Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Luka Yang Merubahku

Part 8

PERSIAPAN LAMARAN


EKO ANTO BASKORO


NIKEN SAVITRI

~~~**~~~


Hari-hari ku sekarang terasa lebih bersemangat, yang biasanya hp ku hanya di isi dengan chat dari para pekerja peternakan atau rekanan rumah potong hewan, sekarang ada chat dan telfon dari niken, kekasih dan calon istri ku.

setiap hari kami berbagi kabar dan berita, berbagi cinta dan kasih sayang dan tentunya saling memberikan motivasi dan semangat.

hari ini sudah 3 minggu sejak kejadian aku ribut dengan mantan pacar niken, luka-luka di wajah ku sudah sembuh, aku juga sudah berbicara dengan bapak dan ibu ku untuk membicarakan kapan keluarga ku akan melamar niken, dan dari pembicaraan kami di sepakati bahwa akhir bulan ini lah keluarga ku akan resmi melamar niken.

kalau dari sekarang terhitung tiga minggu lagi, jadi aku dan niken masih ada waktu untuk mempersiapkannya.

dari tadi pagi sebelum sholat subuh aku dan niken sudah berbagi kabar melalui W.A, sekarang saat aku sedang lari pagi pun dia meminta foto ku yang sedang berolah raga. maklum, kami memang sedang di mabuk cinta, hidup serasa hampa jika tak ada kabar dari orang tercinta. hahaha...

selesai olah raga pagi aku segera bergegas untuk mandi, karena nanti rencannya aku akan mengajari ana mengurus masalah keuangan di peternakan.

minggu ini ana libur sekolah, dia baru selesai ujian semester di sekolahnya. mungkin dalam waktu dekat ana juga akan lulus SMA, dan saat sudah lulus SMA ana akan langsung kerja di peternakan ku.

ana adalah putri ke dua pak bari dan mak prapti, nama lengkapnya Ana kholifatuniam, biasa di panggil ana, sementara anak pertama pak bari dan mak prapti bernama i'is istiani.

selesai mandi aku langsung mencari pakaian ku di lemari, saat aku akan berpakain terdengar hp ku berbunyi tanda ada telefon yang masuk, aku lalu mengambil hp yang masih menancap dengan pengisi daya itu, terlihat nama niken di layar hp ku, aku langsung mengusap hp ku untuk menerima panggilan tersebut

"hallo... assallamualaikum dek..."

"walaikumsalam, mas udah selesai mandi nya?"

"udah dek, ini lagi ganti baju"

"masa... gak percaya aku"

"beneran dek, kalau gak percaya lihat aja langsung dek"

"yee... gimana lihat nya mas? kan aku di rumah ku, mas anto di rumah nya mas, mana bisa lihat. ada-ada aja deh"

"pindah ke video call dek kalau mau lihat"

"gak ah, gak pengen lihat aku"

"yakin gak pengen lihat mas ganti baju?"

"iiihh... nggak ya"

"ya udah, biar di lihat cewek lain aja kalau gitu"

"eh... eh... mas sama siapa di situ? jangan-jangan mas masukin cewek ke rumah"

"iya, aku masukin cewek ke rumah"
tuuutt....

tiba-tiba panggilannya di akhiri, niken marah nih kayaknya, padahal aku cuma mau bercanda saja, eh malah di anggap serius.

lalu aku langsung melakukan video call ke niken, takut niken beneran marah
tuutt..... tuutt.... tuutt...

"halo dek, kok di matiin, kenapa?"

"gak pa pa"

"kamu marah ya sama mas?"

"enggak, ngapain mesti marah"

"tadi mas cuma becanda dek, mana mungkin mas masukin cewek ke rumah dek"

"bodo"

"yee... malah ngambek beneran kamu, sini dong, liat mas, masa video call yang di lihatin cuma atap kamarnya adek"

"mas sih, ada-ada aja, bikin sebel tau nggak"

"iya, iya... maaf... mas minta maaf ya dek"

"ehh... mas belum pake baju?"

"belum, tadi kan mas udah bilang bilang kalau mas baru selesai mandi dan mau ganti baju"

"iihhh... pakai baju dulu gih, adek malu lihat mas cuma pakai celana kolor doang" niken kembali menaruh hp nya karena malu melihat ku yang cuma pake celana kolor

"kenapa mesti malu dek? toh nanti kalau sudah menikah kan kamu juga bakal lihat badan nya mas"

"itu kan nanti kalau kita sudah sah mas, kalau sekarang kan belum. udah ih, buruan pakai bajunya, atau mau aku matiin lagi telfonnya?"

"iya iya... ya udah bentar, jangan di matiin ya"

"iya"
lalu aku segera mengenakan pakaian ku, aku pakai kaos oblong dan celana jeans, karena memang hari ini aku cuma ada kegiatan di kandang saja, gak ada acara lain.

"dek, mas udah pakai baju nih"

"nah... gitu dong. kan lebih ganteng kalau gitu"

"emang kalau nggak pakai baju mas gak ganteng gitu?"

"enggak... weekk..."

"hahaha... adek udah masak belum?"

"ibu yang masak mas, adek cuma bantuin aja"


"owh... udah matang masakannya?"

"belum, hehehe... "

"kok udah di tinggal ke kamar kalau belum matang masakannya?"

"ya kan di tinggal bentar doang mas, mas gak suka ya adek telfon?"

"suka, suka banget malah"

"kalau suka ya udah, gak usah nyuruh adek bantuin ibuk masak"

"lha tapi kan kasihan ibuk masak sendiri"

"kan tadi udah adek bantuin, jadi ibuk gak sendiri masaknya"

"iya wes, iyaa... mas ngaku kalah kalau debat sama adek"

"hihihi... owh iya mas, kapan kita beli cincinnya? acaranya tinggal 3 minggu lagi lo"

"eemmm.... hari ini adek sibuk gak?"

"kalau hari ini adek agak sibuk mas, ada urusan sama suplayer beras, bapak sibuk di kantor desa, jadinya aku yang gantiin dulu"

"owh begitu, kalau gitu kapan adek senggangnya? nanti kita pesen cincin kalau adek sudah senggang"

"besok atau lusa mungkin mas. nanti lah adek kabari lagi"

"iya wes, mas ngikut adek aja"

"iya mas, ya udah, adek tak bantuin ibuk di dapur kalau gitu mas"

"iya dek, mas juga mau berangkat ke peternakan"

"iya, mas hati-hati ya. assallamualaikum..."

"iya dek, walaikumsalam"

setelah niken mematikan telfon, aku lalu memanasi motor ku, aku tunggu sekitar 5 menit lalu aku berangkat ke rumah orang tua ku.

sampai di rumah orang tua ku, aku langsung mengambil sarapan dan makan bersama pekerja di peternakan ku. selesai sarapan seperti biasa kami ngobrol-ngobrol dulu sejenak

"yoyok kema nal? kok dari kemarin gak masuk kerja" aku bertanya kepada zainal

"nganu to, yoyok udah gak mau kerja lagi katanya. semalam aku ketemu sama yoyok, dia minta tolong untuk menyampaikan ke kamu"

"lha kenapa kok gak bilang sendiri ke aku?"

"gak tau, wong semalem cuma bilang gitu terus dia pergi og"

"ya wes lah, udah aku duga sih kalau yoyok itu nggak akan betah kerja di sini, nanti kalau kamu ketemu lagi sama yoyok suruh dia temuin aku ya nal, gajinya kan belum tak bayar"

"ok cuy. nanti tak sampaikan ke yoyok"

"mas sudar, kira-kira dengan keluarnya yoyok perlu nambah orang lagi gak? aku khawatir kalau kurang orang nanti urusan pakan sapinya jadi bekurang juga" aku bertanya ke mas sudar

"nggak mas, toh selama yoyok di sini dia juga gak begitu membantu kok, nyari rumput aja males-malesan dia, jadi masih aman mas"

"owh gitu. ya wes lah kalau kalian masih mampu. tapi jika nanti merasa berat dan butuh tambahan tenaga, langsung ngomong ke saya ya"

"iya mas" jawab mas sudar

"mas, kata bapak mas anto, mas mau tunangan ya?" tanya harsono

"eehh... kok kamu tau har"

"iya mas, beberapa hari lalu bapak mas anto cerita ke kita. calonnya mbak-mbak yang dulu pernah ke sini itu ya mas?"

"hehe... iya har" jawab ku

"mbak-mbak yang mana har? kok aku nggak pernah lihat" tanya mas parno

"mas parno belum pernah ketemu, dulu pas mbak e kesini sama keluarganya yang ada cuma aku, imron sama pak bari, mas parno sama yang lain udah pulang" jawab harsono

"owalah... pantes aku gak tau" kata mas parno

"mbak e cuantik lo mas, kayak bidadari pokok e" imron ikut menyampaikan kekagumannya pada niken

"mosok seh mron?" tanya zainal

"iyo nal, aku aja kaget pas pak karman ngajak mbak e sama keluarganya masuk ke kandang lihat-lihat sapi waktu itu. asli, cuantik banget mbak e itu" imron menjawab zainal

"weezzee... kalau calon ibu bos kita cuantik, pasti makin betah aku kerja ndek sini. hahaha...." kata zainal

"aneh-aneh tak palu gundul mu nal" kata ku

"hahaha... ho'oh mas, sampean palu ae gundulnya zainal itu. hahaha...." mas parno tertawa dan menyetujui perkataan ku

"ora aneh-aneh yo, tapi kan pastinya makin semangat lak kerja trus di tungguin bu bos yang cantik. hehehe..." zainal mejawab ku dengan slengean

"kalau boleh tau, kapan mas tunangannya?" tanya pak bari

"insyaallah akhir bulan ini pak" jawab ku

"semoga acaranya lancar ya mas" lanjut pak bari

"iya pak, amiinn... owh iya pak, ana ndek mana ya? kok aku nggak lihat ana dari tadi"

"ana lagi momong syaina mas, mas anto yakin mau ngajrin ana buat urus keuangan di peternakan?"

"yakin lah pak, kan biar ada yang bantuin aku, selama ini kan masalah keuangan dan penjualan aku sendiri yang urus, dengan adanya ana yang bantuin, pekerjaan ku jadi lebih ringan nantinya pak"

"kalau gitu biar saya panggil dulu ana nya mas"

"iya pak, yang lainnya bisa kembali ke kandang dan mencari rumput ya"

"siap mas" jawab mereka kompak

setelah semua pekerja ku kembali ke kandang aku lalu meminta mak prapti untuk membuatkan aku kopi, dan tak berapa lama pak bari sudah kembali bersama ana yang sedang mengendong syaina.

"mas, saya tinggal ke kandang dulu" kata pak bari

"iya pak" jawab ku

"an, kamu bisa mengoprasikan microsoft excel gak?" tanya ku

"sedikit-sedikit bisa mas, pernah di ajari di sekolah" jawab ana

"ok, nanti aku mau kamu mengerjakan data keuangan nya pakai Microsoft excel, nanti tak belikan laptop khusus buat kamu kerjain keuangan"

"iya mas"

"mas anto, ini kopi nya" mak prapti meletakan kopi di depan ku

"iya mak, terima kasih" jawab ku. lalu mak prapti mengendong syaina membawanya masuk ke dalam, sementara di belakang hanya tinggal aku dan ana

"owh iya, nanti kamu lihat dulu ya bagaimana aku mengerjakan data keuangannya, bentar aku ambil laptop ku dulu" aku lalu meninggalkan ana untuk mengambil laptop ku, setelah laptop aku ambil aku kembali lagi ke belakang dengan membawa laptop

"jadi begini an, kamu masukan data keuangan, semua pengeluaran dan pemasukan kamu tulis dulu di buku baru kamu input ke dalam Microsoft excell, satu halamaan untuk satu bulan" aku menunjukan semua data kepada ana, dan ana mulai memahami semua data yang aku tunjukan kepadanya

"ini data bulan lalu yang aku masukan, untuk bulan ini masih belum aku input. jadi begini an, mulai hari ini kamu yang mendata berapa uang masuk dan uang keluar, kamu catat di buku dulu ya" kata menjelaskan, saat aku menjelaskan kepada ana, mas sudar menghampiri aku dan ana

"mas, maaf. bensin pick up nya tinggak sedikit" kata mas sudar

"owh iya, ini mas, di isi full ya bensinnya" ucap ku sambil memberikan uang 300 ribu ke mas sudar

"owh iya mas, kendaraan lainnya gimana? masih ada atau sudah habis bensinnya?"

"kayaknya juga tingal dikit mas" jawab mas sudar

"ya udah, ini buat isi bensin kendaraan lainnya" aku lalu memberikan uang 150 ribu lagi ke mas sudar

"iya mas, kalau gitu saya temen-temen berangkat dulu mas" kata mas sudar

"iya mas" jawab ku

"nah, itu kamu tulis di buku ya na, pengeluaran untuk bensin tadi" kata ku pada ana

"iya mas" jawab ana
saat ana mencatat pemgeluaran tadi tiba-tiba putri menghampiri kami

"mas, katanya mas mau beliin laptop baru" ucap putri

"iya, nanti mas belikan dek"

"kapan? laptop ku sudah rusak lo mas"

"kalau nggak nanti ya besok dek"

"lha aku nggak di beliin laptop juga mas?" indah tiba-tiba muncul dan minta di belikan laptop juga

"nggak usah, kamu pakai laptop mbak yang rusak aja. hahaha... " jawab putri

"ya nggak bisa dong mbak, masa mbak putri di belikan laptop baru aku nggak" kata indah sebel

"lhah, emang kamu buat apaan dek? kan masih smp, palingan juga buat game aja" lanjut putri

"nggak ya, aku juga butuh laptop buat kerjain tugas mbak" jawab indah

"iya... iya, nanti mas beliin laptop buat kalian" jawab ku.

"yeeeii.... makasih mas ku, weeekkk..." kata indah sambil menjulurkan lidah ke putri

"nanti jam berapa mas belinya? aku ikut ya" kata putri

"aku juga ikut" indah tak mau kalah dari putri

"ya gak nanti to dek, besok besok kan bisa. lagian apa kamu nggak kuliah? kok mau ikut beli laptop" kata ku pada putri

"hari ini gak ada jadwal kuliah mas, makanya, mumpung aku gak kuliah kita beli laptopnya hari ini saja ya mas. hehehe..."

"yaudah, nanti siang aja kalu begitu"

"yeeii... makasih mas" kata putri yang kemudian pergi masuk ke dalam rumah

"mbak ana nulis apa mbak?" tanya indah

"data keuangan ndah" jawab ana

"owh.... kirain nulis apa'an mbak. hehehe..." lanjut indah
aku kemudian melanjutkan penjelasan ku kepada ana yang sempat terpotong karena putri dan indah. setelah memberikan penjelasan kepada ana tentang pembukuan keuangan aku lalu mengajak ana ke kandang untuk menunjukan jenis dan kategori sapi, lalu ke gudang pakan untuk memberikan penjelasan mengenai jenis-jenis pakan konsentrat untuk sapi dan bagaimana cara memesannya.

waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah jam 12 siang, aku dan seluruh pekerja ku berkumpul lagi untuk makan siang, selesai makan siang aku meminjam mobil bapak ku untuk membeli laptop.


selain ke dua adik ku aku juga mengajak ana untuk ikut ke toko komputer di kota K, aku membeli laptop di kota K karena harganya lebih murah jika di bandingkan toko komputer di kota kabupaten ku, selisih nya bisa sampai 500ribu.

jam 1 siang kami berangkat ke kota K untuk membeli laptop, tak lupa aku memberi kabar kepada niken bahwa aku akan ke kota K untuk membeli laptop bersama adik-adik ku. sampai di toko komputer aku langsung memilih beberapa laptop dengan spesifikasi yang sedang, tidak terlalu bagus, tidak juga terlalu jelek. karena hanya untuk kebutuhan kuliah dan sekolah adik-adik ku, rencana ku membeli 3 latop aku batalkan, karena aku rasa laptop lama nya putri masih bisa di perbaiki dan masih bisa di gunakan ana untuk mengerjakan laporan.

setelah adik-adik ku mendapatkan laptop yang mereka ingin kan, aku lalu menyodorkan laptop putri yang rusak kepada salah satu karyawan di toko ini, karena selain menjual peralatan komputer dan laptop, toko ini juga menerima service laptop.

setelah di cek oleh bagian reparasi, katanya laptop ini tidak terlalu parah rusak nya, akhirnya laptop lama putri aku tinggal di toko ini, katanya sekitar 1 mingguan baru selesai reparasinya. setelah mendengar penjelasan dari karyawan dan di beri nota pengambilan aku dan adik-adik ku beserta ana keluar dari toko tersebut.

"mas, kita mall yuk" ajak putri

"iya mas, udah lama aku gak main ke mall, ya mas ya..." indah ikut-ikutan bicara

"mau ngapain dek? udah sore lo ini"

"ayo to mas... aku udah lama lo gak ke mall, aku pengen main ke fantasynya game mas. ya maass...." indah merengek minta ke mall

"mas tadi kan izin nya cuma beli laptop, gak ke mall" jawab ku

"bapak sama ibuk pasti gak apa-apa kok mas kalau kita ke mall dulu" jawab indah

"bukan bapak sama ibuk dek" kata ku

"mbak niken? udah biar aku aja yang ngomong ke mbak niken" kata putri, lalu putri mengeluarkan hp nya dan langsung video call dengan niken

tuutt... tuutt.... tuutt....

"hallo, assalamualaikum dek" jawab niken

"walaikumsalam mbak ku yang cantik"

"makasih... kamu juga cantik dek, ada apa nih? tumben nelfon mbak"

"mbak, aku izin nyulik calon suami mbak ya, mau tak rampok dulu calon suami mbak, hihihi..."

"iiihh... kok jahat gitu sama calon suami mbak"

"biarin, wong sejak pacaran sama mbak niken kami gak pernah di ajak jalan-jalan lagi og. setiap jalan-jalan pasti sama mbak, kita gak pernah di ajakin"

"yeee... cemburu nih ceritanya?"

"iya laahh... masa aku sama indah gak pernah di ajakin"

"kalau kalian aku ajak, yang ada malah ngerusuhin mas yang lagi pacaran" kata ku

"nggak ya, aku kalau di ajakin mas sama mbak niken gak mungkin lah ngerusuh, paling cuma gangguin mas sama mbak niken pacaran" kata putri

"sama aja dek" jawab ku

"udah ah, emang mau kalian bawa kemana itu mas mu dek?" tanya niken

"tak ajakin ke mall mbak, tadi mas anto bilang izin ke mbak niken cuma beli laptop aja, jadi aku yang izin ke mbak niken buat ngajakin mas anto ke mall. boleh ya mbak" kata putri

"iya, boleh. cuma bertiga saja dek?"

"nggak mbak, berempat kita"

"lho, sama ibuk juga ya?"

"nggak, sama ana mbak"

"ana? ana siapa dek?"

"ana anaknya pak bari mbak"

"owh... ya udah, iya gak apa-apa"

"yeeeiii.... makasih mbak ku yang cantik"

"iya, sama-sama. hati-hati ya"

"iya mbak, assallamualaikum..."

"walaikumsalam..."

"tuh mas, mbak niken sudah ngasih izin, jadi kita ke mall ya. hihihi..." kata putri

"iya... iya..." jawab ku.

lalu aku melajukan mobil ke arah mall yang ada di kota K, sampai di mall putri dan indah langsung mengajak aku ke arena bermain yang ada di mall, setelah membeli koin adik-adik ku langsung bermain di beberapa permainan, tak lupa aku juga memberikan koin untuk ana, agar dia juga bisa bermain.

"dek, mas tinggal ke foodcourt ya, mas mau mau ngrokok" kata ku

"iya mas" jawab adik-adik ku. aku lalu meninggalkan adik-adik ku dan juga ana yang sudah mulai asyik bermain di fantasinya game menuju foodcourt.

sampai di foodcourt aku memesan minuman memilih meja yang ada di bagian luar, aku ingin menikmati suasana sore sambil merokok. tak lama aku duduk, minuman yang aku pesan sudah datang, setelah membayar nya aku lalu menyalakan rokok ku dan kembali melamun menikmati suasana sore di kota K.

saat aku melamun, hp ku berdering pertanda ada panggilan masuk, lalu aku ambil hp ku yang sedari tadi ada di dalam tas selempang ku. ternyata ada panggillan video dari niken. aku lalu mengangkat panggilan tersebut

"hallo, assallamualaikum dek"

"walaikumsalam..."

"lagi apa dek?"

"ini lagi ndek gudang mas, bete banget aku mas"

"bete kenapa dek?"

"dari tadi pagi nungguin suplayer beras sampe sekarang belum nyampe juga orang nya, kan bete mas"

"lha emang janjiannya jam berapa lo?"

"kata bapak sih sekitar jam 1 gitu datangnya, tapi ini udah jam 3 lebih belum datang juga"

"udah coba di telfon?"

"udah, tadi katanya ada ada kendala di jalan mas, tapi ini udah satu jam lebih dari waktu aku telfon tadi juga belum datang"

"ya sabar dulu dek, mungkin memang ada kendala di jalan"

"ya sabar sih sabar mas, tapi nanti kalau jam 4 belum datang, tak tinggal pulang pokoknya"

"iya, nanti kalau adek mau pulang adek kabarin aja orang nya, biar tau kalau adek udah pulang"

"iya mas"

"besok adek masih sibuk kah?"

"ada kerjaan sih mas, tapi adek tinggal aja, biar di urusin bapak kerjaannya. besok kita cari cincin. hehehe..."

"udah ngomong sama bapak?"

"belum sih mas, nanti aja aku ngomongnya"

"owh... ya udah. yang penting adek ngomong dulu ke bapak"

"iya mas, owh iya, kita pesan cincinnya di mana mas?"

"aku nggak tau dek, mungkin ke toko perhiasan langsung aja kali ya"

"hmm... iya kali ya, tapi nanti biar adek tanya-tanya ke temen adek dulu mas, di mana yang bagus"

"iya, mas ngikut adek aja"

"mas, udahan dulu ya, itu suplayernya udah sampe, nanti malam telfon lagi, assallamualaikum..."

"iya, walaikumsalam..." lalu telfon di matikan oleh niken.

setelah telfon di matikan, aku kembali menikmati minuman dan rokok ku. tak terasa sudah hampir satu jam aku duduk di sini.

lama juga adik-adik ku mainnya, lalu tak berapa lama aku melihat putri, indah dan ana memesan makanan dan minuman di foodcourt, setelah selesai memesan makanan dan minuman mereka datang menghampiri aku yang duduk sendirian

"udah puas mainnya dek?"

"belum mas" jawab indah

"kalau belum puas kok udahan mainnya?"

"kan coinnya habis mas, laper juga kita, jadi ya udah kita nyusul mas ke sini" jawab putri

"owh gitu... tadi rencana mas mau ngajakin kalian makan di rumah makan lesehan, tapi kalian udah pesan makanan, jadi ya nggak jadi aja makan di rumah makan lesehannya"

"harus jadi mas. kan kita tadi cuma pesen makanan ringan mas" jawab putri

"owh... mas pikir tadi kalian pesen ayam geprek di situ" kata ku sambil menunjuk stand ayam geprek

"nggak, kita cuma pesan kentang goreng aja kok" jawab putri

"ya udah kalau gitu, nanti habis dari mall kita ke rumah makan lesehan" jawab ku.

tak berapa lama makanan dan minuman yang di pesan adik-adik sudah datang, lalu mereka makan dan minum apa yang mereka pesan tadi, dan setelah makanan nya habis indah minta di belikan kosmetik untuk perawatan wajah

"mas, nanti sebelum kita ke rumah makan, beliin indah cream sibuglow ya"

"buat apa dek?" tanya ku

"buat perawatan mas, biar aku makin cantik dan glowing. hehehe..."

"kan kamu udah cantik dek, gak perlulah cream-cream kayak gitu, ngabis-ngabisin duit itu"

"ya tetep aja harus ada perawatannya mas, kalau nggak di rawat nanti jadi burik lagi aku" jawab indah sambil cemberut

"hahaha... iya iya, nanti mas beliin, tapi mas ke atm dulu ya. duit cash nya mas tinggal seratus ribu, mana cukup buat beli kosmetik kamu" jawab ku

"kalau indah di beliin, berarti aku sama ana juga harus di beliin mas" kata putri

"ehh... kok aku juga, aku gak usah mas" kata ana

"ya iya dong an, kan kita kesini barengan, satu di beliin berarti semua juga harus di beliin" lanjut putri

"tapi aku gak usah aja, punya ku masih ada kok di rumah" kata ana

"buat stok an, punya ku juga masih ada, tapi hari ini kan kita mau ngerampok mas anto, sekalipun masih, harus tetep minta di beliin lagi, jangan sampai nggak. lagi pula duit mas anto gak bakalan habis kalau cuma buat beliin kita bertiga skincare dan cream wajah" kata putri

"iya iya, udah ah, habisin dulu tuh minumannya, habis itu kita beli kosmetik buat kalian" kata ku menghentikan perdebatan antara putri dan ana.

lalu setelah mereka menghabiskan minuman mereka aku ajak mereka ke atm dulu, untung lokasi atm center gak jauh dari foodcourt nya.

setelah mengambil uang mereka mengajak aku ke stand kosmetik, lalu mereka memilih beberapa jenis kosmetik untuk mereka masing-masing, hanya ana yang terlihat malu-malu memilih kosmetiknya, indah dan putri benar-benar ingin merampok aku, gila aja masa skincare mereka masing-masing ambil tiga, belum lagi cream untuk wajah dan face wash nya, bener-bener dah adik-adik ku ini.

setelah mereka selesai memilih kosmetik mereka, giliran aku yang membayarnya, dua juta lebih totalnya. ampun dah, aku bener-bener di porotin sama adik-adik ku.

"makasih mas ku sayang...." kata indah sambil memelul tangan ku

"sama-sama" jawab ku sambil memasang wajah cemberut

"kok mas anto cemberut sih, gak ikhlas nih beliin kita kosmetik?" kata putri

"ikhlas kok dek, mas ikhhllaaassss....." kata ku dengan suara yang ku buat buat seolah berat dan mengambil nafas panjang

"kalau ikhlas senyum dong mas, jangan cemberut gitu" kata indah. lalu aku membuat senyum terpaksa di bibirku

"iihh... nggak ikhlas senyumnya, mas anto jelek kalau senyumnya kayak gitu" lanjut indah

"iya iya, mas ikhlas kok. mas tadi cuma bercanda aja" kata ku, lalu aku tersenyum

"nah, gitu dong. sama adik nya harus ikhlas, gak boleh terpaksa" kata putri

"emang kalian kalau beli kosmetik selalu sebanyak itu ya?" tanya ku

"nggak juga sih mas, biasanya satu-satu aja" jawab putri

"lho, lha ini tadi kok banyak" kata ku lagi

"ya iya lah, kan mumpung di beliin sama mas anto, jadi beli banyak buat stock. hehehe..." kata putri

"kalian bener-bener niat ya ngrampok mas hari ini"

"iya dong. hahaha..." kata putri yang di ikuti tawa mereka, hanya ana yang terlihat sungkan kepada ku

"terima kasih ya mas sudah di belikan kosmetik" kata ana

"sama-sama an" jawab ku

setelah membeli kosmetik kami pun keluar dari mall dan makan malam di rumah makan lesehan, selesai makan kami langsung pulang ke rumah orang tua ku, sampai di rumah orang tua ku, aku langsung pamit kepada bapak ibu ku untuk pulang ke rumah ku sendiri.

sampai di rumah aku langsung mandi dan ganti pakaian, setelah itu seperti hari-hari sebelumnya, aku telfon dengan niken hingga larut malam, membicarakan tentang banyak hal, terutama rencana kami untuk memesan cincin untuk tunangan kami.

kesokan hari nya, seperti yang sudah kami rencanakan semalam, aku dan niken akan pergi ke toko emas untuk memesan cincin tunangan kami, aku berangkat dari rumah ku jam 9 pagi, sementara kegiatan di peternakan aku percayakan kepada pak bari dan mas parno untuk mengatur kerja semua pekerja.

jam 10 lebih sedikit aku sampai di rumah pak coko, hanya ada niken, bu siti dan bagas di rumah, kata niken pak coko sedang ada rapat di kantor kecamatan.

aku lalu berangkat bersama niken menuju toko perhiasan emas yang sudah di pilih oleh niken, toko perhiasan emas ini ada di kota K, niken mendapat rekomendasi toko ini dari salah satu temannya.

sesampainya di toko itu kami pun segera mengutarakan niat kami untuk memesan cincin untuk tunangan kami

"selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya mbak-mbak penjaga toko tersebut

"iya mbak, kami mau pesan cincin" jawab niken

"owh... iya, silahkan di lihat-lihat dulu model cincinnya mbak" jawab mbak-mbak tersebut sambil memberikan album yang berisi foto-foto cincin kepada niken. aku dan niken lalu di persilahkan untuk duduk di salah satu kursi yang di sediakan oleh toko tersebut.

"mas suka yang model mana?" tanya niken sambil melihat-lihat foto cincin di album itu

"terserah sampean aja dek, mas ngikut. tapi kalau bisa cincinnya yang terbuat dari emas putih ya, soalnya mas kan laki-laki, gak boleh pakai emas kuning kata pak kyai" jawab ku

"ini mas, ada yang dari emas putih" kata niken menunjukan foto cincin yang di maksud

"boleh, adek suka nggak model nya?"

"hmm... modelnya kurang bagus sih mas, coba kita tanya mbak nya aja mas, yang model lain ada nggak" kata niken

"iya" lalu niken menunjukan foto cincin itu ke mbak-mbak penjaga toko

"mbak, cincin yang dari emas putih model lainnya ada gak?" tanya niken

"untuk yang ready nggak ada mbak, tapi kalau mau pesan bisa di buatkan model lainnya" jawab mbak penjaga toko

"kalau pesan, berapa lama jadinya mbak?" tanya niken

"biasanya satu bulan mbak" jawab mbak-mbak itu

"kok lama ya, nggak bisa lebih cepat ya mbak?" tanya niken lagi

"biasanya kalau pesan yg khusus ya memang agak lama mbak" jawabnya

"bisa gak mbak kita pesan dua minggu jadi, nambah biaya gak apa-deh, yang penting dua minggu jadi" kata ku

"sebentar ya mas, saya tanyakan dulu" jawab mbak-mbak itu

"ok" jawab ku.

lalu aku dan niken kembali melihat-lihat album foto cincin sambil menunggu mbak nya kembali. tak berapa lama mbak-mbak penjaga toko itu kembali dan menghanpiri kami

"bisa mas, tapi biaya nya tambah 500rb dari harga normalnya mas" kata mbak penjaga toko tersebut

"owh, ok mbak gak apa-apa" jawab ku. lalu aku dan niken mengukur jari manis kami untuk di jadikan ukuran cincin, lalu kami memilih model yang custom sesuai keinginan niken.

setelah semua di catat oleh mbak-mbak penjaga toko aku lalu membayar setengah dari harga cincin pesanan kami tersebut, lumaya juga harga cincin tunangan kami, sepuluh juta lebih untuk dua cincin.

lalu setelah mendapat nota untpembayaran dan pengambilan cincin pesanan kami, kami pun beranjak meninggalkan toko perhiasan itu. saat di mobil aku bertanya kepada niken tentang persiapan lainnya

"dek, sampean sudah pesen foto both sama photographer nya belum?"

"belum mas, aku lupa hehehe..."

"ya udah, kita mampir ke studio foto temennya mas aja ya, kita pesen di sana" kataku

"iya mas" jawab niken.

aku lalu mengarahkan mobil ku ke studio foto milik teman ku, teman ku ini cuma lulusan SMP, tapi dia sekarang sukses jadi fotographer, dia sejak lulus SMP sudah langsung merantau ke ibu kota negara, ikut kerja di studio foto besar yang ada di ibu kota negara sana, bahkan dia dulu sering memfoto model-model kelas atas pas masih kerja di ibu kota negara, sekarang dia sudah pulang kampung dan memulai usaha photograpfi di kota K sejak setahun yang lalu, tak berapa lama kami pun sampai di depan ruko yang di bagian atas nya terdapat tulisan besar "RYOSTUDIO PHOTO&VIDEO "

setelah memarkirkan mobil, kami masuk ke dalam studio milik ryo sahabat ku ini. nama asli nya haryo wicjaksono, tapi panggilannya ryo.

setelah masuk kami di sambut oleh karyawan studio ryo

"selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan studio

"siang mas, bisa bertemu dengan mas ryo?" tanya ku

"maaf, mas apa sudah ada janji dengan mas ryo?" tanya karyawan tersebut

"belum sih mas, memangnya harus pake janjian dulu ya?" tanya ku

"iya mas, kalau nggak janjian dulu susah untuk ketemu mas ryo nya" jawabnya

"owh begitu, tapi mas ryo nya ada gak?" tanya ku lagi

"ada mas, tapi masih sibuk di ruangannya" jawabnya

"kalau begitu tolong kasih tau mas ryo nya kalau di cari anto gitu mas" kata ku

"owh baik, akan saya sampaikan. tolong tunggu sebentar ya mas"

"ok"

lalu aku dan niken duduk di kursi yang ada di dekat meja karyawan tersebut, tak menunggu lama ryo pun muncul dan menemui ku

"weeyyy... anto sumanto maibro... hahaha..." kata ryo yang langsung menyalami aku

"jancok, kebiasan kamu cok, bisa nggak tambahan kata sumanto itu di hilangkan dari mulut mu itu cok" kata ku

kebiasan memang ryo ini, selalu saja menambahkan sumanto di belakang nama ku

"hahaha... guyon cok, guyon. ngono ae nesu" kata ryo sambil tertawa

"kenalin, ini niken calon istri ku" kata ku mengenalkan niken kepada ryo

"niken" kata niken memperkenalkan diri dan bersalaman dengan ryo

"ryo mbak" jawab ryo sambil menjabat tangan niken

"ojo suwe-suwe lak salaman" kata ku sambil melepas tangan ryo dari tangan niken

"asu, cok, kok bisa nya kamu dapat calon istri cantik banget kayak mbak e ini to? sudah hilang penyakit tremor kalau di depan cewek yang selama ini kamu derita to?" tanya ryo

"matamu, aku gak pernah yo kena penyakit tremor" jawab ku

"heleehh... nggak opo? aku masih inget dulu waktu kamu di deketin yuni anak kelas 3c aja kamu gemeteran sama keringat dingin gitu kok, masih mau ngelak kamu to?" kata ryo

"lho, itu kan dulu waktu masih smp, sekarang yo endak to yo" jawab ku

"heleehh... preett... aku tu tau gimana kamu bro, wong pas aku buka studio ini aja kamu masih suka tremor og kalau di deketin cewek" kata ryo

"mbak, kok mbak mau sih sama anto? mbak di pelet ya sama sumanto ini?" tanya ryo kepada niken

"hehe... nggak pake pelet kok mas" jawab niken

"lambe mu yo, tak tapuk sisan ngko lambemu" kata ku menanggapi pertanyaan ryo pada niken

"hahaha... santai bro, santai... owh iya, ada apa nih tumben-tumbenan kamu ke studio ku" tanya ryo

"gini yo, kan akhir bulan ini aku sama niken mau lamaran sekaligus tunangan, kamu bisa foto in nggak?" kata ku

"wuueezzz... ya pasti bisa to yo, buat kamu jadwal lain tak kasih ke anak-anak, aku sendiri yang photoin kamu. tanggal berapa acaranya?" kata ryo

"tanggal 27 yo" jawab ku

"hmm... 19 hari lagi berarti. ok aku bisa to, jam berapa acaranya mulai?"

"jam 7 malam acaranya. owh iya, kamu ada photo both yang bisa di gunakan gak pas tanggal itu?" tanya ku lagi

"bentar, tak cek dulu ya. soalnya aku cuma ada 3 photo both, semoga ada yang bisa di gunakan" jawab ryo

lalu dia berjalan mencari salah satu karyawannya untuk menanyakan photo both.

tak berapa lama rio pun kembali dan mengabarkan bahwa ada photo both yang bisa di gunakan pas tanggal acara ku

"ada bro, tapi tinggal 1 aja, dan bukan yang paling bagus, gimana?" kata ryo

"gak apa-apa lah bro, tapi bisa di setting biar jadi kelihatan bagus kan?" tanya ku

"bisa bro, ntar aku sendiri yang sett biar top hasilnya, berarti nanti aku berangkat lebih awal biar bisa sett photo both nya dulu ya, mungkin jam 2 atau jam 3 aku sudah berangkat. acaranya di rumah kamu apa di rumah mbak nya?" kata ryo

"di rumah calon istri ku yo, nanti tak kasih alamat lengkapnya ke kamu biar gampang" kata ku

"ok deh bro" jawab ryo

"owh iya yo, ngomong-ngomong biaya nya berapa untuk sewa photo both sama jasa foto nya?" tanya ku lagi

"to, jancuk ya kamu itu. sekali lagi kamu tanya soal biaya, gak sudi aku motoin kamu" jawab ryo

"nggak bisa gitu yo, kita memang teman yo, tapi business is business, harus ada hitung-hitungannya" kata ku lagi

"hitung-hitungan gundul mu? kalau sampek aku minta bayaran ke kamu, mau di taruh di mana muka ku hah? aku masih ingat dan akan selalu ingat to, bagaimana kamu membantu aku merealisasikan rencana ku untuk punya studio foto ini, aku masih ingat kalau biaya sewa ruko ini kamu yang bayarin untuk 1 tahun pertama. terus sekarang aku minta bayaran untuk sewa photo both sama jasa foto ke kamu, gitu? jancok kamu itu to" jawab ryo uring-uringan karena aku menyakan biaya jasa foto dan sewa photo both

"lha terus sekarang karepmu piye yo? apa ya enak aku kalau pakai jasa dan sewa tanpa bayar?" kata ku

"gak bayar-bayaran tai asu, pokoknya semua foto mulai dari tunangan, preweding sampai nikahan aku yang handel, termasuk video dokumentasi dan video cinematic pernikahan kamu. kalau sampek kamu pake jasa orang lain, kita putus to, puuttuuss...., kamu jahat mas, jahaaatt...." kata ryo sambil bergaya layaknya perempuan di bagian akhir

"jancok, karep mu lah yo, manut aku wes" kata ku

"naahh... yo ngono. kudu manut pokok'e". hahaha.... lanjut ryo sambil tertawa

"suwun ya yo, terima kasih banyak sebuanyak banyak nya pokok'e" kata ku

"iyo cok, koyo karo sopo ae" jawab ryo

"ya wes lah, aku pamit pulang dulu kalau gitu yo"

"ok bro, hati-hati, anak orang di jaga, jangan di rusak. hahaha...." kata ryo

"yo jelas to, emang nya kamu suka merusak anak orang" jawab ku

"sorry mas, aku cowok baik-baik dan polos, gak ngerti caranya merusak anak orang" jawab ryo

"halaah... prreeett..." jawab ku.

lalu aku dan niken meninggalkan studio foto milik ryo, aku lalu mengajak niken untuk makan siang, walaupun sudah lewat jam makan siang, karena kami tadi belum makan siang

"dek mau ma'em di mana?"

"ma'em ayam lalapan yuk mas"

"ayuk, di warung lesehan aja ya"

"iya mas"

lalu aku mengarahkan mobil ku menuju rumah makan lesehan yang cukup ternama di kota K, warung lesehan ini terkenal karena konsepnya yang alami, letaknya di pinggiran kota dan di kelilingi sawah, jadi sangat nyaman jika makan siang atau sore di warung lesehan itu.

setelah memarkirkan mobil, aku dan niken masuk ke rumah makan lesehan, kami memilih gazebo nomor 8, karena lokasinya paling ujung dan paling dekat dengan sawah, gazebo di warung lesehan ini ada 24 dan berbentuk seperti huruf U, bagian tengah di jadikan taman dan kolam ikan, untuk kasir dan dapur nya ada di bagian paling depan dekat parkiran mobil, setelah aku dan niken duduk di dalam gazebo, tak berapa lama datang mbak-mbak membawa daftar menu.

setelah melihat daftar menu akhirnya aku dan niken memesan ayam bakar, cah kangkung, jamur crispy dan minumannya soda gembira dan jus alpukat, setelah pesanan kami di catat mbak-mbak pelayan rumah makan itu meminta kami untuk menunggu, lalu aku dan niken ngobrol sambil menunggu makanan kami dihidangkan

"mas, udah berapa lama mas anto kenal sama mas ryo tadi mas?" tanya niken

"udah lama dek, ryo itu teman SMP nya mas" jawab ku

"owh... temen SMP, SMA nya gak satu sekolah?"

"nggak dek, ryo cuma sampai SMP sekolahnya, setelah lulus dia langsung berangkat merantau ke ibu kota"

"owh gitu, tapi kok masih bisa akrab sih sama mas? aku aja temen SMP ku udah banyak yang lupa mas, udah lama gak pernah ketemu, kecuali yang satu desa, masih sering ketemu. emang mas ryo itu satu desa sama mas anto?"

"nggak dek, beda desa, beda kecamatan, beda kabupaten. hahaha...."

"kok bisa gitu?"

"jadi ryo itu dulu pas waktu SMP ikut sama mbah nya, lha mbah nya itu tetangga desa sama mas, kalau ryo itu aslinya dari kabupaten K, bapak nya tinggal di kabupaten K, kalau ibuk nya tinggal di luar pulau, begitu"

"owh... tapi mas ryo hebat ya, walaupun cuma lulusan SMP bisa punya studio foto sendiri"

"iya dek, kemauan dan kegigihannya luar biasa dia, dulu pas pertama kerja di ibu kota, dia cuma jadi ofice boy di studio foto milik photographer ternama di ibu kota, sampai akhirnya dia dapat kesempatan untuk belajar technik photographi dan editing, setelah di rasa mampu, akhirnya dia pulang dan buka studio foto sendiri" jawab ku menjelaskan tentang perjalanan kesuksesan ryo pada niken

"waahh... hebat ya. terus kok tadi mas ryo bilang yang bantu mewujudkan mimpi mas ryo punya studio sendiri itu mas anto gimana cerita nya mas?"

"gimana ya, ya intinya mas bantuin dikit-dikit aja dek"

"tapi kan aku pengen tau ceritanya mas"

"jadi setahun yang lalu, pas ryo pulang dari ibu kota, ryo tuh main ke rumah, trus dia cerita bahwa dia pengen buka studio foto, ya mas dukung lah keinginannya itu, tapi ada beberapa kendala yang di alami oleh ryo, tabungan nya cuma cukup buat beli kamera baru, lensa baru sama satu unit komputer dengan spesifikasi yang cocok untuk editing, kamera nya yang lama ada tapi jika untuk ikut bersaing di dunia studio foto gak akan mampu, nah dari situ mas bantu lah ryo untuk dapat menyewa ruko dan membuat beberapa perlengkapan studio nya, waktu itu ryo bilang kalau sudah ada rezeki mau di ganti uang nya mas yang di pake buat sewa ruko dan membuat beberapa perabot, tapi mas menolak, karena menurut mas lebih baik di gunakan untuk membeli atau membuat perlengkapan studio foto, dan alhamdulillah nya, setelah 6 bulan berjalan studio foto milik ryo mendapat banyak job foto dan video, sehingga dia bisa menata ulang studio dan membeli beberapa peralatan dan perlengkapan untuk studio nya, gitu kurang lebih nya dek" jawab ku menjelaskan pada niken.

lalu aku melihat niken memandang ku dengan senyuman terlukis di bibirnya

"kenapa dek? kok senyum gitu"

"hehe... nggak mas, aku cuma kagun aja sama mas"

"kagum kenapa dek?"

"mas itu ternyata baik banget orang nya, suka membantu orang lain. hehehe..."

"ya selagi kita bisa, kenapa nggak? toh itu kan biasa aja dek, gak perlu lah kagum kayak gitu dek"

"biasa bagi mas, tapi bagi orang lain itu luar biasa mas"

"mas hanya berusaha menjadi orang yang berguna bagi orang lain dek, selama itu baik dan orang lain sedang kesuasahan, apa salah nya kita membantu, iya kan?"

"he'eh mas, aku jadi yakin kalau aku nggak salah telah menerima perjodohan kita. hehehe..."

"amiinn... semoga mas bisa selalu membahagiakan adek dan tidak mengecewakan adek"

"amiinn...." niken mengamini kata-kata ku

tak lama kemudian makanan yang kami pesan datang, dan setelah makanan dan minuman di hidangkan, kami pun mulai menikmati makanan kami.

selesai makan aku pun mengajak niken untuk pulang, karena waktunya sudah sore, sudah hampir maghrib.

saat dalam perjalan pulang kami kembali membicarakan perihal persiapan acara lamaran kami, membahas apa saja yang masih kurang

"dek, persiapan nya udah semua belum ya? mas takut ada yang kurang" kata ku

"eemmm... apa ya mas, bentar, adek ingat-ingat lagi ya mas" jawab niken.

mendengar jawaban niken aku pun mulai berfikir dan mengingat-ingat apa yang masih kurang

"baju sarimbit" kata ku berbarengan dengan niken

"hahaha... " lalu kami tertawa bersama karena baru teringat dan bareng mengucapkanya (NB: baju sarimbit = baju batik couple yang biasa di gunakan untuk acara lamaran dan tunangan)

"kok bisa barengan gitu sih mas?"

"mas juga gak tau dek, tadi mas mikir apa yang kurang, pas inget langsung nyeplos aja tadi"

"sama mas, aju juga gitu. emang udah jodoh kali. hahaha..."

"amiinn... mumpung masih belum jauh dari kota K, mau cari bajunya sekarang atau besok-besok aja dek?"

"sekarang aja kali ya, takut besok-besok mas sibuk atau aku nya yang sibuk mas"

"ok deh, kita langsung ke toko baju batik kalau gitu" aku lalu memutar balik mobil ku dan langsung mengarah ke toko baju batik.

sampai di toko baju batik yang cukup terkenal di karisidenan kami, kami pun langsung masuk dan memilih-milih baju batik, cukup lama kami di toko ini, karena niken milihnya lama, biasalah cewek, kalau urusan belanja pakaian pasti lama.

saat kami masih memilih-milih baju batik, tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras, padahal ini bukan musim hujan, namun akhir-akhir ini sering turun hujan, musim kemarau seolah tak berlaku sekarang, mau lagi kemarau hujan tetap turun, mau musim hujan, panas juga tetap ada.

ini lah efek nyata dari perubahan iklim, musim hujan dan kemarau jadi tak menentu.

setelah cukup lama memilih dan mencoba beberapa baju batik, akhirnya niken menentukan pilihan nya pada baju batik dengan corak khas kabupaten K dengan warna hijau muda

"mas, ini di coba dulu ya" kata niken

"iya dek" aku lalu mengambil baju batik yang di berikan niken dan mencoba nya di kamar pas, lalu aku keluar untuk menujukan baju yang aku coba kepada niken

"gimana dek? mas pantes gak pakai baju ini?" tanya ku pada niken

"waaahhh... bagus mas, mas kelihatan makin ganteng dan berwibawa, keren mas" kata niken

"aku tak coba baju ini dulu ya mas" lanjut niken

"iya dek"

lalu niken masuk kamar pas untuk mencoba baju batik dengan corak dan warna yang sama dengan yang niken pilihkan untuk ku.

tak berapa lama niken pun keluar dari kamar pas

"gimana mas, bagus gak?" tanya niken. aku benar-benar terpesona dengan kecantikan niken, wajahnya tampak semakin bening dan seolah bercahaya ketika dia menggunakan baju batik pilihannya itu

"mas, kok bengong aja sih, bagus gak ini?"

"astagfirrullah, maaf dek, maaf. mas benar-benar terpesona tadi. asli, adek cantik banget pakai baju itu dek, subhanallah... terima kasih ya allah, engkau telah memberikan calon istri yang luar biasa cantiknya kepada hamba mu ini ya allah..." aku tak dapat menutupi rasa kagum ku kepada kecantikan niken, benar-benar membuat aku terpesona

"hihihi... terima kasih mas, mas juga ganteng kok" kata niken

"kalau gitu kita pilih baju sarimbit yang ini aja ya mas"

"iya dek"

aku lalu masuk ke kamar pas lagi untuk melepas baju yang aku coba, begitu pula dengan niken.

setelah keluar dari kamar pas kami lalu ke kasir, niken menyerahkan baju batik sarimbit yang sudah di pilih tadi ke kasir, lalu setelah di kipat dan di rapikan aku langsung membayarnya.

saat keluar dari toko aku menahan niken untuk tetap di toko, karena aku parkir mobil agak jauh dari toko di seberang jalan, memang jalan ini hanya satu arah dan yang boleh di gunakan untuk parkir kendaraan adalah sisi seberang jalan saja

"dek, tunggu di sini sebentar ya"

"mas mau kemana?"

"mas ke mobil dulu, adek tunggu di sini"

aku lalu berlari ke mobil ku untuk mengambil zipper, karena tidak mungkin aku mundurkan mobil ku, bisa di marahin banyak orang kalau mobil ku aku mundurkan di jalan satu arah ini.

setelah mengambil zipper aku lalu berlari lagi ke toko baju batik untuk mengajak niken ke mobil, setelah sampai aku lalu menutupkan zipper ku atas kepala niken

"yuk dek"

niken melihat ku sejenak, lalu mulai berjalan, aku berjalan di samping niken sambil menutupi kepala niken dengan zipper ku, setelah niken masuk aku segera berlari ke sisi kanan mobil dan langsung masuk, saat di dalm mobil pakaian ku lumayan basah, aku lalu meletakkan zipper ku di kursi tengah

"mas, kok zipper di taruh situ"

"kalau di taruh di depan gak enak dek"

"sini mas zipper nya, adek pake boleh kan?"

"basah dek zipper nya"

"adek tanya nya boleh gak adek pake? bukan basah apa enggak mas"

"boleh, tapi ini zipper nya basah dek, nanti adek masuk angin"

"boleh nggak adek pake zipper nya?" tanya niken dengan tatapan mata yang tajam kepada ku

"iya iya, nih adek pakai aja" kata ku sambil menyerahkan zipper ku kepada niken

"makasih mas" kata niken dengan senyum lebar nya

"sama-sama" lalu niken memakai zipper ku hanya untuk menutupi bagian depan tubuh nya dengan kedua tangan nya masuk ke dalam lengan zipper

lalu aku langsung menyalakan mobil dan menjalannya menuju arah rumah orang tua niken.

dalam perjalanan pulang aku melihat niken senyum-senyum sendiri

"dek, adek kenapa kok dari tadi senyum-senyum sendiri?"

"gak apa-apa mas, kenapa?"

"nggak, mas bingung aja, kenapa dari tadi adek senyum sendiri"

"emang gak boleh ya mas? apa adek harus cemberut gitu?"

"ya enggak gitu dek, tapi kan nganu dek, apa ya, ya pokoknya gitu deh dek, mas bingung, tapi mas seneng kalau adek bahagia, jadi ya udah terserah adek aja, mas bingung. hehehe...."

"mas aneh deh, ngomong nya muter-muter gak jelas"

"hehehe... owh iya dek, nanti pas acara pake make up nggak?"

"pake mas, adek udah pesan make up artis nya"

"haahh... make up artis? apa gak mahal dek kalau pakai jasa tukang make up artis? kok nggak pakai penata rias pengantin saja"

gila, tukang make up artis berapa bayarnya, ini kan cuma lamaran, belum nikahan pikir ku

"bukan tukang make up untuk artis mas, itu bahasa kerennya penata rias, bisa di sebut make up artis atau mua, masa mas gak ngerti sih?"

"eehhh... serius dek? mas baru tau. hehehe..."

"hmm... kirain mas udah paham"

"ya maklum dek, soalnya kalau di desa mas di sebutnya penata rias atau tukang rias manten. gitu"

"ya sama mas, tapi itu bahasa keren nya, biar lebih modern. gitu"

"owh... berarti mas nggak modern ya?"

"iya kali"

"hmmm... mas harus belajar modern kalau gitu"

"buat apa mas?"

"ya biar modern, biar keren. hehehe..."

"ya nggak gitu juga kali mas, dah ah. mas bikin adek pusing"

"waduh, kita mampir ke dokter ya dek"

"mau ngapain mas?"

"lha tadi katanya adek pusing, kalau pusing ke dokter, biar di periksa dokter dek"

"apa'an sih mas, gak lucu. garing" jawab niken sambil cemberut

"iya iya, maaf kalau mas garing dan gak lucu dek"

"iya, dah ah. mas fokus nyetir aja"

"iya, tapi dek"

"kenapa mas?"

"garing itu bukanya vokalis band ya?"

"itu giring mas, giring. bukan garing"

"giring bola apa giring bebek dek?"

"iiihhhh.... apa'an sih mas, makin gak jelas deh"

"hehehe... maaf dek"

selama perjalanan menuju rumah orang tua niken aku terus saja membuat candaan yang garing dan jelas yang bikin niken sebel, tapi lama-lama niken tertawa juga karena candaan garing dan gak jelas ku.

tak terasa kami sudah sampai di depan rumah orang tua niken, sampai rumah orang tua niken hujan sudah reda dan hanya tinggal gerimis saja. lalu aku dan niken turun dari mobil dan di depan pintu mengucap salam lalu masuk dalam rumah, dari dalam terdengar jawaban salam kami dan bu siti keluar menemui ku, aku lalu salim kepada bu siti, tak lama kemudian pak coko juga keluar dan duduk di sofa ruang tamu, tak lupa aku salim kepada pak coko sebelum beliau duduk.

"kok bajunya basah nak, tadi kehujanan?" tanya pak coko

"iya pak, pas keluar dari toko baju ke parkiran mobil" jawab ku

"owh begitu" kata pak coko, lalu aku berbincang-bincang dengan pak coko, karena sudah 30 menit lebih dan niken belum keluar dari kamarnya, maka aku pun pamit pulang kepada pak coko

"mohon maaf pak, karena sudah malam, saya izin mau pamit pulang pak" kata

"lho, nak anto kok buru-buru, sebentar bapak panggilin niken dulu" kata pak coko, lalu pak coko berjalan ke dalam, tak lama kemudian niken keluar dengan wajah yang agak cemberut

"mas mau kemana?" tany ma niken

"mau pulang dek, udah malam ini" jawab ku

"mandi dulu mas, baru boleh pulang. itu sudah adek masakin air buat mas mandi"

"lhah, kan mas nggak bawa baju ganti dek"

"sebentar, adek ambilin baju bapak buat ganti"

"lhah, kok pake baju bapak sih dek"

"mas nggak mau?"

"bukannya nggak mau, tapi apa ya muat bajunya bapak mas pakai?"

"adek cariin yang pas buat mas pakai, udah mas mandi dulu gih"

"iya"

aku lalu berjelan ke arah kamar mandi, di ruang keluarga pak coko dan bu siti sedang melihat sinetron di tv, aku membungkukkan badan saat melewati belakan pak coko dan bu siti.

setelah sampai di kamar mandi aku langsung masuk dan membuka semua pakain ku, aku melihat ada ember besar berisi air, setelah aku sentuh air nya terasa hangat, ternyata dari tadi niken nggak keluar itu masakin air buat aku mandi. perhatian juga niken pada ku.

lalu saat aku sudah mulai mandi terdengar teriakan niken dari luar kamar mandi

"mas, ini baju sama handuk nya"

"iya dek, taruh di situ aja?"

"di situ mana? di lantai? wong di luar gak ada centelan baju kok taruh di situ aja"

"owh, hehehe... mas gak tau dek, maaf"

"buka pintunya dikit, biar adek bisa ngasih baju sama handuk nya mas"

"iya" aku lalu membuka sedikit pintu kamar mandi dan aku bersembunyi di balik pintu, tangan kanan niken masuk menyerahkan baju dan handuk, tanpa menunggu lama aku ambil baju dan handuk itu, setelah niken menarik tangannya aku tutup lagi pintu nya dan melanjutkan mandi ku.

selesai mandi aku keringkan badan ku dengan handuk dan memakai celana ku yang tidak terlalu basah, lalu aku pakai kaos berkerah milik pak coko yang di berikan niken pada ku, setelah aku pakai kaos nya sedikit kekecilan, tapi gak apa-apa lah, dari pada pakai baju ku yang basah.

lalu aku keluar dari kamar mandi menuju ke ruang tamu, saat melewati pak coko dan bu siti aku kembali membungkuk dan izin ke pak coko

"maaf pak, baju bapak saya pinjam" kata ku

"owh iya, gak apa-apa nak, pakai saja" jawab pak coko

"terima kasih pak, saya permisi ke depan" lanjut ku.

lalu berjalan ke ruang tamu, saat sampai du ruang tamu niken sudah duduk di sofa

"mas, minum nya teh hangat saja ya, biar badan mas anget" kata niken

"iya dek" jawab ku

"di minum gih, mumpung masih hangat"

"iya" aku lalu menyeruput teh hangat dalam gelas besar yang di buatkan niken

"adek gak minum?" hanya di jawab gelengan oleh niken, aku lalu mendekat ke niken dan menyodorkan teh hangat yang ke bibir niken, niken tersenyum lalu menyeruput teh yang aku sodorkan

"dek, zipper nya mas mana? kan tadi adek bawa masuk"

"mau buat apa mas?"

"mau mas bawa pulang"

"kenapa?"

"kenapa apa nya dek?"

"kenapa mau mas bawa pulang?"

"ya kan itu zipper nya mas, jadi ya mas bawa pulang dong"

"gak di tinggal di sini aja ya zipper nya? mas cuma punya zipper satu itu aja?"

"ya masih ada sih dek, tapi itu zipper limited edition kesayangan mas dek"

"mulai sekarang zipper itu jadi zipper kesayangannya adek, boleh kan?"

"ya... ya... ya boleh aja dek, tapi itu udah gak lagi dek di pasaran"

"mas lebih sayang adek, apa zipper itu?"

"ya adek lah pastinya"

"ya udah kalau gitu, zipper itu buat adek dan akan jadi zipper kesayangannya adek"

"iya dek"

haaahhh.... ziiper limited edition dari jasad, band metal favorite ku di minta niken, mana itu zipper udah nggak ada lagi di pasaran. apa boleh buat, aku harus mengalah kepada niken. lagi pula kenapa juga niken tiba-tiba meminta zipper ku, emang niken musik-musik cadas, bodo amat lah, harus aku ikhlaskan zipper kesayangan ku itu.

"mas gak ikhlas ngasih zipper nya ke adek?"

"ikhlas kok dek, mas ikhlas"

"kalau ikhlas kok manyun gitu muka nya mas"

"nggak kok, nih mas senyum. hiii...."

"nah, gitu dong, senyum. hihihi..."

"owh iya dek, mas minta tas plastik ada gak? sama baju yang baru kita beli tadi yang buat mas sekalian ya"

"tas kresek buat apa mas?"

"ini buat bungkus baju mas yang basah"

"trus baju yang tadi di beli mau buat apa di bawa ke sini?"

"mau mas bawa pulang buat di cuci dulu dek sebelum di pake nanti"

"sini baju nya mas yang basah"

niken meminta baju ku yang basah dan aku berikan ke baju basah ku ke niken, lalu niken meninggalkan ku ke belakang dengan membawa baju ku yang basah, tak lama kemudian niken kembali dan duduk di samping kanan ku

"dek, baju mas mana?"

"di belakang"

"kok di belakang, kan mau mas bawa pulang"

"mas, izinkan adek belajar untuk berbakti sama mas, baju basah sama baju baru tadi biar adek yang cuciin"

"lhoh, dek, nganu dek, tadi di dalam lipatan baju mas yang basah ada nganu dek"

"nganu apa mas?"

"nganu, itu, celana dalamnya mas"

aku benar-benar malu, karena aku nggak pakai celana dalam karena aku lipat di dalam baju basah ku tadi

"owh... ada celana dalam nya mas to, kirain apa'an mas" jawab niken dengan santai nya

"tapi dek, kan belum saat nya adek nyuciin baju mas, apa lagi itu ada celana dalam nya mas dek"

"gak apa-apa mas, toh nanti kalau kita sudah menikah kan adek juga yang nyuciin semua pakaian nya mas"

"ya kan nanti dek, bukan sekarang"

"udah, gak apa-apa mas, itung-itung adek belajar jadi istri yang baik untuk mas"

"hmm... ya sudah jika mau nya adek begitu, mas gak bisa menolak, tapi mas masih malu dek"

"gak apa-apa mas, di biasakan saja, jangan malu-malu sama adek"

"iya dek"

lalu bu siti datang dan menyuruh aku untuk makan malam

"nak anto tadi belum makan kan? itu sudah ibu siapkan, nak anto makan dulu" kata bu siti

"owh, saya tadi sukan makan sama dek niken buk, terima kasih, saya masih kenyang buk" ucap ku mencoba menolak dengan halus

"nak anto gak suka masakan ibu ya? apa mungkin masakan ibu nggak enak ya, sampai-sampai nak anto nggak mau makan masakan ibu" kata bu siti

"suka kok buk, suka. dan pastinya masakan ibuk pasti enak" ucap ku dengan tersenyum

"kalau suka masakan ibu, nak makan dulu. niken temani mas mu makan nduk" lanjut bu siti

"iya buk" jawab niken. lalu bu siti kembali ke belakang untuk melihat tv bersama pak coko

"yuk mas" ajak niken sambil mengandeng tangan ku.

sebenarnya aku belum lapar, tapi apa boleh buat, kalau calon mertua sudah berekata seperti itu, mau gak mau aku harus makan.

lalu aku berjalan dengan tangan di gandeng oleh niken ke ruang makan, saat melewati pak coko dan bu siti kembali aku membukuk dan mengucap permisi. sesampainya di ruang makan niken langsung mengambilkan nasi, sayur dan lauk untuk ku

"adek gak ma'em, kok ambil nasinya cuma satu?" tanyaku dan hanya di jawab dengan mengelenglan kepala oleh niken.

lalu aku mulai menyendok nasi dan sayur lalu aku makan, setelah itu aku menyendok lagi untuk aku suapkan ke niken, niken awalnya menolak, namun aku tetap menahan tangan ku di depan bibir niken, akhirnya niken pun mau menerima suapan nasi dari ku, sepiring nasi dan lauk kami habiskan berdua, setelah habis niken langsung mengambilakn air untuk minum, setelah aku minum setengah aku suapkan lagi minum dalam gelas ke bibir niken.

belum habis niken meminum air yang aku suapkan tiba-tiba bu siti berbicara di belakang ku dan membuat aku kaget

"nah, gitu. kalau makan suap-suapan, biar mesra. ibu jadi iri sama kalian. hihihi..." kata bu siti

"eh, ibuk. maaf buk. hehehe... " kata ku

"gak usah minta maaf nak, bapak sama ibu dari tadi lihat kok kamu suapin niken, bapak sams ibu malah senang kalau lihat kalian mesra begini" kata bu siti

"hehehe..." aku yang salah tingkah hanya bisa tersenyum cengengesan mendegar apa yang di katakan oleh bu siti.

setelah kembali ke ruang tamu aku segera meminum teh ku, dan setelah teh ku habis aku langsung berpamitan

"dek, mas pulang dulu ya"

"kok pulang sih mas"

"ini udah malem dek"

"tapi aku masih pengen berduaan sama mas"

"iya, nanti ya"

"nanti kapan?"

"ya besok malam minggu kalau adek gak repot mas ajak adek jalan-jalan lagi"

"janji ya?"

"iya, insyaallah dek"

"iya deh, awas kalau bohong"

"iya iya, udah ah, mas pulang dulu, nggak enak kalau di lihat tetangga dek"

"iya" jawab niken dengan sedikit terpaksa.

lalu aku pamit kepada pak coko dan bu siti, setalah salim aku berjalan keluar rumah dengan niken yang masih menempel di lengan kiri ku, saat aku keluar dari pintu rumah, ada motor yang masuk, dan ternyata itu bagas adik niken

"baru pulang gas?" tanys ku pada bagas

"iya mas" jawab bagas sambil bersalaman dengan ku

"dari mana?" tanya ku lagi

"biasa mas, nongkrong. hehehe..." jawab bagas

"owh... ya udah, aku pulang dulu gas" kata ku lagi

"iya mas, hati-hati" jawab bagas lalu masuk ke dalam rumah

setelah masuk mobil aku menyalakan mobil ku dan membuka kaca mobil untuk mengucap salam sekali lagi, terlihat niken seperti tak rela aku pulang.

setelah keluar dari jalan desa dan masuk jalur provinsi aku langsung tancap gas mengeber mobil ku.

sampai di rumah aku aku langsung mengabari niken bahwa aku telah sampai dengan selamat.

setalah itu aku dan nikeb video call lagi sampai kami tertidur.

keesokan hari nya ibu ku mengajak aku dan bapak berunding tentang jajanan yang akam di bawa pas acara lamaran nanti, ada berbagai jenis jajanan yang akam di bawa dan kata ibu ku sebagian pesan ke pembuat kue jajanan sebagian lagi akan di buat sendiri, lalu bapak bertanya mau berapa orang yang di ajak untuk ikut dalam acara lamaran nanti, aku menjawab terserah bapak saja, yang penting pekerja di peternakan ku juga harus ikut. setelah membicarakan tentang jajanan yang akan di bawa dan siapa saja yang akan ikut untuk acara lamaran, malam hari nya bapak dan mengajak aku untuk kerumah saudara-saudara bapak dan ibuk, mengabari dan memberitahukan tentang acara lamaran ku sekaligus mengajak untuk ikut dalan acara lamaran nanti, persiapannya lumayan panjang juga, bagaimana nanti pas acara pernikahan ya? semoga nanti acara lamaran dan tunangan ku dengan niken berjalan dengan lancar tanpa ada halangan satu apa pun. amiinn....


~~~end of part 8~~~
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd