Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mabataki ~ Kisah hidup di negara orang

Chapter 23

Cuaca semakin menghangat, tidak terasa pula musim semi juga sudah hampir berakhir. Hampir satu musim kulalui di Jepang, begitu banyak hal yang terjadi. Mulai dari kelas-kelas yang membosankan, pertemuan dengan Hana, dan yang paling penting, apa yang terjadi beberapa hari yang lalu. Ya, ketika aku kehilangan keperjakaanku di tangan Hana. Suatu hal yang tidak pernah kubayangkan akan terjadi, melakukan hal tersebut sebelum menikah, apalagi dengan orang Jepang secantik Hana. Rasa bersalah ketika melakukan hal-hal mesum seperti itu perlahan semakin berkurang, bahkan aku tidak lagi merasakannya. Malah sejujurnya aku perlahan makin ketagihan dengan permainan-permainan Hana. Apalagi kemudian dia menyuruhku untuk datang ke tempatnya tiap dua minggu sekali, bisa aja sih yang dimaksud itu cuma main biasa, tapi siapa juga yang bisa baca pikiran Hana.

Tapi tentu saja, apa yang kulakukan di Jepang selama dua bulan ini bukan melulu seks saja, masih ada banyak hal yang kulakukan. Belajar, tentu saja, apalagi sebentar lagi akan ada ujian tengah semester, aku pun merasa tidak ada masalah berarti dalam mengikuti pelajaran, walaupun aku sendiri tidak yakin termasuk salah satu yang terbaik di kelas, tapi setidaknya aku yakin tidak ada di urutan terburuk, sedikit di atas rata-rata lah kalau menurutku sendiri. Selain itu aku juga rajin berolahraga dan tentu saja latihan dance karena aku sudah janji dengan Sakura untuk berkolaborasi dengannya, aku menghapalkan gerakannya di dalam kamarku di asrama. Baru setelah yakin, aku sesekali mencoba untuk melakukannya di taman kota. Tentu saja, sesekali ada orang yang berhenti untuk melihat, tapi karena biasanya aku melakukannya ketika keadaan taman sedang sepi jadi tidak begitu banyak yang melakukannya.

Masih ada juga pekerjaan part-time ku, yang dimulai sejak jam 10 malam sampai jam 6 pagi, walaupun hanya di hari Selasa dan Jumat. Tidak ada banyak hal yang terjadi selama bekerja di konbini. Mungkin cuma sesekali ada pelanggan yang sedikit rasis, ya mau gimana lagi, sebagai seorang pendatang di Jepang kadang masih dianggap sebelah mata, walaupun mulai banyak yang lebih terbuka dan menerima orang asing, tapi generasi tua yang tinggal di daerah pedesaan juga masih banyak yang tidak suka dengan orang asing.

Aku pun mulai semakin terbiasa dengan pekerjaan di konbini ini, apalagi tanggungjawabku akan semakin besar nantinya.

"Azumi, anak baru bakalan mulai masuk shift malam hari selasa depan. Kamu jadi penanggungjawab ya", Kata Takeru-senpai, seniorku yang menemani shift malam semenjak si orang Nepal pindah kerja. Dia cuma mengisi kekosongan untuk sementara karena si pegawai baru masih masa pelatihan.

"Eh, iya kah? Takeru-senpai sudah pernah ketemu sama pegawai barunya?"

"Hmm... Belum sih. Tapi orang Jepang kok, kalau kata Iu anaknya rajin dan bisa diandalkan, jadi mungkin kamu bisa sedikit lebih tenang"
, Iu-senpai adalah pegawai yang bertugas merekrut pegawai part-time, dia juga lah yang melakukan wawancara padaku.

"Ah... Irasshaimase!", Kami mengucapkan selamat datang. Karena kami memang dilatih untuk mengatakan hal ini dengan lantang setiap ada orang yang masuk ke dalam konbini. Iya, semuanya harus disambut.

"Azumi, kamu jaga kasir dulu sana. Di sini biar kuurusin", Takeru-senpai menyuruhku yang tentu saja kuturuti, hitung-hitung latihan kan. Karena kalau boleh dibilang, bagian jaga kasir adalah salah satu bagian yang menurutku paling susah dan bikin grogi, soalnya kita ga bisa prediksi kelakuan pelanggan seperti apa, kadang bisa minta atau tanya aneh-aneh.

"Selamat datang. Silahkan", aku memberikan senyum terbaikku. Sebenarnya sih tidak boleh terlalu memperhatikan pelanggan, tapi pelanggan kali ini sedikit menyita perhatianku. Pasangan pria dan wanita, prianya kira-kira usia sekitar 40an sedangkan wanitanya mungkin 20an awal atau malah lebih muda. Si wanita terus memeluk si pria dari belakang, yang tentu saja membuatku agak sedikit grogi apalagi si cewek ini menurutku lucu, levelnya mungkin mirip idol-idol yang sering muncul di tv. Yang lebih mencengangkan lagi adalah benda yang dibeli, 2 kotak kondom dan 4 botol bir merk Horoyoi, aku sendiri belum pernah minum alkohol, tapi cukup ingat karena sering kebagian tugas restock kulkas.

Setelah selesai melayani pembeli pun entah kenapa jadi terbayang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, yang lagi-lagi membuat celanaku jadi sempit. Bisa-bisanya memang ini Azmi Jr, ga bisa tenang walaupun cuma sehari.

Setelah sang pelanggan pergi agak jauh, Aku kembali ke tempat Takeru-senpai dan lanjut membantu menata barang di rak penjualan.

"Takeru-senpai. Itu tadi...", aku mencoba memulai pembicaraan kembali.
"Ah biarin aja, uda biasa itu. Palingan Enko atau papakatsu"
"Hm?"
, aku sedikit kebingungan mendengar dua kata yang barusan disebut, karena buatku itu adalah kata-kata yang beru pertama kali kudengar.
"Ya itu lah pokoknya, nanti kamu cari aja sendiri di internet. Tapi jangan tanya sama gurumu yang pasti"
"Ohh"
, mendengar penjelasannya aku bisa menerka-nerka kira-kira artinya apa. Tapi aku memutuskan untuk tidak membahas hal ini lebih lanjut lagi.

Dan begitulah shift malam itu berakhir tanpa ada masalah.



  1. Senpai adalah panggilan untuk orang yang lebih tua, lebih banyak pengalaman atau lebih tinggi peringkatnya dalam sebuah organisasi. Bisa kakak kelas ataupun yang masuk kerja lebih awal daripada pemanggil.
  2. Enko (Enjo Kosai) adalah hubungan bayaran, biasanya pria yang lebih tua akan memberikan uang atau hadiah untuk ditemani oleh cewek yang lebih muda.
  3. Papakatsu, sebenarnya hampir mirip seperti Enko. Papakatsu bisa diterjemahkan menjadi sugar daddy. Perbedaannya, untuk Enko biasanya melibatkan aktivitas seksual, sedangkan Papakatsu tidak.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd