yeti bilang untuk makan dan tidur cukup kamar, asal ya sederhana kata dia. Kami gak terlalu masalahkan kamar nya, disana takut merepotkan aku jawab. Tidak.. tidak.. tidak repot jawab teh Yeti. Yah paling lambat besok pagi harus kembali ke cibodas herang, ayah dan ibu ku mau datang besok.. ini waktu liburan terakhir memang sebelum bertempur dengan buku, diktat dan angka-angka untuk persiapan sidang akhir..

Satu jam lima belas menit, jalan santai saja, kami masuk kota palabuhan ratu. Terus arah mesjid besar, lurus ke arah pelabuhan nusantara. Belok kanan depan pasar arah pantai citepus. Sampai depan pantai, dari jalan utama, berbelok ke kanan sedikit sekitar 3 rumah, kami tiba di pekarangan sebuah rumah cat putih permanen, halaman lumayan luas. Dihalaman berjejer ikan-ikan yang sedang di jemur. Rumah ini dekat ke pantai citepus, hanya berjalan kaki sudah bisa, menyebrang jalan utama sudah masuk area pantai. Hah, perbedaan suasana. Mantap. Jika kemarin 12 hari aku di desa di tengah daratan, saat ini masuk desa pinggir pantai, jelas kehidupan berbeda. Kami turun, dan teh Yeti segera menuju rumah yang pintunya terbuka. Saat mobil masuk, seorang ibu keluar ingin melihat siapa yang datang. Setelah melihat teh Yeti turun, segera menghampiri ibu itu yang berumur akhir 40 an kira-kira dan salim padanya. Kami juga ikut salim satu persatu.

"Ibu, ini teman nya Yeti di tempat kerja, dan ada juga teman dari jakarta dan ini, adik angkat Yeti, nama nya Neng." teh Yeti mengenalkan kami secara umum.

"Oh iya, selamat datang nak semua. Iya ini kaya gini tempat nya. Orang desa."

"Terima kasih ibu, kami merepotkan jadi nya.."

"Ah tidak, ibu senang. Udah lama rumah ini sepi, disini hanya berdua saja sama Robi, anak nya Yeti. Ayah nya Yeti sudah lama meninggal."

"Robi kemana bu?"

"Paling ulin ke pantai. Sebentar ibu panggil. Ayu masuk dulu. Jangan malu-malu."


Kami masuk, teh Yeti segera buatkan minum. Cuaca pinggir laut jelas beda dengan cuaca di pegunungan. Disini udara terik, apalagi tengah hari seperi sekarang. Kami ingin segera mengganti pakaian kami menjadi lebih santai. Teh Yeti segera menunjukkan kamar. Rumah ini ada 3 kamar. Yang dipakai hanya satu, untuk ibu teh Yeti dan Robi anak nya.

Jadi aku dan Ridwan satu kamar, Neng, Winda dan Aiko satu kamar, teh Yeti akan satu kamar dengan ibu nya dan anak nya.

Tak lama muncul seorang anak lelaki, langsung menghambur dan salim sama teh Yeti. Teh Yeti memeluk dan mencium anak nya. Lalu mengenalkan kami semua. Walau hidup di tepi pantai, anak teh Yeti terlihat bersih. Teh Yeti memberikan oleh-oleh berupa baju dan sepatu juga tas. Karena katanya tahun ini mau masuk TK. Senyum cerah khas anak menghiasi wajah nya. Teh Yeti bilang sudah satu bulan tidak bertemu anak nya. Kangen katanya.

Setelah itu kami makan siang. Makan sederhana plus bekal yang kami bawa, kami makan dengan lahap. Sepertinya Aiko tidak ada masalah dengan makanan ternyata, tidak seperti yang aku khawatirkan semula. Setelah makan dan istirahat, kami rencana ingin jalan-jalan di pantai. Tapi teh Yeti tidak ikut, ia ingin berdua dulu dengan anak dan ibu nya. Oke lah, kami tidak ingin ikut masuk urusan keluarga nya. Kami sudah ganti baju. Aku pakai kaos oblong biru dan celana hawaii pendek. Aiko pakai kaos tipis merah muda, topi, selendang dan juga celana pendek bercorak cerah. Neng dengan kemeja kuning tipis dan celana 3/4 nya. Winda dan Ridwan, kompak dengan kaos biru dan celana batik kuning.. samaan. Beli dimana dia si kunyuk...

Aiko membawa sun block ternyata, dia berbagi dengan Neng.. aku, gak dikasih. Biarin hitam, tambah macho kata nya. Aku yah oke aja..

Kami berjalan ke pantai citepus.. hah, masih panas. Tapi nama nya liburan.. cuek lah..

Aku, Aiko dan Neng berjalan bersama. Ridwan dan Winda segera menyusul katanya karena Ridwan sedang di toilet tadi. Kami sampai di pantai, sepi karena masih siang, agak sore nanti baru akan ramai sebab mulai masuk weekend. Aku gandeng ke dua wanita ku kiri dan kanan. Banyak pasang mata jadi sirik juga, dua bidadari digandeng oleh ku, entah mereka memandang aku ini bagaimana, hah aku abaikan aja. Aku duduk di bawah pohon besar, di pasir hitam halus itu. Memandang ke samudra lepas. Aiko memphoto aku yang sedang bersila, dan kedua wanita ini selfie bersama. Lalu mereka bergabung bersama ku dan selfie ber tiga sambil kiri kanan mencium pipiku. Ku peluk pinggang mereka ber dua.

Kemudian aku tarik mereka ke laut.
Hp Aiko kedap air, dia simpan di kantung celana nya. Kami berlarian di ombak, menarik ke air. Ku peluk pinggang Neng, aku kitik pinggang nya dia meronta dan menarik lari, aku tangkap tangan aiko, aku bopong di bahu dan aku lempar ke laut. Semua gembira, hahaha.. aku sangat rindu bermain bersama ke dua bidadari ku ini. Aku senang luar biasa. Wajah kami sudah berantakan, pakaian basah kuyub, rambut kusut kena air asin. Kulit terbakar matahari. Biar terik panas lumayan menyengat, matahari menjelang sore, kami abaikan.. Aku melepas semua beban ku, kemarin kami mangalami kejadian yang sangat berat. Kami lupa dan tidak ingat kemana si Ridwan sama Winda. Ah sudah lah. Mungkin mereka juga gak mau ganggu kami. Yo wes ora opo-opo. Ini kenangan yang akan membekas di ingatan kami. Tanpa kami sadari, sepasang mata memperhatikan dari jauh. Entah sejak kapan ada disana. Mata nya sendu, dan tidak lepas dari kami bertiga. Dia di tutupi oleh tumbuhan rambat yang merambat di pagar pembatas pantai. Mata itu seperti kosong dan agak basah memerah.

Hari telah petang, kami berencana menunggu sampai sun set. Pantai yang memang mengarah ke barat ini, memang menyajikan sun set. Begitu sun set menguning, kami kembali foto lagi. Bergantian saling photo, aku dan aiko di photo neng, aku dan neng di photo aiko, neng dan aiko aku photo. Dan photo satu-satu pun kami lakukan. Nanti akan di share di medsos aiko.

Photo yang sedikit nakal pun kami lakukan, hanya sebatas photo, tidak lah, masa kami lakukan di tempat umum.

Sepasang mata itu sudah pergi. Sepasang mata yang menyiratkan kesedihan dan ketidakberdayaan. Terakhir kami duduk bertiga di pasir menghadap sun set. Aiko dikanan ku memeluk tangan kanan dan Neng di kiri juga membekap tangan kiri ku. Aku kecup pipi ke dua gadis ini bergantian. Lalu ke dua nya menyandarkan kepalanya di bahuku.

Sambil melihat sunset, aku bicara..

"Sayang, aku sangat senang sekali hari ini, aku bahagia bisa menghabiskan waktu yang sebentar ini dengan kalian berdua. Mungkin moment seperti ini akan lama lagi kita dapat kan. Aku sudah berkomitmen pada diriku sendiri untuk tidak menyentuh kalian jika belum resmi menjadi istriku yang sah. Karena aku percaya pada yang nama nya komitmen dan saling percaya. Tidak perlu harus membuktikan rasa sayang dan cinta dengan harus mengorbankan kehormatan diri. Justru akan sangat berarti saat kita bisa menjaga penuh kepercayaan itu. Aku mengakui, aku tidak dan bukan orang yang sangat suci. Aku pun pernah dan sudah pernah melakukan sex sebelum nya. Tapi itu masa lalu ku, dan kami melakukan hanya karena kesenangan belaka dan karena janji ku pada seseorang yang harus aku tepati saat itu. Tapi itu sudah lewat dan aku tidak akan mengingat lagi. Buat kalian berdua, jika kalian juga sudah pernah melakukan nya, ceritakan lah secara terbuka, dan akan kita mulai perjalanan cinta kita secara serius mulai dari hari ini. Aku tidak akan main-main dan menganggap kita hanya pacaran biasa, tidak, aku sudah menganggap kalian adalah nyonya ku, tempat sandaran hidup ku, ibu dari anak ku dan pelabuhan cinta ku. Mulai besok, orang tua ku akan datang ke rumah Neng, tanda keseriusan ku, aku tidak pernah berhubungan dengan wanita yang tidak serius, karena sejak dulu aku sangat sulit mencari pasangan ku, kalian berdua pasti tau penyebab nya, karena bakat yang kita miliki bersama. Kita mempunyai energi itu, maka nya aku sangat selektif mencari pasangan ku. Sebab jika tidak, akan menyakiti pasangan kita tentunya."

"Abang, Aiko duluan bicara yah. Aiko hidup dari negara maju, negara liberal dan bebas. Dimana sex dan hubungan bebas adalah hal yang lumrah. Justru jika ada yang sudah seperti aku ini, hampir 20 tahun tapi masih virgin, tentu jadi bahan olok-olok hampir semua teman. Artinya kita disamakan dengan perempuan sangat buruk rupa, buruk sikap, dan buruk keuntungan nya. Sehingga tak ada lelaki yang mau dekati. Itu sudah Aiko alami abang, tapi Aiko sangat terkejut waktu abang tidak mau menggauli Aiko di hotel itu. Aiko kagum, justru abang bilang suruh jaga sampai waktu nya tiba yaitu pernikahan kita. Aku sangat bangga bang, aku merasa sangat dihargai sebagai wanita. Mulai detik itu, aku berjanji, virginitas ku hanya untuk abang, masalah abang sudah pernah melakukan nya sebelumnya, Aiko tidak terlalu mempermasalahkannya, karena itu terjadi sebelom kita terikat resmi. Tapi saat kita menyatakan diri kita terikat dan di saksikan pihak lain seperti janji pertunangan apalagi menikah, adek mau abang juga komit jaga kesucian abang buat aku. Itu yang aku minta."

Diam sejenak, lalu Neng bicara

"Neng sadar, sejak dulu Neng sulit bergaul. Apalagi dengan lawan jenis. Sejak ibu meninggal saat usia aku 7 tahun, aki mengambil alih mengurus aku. Aku diajari aki kemampuan nya, karena kata aki, aku mewarisi tenaga dari diri aki. Aku diajar untung membela diri dan agar lebih percaya diri kalau aku punya sesuatu yang lebih dari orang biasa. Aku tumbuh di lingkungan panti, jarang berhubungan jangka panjang dengan orang luar. Saat aku SMK, ada yang ingin mendekati aku, tapi aku tolak saat ia mengutarakan perasaan nya. Aku hanya menganggap nya teman tidak lebih. Dan saat aku kuliah pun aku menutup diri, karena aku tidak percaya diri dengan status dan keadaan ku. Aku anak istri siri, aku anak yatim piatu, tidak punya harta yang dapat sedikitpun aku banggakan, bisa kuliah adalah anugrah buat aku. Aku hanya berharap, status aku jelas ama aa, aku gak mau seperti ibu. Kalau untuk aa, percaya lah Neng cinta mati ama aa, aku gak akan khianatin aa. Dan aa juga kalau memang aa masih ada mencintai wanita lain nanti nya, buat Neng pribadi masih bisa terima, asal aa tau syarat nya. Karena aku pun anak dari istri ke dua tapi ternyata aku pun di terima dan disayangi sepenuhnya. Oleh ibu mas Surya dan mas Surya sendiri. Dan aku merasa juga memiliki hak akan ayah yang sama. Itu kalau dari Neng aa"

"Aku lega sayang, kalian berdua sudah bicara apa ada nya isi hati kalian. Aku janji, akan menjaga cinta, kepercayaan dari sayang ku berdua. Diriku utuh untuk kalian. Karena aku sangat mencintai kalian."

Hari sudah gelap, dan nyamuk mulai menyerang. Aku ajak mereka pulang..

"Sayang, ayo kita pulang ke rumah teteh, kulit sudah kering, rambut juga kaku ini sayang."

Kedua wanita ku mengangguk. Laut tetap bergemuruh, pasang mulai naik. Tempat inilah saksi penyataan hati kami bertiga, saksi dari suatu komimen baru bersama. Dimana petualangan kesendirianku, petualangan kesepian ku, ternyata berlabuh pada dua hati bidadari cantik dan manis ini. Bidadari yang berasal dari latar berbeda, sangat berbeda. Tetapi bisa saling menerima dan saling berbagi. Disini, ya pantai citepus, 16 Maret 201G, kami berkomitmen mambawa hubungan kami ke jalur lebih tinggi, menuju mahligai rumah tangga yang bahagia. Rintangan pasti menghadang, cobaan pasti datang menghujam, tapi yakinlah bahwa cinta itu kan membuat mu, mengerti akan, arti kehidupan..


ARTI KEHIDUPAN

Jangan Berkata tidak bila kau jatuh cinta terus terang sajalah buat apa berdusta

Cinta itu Anugrah maka berbahagialah sebab kita sengsara bila tak punya cinta hmmmmmm

Rintangan Pasti datang menghadang Cobaan Pasti datang menghujam namun yakinlah bahwa cinta kan membuatmu mengerti akan Arti Kehidupan

marilah sayang mari sirami cinta yg tumbuh di dalam diri marilah sayang mari sirami agar merekah sepanjang hari





TAMAT


Watch "Doel sumbang arti kehidupan" on YouTube
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd