Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

EPISODE 17 : Shift

Ini adalah seminggu setelah aku menjaga Martha di rumah sakit. Sekarang, Martha pun sudah masuk kantor, sehingga timku sekarang kembali lengkap. Kami semua pun senang dan lega karena Martha sudah kembali. Tidak hanya kembali, tapi dia seolah-olah datang dan terlahir kembali. Martha yang sekarang jauh berbeda dari yang dulu. Dia sekarang menjadi jauh lebih ceria daripada biasanya.

“Semua ini berkat lu, ko.” Kata Valensia.

“Ah, gua ga berbuat banyak kok.” Kataku.

“Sok cool lu, ko.” Kata Valensia.

Sok cool? Mungkin itu kata paling tepat untukku dari seorang Valensia. Dia memang orang yang paling mengenal betul diriku. Singkatnya, hari ini berlangsung seperti hari lain, tidak ada yang berubah. Yaah, biasanya sih kerja di bidang IT selalu begitu-begitu saja. Pagi sampai siang cenderung damai. Begitu sore saat mendekati jam pulang, itulah dimana para problem menampakkan diri, sehingga kita harus pulang lebih terlambat dari biasanya. Memang menyebalkan jika itu sudah terjadi.

Oleh karena sekarang project ExpMan cenderung sedang dalam masa stasis karena sedang dianalisis oleh tim Business Development, kami pun cenderung tidak ada kerjaan. Biasanya sih, aku meluangkan waktu seperti ini dengan melakukan riset-riset teknologi. Akan tetapi, entah kenapa aku sedang malas melakukannya.

Jam demi jam pun berlalu. Jam sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, dan akhirnya makan siang. Aku makan siang bersama Ci Diana. Selama makan siang, obrolan kami pun cenderung sebatas obrolan ringan saja, tidak ada yang penting ataupun spesial. Hingga jam makan siang pun selesai. Jam demi jam kembali berlalu. Jam satu, dua, tiga, empat sore, dan akhirnya setengah lima.

“Yak, inilah saatnya problem muncul... mungkin.” Pikirku dalam hati.

“Satu... dua... tiga...” Hitungku dalam hati.

“Jay!” Terdengar suara Ci Diana.

Yak, apakah ini merupakan suara yang menandakan awalnya suatu problem muncul?

“Analisis dari tim Business Development udah keluar.” Kata Ci Diana.

“Dan, berapa modifikasi yang harus dilakukan?” Tanyaku.

“Singkatnya ada tiga modifikasi. Tiga-tiganya masalah business logic, sepertinya sih cukup rumit.” Kata Ci Diana.

Sekedar pengetahuan, dalam dunia pemrograman, business logic merupakan suatu bagian dari kode program yang berfungsi untuk membuat program yang kita buat bekerja sesuai yang diinginkan, yaitu mengikuti proses-proses bisnis yang telah ditetapkan.

“Ada perubahan proses bisnis?” Tanyaku.

“Ya, begitulah.” Kata Ci Diana.

“Aku duga, di bagian histori dan penarikan informasi.” Kataku.

“Jay, aku pengen banget bilang bahwa bukan itu perubahannya. Tapi sialnya, memang disitu perubahannya.” Kata Ci Diana.

“Oke, no problem. Kapan deadline nya?” Tanyaku.

“... Hari ini.” Kata Ci Diana.

Oke, bagian itulah yang paling malas kudengar. Bagian yang membuat para Software Engineer harus lembur. Yah, tapi itu sudah biasa sih.

“Oke.” Kataku.

“Sorry, Jay. Aku pingin banget bantu, tapi aku nggak bisa hari ini.” Kata Ci Diana.

“Gpp. Bukan salah cici juga, ngapain minta maaf. Lagian aku bisa kok sendirian, cici ada disini juga ga ngaruh kok.” Kataku sambil senyum mengejek.

“Sialan lu, Jay.” Kata Ci Diana sambil menjitak kepalaku.

“Hahahahaha.” Tawaku.

“Yaudah, ci. Lakukan urusan cici yang penting itu hari ini. Aku bisa kok sendirian.” Kataku.

“Oh gitu. Oke deh, Jay. Makasih banget ya. Cici jadinya ngerepotin kamu lagi deh.” Kata Ci Diana.

“Gpp sih ci. Asal ada movie card XXI lagi hehehehe.” Kataku.

“Jiah, beraninya lu malak gue, Jay. Yaudah, next time aku traktir nonton deh.” Kata Ci Diana.

“Nonton sama cici juga?” Tanyaku.

“Iyalah. Filmnya gua yang pilih.” Kata Ci Diana.

“Ah, ogah ah. Mending ga usah deh.” Kataku.

“Ih, sialan. Kok lu sensi banget sih sama gua, Jay?” Tanya Ci Diana.

“Hahahahahaha. Becanda doang. Udah sana, ci.” Kataku.

“Oke deh, Jay. Cyaw.” Kata Ci Diana.

“Ciao.” Kataku.

Setelah itu, aku langsung mendownload file analisis dari tim Business Development di emailku. Setelah itu, aku membuka file-nya. Setelah kulihat-lihat, sepertinya cukup rumit perubahan yang mereka minta. Sekarang sudah jam 16:47. Hmmm, jika kukebut, harusnya bisa selesai dalam jam 20.00. Sepertinya aku tidak perlu minta voucher hotel.

Jam 17.00 pun tiba, yaitu jam dimana orang-orang kantor pada berhamburan untuk pulang.

“Butuh bantuan, ko?” Terdengar suara Martha.

Saat aku melihat kearah datangnya suara itu, ternyata Martha, Devina, dan Villy sudah berdiri dihadapanku. Wew, bikin kaget saja.

“Oh, ga kok. Duluan aja.” Kataku.

Kemudian, Martha mendekatiku, kemudian berbisik kepadaku.

“Yakin ga butuh bantuan? Siapa tau kita bisa nginep lagi di hotel.” Bisik Martha kepadaku.

“Woy, ini penting. Jangan bikin konsen orang hilang!” Bisikku.

Kemudian, Martha tertawa terbahak-bahak.

“Becanda doang kok, ko.” Kata Martha.

“Yee, kirain beneran.” Kataku sambil senyum nakal kepadanya.

“Yaudah deh ko, kita pulang dulu ya ko.” Kata Martha, kemudian disusul oleh Villy dan Devina.

“Yok, hati-hati.” Kataku.

Kemudian, aku kembali fokus pada kerjaanku. Kemudian, aku merasa ada seseorang dibelakangku. Aku langsung menoleh.

“Yakin, nggak butuh bantuan?” Tanya Valensia yang sudah berdiri dibelakangku.

“Nope, Val. Gua baik-baik aja kok.” Kataku.

Kemudian, Valensia menatap mataku cukup lama. Kemudian, ia tersenyum.

“Oke, take care, ko.” Kata Valensia sambil melangkah menuju pintu keluar ruangan.

“Lo juga take care, Val.” Kataku.

Setelah Valensia pergi, aku pun kembali fokus pada pekerjaanku. Aku berusaha menyelesaikannya tanpa mengalihkan pikiranku pada hal lainnya. Saat ini, aku hanya fokus pada menyelesaikan pekerjaanku saja. Pertama, karena aku merasa memiliki kewajiban pada kantor untuk menyelesaikan pekerjaanku. Kedua, karena aku ingin cepat pulang dan segera beristirahat.

Aku terus mengerjakannya tanpa makan dan minum. Karena saking buru-buru ingin menyelesaikan ini secepatnya, aku sengaja melewatkan waktu makan malamku, dan bahkan sampai lupa minum juga. Lama kelamaan, akhirnya otakku lelah juga. Ah sial. Rupanya benar haste makes waste, yang artinya terburu-buru malah tidak berguna juga. Tampaknya aku harus istirahat sebentar. Aku segera menyandarkan kepalaku ke kursi tinggi yang aku duduki, kemudian aku memejamkan mataku untuk sejenak. Sebelum memejamkan mataku, aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 19.59, satu menit sebelum jam delapan malam ya.

“Perlu bantuan, ko?” Terdengar suara wanita.

Aku langsung membuka mataku dan bersiaga. Aku segera mengalihkan pandanganku kearah datangnya suara itu. Ternyata, Senja sedang duduk di kursinya. Hmmm, jujur saja, aku merasa suasanaku sekarang seperti sedang berada dalam film horror saja. Di ruangan yang sepi dan setengah gelap ini, tiba-tiba ada seorang wanita yang duduk didepanku. Aku cukup lama menatapnya. Jujur saja, aku masih curiga bahwa orang didepanku ini bukanlah Senja.

“Eni, berapa ukuran bra-mu?” Tanyaku.

“Hah? Ukuran bra? Eni?” Tanya Senja.

“Oh maaf, pandanganku blur. Namamu siapa ya?” Tanyaku.

“Hah? Koko ngomong apaan sih?” Tanya Senja.

“Oh, sepertinya bener kamu Senja.” Kataku.

“Loh, kalo bukan Senja, aku siapa?” Tanya Senja.

“Entahlah, kupikir tadi kamu udah pulang sama-sama mereka. Jadi aku sempet mikir kalo kamu tuh hantu yang menyamar jadi Senja.” Kataku.

“Iiihhh, koko mah jahat.” Kata Senja sambil memasang tampang cemberut.

Tampang cemberutnya Senja imut juga. Biasanya wanita jadi makin jelek pas merengut, pandanganku sih. Akan tetapi, Senja berbeda. Ternyata dia punya keunikan disitu toh.

“Udah jangan merengut. Tar beneran didatengin hantu loh.” Kataku.

“Iiihhhh.... Aku takut hantu kooo...” Kata Senja.

Haduh, repot deh ini.

“Iya... iya... Sorry yah Sen.” Kataku.

“Nih, ko.” Kata Senja sambil menyerahkan kertas pembungkus nasi yang sepertinya didalamnya ada makanan.

“Heh? Apaan tuh Sen?” Tanyaku.

“Nasi goreng tek-tek. Tambahan telur dadar sama ati, acarnya banyak.” Kata Senja.

“Weh, buat kamu aja Sen. Emang kamu udah makan?” Tanyaku.

“Nggak lah. Ini aku beliin khusus buat koko kok. Aku mah nggak suka ati.” Kata Senja.

“Waduh, makasih loh Sen. Jadi ngerepotin. Oh iya, kamu tahu darimana aku suka tambahan telor dadar, ati, sama banyak acar?” Tanyaku.

“Ya tahu lah ko. Mana mungkin aku nggak tahu.” Kata Senja.

“Hmmm, kenapa ga mungkin?” Tanyaku.

“Soalnya kan...” Kata Senja.

Aku terus melihat kearahnya untuk menunggu jawabannya. Akan tetapi, dia tidak melanjutkan jawabannya. Aku masih terus melihat kearahnya, sampai akhirnya dia balik melihatku.

“Eh, kenapa ko?” Tanya Senja.

“Jah, kenapa lagi. Aku nungguin jawaban kamu tahu. Kenapa ga mungkin kamu nggak tahu?” Tanyaku.

“Ooohh... Iya... Sorry ko hehehe. Udah pokoknya aku tahu deh. Koko makan aja gih.” Kata Senja sambil tersenyum.

“Yowis deh, makan yah Sen.” Kataku.

Aku membuka bungkusan makanan itu. Dan betul saja, isinya nasi goreng tek-tek, tambah telur dadar dan ati, serta banyak acar. Wuih, perhatian sekali si Senja ini. Tampaknya aku betul-betul kelaparan, sehingga aku langsung makan dengan lahapnya. Hanya dalam sepuluh menit saja, aku sudah menghabiskan makanan itu. Aku hendak berdiri dan mengambil minum. Akan tetapi, tiba-tiba Senja sudah meletakkan gelas berisi air putih di mejaku.

“Tuh ko minumnya.” Kata Senja.

Weeh, lagi-lagi dia perhatian sekali.

“Hmmm, mencurigakan.” Kataku.

“Eeehh.. Ke... Kenapa koo?” Tanya Senja dengan gugupnya.

“Lah kenapa gugup begitu? Aku mikir kamu naro racun. Beneran ya?” Tanyaku.

“Yeeee.... Kagalah ko. Mana mungkin aku naro racun.” Kata Senja.

“Iyaa... Becanda, Sen. Siapa suruh punya muka kaya tampang pembunuh gitu.” Kataku sambil meminum gelas berisi air putih itu.

“Ihh, masa aku kaya pembunuh sih ko?” Tanya Senja.

Hmmm, mukanya sih mungkin sedikit jutek ya, makanya terkesan seperti pembunuh sadis hahaha. Tapi mungkin sebetulnya dia orang baik kok.

“Oke, saatnya kembali kerja deh. Makasih banget ya Sen udah beliin aku makanan dan ambilin minum.” Kataku sambil kembali duduk dan berusaha fokus pada kerjaanku.

“Hmmm, aku bantu ya ko. Biar cepet selesai juga, sekalian belajar.” Kata Senja.

Hmmm, boleh juga sih semangatnya. Aku suka itu.

“Hmmm, kalo kamu pengen sekalian belajar. Oke. Sini, Sen. Aku briefing sebentar.” Kataku.

Kemudian, Senja datang ke mejaku. Kemudian, aku melakukan briefing singkat mengenai perubahan-perubahan yang harus dilakukan terhadap aplikasi EXPMAN. Senja pun tampak mendengarkan penjelasanku dengan serius. Ia pun cepat mengerti dan tidak banyak bertanya. Sekalinya ada pertanyaan, pertanyaannya sangat tepat dan mengena. Tidak seperti Valensia, yang betul-betul paham soal teknis dan berpikir pengembangan teknis kedepannya, Senja justru sangat memperhitungkan kepentingan bisnis dan user interface dari suatu aplikasi. Memang tidak salah aku menempatkan Senja dan Valensia dalam tim pengembang piranti lunak. Mereka memang dua kombinasi yang cocok. Yang satunya sangat ahli di bidang teknis, yang satunya lagi ahli dalam bidang keperluan bisnis. Oh iya, sekedar pengetahuan, user interface adalah desain tampilan dari suatu aplikasi, dimana didalamnya diperhitungkan hal-hal seperti interaksi pengguna dan aplikasi, pemilihan bentuk dan warna dalam suatu konten aplikasi, dan juga keseluruhan tampilan dari aplikasi.

“Oke, Sen. Paham kan apa yang harus kamu lakuin?” Tanyaku.

“Iya, ko. Paham. Oke, berarti aku kerjain modul laporan ya.” Kata Senja.

“Eksekuseks!!” Kataku.

“Hah?” Tanya Senja.

Ah sial. Eksekuseks itu adalah bahasa slang yang aku buat bersama teman-teman kuliahku, yang terdiri dari dua kata, yaitu eksekusi dan seks.

“Hmmm, maksudnya eksekusi. Meleset sedikit, Sen. Hehehe.” Kataku.

“Yeee, kirain apaan ko.” Kata Senja.

Kemudian, kami sama-sama fokus terhadap pekerjaan kami masing-masing. Dan berkat bantuan Senja, pekerjaan ini bisa selesai pada pukul 20.45, lima belas menit lebih cepat dari dugaanku. Setelah itu, kami menyimpan pekerjaan yang sudah kami lakukan di komputer kami, kemudian kami bersiap-siap untuk pulang. Karena Senja pulang naik angkot, maka aku tawari untuk mengantarkannya pulang. Awalnya dia menolak, tapi mau juga akhirnya. Kami bersama-sama jalan ke parkiran, kemudian masuk ke mobilku. Dalam beberapa saat saja, kami sudah keluar dari kantor kami. Aku segera mengemudikan kendaraanku menuju Cengkareng, tempat Senja tinggal.

“Ko.” Kata Senja.

“Kenapa Sen?” Tanyaku.

“Hari Sabtu kita nge-date yuk.” Kata Senja.

“Boleh, kemana?” Tanyaku.

“Hmmmm. Ke Dufan yuk ko. Mao ga?” Tanya Senja.

Hmmm, sebetulnya aku tidak terlalu suka Dufan sih. Tapi, boleh deh untuk mengisi waktu luangku di kala weekend.

“Boleh, Sen. Ada angin apa ngajak aku nge-date nih?” Tanyaku.

“Hmmm, nggak apa-apa sih, ko. Koko nggak mau ya?” Tanya Senja.

“Bukan gitu, Sen. Mao lah aku mah. Cuma kok tiba-tiba.” Kataku.

“Nggak apa-apa sih, ko.” Kata Senja.

“Yaudah, deal. Sabtu kita ke dufan yah, Sen.” Kataku.

“Oke, ko.” Kata Senja sambil tersenyum.

Tidak lama kemudian, aku telah sampai di rumah tempat Senja tinggal. Sebelum Senja turun dari mobil, ia sempat mencium pipiku, barulah kemudian ia turun dari mobil. Kemudian, tanpa menoleh kearahku, ia langsung masuk ke rumahnya. Hmmm, ada angin apa ya? Menurutku apa yang dilakukan oleh Senja terhadapku ini cukup aneh. Hmmmm...

BERSAMBUNG KE EPISODE-18
 
Senjaaaaa.... Semakin terkuak misteri dirimu...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
dari face yg buat mulustrasi mbandingin ama kejadian barusan type senja tough di bnyk orang n sweet kalo lg intim
 
Wah kayanya ane harus ke Dufan nih biar ktemu senja :khappy: ... Nyamar dlu ah biar gga di tusbol Om BadFace hahaha..
:mantap: Suhu updatenya , ttp semangat nulisnya jngan lupa chat ke ane tnggal brp ke dufanya biar ketemu senja , kabur dlu ah takut di tusbol :bye: Om BadFace:motor1:
 
Senja in action.....:adek:
 
Indahnya senja di dufan....
Gw rela hu update kali ini ga ada eksekusex...gw lebih ga rela kalo senja di embat sama om BadFace .....hahahaha
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Duuhh lupa alurrr... Buka2 kedepan dulu deh..

Makasih hu udh update
:beer:
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd