Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Luka Yang Merubahku

PART 7

KENCAN, PACARAN & KERIBUTAN


Eko Anto Baskoro


Niken Savitri

~~~***~~~


tenang dalam mengambil keputusan dan selalu berfikir positive adalah hal yang mampu membuat kita menjalani hidup dengan baik, akan tetapi sebaik-baiknya kita menjalani hidup, tetap takdir tuhan lah yang menentukan garis hidup kita.

hari ini aku sedang berada di ibu kota provinsi, sapi-sapi yang aku datang kan dari Australia sudah selesai menjalani karantina, hari ini sapi-sapi ku akan aku bawa pulang ke peternakan ku, aku berangkat ke ibu kota provinsi bersama pak bari, mas parno dan mas sudar dengan mengendarai mobil ku.

rencana membawa truck dan pick up untuk mengangkut sapi-sapi ku aku batalkan karena aku mendapat tawaran dari pihak perusahaan export import yang mendatang kan sapi untuk ku guna mengangkut semua sapi ju dengan kendaraan besar, jadi sekali angkut sudah beres tidak perlu bolak-balik ke ibu kota provinsi untuk mengangkut sapi-sapi ku.


pengangkutan menggunakan tiga truck trailer berukuran besar, karena jika menggunakan truck, satu truck hanya muat tiga ekoe sapi saja, jika di hitung-hitung menggangkut sapi dengan menggunakan tiga truck trailer kauh lebih murah apa bila di bandingkan dengan menggunakan truck biasa.

semua kekurangan biaya mendatangkan sapi dari Australia dan ongkos angkut dari ibu kota provinsi ke peternakan ku sudah aku selesaikan, semua biaya yang aku keluarkan lumayan menguras tabungan ku, namun di dalam rekening ku aku masih memiliki uang yang lumayan besar, semoga investasi besar yang aku lakukan dengan mendatangkan sapi dari Australia ini nantinya juga memberikan ke untungan besar pula kepadaku.


setelah semua sapi di naikan ke truck trailer, kami lalu berangkat pulang ke peternakan ku, perjalanan pulang dari ibu kota provinsi ke kabupaten biasanya hanya memakan waktu tiga jam dan paling lama 3,5 jam kini menjadi lebih lama karena aku harus mengikuti laju truck trailer yang tidak bisa berjalan dengan kecepatan tinggi karena sedang ada muatan nya. kami berangkat dari ibu kota provinsi jam 2 siang dan baru sampai di rumah ku jam setengah 8 malam.

begitu sampai di rumah, sapi-sapi langsung di turunkan dari truck trailer dan di masukan ke dalam kandang, aku memang meminta kepada seluruh pekerja di peternakan untuk tidak pulang dulu dan menunggu kami datang.

ketika proses menurunkan sapi dari truck ke kandang, banyak warga di sekitar rumah orang tua ku yang berkumpul dan menyaksikan, terdengar suara decak kagum dari mereka ketika melihat ukuran sapi-sapi yang aku datangkan dari Australia, karena memang ukuran sapi-sapi ini sangat besar dan kekar.

setelah selesai proses menurunkan sapi-sapi ini, aku bersama pekerja peternakan ku dan sopir truck trailer makan bersama di rumah orang tua ku, lalu saat sopir-sopir ini pamit untuk kembali ke ibu kota provinsi aku memberikan tips kepada mereka semua sebagai ucapan terima kasih ku.

sekarang aku sudah tenang, karena setidaknya aku tidak di tipu oleh pihak prrusahaan export import yang mendatangkan sapi untuk ku, sekarang aku harus mengajari pekerja ku tentang bagaimana perawatan yang baik dan benar terhadap sapi-sapi import ini.

waktu sudah menunjukan jam 11 malam, aku lalu pamit ke bapak dan ibu ku untuk pulang ke rumah ku, setelah pamitan ke bapak dan ibu ku, aku segera meluncur pulang ke rumah ku, aku harus beristirahat, karena besok ada beberapa kegiatan yang harus aku kerjakan.

pagi ini setelah lari pagi dan berolah raga, aku segera pulang ke rumah orang tua ku, sesuai jadwal, pagi ini aku harus menemui rahmat, yoyok dan adik nya yadi yang mau ikut berkerja di peternakan ku, setelah perjalanan kurang lebih 15 menit menggunakan motor sport ku, sampailah aku di rumah orang tua ku, begitu sampai di rumah aku melihat ada 4 orang yang sudah menunggu ku di depan rumah, yang tiga orang aku tau itu rahmat, yoyok dan edi adiknya yadi, tapi yang satu lagi aku tidak tau dan tidak kenal.

aku lalu mengajak mereka untuk masuk ke rumah dan ikut sarapan bersama dengan pekerja peternakan ku, awalnya mereka menonalak ajakan sarapan ku, tapi akhirnya mereka mau setelah aku sampaikan bahwa nanti ngobrolnya sambil sarapan.

setelah sarapan kami pun ngobrol bersama, dan saat ngobrol itulah aku memastikan tentang keseriusan mereka untuk berkerja di peternakan ku, khusus untuk satu satu orang yang belum aku kenal itu, aku meminta nya untuk memperkenalkan diri nya ke pada kami semua, setelah memperkenalkan diri.

"assalamualaikum, perkenalkan nama saya supriyono, saya berasal dari kabupaten P, dan saya saudara sepupu mas sudar. saya mohon arahan dan bimbingan dari rekan-rekan semua, terutama mas anto, dan saya sangat berterima kasih kepada mas anto karena sudah di terima untuk berkerja di sini. sekian dan terima kasih, wassalamualaikum..." kata supri mempeekanalkan diri, aku sedikit tertawa karena menurut ku supri ini terlalu formal dalam memperkenalkan diri

"salam kenal mas supri, untuk selanjutnya dan seterusnya, mas supri santai saja ya, jangan terlalu formal, di sini kita semua saudara dan rekan kerja. owh iya, sekalian saya kenalkan mas supri kepada rekan-rekan yang lainnya"

"ini pak bari, beliau pekerja yang paling senior disini" kata ku sambil memegang pundak pak bari

"ini mas parno, mas parno ini juga pekerja senior" ucap ku sambil menujuk mas parno

"ini, harsono dan yang di sebelahnya itu imron" ucap ku menunjuk harsono dan imron

"ini zainal" sambil menunjuk zainal

"ini yadi" sambil menunjuk yadi

"kalau yang ini gak perlu aku kenalkan pasti sudah kenal kan?" ucap sambil memegang pundak mas sudar

"sudah mas" jawab supri sambil tersenyum

"nah, kalau mereka ini rahmat, yoyok dan edi, mereka juga baru seperti kamu" kata ku

"ok, mulai hari ini kalian berempat bisa berkerja di sini, kalian akan membantu zainal dan yadi untuk mencari rumput dan nanti setelah mencari rumput kalian akan membantu pekerjaan lainnya di kandang, untuk detailnya seperti apa nanti akan di ajarkan oleh yadi, zainal dan mas sudar. sekarang silahkan kalian berangkat mencari rumput dulu"

"pak bari, mas parno, harsono dan imron nanti ikut aku ya, tak tunjukan bagaimana perawatan sapi-sapi import itu" kata ku

"siap mas" jawab mereka kompak

setelah itu mereka semua berjalan menuju kandang guna mempersiapkan semua keperluan untuk berkerja hari ini. aku lalu masuk rumah dan mengganti pakaian ku, setelah berganti pakaian aku segera menuju kandang guna mengarahkan pak bari, mas parno, harsono dan imron tentang bagaimana merawat sapi-sapi import ini. setelah aku berikan arahan tentang pemberian makanan vitamin, aku juga mengarahkan mereka untuk menyempatkan membawa sapi sapi import ini berkeliling sekitaran kandang guna menjaga agar otot-otot sapi import ini tetap kekar, atau bisa di katakan mengajak sapi-sapi ini berolahraga. aku lalu menyampaikan bahwa perawatan sapi-sapi import ini aku pasrahkan ke mereka ber empat dan mereka pun menyanggupi nya.

tak berselang lama setelah aku mengajarkan perwatan sapi import ke pekerja ku, mak parpti masuk ke kandang dan memberitahu aku jika ada tamu.

"mas anto, ada tamu di rumah" kata mak prapti

"siapa mak?" tanya ku

"kurang tau mas, kayak nya orang mau beli sapi" jawab mak prapti

"owh... iya mak" kata ku, lalu aku beranjak menuju rumah orang tua ku, setelah sampai di rumah aku melihat sepasang suami istri yang mungkin seumuran bapak ku.

"maaf pak, buk, ada yang bisa saya bantu?" kata ku setelah bersalaman

"begini mas, sebelumnya perkenalkan saya rohman, dan ini istri saya. saya baru memulai usaha rumah pemotongan hewan mas, lokasi rumah potong hewan saya di kabupaten K, dan kedatangan saya kemari untuk mengajukan kerja sama dengan peternakan mas anto" kata pak rohman

"owh begitu, kalau boleh tau kategori sapi yang seperti apa yang bapak ingin kan?" tanya ku

"nah, itu dia mas, saya kan masih baru di dunia usaha rumah potong hewan, jadi saya berharap mas anto mau membantu saya untuk menjelaskan perihal kategori sapi nya mas" kata pak rohman

"baik pak, akan saya bantu sebisa saya pak" ucap ku

"pertama, saya ingin tau pasar yang akan bapak masuki dalam penjualan daging sapinya, apa kah untuk pasar, mini market atau pembuatan bakso?" tanya ku

"untuk saat ini masih di pasar dan pembuatan bakso mas" kata pak rohman

"owh begitu, kalau begitu bapak ikut saya ke kandang dulu pak, nanti saya tunjukan sapi-sapinya" kata ku. lalu akubl mengajak pak rohman bersama istrinya untuk menuju ke kandang sapi ku. setelah sampai di kandang aku tunjukan kategori-kategori sapi milik ku, aku jelas kan jika daging sapi yang di gunakan untuk bahan bakso seperti apa, untuk pasar seperti apa dan untuk minimarket atau supermarket seperti apa.

setelah semua aku tunjukan dan aku jelaskan, pak rohman akhirnya memutuskan untuk membeli 3 ekor sapi yang ukurannya agak kecil, katanya mau di coba dulu, jadi belum berani membeli yang medium atau besar. setelah harga di sepakati akhirnya pak rohman pamit dan meminta aku untuk mengantarkan sapinya siang ini sebelum jam 1 siang. aku lalu meminta pak bari dan mas sudar untuk menaikan 3 ekor sapi pilihan pak rohman ke atas truck, setelah ketiga sapi di naikan aku mengajak pak bari dan mas parno untuk mengantarkan sapi itu ke rumah pemotongan hewan milik pak rohman.

jam 3 sore aku sampai di rumah orang tua ku setelah mengantarkan sapi ke rumah pemotongan hewan milik pak rohman. aku lalu bergegas untuk mandi, karena sore ini aku akan main ke rumah pak coko lagi, karena minggu lalu aku sudah janji untuk mengajak niken jalan-jalan, dan hari ini momentnya pas menurutku, karena ini malam minggu. kalau kata orang malam minggu malam yang panjang, malam yang asyik untuk pacaran, pacar baru baru kenalan, kenal di jalan jendral sudirman. hahaha...

selesai mandi aku langsung pulang ke rumah ku untuk berganti kendaraan dan pakain. lalu aku langsung berangkat ke rumah pak coko, sesampainya di rumah pak coko aku lalu mengucap salam, setelaha salam ku di jawab dan aku di persilahkan untuk masuk rumah, aku salim ke pak coko dan bu siti.

seperti biasa, pak coko mengajak ku mengobrol dan berbincang di ruang tamu, ini adalah kenjungan ke dua ku ke rumah pak coko, kunjungan pertama ku di minggu lalu aku hanya mengobrol dan berbincang dengan pak coko samapi malam. minggu lalu aku juga berjanji bahwa aku akan main ke sini lagi dan berencana mengajak niken untuk jalan-jalan, dan tentu saja rencana ku itu di sambut baik oleh pak coko dan bu siti.

tak lama kemudian niken keluar dan ikut duduk di sofa ruang tamu, lalu pak coko bertanya kemana aku mau mengajak putrinya jalan-jalan.

"nak rencana nya mau ajak niken kemana hari ini?" tanya pak coko

"eemmm... saya belum tau pak. hehe..." jawab ku

"lho, kok belum tau. lha apa belum di rencana kan mau jalan-jalan kemana?" tanya pak coko lagi

"hehehe... belum pak. saya nggak tau mbak niken suka nya jalan-jalan kemana, jadi saya bingung" kata ku

"owalah... bapak pikir lak sudah di rencanakan mau kemana. nggak tau nya malah masih bingung. hahaha..." kata pak coko sambil tertawa karena melihat aku bingung mau kemana

"ya wes, mau kemana saja silahkan, asal bisa mejaga diri dan jangan kelewatan. bapak memang sudah menjodohkan kalian, tapi tetap saja kalian belum sah, jadi harus tau batasan-batasan nya, bapak fikir nak anto sudah dewasa dan pasti sudah mengerti apa maksud bapak, iya kan?" lanjut pak coko

"enggeh pak, insyaallah saya tau dan mengerti maksud bapak" jawab ku

"ya wes, bapak titip niken ya nak anto" kata pak coko

"enggeh pak, siap" ucap ku saat pamit dan tak lupa mencium tangan pak coko

"buk, izin mau mengajak niken jalan-jalan" kata ku pamit dan mencium punggung tangan bu siti

"iya, hati-hati. jangan pulang terlalu malam ya nak" kata bu siti

"enggeh buk" jawab ku

lalu aku berjalan keluar rumah di ikuti niken yang juga berjalan keluar.

setelah sampai di mobil ku, aku lalu membukakan pintu samping kiri untuk niken, setelah niken masuk aku lalu berjalan ke arah pintu kanan dan masuk ke dalam mobil ku, lalu aku buka kaca mobil dan sekali lagi mengucap salam kepada orang tua niken.

aku menjalankan mobil dengan pelan karena aku masih bingung mau jalan-jalan kemana, aku belum ada tujuan sama sekali. lalu setelah beberapa saat kami saling diam, aku beranikan diri untuk bertanya ke niken.

"eemmm.... mbak niken mau jalan-jalan kemana?"

"terserah mas anto saja, aku ngikut"

"maaf, aku bingung mau kemana, karena aku nggak tau mbak niken suka nya jalan-jalan kemana"

"kemana saja mas, kan yang ngajak jalan-jalan mas anto. jadi aku ngikut aja mas"
mendengar jawaban niken membuat ku semakin bingung, aku belum pernah jalan-jalan dengan cewek, sekalipun aku pernah jalan-jalan itu pun dengan keluarga ku atau dengan teman-teman ku. kalau hanya berdua dengan seorang cewek seperti sekarang ini aku belum pernah sama sekali, apa lagi aku belum tau juga niken sukanya jalan-jalan kemana.

"mbak niken lebih suka jalan-jalan ke taman, mall atau nongkrong di rumah makan mbak?"

"suka semua sih mas"

"eemm... gimana kalau kita jalan-jalan ke mall di kota K? mau gak mbak?"

"boleh"

"ok kalau gitu"
aku lalu mengarahkan mobil ke menuju kota K, dalam perjalanan aku dan niken lebih banyak diam, karena aku masih canggung dan bingung mau mengajak ngobrol niken.

"mas, kalau sedang nyetir mas anto gak merokok ya?"

"ya, biasanya merokok sih mbak"

"kok mas anto sekarang gak merokok?"

"hehe... gak enak mbak, takut kalau aku merokok membuat mbak niken gak nyaman"

"owh... kalau mau merokok ya merokok saja mas, gak usah sungkan sama aku"

"hehehe... iya, nanti saja"

"gak apa-apa mas, aku sudah biasa kok, kan bapak kalau nyetir juga suka merokok, jadi aku udah terbiasa. lagian aku lihat dari tadi mas anto tegang banget, gak ada santai-santainya"

"hehe... maaf, emang kelihatan ya mbak?"

"iya, jelas banget malah. gak kayak pas pertama kita ketemu dulu mas"

"masa sih mbak?"

"iya mas, udah buka aja kacanya kalau mas anto mau ngerokok"
aku lalu membuka kaca mobil ku dan mulai menyalakan rokok ku.

"nah... gitu dong, sekarang jadi kelihatan mas anto lebih santai"

"hehehe..."

"mas, aku boleh tanya gak?"

"iya boleh mbak, silahkan"

"emang kenapa sih mas kalau mas anto gak ngerokok kelihatan tegang banget, tapi setelah merokok jadi kelihatan santai gitu mas? apa sih yang membedakan"

"waahh... kalau itu aku juga nggak tau mbak, padahal biasanya pas gak ngerokok aku juga santai saja mbak"

"masa sih mas? dulu pas kita jalan-jalan bareng keluarga kita, mas anto kelihatan santai kalau sambil ngerokok, tapi pas ngak ngerokok mas anto juga kelihatan tegang"

"owh... aku paham mbak, itu bukan karena aku ngerokok atau nggak ngerokok mbak"

"terus karena apa?"

"kaerena kamu mbak"

"haahh... kok bisa?"

"iya, jujur setiap aku deket sama mbak niken aku selalu gugup mbak"

"gugup kenapa mas?"

"laki-laki mana sih mbak yang nggak gugup saat deket dengan wanita secantik mbak niken"
aku lihat niken sedikit menunduk dan tersenyum, pipinya memerah mendengar jawaban ku.

"halah... gombal mas, dasar tukang gombal"

"lho, gombal gimana to mbak? aku serius lo"

"prreeett..." kata niken sambil tersenyum

tak lama kemudian kami sampai di mall kota K, aku lalu mencari parkir mobil ku, setelah dapat tempat parkir aku dan niken keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam mall.

"mbak niken mau beli apa?"

"haah... beli apa?" niken terlihat bingung saat aku tanya

"iya, siapa tau mbak niken pengen apa gitu"

"nggak mas, kita keliling aja dulu"

"ok"

lalu aku dan niken muter-muter di dalam mall, saat melihat stand kosmetik niken berhenti dan melihat-lihat berbagai jenis kosmetik. niken bertanya ke mbak-mbak penjaga stand tentang berbagai jenis kosmetik yang mana aku gak paham apa itu.

"mbak niken mau beli kosmetik?"

"eemmm... lihat-lihat dulu aja mas"

"kalau mbak niken mau pilih aja mbak"

"nggak ah, lain kali aja" lalu niken beranjak meninggalkan stand kosmetik. aku pun mengikuti niken dengan berjalan di samping nya.

"mas, main game yuk"

"boleh, yuk" lalu kami berjalan ke arah tempat permainan yang ada di mall ini. kami bermain banyak permainan sambil bercanda dan tertawa, sedikit-demi sedikit suasana di antara kami mulai mencair saat kami bermain di fantasinya game. kami lalu bermain di tempat mesin capit boneka dan berusaha mendapatkan hadiah dari mesin capit ini.

tak terasa puluhan koin sudah ku habiskan di mesin capit ini, tapi tidak satupun boneka aku dapat kan, begitu pula niken, dia juga sudah kehabisan koin.

kalau di fikir-fikir lagi, lebih baik langsung beli di toko boneka, habis nya gak akan sebanyak ini, saat koin ku menyisakan 6, aku bagi koin itu dengan niken agar dia bisa bermain lagi, tiga koin terakhir yang aku pegang lalu aku masukan lagi ke dalam lubang koin, karena sudah jengkel habis banyak koin tp gak dapet-dapet, akhirnya aku putar-putar tuas nya, setelah capit turun tanpa aku duga malah ada boneka yang nyangkut di di capitnya, dan akhirnya dapat juga boneka nya

"yeeyyy... akhirnya dapat juga" niken berteriak senang di samping ku, lalu setelah boneka nya aku ambil dari mesin aku langsung memberikan nya ke niken

"nih mbak" ucap ku sambil menyerahkan boneka karakter krayon sinchan yang tak sengaja aku dapat kan

"makasih mas" niken tersenyum senang, di tangan ku masih tersisa dua koin lagi, langsung aku masukan satu persatu ke dalam mesin, namun hasilnya zonk. setelah puas main di fantasynya game aku mengajak niken untuk mencari minuman di foodcourt mall.

saat kami berjalan menuju foodcourt yang ada di mall ini, kami kembali melewati stand kosmetik yang tadi kami lewati, niken berjalan agak pelan sambil matanya melirik ke arah jejeran kosmetik yang di pajang di stand tersebut, tanpa berfikir panjang aku lalu berhenti dan berbalik ke arah stand kosmetik itu, niken yang sadar aku kembali ke arah stand kosmetik itu langsung berbalik dan mengejar ku

"mas, mau kemana? katanya mau ke foodcourt"

"mau beli parfum mbak"

"lho, di situ tadi kan gak ada stand parfum mas"
tanpa menjawab pertanyaan niken aku lalu berhenti di depan stand kosmetik yang membuat niken tertarik tadi, aku langsung bertanya kepada mbak-mbak penjaga stad tersebut

"mbak, kosmetik yang biasanya di pakai cewek apa saja ya?"

"ada banyak mas, mas nya mau yang mana? ini ada berbagai jenis kosmetik" jawab mbak-mbak penjaga stand dan menyebutkan jenis-jenis nya, saat mbak-mbak penjaga stand tersebut menunjukan jenis-jenis kosmetik yang dia jual niken bertanya kepada ku

"mas, mau beli kosmetik buat putri ya?" tanya niken kepada ku

"nggak"

"buat indah? kan indah masih smp mas, ini kosmetik buat perempuan dewasa"

"nggak juga mbak"

"lha terus buat siapa?"

"buat calon istri ku nanti mbak" mendengar jawaban ku niken lalu terdiam dan hanya memandang lurus ke arah deretan kosmetik yang di tunjukan oleh mbak-mbak penjaga stand

"mbak bisa minta tolong bantu pilihin kosmetik nya nggak?" tanya ku ke niken yang terlihat sedikit murung setelah mendengar jawaban ku tadi

"eehh... iya, bisa. mau nya kosmetik yang apa mas?" tanya niken sedikit kaget karena tiba-tiba aku minta tolong untuk membatu memilih kosmetik

"eemmm... terserah mbak niken aja, soalnya aku gak paham tentang kosmetik mbak, pilih yang menurut mbak niken cocok saja" kata ku, lalu niken mulai memilih-milih berbagai jenis kosmetik, aku sama sekali tidak tau jenis-jenis kometik yang di pilih oleh niken, yang jelas jumlahnya ada banyak dan harganya mahal-mahal. setelah niken selesai memilih berbagai jenis kosmetiknya, mbak-mbak penjaga stand menotal semua kosmetik yang di pilih oleh niken tadi, dan total nya lumayan juga, 1juta 2ratus ribu jumlah yang harus aku bayar.

setelah membayar kosmetik yang tadi di pilih oleh niken, kami pun berjalan lagi menuju foodcourt.

"mbak niken mau minum atau makan apa?"

"terserah mas anto saja, aku ngikut"

"jangan terserah dong mbak, jadi bingung aku kalau mbak niken ngomong terserah gitu"

"apa aja mas, pokok nya yang mas anto belikan nanti juga aku makan kok" jawab niken dengan wajah yang terlihat bad mood

"ok lah, kalau begitu kita cari tempat duduk dulu mbak, nanti aku pesan minuman setelah dapat tempat duduknya" kata ku sambil mengajak niken mencari tempat duduk, dan karena di bagian dalam sudah penuh semua tempat duduknya, akhirnya aku memilih untuk duduk di bagian luar yang merupakan tempat duduk smoking area.

setelah niken duduk dan aku meletakan tas berisi berbagai jenis kosmetik, aku kembali ke dalam untuk memesan minuman dan makanan ringan.

setelah selesai memesan makanan dan minuman aku kembali ke tempat duduk yang tadi sudah aku pilih, saat aku duduk di depan niken, wajah niken masih terlihat murung dan bad mood, padahal tadi pas main di fantasynya game wajah niken terlihat happy banget, apa lagi pas dapet boneka, tapi kenapa sekarang wajahnya murung gitu ya

"mbak, mbak niken kenapa?"

"kenapa apa nya mas?"

"wajah mbak niken kelihatan murung, apa mbak niken gak seneng tak ajak jalan-jalan?"

"nggak tuh, biasa aja. perasaan mas anto aja kali itu"

"hhhaaahhh... iya, mungkin perasaan ku saja ya. owh iya ini tadi kosmetik yang mbak niken pilih yang biasa mbak niken gunakan gak?"

"iya mas, soalnya aku nggak tau jenis kulit calon istri mas anto seperti apa, jadi aku bingung mau pilih mana, akhirnya ya aku pilih yang biasa aku gunakan saja mas"

"owh gitu, iya gak apa-apa mbak, kalau begitu ini kosmetiknya cocok ya kalau di pakai sama mbak niken?"

"iya, kan yang biasa aku beli ya yang ini mas"

"owh... ya sudah, ini kosmetiknya buat mbak niken saja"

"lho, kok gitu. kan itu kosmetik buat calon istrinya mas anto. gak ah aku gak mau mas"

"mbak, maaf, maaafff banget ini ya. apa mbak niken lupa siapa calon istri ku?"

"haahh... maksudnya gimana mas? kan aku gak kenal sama calon istri mas anto" jawab niken kebingungan

"hampir dua bulan yang lalu aku sudah di jodohkan mbak, dan wanita yang di jodohkan dengan ku, saat ini ada di hadapan ku" jawab ku yang membuat niken bengong seperti antara bingung dan malu

"aku nggak tau apakah wanita yang di jodohkan dengan ku itu mau menerima peejodohan nya dengan ku atau tidak, tapi setidaknya aku ingin membelikan kosmetik ini untuknya, entah dia akan suka atau tidak, tapi aku ikhlas membelikan kosmetik ini untuknya" aku lihat perubahan di raut wajah niken, yang tadi nya murung sekarang terlihat ada senyum di bibirnya

"jadi, tadi mas anto beli semua kosmetik ini untuk aku mas?"

"iya mbak, lha mbak fikir untuk siapa?"

"iiihhhh.... mas anto nih, kan aku jadi malu mas. maaf mas, aku tadi benar-benar lupa kalau kita sudah di jodohkan, jadi tadi aku mikirnya mas anto beli kosmetik ini buat wanita lain mas. lagian mas anto tadi nggak bilang kalau mau beliin kosmetik ini buat aku, kan aku jadi sebel. jalannya sama aku, tapi mikirin wanita lain"

"hahaha... ya maaf mbak, tadi kalau aku bilang beli kosmetik ini untuk mbak niken, pasti mbak niken menolak"

"hehehe... ya iya juga sih mas." tak berapa lama akhirnya makanan ringan dan minuman yang aku pesan datang. setelah makanan dan minuman di suguhkan kami pun makan dan minum sambil ngobrol-ngobrol

"mas, mas anto sudah yakin dengan perjodohan kita?" tanya niken dengan nada serius

"kalau aku sih dari awal sudah yakin dan gak ada masalah sama perjodohan kita ini mbak, hanya saja kan mbak niken yang belum yakin. toh jikalau mbak niken masih belum yakin dan ingin membatalkan perjodohan ini, aku juga nggak apa-apa mbak, karena aku sadar jika hati itu nggak bisa di paksa, apa lagi hari seorang wanita"

"iya mas, maaf ya mas kalau selama ini aku masih belum yakin dengan mas anto dan perhodohan kita ini, tapi kalau boleh jujur, aku sudah mulai nyaman sama mas anto, dan insyaallah aku akan menerima perjodohan kita dengan ikhlas dan sepenuh hati mas"

"serius mbak?"

"iya mas"

"maaf mbak, terus bagaimana hubungan mbak niken dengan pacarnya mbak niken?"

"udah putus mas, minggu lalu aku udah putus sana miko, jadi aku sudah nggak ada hubungan lagi sama miko"

"owh... begitu ya, tapi mbak putus sama miko bukan karena perjodohan kita kan?"

"nggak kok mas, emang aku udah capek aja ngadepin sikap dan kelakuan miko yang gak pernah berubah"

"owh... ya sudah kalau begitu mbak. berarti nanti kita bisa bicara kepada bapak dan ibuk mengenai ini mbak, biar gak kelamaan"

"iya mas, tapi aku minta mas jangan pangil aku pakai mbak lagi ya mas, kesan nya kayak gimana gitu"

"hehe... iya mbak, eh gimana ya enaknya, aku manggilnya nama atau gimana?"

"terserah mas anto aja, asal jangan mbak lagi"

"iya wes, tak panggil dek boleh?"

"boleh, aku panggil mas anto tetap mas ya kalau gitu"

"iya dek. hehehe..."

"owh iya mas, makasih ya udah di beliin kosmetik"

"sama-sama dek" jujur, aku bahagia hari ini, aku tidak pernah berfikir jika akhirnya niken menerima perjodohan kami dengan sepenuh hatinya, awalnya aku berfikir jika niken menyetujui perjodohan kami itu karena dia sungkan kepada orang tua ku dan tidak ingin mengecewakan orang tuanya, tapi hari ini dia mengatakan bahwa dia merasa nyaman bersama ku dan menerima perjodohan kami dengan sepenuh hatinya, aku yang sedari kecil sampai umur 25 tahun belum pernah merasakan yang namanya pacaran, akhirnya akan menikah dengan perjodohan. hahaha... luar biasa sekali ya jalan percintaan ku. aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mencintai dan menyayangi niken, semoga aku bisa membahagiakan niken selamanya.

tak terasa makanan dan minuman kami telah habis, dan setelah makanan dan minuman kami habis, niken mengajak ku untuk berkeliling mall lagi, setelah beberapa saat muter-muter keliling mall tapi nggak ada yang di beli, akhirnya kami memutuskan untuk keluar dari mall, setelah keluar dari mall aku ingin mengajak niken untuk makan malam, tp aku kurang tau restoran atau rumah makan yang bagus dan romantis untuk makan malam dengan pasangan, dari pada bingung-bingung lebih baik aku tanya niken saja

"dek, mau ma'em di mana?" (NB: ma'em = makan)

"terserah mas anto saja"

"dek, mas anto tu bener-bener nggak tau rumah makan atau restoran yang cocok dan pas buat maem berdua, kalau warung pinggir jalan mas tau dek, kan kita lagi pacaran, masa iya kita lagi pacaran tapi maem nya di pinggir jalan dek"

"hahaha... masa sih mas? emang kapan kita jadiannya? mas ini ada-ada aja deh" jawab niken sambil tertawa dengan keras

"iya juga ya, mas kan belum pernah nembak dek niken ya. kira-kira kalau mas nembak dek niken, dek niken nya mau gak ya jadi pacarnya mas? aku takut di tolak dek"

"hahaha... mas, mas. mas anto ini lo, kok ya ada-ada ae mas, lagi pula tanpa mas anto nembak aku, toh nanti kita juga bakalan menikah mas, kan kita sudah di jodohkan dan kita juga sudah menyetujui perhodohan tersebut mas"

"iya sih dek, tapi kan mas juga pengen merasakan yang namanya pacaran, seumur-umur mas belum pernah pacaran dek"

"iya, iya... kita pacaran kalau gitu mas"

"tapi kan mas belum nembak dek niken, kok sudah pacaran aja kita"

"ya sudah, mas tembak aku sekarang aja"

"gak ah, nanti aja pas sudah selesai maem, biar enak. hehehe..."

"haadduuuhh... mas anto ini ada-ada aja deh. ya udah terserah mas anto saja"

"nah, kalau begitu kita cari rumah makan yang suasana nya romantis dek, biar dapet feel nya pas nanti aku nembak kamu dek"

"hihihi... mas anto ini" jawab niken tersipu malu, aku lihat pipi niken memerah karena malu.

"dek, cari di gugel maps dong rumah makan yang romantis"

"iya" lalu niken mencari alamat rumah makan di hp nya, setelah ketemu dia tunjukan ke padaku alamat nya. dan kami pun meluncur ke alamat rumah makan teesebut. tak berapa lama kami akhirnya sampai di lokasi rumah makan tersebut, tempatnya memang kelihatan nyaman dan dekorasinya juga bagus, cocok buat orang pacaran. karena tempat parkir mobilnya penuh, aku di arahkan untuk parkir di pinggir jalan oleh tukang parkirnya, dan setelah memarkirkan mobil kami pun berjalan masuk ke rumah makan itu, saat jalan masuk ke rumah makan aku beranikan untuk mengandeng tangan niken dan tak ada penolakan dari niken. tiba-tiba keringat dingin keluar dari dahi ku, dan tangan ku seketika gemetaran.

"mas, kenapa mas? kok berkeringat dan gemetar gitu tangan nya"

"eehh... nganu, itu dek mas anu, emm..."

"kenapa mas? bentar, sini" niken melepas pegangan tangan ku lalu mengambil tisu di dalam tas nya dan mulai membersihkan keringat di wajah ku

"mas gak apa-apa kan? jangan bikin aku khawatir dong mas, atau mas anto sudah lapar banget ya? sampai keringetan dan gemeter gitu mas"

"eeemm... iya dek, nganu, mas udah laper banget. hehehe..."

"ya udah, yuk masuk" ucap niken dan kembali memegang tangan ku

kami pun akhirnya masuk dan duduk di salah satu tempat duduk yang kosong, tak berapa lama kami duduk, ada seorang waitress yang menhampiri kami membawa daftar menu, setelah memesan makanan dan minuman kami pun menunggu sambil mendengarkan live music, cukup lama kami menunggu pesanan kami datang, setelah pesanan kami datang, kami pun langsung menyantapnya. setelah selesai makan niken bertanya kepada ku

"mas, kan udah maem, jadi nembak aku nggak?"

"ehh... ya jadi dong, bentar tak siapkan mental ku dulu hehe..."

"heleh, kelamaan mas" ucap niken


lalu aku pegang tangan niken, dan kembali keringat keluar dari kening ku, tangan ku kembali gemetar

"eeemm... d.. de... dek niken, mmm... mau... maukaah kamu... men... menjadi pacar mmm... mas?" ucap ku terbata-bata karena gemetar. niken diam beberapa saat dan memandang ku dengan tatapan tajamnya, aku yang masih berkeringat dan gemetaran juga memandang matanya dengan tajam

"iya mas, niken mau" jawab niken pelan, dan rasanya ploonngg.... lepas semua rasa gugup dan gemetar ku

"terima kasih ya dek, terima kasih karena sudah mau menerima mas sebagai kekasih dek niken, dan insyaallah mas akan meminta bapak dan ibuk untuk segera melamar dek niken" kata ku dengan tulus

"iya mas, nanti aku juga akan memberi tahu bapak dan ibuk untuk bersiap-siap jika sewaktu-waktu mas anto dan keluarga datang untuk melamar aku" aku dan niken masih berpegangan tangan, hari ini resmi kami berpacaran, meskipun kami di jodohkan, apa salah nya jika kami juga berpacaran, toh nanti aku juga akan menikah dengan niken. hehehe...

saat kami masih asyik berpegangan tangan dan menikmati suasana dengan alunan live music, tiba-tiba ada yang memukul ku dari belakang

"jancok, asu... kamu siapa, berani beraninya pegang-pegang tangan niken haahh...." teriak orang itu sambil kembali memukul ku, aku rasakan ada sekitar 4 pukulan yang masuk mengenai kepala dan wajah ku, aku yang tak siap pun akhinya terjerembab ke meja yang ada di depan ku, niken yang duduk di samping ku pun juga kaget karena orang ini menyerang ku secara tiba-tiba

"mas, mas anto gak apa-apa mas?" tanya niken sambil memegang pundak ku, suasana pun menjadi kacau, orang-orang yang tadi nya menikmati suasana dengan nyaman kini kaget dan banyak yang berdiri karena ada yang menyerang ku secara tiba-tiba

"miko, apa-apaan sih kamu ini, main pukul orang sembarangan, apa mau kamu mik?" teriak niken kepada orang yang memukul ku yang ternyata niken mengenalnya

"apa mau ku? aku yang seharusnya tanya sama kamu, siapa laki-laki bajingan ini? berani-berani nya dia pegang pegangan sama kamu" teriak orang yang di panggil miko oleh niken

"dia bukan laki-laki bajingan, dia calon suami ku, ngerti kamu" teriak niken pada miko. kepala ku masih pusing karena beberapa pukulan tiba-tiba ke arah kepalaku tadi, meskipun masih merasa pusing aku berusaha untuk berdiri dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi

"hahaha... gak usah mengada-ada kamu niken, kamu itu pacar ku, sekarang kamu bilang dia calon suami kamu, kamu selingkuh di belakang ku haa? dasar wanita jalang" teriak orang bernama niko itu

"pacar? kamu bilang aku pacar kamu? ingat mik, kita itu sudah putus. dan kamu bilang aku selingkuh? apa gak salah hah? kamu pikir aku nggak tau kalau kamu itu sering jalan sama adik tingkat aku saat kita masih pacaran? kamu pikir aku gak ngerti kalau kamu sering bawa dia ke kosan kamu? sekarang siapa yang selingkuh? mikir mik, mikir..." teriak niken, dan ada air mata yang mengalir di pipi niken

"tenang dek, tenang... " aku mencoba menenangkan niken yang mulai menangis

"biarin mas, laki-laki bajingan ini harus tau jika dia itu bajingan yang sesungguhnya" kata niken, lalu aku pegang tangan niken untuk menenangkan nya.

saat aku menenangkan niken tiba-tiba saja orang bernama miko itu menarik tangan ku hingga pegangan ku ke tangan niken terlepas.

"jancok, asu... bajingan..." teriak miko sambil memukul ku, tap... tap... tap... dengan mudah aku tangkis pukulan pukulan miko, karena sekarang posisi ku sudah siap.



jeblokh jeblokh... tanpa pikir panjang aku mengarahkan dua pukulan ke wajah miko dengan telak tanpa bisa di hindari

jeblokh jeblokh... lalu satu upercut tangan kiri dan hook tangan kanan ku membuat miko tersungkur di lantai

melihat miko tersungkur di lantai, tiga orang yang dari tadi berdiri agak jauh dari posisi ku tiba-tiba maju dan menyerang ku,

tap... tap... tap....
tap... tap... tap...
plakk... tap... tap...

pukulan dan tendangan mereka aku tangkis dengan mudah, karena tempatnya sempit dan ada banyak meja kursi membuat ketiga orang yang menyerang ku tidak leluasa, sehingga pukulan dan tendangan mereka tidak maksimal, saat mereka bergerak sedikit mundur ke belakang, aku mengarahkan tendangan lurus kepada orang yang tepat di depan ku, jlabb... tendangan ku mengenai selangkangan orang tersebut dan orang itu langsung tersungkur memegangi selangkangannya, saat itu pula dua orang lainnya menyerang ku, saat kedua orang itu menyerang ku, praaakk... aku angkat kursi yang ada di samping ku untuk menahan serangan mereka, lalu aku arah kan lagi tendangan ku, jllaabb... tepat mengenai selangkangan satu orang lagi dan orang itu pun tersungkur memgangi selangkangannya, lalu aku pukulkan kursi yang masih aku pegang ke arah satu orang yang menyerangku, prraaakk... dia yang tidak siap langsung limbung karena kursi yang aku hantamkan tepat mengenai wajah nya.

saat orang itu limbung dan hampir jatuh, aku hajar lagi orang itu. jeblokh... jeblokh... jeblokh... tiga pukulan ku akhirnya membuatnya tumbang ke belakang.

saat semua orang yang menyerang ku sudah jatuh, aku lihat orang bernama miko itu berdiri lagi dan mau menyerang ku, namun serangannya gagal karena beberapa orang berlari dan langsung memegangi nya, sepertinya orang-orang itu adalah karyawan dan tukang parkir rumah makan ini.

"jancok... lepaskan aku cok, asuu..." teriak miko memaki orang-orang yang memeganginya

"mas, ini rumah makan, bukan arena tinju. kalau mau berantem jangan di sini mas" kata salah satu orang yang memegangi miko

"mas, anto gak apa-apa mas" niken bertanya tentang keadaan ku

"gak apa-apa dek, mas gak apa-apa kok" jawab ku

"mas, orang-orang ini mau di bawa ke kantor polisi atau gimana mas?" tanya tukang parkir yang memegangi miko dan teman-teman nya

"terserah pak, mau di bawa ke mana saja terserah, owh iya, saya mau ketemu manager rumah makan ini bisa gak pak?" tanya ku

"saya manager nya mas" tiba-tiba saja seorang wanita berhijab berbicara pada ku

"owh... mbak, saya mohon maaf atas kejadian ini ya mbak, berapapun kerugiannya akan saya ganti mbak" kata ku kepada manager rumah makan ini

"iya mas, nanti kita bicarakan. pak tolong bawa mereka ke kantor polisi terdekat ya, nanti saya akan menuntut mereka karena sudah berbuat onar di sini" kata manager tersebut

"siap mbak" jawab tukang parkir dan karyawan yang tengah memegangi miko dan teman-temannya, lalu miko dan kawan-kawannya di giring oleh tukang parkir dan karyawan rumah makan ini untuk di bawa ke kantor polisi.

"perkenalkan, saya wenny manager rumah makan ini mas" kata mbak manager sambil menyodorkan tangannya ke pada ku

"saya anto, dan ini niken calon istri saya" jawab ku sambil meraih tangan nya

"bisa kita bicara di ruangan saya?" kata mbak wenny

"iya, bisa mbak"

lalu kami berjalan mengikuti mbak wenny menuju ke ruangannya.

setelah sampai di ruangan mbak wenny kami pun berbicara mengenai berapa kerugian yang harus aku ganti.

ternyata tidak terlalu besar nominal yang harus aku ganti, karena memang tidak terlalu banyak mengakibatkan kerusakan. selain itu mbak wenny juga meminta ku untuk mau menjadi saksi jika di butuhkan nanti, lalu aku mengatakan jika tidak perlu lah masalah ini di perpanjang, cukup mereka di amankan saja agar suasana kembali kondusif.

dan akhirnya mbak wenny pun menyetujui saran ku, namun jika mereka tidak kooperatif saat di amankan maka mbak wenny mengatakan akan memuntut mereka dengan bukti dari kamera CCTV rumah makan.

setelah selesai berbicara dengan mbak wenny dan membayar ganti rugi aku putuskan untuk mengajak niken pulang, selama di perjalanan niken masih saja menangis, berkali-kali dia menyanyakan tentang kondisi ku

"mas anto beneran gak apa-kan mas?"

"iya dek, mas gak apa-apa kok"

"hiks... hiks... maafin aku ya mas, gara-gara aku mas anto sampai di pukulin sama miko, maafin aku ya mas hiks..."

"gak perlu minta maaf kayak gitu dek, kamu gak salah"

"tapi... tapi.. kan gara-gara aku ini semua terjadi mas, hiks... maaf ya mas hiks..."

"sudah ah, kamu nggak salah kok dek"

"ini yang selalu aku khawatirkan mas, hiks... miko itu orang nya emosian, dia masih gak terima aku putusin mas, hikks... aku takut dia nekat kalau tau kita sudah di jodohkan, makanya dulu aku masih ragu dan bingung, bukannya aku nggak suka sama mas anto, tapi aku masih terikat hubungan sama miko, hikks..."

"yang terpenting sekarang kan kamu sudah nggak sama dia lagi dek, dan insyaallah aku akan berusaha untuk selalu membahagiakan kamu dek"

"hiikkss... makasih mas, terima kasih" kata niken sambil memeluk lengan kiri ku

"udah ya, jangan nangis lagi"

"iya mas, mas nanti jangan langsung pulang, pokok nya mas gak boleh pulang sebelum aku bersihkan luka di pelipis mas anto"

"iya dek" pelipis kiri ku memang ada luka sobek karena terbentur meja saat aku tersungkur tadi, tapi nggak parah banget sih, cuma luka sobek sedikit.

saat sampai di rumah orang tua niken, bu siti ibunya niken sangat panik melihat luka di pelipis kiri dan lebam membiru di bawah mata kiri ku, aku gak sadar jika ada lebam di bawah mata kiri ku karena tadi aku sama sekali tidak merasa sakit

"ya ampun... ini kamu kenapa nak? kok bisa sampai ada lebam dan luka kayak gini, niken... kamu apakan nak anto? ibu gak apa-apa kalau kamu gak setuju dan mau membatalkan perjodohan kamu, tapi kalau kamu sampai kasar sama nak anto, ini sudah keterlaluan, ibu sama bapak gak pernah ngajarin kamu kasar dan main tangan sama orang lain, ibu nggak suka" teriak bu siti berapi-api memerahi putrinya

"itu bukan niken buk yang melukai mas anto, niken juga nggak pernah punya niatan untuk membatalkan perjodohan niken dengan mas anto buk" jawab niken

"anu buk, ini tadi saya kepleset trus kebentur meja, bukan niken buk yang melukai saya" kata ku mencoba menenangkan bu siti

"gak mungkin ini kepleset nak, gini-gini ibu juga ngerti luka bekas pukulan atau bekas terbentur" jawab bu siti sambil memegangi wajah ku

"ada apa to buk kok teriak-teriak kih?" kata pak coko yang baru keluar

"ini lo pak, nak anto wajah nya lebam, ini pasti habis di pukul orang, gak mungkin ini karena kepleset" jawab bu siti

"lho, iya ini. kamu tadi berantem sama siapa nak? gak mungkin kamu berantem sama niken" tanya pak coko kepada ku

"nganu pak, tadi kepleset" jawab ku mencoba berbohong

"nak anto itu gak bakat berbohong, jadi jangan coba-coba membohongi bapak" kata pak coko

"niken, tolong kamu jelas kan" kata pak coko.

niken diam sejenak mendengar perkataan pak coko, aku yakin niken juga takut jika bapak nya tau aku habis berantem sama mantan pacarnya

"kenapa kamu diam nduk? apa ini ada hubungan nya sama pacar mu itu?" tanya pak coko lagi

"ii... ii... iyaa pak" jawab niken dengan tertunduk lesu

"bapak sudah berkali-kali bilang sama kamu, bapak nggak pernah suka sama pacar kamu itu, berandalan brangasan kayak gitu, masih saja kamu suka. apa yang kamu harapkan dari laki-laki seperti dia itu? kenapa kamu gak pernah dengerin omongan bapak nduk?" lanjut pak coko yang membuat niken tertunduk lesu dan menangis lagi

"maaf pak, saya boleh bicara?" ucap ku menyela perkataan pak coko

"iya nak anto, silahkan"


"jadi begini pak, sebenarnya niken sudah putus dengan laki-laki bernama miko yang tadi ribut sama saya pak, tapi karena miko tidak terima dan tadi melihat saya sedang makan bersama niken, jadinya dia emosi dan menyerang saya pak, tapi tadi sudah di amankan pihak rumah makan dan di bawa ke kantor polisi pak, kejadian ini sama sekali bukan kesalahan dek niken, dan saya juga nggak apa-apa pak, cuma lebam dan luka sedikit. jadi saya mohon bapak dan ibuk jangan menyalahkan dek niken lagi pak, buk" ucap ku berusaha menjelaskan dan menenangkan pak coko

"Benar begitu nduk?" tanya Pak coko pada niken

"Iya pak" Jawab niken

"bapak percaya dengan nak anto, tapi bapak tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali, dan bapak juga berharap niken benar-benar tidak berhubungan dengan anak itu lagi. ya sudah, kamu bersihkan dulu luka nak anto nduk" kata pak coko yang sudah sedikit lebih tenang, lalu niken berdiri untuk mengambil kotak P3K, tak lama niken kembali duduk di samping ku dan mengeluarkan beberapa obat dan plaster, lalu dengan hati-hati dan lembut niken membersihkan pelipis kiri ku yang sobek dengan kapas dan alcohol

"aduh... hiisshh...." aku meringis karena luka ku terasa perih terkena alcohol

"maaf mas, sakit ya?" tanya niken

"nggak dek, cuma agak perih aja kena alcohol"

"maaf ya masss.... hikkss... " lagi-lagi niken terisak dan meneteskan air matanya

"udah, gak apa-apa dek, gak usah nangis dong" niken sudah tidak terisak-isak lagi, namun air mata nya masih saja mengalir di pipi nya, entah karena apa dia masih menitikan air mata nya, yang aku tau dan aku rasakan hanyalah kelembutan dan ketulusan nya.

setelah luka ku di bersihkan dengan alcohol lalu niken menempelkan kain kasa dan di beri plaster agar kain kasa tidak lepas dan luka ku tidak terkena bakteri.

selesai niken membersihkan luka dan menempelkan plaster, bu siti muncul dari dapur dan membawa kan kopi untuk aku dan pak coko

"nak anto, di minum kopi nya" kata bu siti

"iya buk, terima kasih" jawab ku

"ken, minggir dulu biar ibuk kompres lebam nak anto pakai telur rebus" ucap bu siti meminta niken untuk minggir

"niken aja buk yang kompresin" kata niken sambil meminta telur rebus yang di bawa bu siti

"memang kamu bisa?" tanya bu siti

"bisa, kan cuma ngompres saja buk" jawab niken

"ya sudah, ini" ucap bu siti menyerahkan telur rebus ke niken.

niken merima telur rebus yang di berikan oleh bu siti, lalu niken menempelkan telur yang di balut kain itu ke bagian bawah mata kiri ku

"aadduuhh..." aku sedikit berteriak karena telur rebus itu di tekan agak kuat oleh niken

"kenapa mas? sakit ya" tanya niken dan langsung menarik tangan nya

"nggak dek, cuma agak ngilu aja pas di tekan" jawab ku

"jangan di tekan ken, cukup di tempel dan geser geser" ucap bu siti

"iya buk, maaf ya mas" ucap niken

"iya, gak apa-apa dek" jawab ku. lalu niken mulai mengompres lebam di wajah ku lagi dan kali ini lebih lembut dari sebelumnya. setelah sepuluh menitan mengompres lebam wajah ku, aku merasakan telur rebus yang di gunakan untuk mengompres sudah dingin dan tidak hangat lagi, sehingga aku meminta niken untuk menyudahi nya

"dek, udah ya ngompres nya"

"memangnya sudah nggak sakit mas?"

"udah nggak terlalu dek, lagi pula telurnya juga sudah dingin"

"mau di ganti telurnya mas?"

"nggak usah dek, udah cukup gini aja, terimakasih ya" ucap ku berterima kasih kepada niken

"nak anto, di minum kopi nya" ucap pak coko

"iya pak" jawab ku, lalu aku meminum kopi yang sudah sudah mulai hangat tidak panas lagi.

"owh iya pak, mohon maaf jika saya lancang. insyaallah dalam waktu dekat ini saya berserta keluarga saya akan melamar dek niken pak"

"nak anto serius?"

"iya pak, insyaallah besok saya akan bicara kepada bapak dan ibu saya untuk membicarakan maksud saya tersebut pak" kata ku melanjutkan

"alhamdulillah... baik kalau begitu, sewaktu-waktu nak anto datang bersama keluarga, insyaallah kami sekeluarga akan menerima dengan baik" jawab pak coko

"alhmdulillah pak. dan mohon maaf pak, karena ini waktunya juga sudah malam, saya izin pamit untuk pulang pak"

"lho, nak anto gak menginap di sini saja? besok pagi baru pulang, gitu"

"terimakasih pak, tapi sepertinya saat ini belum pas waktu nya pak, nggak enak sama tetangga dan warga di sini pak"

"owalah... iya, iya. bapak ngerti"

"kalau begitu saya pamit dulu pak, buk" ucap ku, lalu aku berdiri dan menghampiri pak coko dan bu siti untuk salim, setelah salim ke pada pak coko dan bu siti, aku lalu menghampiri niken yang juga sudah berdiri

"dek, mas pulang dulu ya" ucap ku sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan niken

"iya mas, hati-hati di jalan ya mas" ucap niken lalu meraih tangan ku dan menciun punggung tangan ku, aku cukup kaget, karena ini pertama kalinya niken mencium tangan ku.

lalu aku berjalan menuju ke pintu dan di ikuti oleh niken dan orang tua nya.

"assllamualaikum..." ucap ku saat sudah keluar dari pintu rumah

"walaikumsalam..." jawab pak coko dan bu siti, namum niken hanya diam dan memandang ku tanpa menjawab salam dari ku

"nduk, kok salam nak anto gak di jawab" bu siti menegur niken

"gak apa-apa buk, mungkin dek niken nya sudah ngantuk" ucap ku

"enggak, belum ngantuk kok" kata niken

"lha terus kenapa salam nya nak anto gak kamu jawab nduk?" tanya bu siti

"gak apa-apa." jawab niken, mengetahui jawaban niken tersebut, aku pun hanya tersenyum dan melangkah menuju mobil ku

"mas anto, gak ada yang ketinggalan atau lupa gitu?" tiba-tiba niken bertanya kepada ku, aku lalu berbalik badan dan mengernyitkan dahi ku berfikir apa yang aku lupakan atau yang ketinggalan apa.

karena merasa gak ada yang ketinggalan dan kelupaan, maka aku menggelengkan kepalaku dan mengatakan "kayaknya gak ada deh dek"

"owh... ya sudah kalau gak ada yang ketinggalan, nanti sampai rumah kabarin aku ya mas" kata niken

"iya dek" jawab ku lalu berjalan ke arah mobil ku lagi, dan ketika aku sadar bahwa aku tidak punya no hp niken aku langsung berbalik badan lagi

"astagfirullah... mas lupa dek, mas belum punya nomer hp kamu. hehehe... mas boleh minta nomor hape kamu dek" kataku cengengesan

"owalah alah... jadi karena itu to nduk kamu cemberut dari tadi. hahaha..." kata pak coko sambil tertawa.

aku lalu berjalan kembali ke arah niken dan meminta nomor hp niken, dan aku juga memberikan nomor hp ku kepada niken.

setelah itu aku pun mengucap salam lagi dan kali ini salam ku di jawan dengan senyum mengembang di bibir niken.

dalam perjalanan pulang aku berfikir tentang kejadian-keajian malam ini, semus tak terduga dan serba penuh kejutan.

kencan, pacaran dan keributan.

terkadang aku tersenyum sendiri memikirkan kejadian-kejadian itu, semua seperti sudah di rencanakan dan di atur oleh sang pencipta.

setelah sampai di rumah, aku segera mengabari niken melalui chat bahwa aku sudah sampai di rumah ku. tak berapa lama pesan ku di balas oleh niken dan kami lanjut chat sebentar sebelum akhirnya niken meminta izin untuk tidur karena sudah mengantuk.

aku melihat jam di hp ku sudah menunjukan pukul 01.13, pantas saja niken sudah ngantuk.

akhirnya setelah niken mengucapkan selamat malam dan selamat istirahat, aku pun juga memutuskan untuk tidur.

semoga besok aku dapat menjelaskan semua kejadian malam ini kepada orang tua ku tanpa harus membuat mereka khawatir karena ada luka di pelipis kiri dan lebam di wajah ku.

~~~end of part 7~~~
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd