Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Maafkan mama, Ben

Bagian 7

"Semprul" Gerutu pak Dwi sembari melangkah masuk kembali dengan masih telanjang bulat.
Kontolnya terayun-ayun di antara tubuh legam berototnya yang masih mengkilap oleh keringat.
Pak Dwi kembali di sampingku, duduk menempel denganku.
Paha kencang beruratnya menyatu dengan paha putihku yang berlemak.
"Aku masih mau pak.. " Bisikku manja sambil meraih pentungan pak Dwi yang menggantung lemas.
"Ah.. Ngilu.. " Pak Dwi meringis ketika kukocok lembut pentungan hitamnya penuh harap.
Pak Dwi memainkan puting pink ku sambil mengaguminya.
"Duh pak.. Nanti aku mau lagi loh, masih bisa keras gak ininya? "
Kontol pak Dwi pun tak bergeming.
"Aku lelah, ingin istirahat" Celetuk kontolnya, seandainya dilengkapi pita suara.
"Aku lap dulu ya badan bu Rara, biar gak lengket. " Pak Dwi beranjak ke belakang rumah, dan tak lama kembali dengan selembar handuk kecil lusuh.
"Maaf ya bu, aku lap. "
Aku tertawa kecil.
"Pak Dwi udah kawinin saya tadi, baru sekarang minta ijinnya. "
Kami berdua pun tertawa.
Dilapnya dengan telaten, dari leherku, dirapikannya rambut-rambutku yang menempel di leherku yang basah oleh keringat.
Turun ke susuku, dilap sambil diaduk-aduk sehingga susuku terlempar ke mana-mana.
"Pak Dwi, udah ah, aku jadi kepengen ntar. "
"Bu Rara tidur aja disini sama saya nanti malam.. "
"Aduh gak bisa pak, ada anak saya di rumah. "
Pak Dwi melap selangkanganku sekarang.
Kubuka lebar kedua pahaku dan kutahan dengan tanganku.
"Jangan lama-lama pak, udah dicariin anakku ntar. "
Dikecupnya bibirku setelah menyelesaikan tugasnya, dipandangnya lekat-lekat gelambir di bibir memekku, sebelum berpisah dengannya.
Aku baru hendak memagutnya kembali, ketika pak Dwi sudah berpaling dariku.

Langit pagi biru, dan angin dingin berhembus dari pintu rang depan, sesekali burung gereja bercuitan.

"Gimana Ra, yang kemarin udah lu urus?" Tanya Lala, tangannya terlipat di meja makan, masih mengenakan baju larinya yang basah.
"Belum, tapi bentar lagi" Jawabku sambil menuangkan bubur ayam ke dua mangkok di atas meja dapur.
"Tapi lu udah.. Tengkyu.. " Kata-kata Lala terpotong saat kusajikan semangkok bubur ayam tadi di hadapannya.
"Lu udah pikir ulang kan? Udah pikir masak-masak? " Sambung Lala lagi sambil mengaduk-aduk buburnya.
"Nih, kecap en merica.. "
"Gimana? Udah kan? "
"Iya La, udah dipikir masak-masak, kayak bubur ini. "

"Pagi ma.. Pagi tante Lala.. "
"Pagi sayang.. " Jawab kami bersamaan sambil berpandangan.
Lala segera berdiri menuju dapur, mengambilkan semangkok bubur ayam untuk Ben.
Sudah kebiasaan Ben, hari minggu bangun agak siang, dan langsung ngeloyor ke meja makan tanpa mandi atau cuci muka dulu.
"Nih sayang, makan yang banyak ya.. Masih banyak tuh kalo mau nambah. "
Ben bersandar sambil mengucek mata, memainkan bubur di mangkoknya dengan sendok.
"Ma, papa kapan pulang? " Pertanyaan wajib Ben setiap hari, minimal 5x.
"Bentar lagi sayang, kayaknya kerjaannya dah mau kelar tuh. "
"Hari ini kita jadi ke Mal? " Tanya Ben pada suapan pertamanya.
"Iya sayang, jadi ntar sore. "
Padahal aku lupa, lupa minta Bill bawa ke rumah Avanza silverku.
Jangan sampai dia ngeklaim itu miliknya, yang jelas-jelas BPKB nya atas namaku.
Segera ku WA Bill, walau tahu, biasanya hanya dibaca tanpa respon.

" Mobil mau gua pake, bawa Ben ke mal ntar siang. " Tulisku singkat.
"OK"
Tumben, langsung balas si brengsek ini.

PIP PIP
Jam dinding: pukul 14:50

Ben bangkit dari antara mainannya di lantai, berlarian ke depan pintu rang depan.
"Ma.. Papa ma! " Teriak Ben penuh semangat.
"Ya sayang.. " Balasku, sambil melihat map di tanganku yang berisi Perjanjian Pra Nikah.
Bill membuka sendiri pagar dan memundurkan mobil ke dalam.
Ben sedikit nampak kendur, ketika Bill datang (bukan pulang) tanpa membawakan apa-apa untuknya.
Aku tersenyum kecut saja dari dalam.
"Hai sayang. " Bill mengusel-usel rambut Ben.
"Pah, nanti kita sama-sama ke Mal kan? "
"Iya sayang, papa mandi dulu en ganti baju ya.. "
Kecupan di keningku saat Bill pulang, kali inipun tak ada, terakhir kali entah kapan, sekian tahun lalu.
"Yeayy.. " Ben berlompatan sambil berlari kembali ke kumpulan mainannya di lantai.
Bill masuk ke kamar tanpa sepatah katapun.

"Pah, aku mau bicara. "
"Iya, ntar, aku mandi dulu boleh kan. "
"No. Denger dulu aku bicara. "
Bill nampak cuek dan tetap membuka kemeja lengan pendeknya.
"Hey, look at me on my face when i'm talking. " Sambil kulempar beberapa map di atas tempat tidur.
"Itu udah gua siapin semua, 2 bulan lagi ya! "
Bill diam saja, sambil membuka celananya.
"Kalo gua gak mau tanda tangan, gimana? "
"Kalo.. Apa? " Suaraku bergetar.
"Hah.. Terserah, tapi hari ini juga lu kemasin barang-barang lu.. Selebihnya gua sumbangin. " Sambungku sambil menunjuk ke arahnya.

"Ma, kenapa mama marah?" Tanya Ben, mendapatiku keluar dari kamar.
Bagaimana ya, caranya menjelaskan ke malaikat kecil ini.

Jam dinding: pukul 15:32

"Ben, udah belum? "
"Yaaa ma.. " Jawab Ben yang sedang berpakaian dalam kamarnya.
Bill di dalam mobil, tertunduk saja di hadapan HP nya.

Dari depan, ada suara dari tempat sampah rumah sebelah.
Hari minggu gini kenapa ada tukang sampah ya?

"Eh bu.. " Ternyata mbak Min dan gerobak bututnya.
Aku baru ingat dari semalam pos jaga kompleks kosong, pak satpam ijin pulang kampung sampai Senin.
Aku teringat banyak baju Ben yang sudah kekecilan, yang memang sudah kusortir tahun-tahun sebelumnya.
"Ma, aku udah ya.. " Sesaat Ben tertegun, melihatku berbicara dengan mbak Min gemuk yang belel itu.
"Mbak Min, nanti besok aku bawain ya ke tempat pak Dwi, maaf banget pas aku mau keluar ini. "
"Iya bu iya.. Ngak pa pa.. Terima kasih banyak bu.. "
Mbak Min pun kembali berlalu dengan anaknya yang tertidur di dalam gerobaknya.

Di mobil, sudah ada tas travel Bill di baris paling belakang. Good.
Nanti sekalian barang-barangnya yang nggak dibawa, aku kasihin ke pak Dwi.
 
widiihhh... ketemu lagi crita genre kesukaan, jd semangat... tks suhu.. updatelah selalu aku tunggu

Absen malam sabtu

Monggo dilanjutken

Ditandain dulu

langcrooootkeun hu
Terima kasih apresiasinya suhu sekalian. Genre favorit nubi kurang lebih gabungan dari NTR, eksib, old and young, percintaan beda kasta.. Tidak tertutup kemungkinan adanya genre-genre lain juga seiring berkembangnya cerita.
 
menarik ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd