Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Mahasiswa Tour Leader

Status
Please reply by conversation.
Tenang-tenang sodara update nya. Maaf mandek karena satu dan lain hal ane harus ngulang ngetik part2 yg sebenernya udah jadi stok yg siap rilis tapi kehapus. Terus moodnya jadi hilang dan ane ikutan ngilang :Peace:

Juli masih ada besok, sebelum Agustus ane update deh.
 

Kisah Mahasiswa Tour Leader
Chapter 1: Sherin Maharani
Part 8: Gawat!

Tidurku terganggu ketika kudengar suara bantingan pintu bis. Ternyata pak Rahmat berhenti di sebuah SPBU, di daerah antara Purwokerto-Cirebon. Waktu menunjukkan sekitar tengah malam.

Aku ikut turun, kubawa serta sikat gigiku, bermaksud menghilangkan bau rokok agar bisa ada kesempatan duduk di sebelahnya malam ini.

“Ngapain?” Tanya pak Rahmat melihatku keluar dari bus.

“Kencing.”

“Kok bawa-bawa sikat gigi segala?”

“Hahaha sekalian disikat pak.”

“Itunya?”

“Hahahaha” Aku tertawa sambil lanjut berjalan menuju toilet.

Selesai bis kami mengisi bbm, aku menyikat gigi, mencuci muka dan berganti kaos. Kami melanjutkan perjalanan. Kini pak Rahmat digantikan oleh supir kedua, pak Sugeng, yang lebih tua mungkin usianya sudah 50 tahunan.

Pak Rahmat dan kang Udin tidur di barisan-barisan depan sementara aku dan Sherin tidur di barisan belakang.

Sherin tertidur di bangkunya dengan posisi meringkuk dan kepalanya disandarkan pada jendela sementara badannya tertutup selimut. Wajahnya yang manis kuusap perlahan dengan punggung jari ku, membuatnya sadar akan keberadaanku.

Sherin hanya bergerak sesaat, lalu kembali tertidur. Aku yang tidak ingin mengganggu juga ikut mencoba untuk tidur.

Baru mencoba tidur, Sherin malah mengubah posisi tidurnya dan bersandar di bahuku. Kepalanya kurangkul dengan tanganku dan selimutnya kutarik hingga lehernya.

Eh bukannya tambah pulas tidurnya, Sherin malah menurunkan selimutnya. Pergelangan tanganku diraih dan telapak tanganku ditaruh di atas perutnya.

“Tanganmu anget.” Gumamnya singkat.

Tanpa ada perintah lanjutan, tanganku kuarahkan ke balik kaos Sherin dan perutnya kuusap pelan.

Tangan Sherin juga ikut-ikutan bergerilya. Dadaku diusapnya dari luar kaos yang ku kenakan. Kadang mencubit pelan putingku. Anjir ini sih kelemahan semua pria dan wanita, batinku.

Di bus aku dan Sherin hanya berani sekedar petting saja. Walau bus kosong, tapi kami tetap tidak ingin ketahuan oleh yang lain. Aku dan Sherin sekedar berciuman, bermain lidah, dan tangan yang saling memberi rangsangan hingga kami akhirnya tertidur pulas hampir bersamaan.

Akhirnya kami tiba di Jakarta. Aku terbangun tepat ketika bis kami keluar tol, ketika di luar masih gelap. Jalanan pun masih sangat kosong. Perjalanan menuju pool atau garasi bis pun menjadi singkat. Kubangunkan Sherin dan kami berpindah duduk ke barisan depan.

“Ckckck anak muda jaman sekarang ya, kursi ada banyak tidurnya tetep aja sebelahan.” Sahut kang Udin melihat kami pindah depan.

Kami semua ketawa dengar ucapannya. Menjelang masuk ke pool, aku memberi amplop berisi tips untuk kedua supir dan kenek. Mereka langsung sumringah ketika menerimanya.

Selesai bis kami parkir, aku dan Sherin turun dan langsung menuju mobil setelah sebelumnya pamit ke supir dan kernet kami.

Sherin langsung kuantar ke apartemennya. Sesampainya disana Sherin menawariku untuk mampir sebentar.

“Mampir yuk, gue kenalin ke temen gue, cakep lho.”


“Wah boleh-boleh.”

Sherin tinggal di lantai ke 8, berbagi sewa sebuah apartemen 2 kamar dengan temannya.

“Lumayan luas juga ya.” Ucapku saat masuk apartemennya.

“ Ya gitu deh. Caaa, Icaaa. Udah bangun belum lu?” Teriak Sherin.

“Udah, udah Rin.” Ucap Ica, teman Sherin keluar dari kamarnya.

“Iya, kenalin ini Mario, temen gue jalan ke Jogja kemarin.”


“Wey! Ngomong dong kalau bawa tamu cowok masuk, gue masih make baju tidur gini.” Sahut Ica.

Yang Ica maksud adalah pakaian tidur minim yang masih ia kenakan ketika keluar dari kamar. Posturnya mirip dengan Sherin, hanya lebih tinggi.

“Hehe, Mario.” Ucapku mengulurkan tangan mengajak salaman.

“Ica” Balasnya.


Kami ngobrol singkat menceritakan perjalanan kami ke Jogja, tentu tanpa adegan-adegan panasnya. Namun mataku tetap tidak bisa berpindah melihat paha mulus Ica yang ditunjukkan ketika ia menyilangkan kakinya saat duduk, maklum boys will be boys.

“Romantisnya cerita kalian, hihihi.” kata Ica.

“Ya gitu deh. Ini gue pamit ya, nanti siang ada kuliah soalnya, belum beres-beres rumah juga.” Aku pamit ke Sherin dan Ica. Kami juga saling bertukar kontak kami.

Aku kembali ke mobil dan pulang ke rumahku. Oh ya, di rumahku aku tinggal bersama 3 mahasiswa lainnya yang ngekos disini. Karena lokasi rumahku yang sangat dekat ke kampus dan kosong karena ditinggal keluargaku pindah ke Semarang sewaktu aku SMA. Salah satu penghuni kosnya adalah Radit, sahabatku sejak SMP hingga kami satu SMA dan berlanjut hingga kuliah.

Sampai di rumah ternyata hanya Radit yang ada di rumah. Radit ini badannya lebih tinggi dariku namun juga sedikit lebih berisi, maklum hobinya bermain basket, ukuran sepatu basketnya saja 45.

Radit rupanya sedang bermalas-malasan di ruang tengah dengan TV yang menyala, aku menaruh plastik berisi dua kotak bakpia untuk dimakan bersama lalu menuju ke kamar untuk berberes barang dan langsung mandi bersiap kuliah.

Selesai mandi rupanya Radit masih di tempat yang sama.

“Lu kagak ada kuliah Dit?” Tanyaku.

“Ada sih Mar, tapi paling juga dibatalin kelasnya. Sering banget tu dosen batalin kelas soalnya”


“Ohh yaudah, gw berangkat ya.”

Tidak ada yang spesial dari kuliah ku hari itu, berangkat, tiba, duduk, pulang. Bahkan tidak sempat nongkrong di kampus karena badanku yang masih kelelahan.

Tiba di rumah ternyata semua sudah di rumah. Selain Radit, ada Bagas yang satu tahun di bawah aku dan Anton, cowok Chinese gemuk sepantaranku yang bertekad untuk mengurangi berat badannya.

“Nah ini yang kemarin ngechat gue jalan sama cewek cakep.” Cetus Radit saat aku baru saja masuk rumah.


“Yoi mana fotonya, manaa..” Timpal Anton


Melihat suasana ruang tengah yang ramai aku duduk lesehan bersama mereka di depan TV sementara Radit, Anton duduk di sofa dan Bagas menyimak dari meja makan.

“Instagramnya apa bang?” Tanya Bagas

“Cari aja Sherin Maharani, tapi di private dia, gue aja belum di approve.” Jawabku.

“Wih beneran cakep nih.” Timpal Radit setelah sekilas melihat profile picturenya di Instagram.

“Nahkan, bayangin gue kemarin berapa hari jalan sama dia.”

Sore hingga malam itu aku menceritakan cerita perjalananku seperti yang tertulis di part-part sebelumnya, tanpa cerita di dalam kamar hotel pastinya. Biar menjadi rahasiaku dan Sherin saja.

Beberapa hari selanjutnya tidak ada yang spesial yang dapat kuceritakan. Hanya kehidupan normal kuliah, pulang,makan, tidur. Sesekali nongkrong di luar bersama anak rumah lainnya. Tapi apa serunya kalau laki-laki semua.

Hubunganku dengan Sherin juga masih sebatas teman chat saja. Aku selama lebih dari seminggu hanya sekedar menghubunginya lewat pesan chat. Terakhir bertemu ya ketika mengantarnya ke apartemen sepulang dari Jogja itu. Dua kali Sherin kuajak jalan sekedar makan atau nonton film, namun Sherin selalu ada alasan yang membuatnya tidak bisa.

“Mar, Sherin gue bawa ke IGD!” Sebuah SMS masuk dari Ica, dilanjutkan dengan detail rumah sakitnya.


Sementara itu, diiriku berada di kampus sedang ditengah-tengah kelas. SMS balasan kukirim menanyakan kenapa dan bagaimana kondisi Sherin.

Satu sisi diriku berusaha tidak terlalu mempersoalkan SMS itu, letak rumah sakit yang lumayan jauh dari kampus menjadi alasannya, toh aku bisa menjenguk nanti sepulang kuliah.

Tetapi sisi diriku yang lain panik. Ada timbul rasa sayang dan care yang membuatku panik. Kecelakaan kah? Sakit kah? Pingsan? Atau apa? Aku panik. SMS ku tidak dibalas Ica, yang kutahu hanya Sherin masuk IGD.
 
Kalau sdh tidur bareng baper pasti terjadi, tapi kalau ganti lagi cewek ny pasti hilang lah itu baper. Di tunggu next ny gan..
 
Thx updatenya om

Belum mulus dan ada peningkatan status sudah masuk IGD....
Atau IGD yang akan membawa Mario dan Sherin ke jenjang yang lebih jauh ;)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd