Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

EPISODE 32 : Sudden Blooming

I love you, ko. With all of my heart. (Aku sayang sama kamu, ko. Dengan sepenuh hatiku.)” Kata Senja.

Suatu pernyataan yang lugas, tanpa adanya kepalsuan. Tidak ada yang dilebih-lebihkan, tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada kebohongan sama sekali. Luar biasa, tidak kusangka pernyataan yang begitu indah dan kuat bisa keluar dari mulut dan hati seorang Senja Harmoni, wanita yang menurutku masih kekanak-kanakan, tapi hatinya begitu kuat.

Jujur, aku tidak tahu harus berkata apa menanggapi pernyataan Senja ini. Bagaimana dengan perasaanku sendiri? Memang, Senja ini orangnya kekanak-kanakan, dan tidak mau kalah dalam segala hal, ingin terlihat paling bersinar. Akan tetapi, sejujurnya dia itu orangnya tulus, apalagi dalam masalah cinta dan persahabatan. Wajah manyun nya itu paling bikin orang gemas, dari pertama juga aku sudah menyadari hal itu. Waktu itu, aku ingat dia pernah membelikanku makanan pada saat kita berdua sedang lembur. Makanannya juga pas sekali makanan yang aku suka. Apakah itu bukan kebetulan? Melainkan karena memang dia tahu betul apa kesukaanku karena dia memang betul-betul sayang padaku. Waktu aku kencan berdua dengannya ke Dufan untuk pertama kalinya, aku bingung kenapa dia mengajakku main yang seram-seram. Memang kebetulan aku suka main yang seram-seram, tapi dia kan tidak. Apakah itu murni betul dilakukannya demi aku?

Kemudian, sekarang yang jadi pertanyaan besarku adalah, waktu malam setelah kami kencan dari Dufan, aku ingat Senja langsung menyosorku begitu saja. Mungkinkah, dibalik rasa tidak ingin kalahnya, tersimpan juga rasa sayang yang mendorong dia untuk melakukan hal itu? Kalau memang iya, berarti aku sudah jahat sekali terhadapnya dengan berkata kasar kepadanya.

Ya, aku sadar sekarang. Walaupun kami baru saja mengenal satu sama lain, atau lebih tepatnya baru saja mengenal baik satu sama lain, ia sebetulnya sudah melakukan banyak hal untukku. Aku yang payah ini, mendapatkan cinta dan perhatian dari gadis sehebat Senja, rasanya tidak pantas sih.

“Sen...” Kataku.

“Iya, ko?” Tanya Senja.

“Kamu yakin sayang ama aku dengan sepenuh hati kamu?” Tanyaku.

Senja mengangguk mantap sambil tersenyum. Senyum yang sangat murni, tanpa dibuat-buat.

“Apa kamu siap kecewa akibat rasa sayang kamu itu?” Tanyaku.

“Hmmm. Aku udah mikir-mikir sih, ko. Aku siap kecewa. Tapi, aku rasa juga aku nggak bakal kecewa.” Kata Senja.

“Lho? Kenapa begitu?” Tanyaku dengan heran.

“Aku inget, ko. Gimana rasanya menyimpan perasaan sayang yang indah ini di hati aku. Aku pun juga inget, gimana rasanya kehilangan rasa sayang yang indah ini di hati aku.” Kata Senja.

“Maksud kamu gimana, Sen?” Tanyaku.

“Aku inget, gimana rasanya nyimpen perasaan sayang ke koko selama lima tahun. Rasanya tuh indah banget, ko. Aku suka senyum-senyum sendiri, suka deg-degan sendiri, pokoknya seru deh. Apalagi pas koko ama aku udah satu kantor, itu rasanya makin seru, ko.” Kata Senja.

“Kok seru sih? Kaya nonton film aja, Sen.” Kataku.

“Lebih seru dari nonton film, ko.” Kata Senja.

“Ohh, gitu. Terus yang tadi kamu bilang kehilangan rasa sayang itu, maksudnya gimana Sen?” Tanyaku.

“Waktu itu, waktu koko marahin aku malem itu, aku bener-bener sakit hati. Sakit hati banget, sampe-sampe jadi benci sama koko. Malahan, pas ketemu koko hari Senin nya di kantor, malah makin jadi-jadi. Tapi emang Val si otak robot, dia nggak pernah mikirin perasaan aku. Dia cuma ngomong gini ke aku “Yang gw liat sih, apa yang si koko nggak waras itu lakuin ke lu, itu demi kebaikan lu. Dan yang gw tau, lu seharusnya tuh menyimpan rasa yang positif, bukan rasa yang negatif.”. Kaya gitu dia ngomong.” Kata Senja.

“Koko ga waras?? Sialan tuh anak.” Kataku.

Senja malah tertawa terbahak-bahak mendengar ocehanku.

“Dari situ, ko. Aku mikir-mikir lagi. Bener banget kata Val tuh. Aku mikir-mikir, aku begitu hampa dan sakit kayanya karena nggak lagi nyimpen rasa itu. Setelah aku inget-inget kembali apa yang udah-udah, entah kenapa rasa benci itu ilang sepenuhnya, dan rasa sayang aku ke koko kembali ngisi hati aku ini.” Kata Senja.

Ya, aku ingat, waktu aku dibius di rumah sakit, Senja lah yang menunggui aku, sampai-sampai ia lupa mengurusi dirinya sendiri. Bahkan ketika hendak makan pun, ia memprioritaskan diriku terlebih dahulu. Aku tahu, ketulusan rasa sayangnya memang tidak main-main.

“Sen. Tapi kamu harus tau. Aku ini cuma orang biasa, yang mungkin ga bisa ngasih apa-apa ke kamu.” Kataku.

“Lho? Justru karena koko itu orang biasa, yang menjadikan koko tuh adalah koko, dan bukan orang lain. Camkan hal ini, ko. Aku nggak pernah minta apa-apa dari koko. Aku pun nggak akan minta koko untuk memberikan balik rasa sayang yang aku punya ini. Buat aku, punya rasa sayang seperti ini ke koko, itu udah kebahagiaan yang sangat banyak buat aku. Dan kalaupun ternyata koko memberikan rasa sayang balik ke aku, ataupun nggak, satu hal ini ko, walaupun koko nggak ngasih apa-apa ke aku, tapi aku akan ngasih semuanya buat koko.” Kata Senja.

Apa? Apa dia yakin dengan kata-katanya? Apa dia serius dengan kata-katanya?

“Sen, kenapa kamu rela sampai sejauh itu?” Tanyaku.

“Karena aku sayang sama koko.” Kata Senja.

“Kenapa? Kenapa aku?” Tanyaku.

“Ko, aku percaya bahwa kita tuh punya segudang alasan yang bisa dipake untuk membenci seseorang. Tapi, perlukah kita punya alasan untuk sayang sama seseorang? Yah, kalo ada yang bilang perlu, maka aku akan bilang bahwa aku nggak perlu alasan untuk bisa sayang sama koko.” Kata Senja.

Ah, kata-kata yang bagus dari seorang Senja. Yang lebih membuatku terharu adalah, kata-kata bagus itu ternyata ditujukan untuk diriku. Aku melihat kearah wajahnya, dan wajahnya pun melihat kearahku. Baru kali ini aku melihat wajah Senja dari jarak yang begitu dekat begini. Wajahnya begitu imut, elegan, dan juga cantik. Senyumnya pun begitu murni, tanpa dibuat-buat. Seperti yang memang aku pernah pikirkan sebelumnya, ia seolah-olah menjadi wanita paling cantik di dunia jika sedang tersenyum. Aku mulai membelai rambutnya yang panjang dan lurus. Ia pun membalasnya dengan menggenggam tangan kananku dengan kedua tangannya. Aku menggunakan tangan kiriku untuk mengangkat dagunya, sehingga mata kami betul-betul bertemu dalam satu jarak pandang lurus. Aku pun mulai mendekatkan wajahku, dan pelan-pelan mencium bibirnya.

Menanggapi tindakan yang kulakukan, ia juga mengecup bibirku balik. Begitu lembut, dan begitu hangat. Sesekali, kulakukan sambil mengelus rambutnya yang hitam lurus panjang. Aku pun mulai menutup mataku, berusaha menghayati segala perasaan yang membanjiri diriku sekarang ini. Sesekali, aku membuka mataku untuk melihat wajahnya. Ia pun juga sama, aku lihat ia menutup matanya dan sesekali membukanya. Aku betul-betul terhanyut dalam situasi dan suasana ini.

Setelah beberapa menit melakukan ciuman ini, aku melepaskan bibirnya dan sedikit menjauhkan wajahku dari wajahnya.

“Makasih, Sen. Aku udah denger kata-kata yang bagus banget malem ini dari kamu.” Kataku.

Senja hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian, ia mendekatkan wajahnya kembali ke wajahku, hendak mencium bibirku. Akan tetapi, aku langsung menahan kedua bahunya. Ia pun tidak dapat maju lebih jauh.

“Udah, Sen. Aku tau kok dari ciuman barusan, seberapa tulus dan dalam perasaan kamu ke aku. Makasih banget, udah sayang sama aku yang ga punya apa-apa ini. Tapi mungkin baiknya kita ga terusin, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang ga diinginkan.” Kataku.

“Hal yang nggak diinginkan itu, apa ko?” Tanya Senja.

“Jujur, Sen. Aku itu cuma cowok biasa aja, yang ga mampu menahan nafsu. Ujung-ujungnya nanti malah jadi kaya Villy ato Martha.” Kataku.

“Koko ngerti kan, kalo Villy ato Martha tuh sama sekali nggak nyeselin hal itu?” Tanya Senja.

“Iya, Sen. Tapi, kamu kan masih virgin.” Kataku.

Mendengar hal itu, Senja langsung berdiri. Kemudian, ia mulai melucuti pakaiannya satu demi satu, mulai dari kaos pink nya, celana coklat tiga perempat nya. Kini, ia tinggal mengenakan pakaian dalamnya. Aku melihat tubuhnya yang begitu langsing dan putih. Perutnya memang tidak sepenuhnya rata, tetapi tidak mengurangi keindahan tubuhnya. Kemudian, ia mulai melepas sisa pertahanan terakhirnya yang berupa sepasang pakaian dalam berwarna hijau yang menutupi dada dan daerah selangkangannya.

Kini, aku melihat salah satu pemandangan yang paling indah di dunia ini. Oohh, tubuh telanjang wanita itu memang salah satu yang paling indah. Dua pasang buah dadanya begitu bulat, walaupun sedikit kecil. Puting susu yang menempel persis di tengah buah dadanya berwarna merah muda, dan sangat mempesona. Daerah kemaluannya dilindungi oleh rambut-rambut halus yang tumbuh di selangkangannya. Kombinasi bentuk tubuhnya memang sangat indah dan menggairahkan. Berbeda sekali apa yang kurasakan sekarang ini dengan yang kurasakan malam itu di rumahnya. Aku yang sekarang betul-betul dikuasai oleh rasa kagum.

“Aku udah bilang tadi, ko. Meskipun koko nggak ngasih apapun ke aku, aku siap ngasih semuanya ke koko. Dan aku nggak akan menyesal selamanya.” Kata Senja.

“Iya, mungkin sekarang begitu, Sen. Tapi, gimana kalo segala sesuatunya ga berjalan mulus. Apa kamu yakin ga akan menyesal di masa depan?” Tanyaku.

“Aku tadi udah bilang, ko. Aku inget gimana rasanya menyimpan rasa sayang ke koko, dan inget juga gimana rasanya kehilangan rasa sayang itu. Dan ketahuilah, ko. Meskipun aku nggak pernah dapet cinta dari Ko Jay, aku akan selamanya menyimpan rasa sayang ini di hati aku. Akan aku tunggu koko sampai kapan pun juga, dan aku nggak akan biarin orang lain ngisi tempat paling spesial di hati aku ini.” Kata Senja.

Sebegitukah? Sebegitukah dia menyayangi aku? Sampai-sampai dia rela menungguku selamanya? Apakah aku sedang menganggap remeh cintanya yang begitu besar kepadaku?

Kemudian, Senja berjalan melewatiku. Kemudian, ia berbaring di tempat tidur yang sedang aku duduki sekarang ini. Ia pun menarik tanganku dengan kuat, sehingga kini aku betul-betul terjerembab diatas tubuhnya. Mata kami saling berhadapan.

“Percaya ama aku, ko. Aku merasa aku akan nyesel selamanya, kalo aku sampe nggak pernah menyatain rasa sayang aku yang paling dalem ke koko. Ko, Ko Jay nggak perlu membalas apa yang aku kasih, tapi aku mohon. Malam ini aja, terimalah apa yang ingin aku kasih ke koko. Aku rasa juga nggak akan sakit kok buat koko. Seandainya jika seandainya koko harus ngerasa bersalah di masa depan nanti, ketahuilah bahwa koko nggak perlu merasa bersalah, karena ini aku berikan secara cuma-cuma dan tulus.” Kata Senja.

Aku betul-betul terenyuh dalam kata-kata Senja. Tidak kusangka, aku akan terayu dalam kata-kata seorang wanita anak kecil begini. Yah, tetapi jika siapapun tahu setulus apa perasaan dia, siapa yang tidak akan terenyuh? Paling tidak, aku tahu sekarang, dan aku yakin, bahwa dia memang tulus. Kemudian, aku mendekatkan kepalaku ke kepalanya, dan bibir kami pun saling berciuman dengan mesra. Sesekali juga, aku menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya, yang disambut juga oleh lidahnya. Oohh, lidahnya terasa begitu hangat dan lembut, seolah-olah mengalirkan listrik yang lembut ke seluruh tubuhku. Kedua tangannya mulai memeluk tubuhku dengan erat, sehingga kini tubuhku menempel dengan tubuhnya. Tanganku yang bersentuhan dengan lengan dan bahunya bisa merasakan hangatnya dan lembutnya kulit Senja yang putih mulus. Untuk beberapa saat, kami masih berciuman dengan begitu mesra. Terasa sekali, bagaimana ciuman demi ciuman membangkitkan gairahku.

Senja pun mulai mengarahkan kedua tanganku untuk menggenggam kedua pusaka yang ada di dadanya. Oh, shit. Betul-betul halus, kenyal, dan hampir pas di tanganku. Aku bisa merasakan napas kami berdua semakin memburu. Aku pun mulai menciumi sekujur wajah Senja, mulai dari pipi, telinga, sampai ke lehernya. Di tangan kananku yang sedang meremas buah dada kirinya, aku bisa merasakan denyut jantungnya yang begitu cepat. Oohh, betul-betul sensasi yang tidak pernah kurasakan selama ini.

Akhirnya, ciuman bibirku pun mulai menurun dari lehernya, menuju dada bagian atasnya. Senja betul-betul memiliki kulit yang putih mulus dan halus. Wangi tubuhnya yang merupakan wangi tubuh khas wanita juga menyejukkan hidungku, dan wangi tubuh ini bukan berasal dari parfum. Tangan kanannya membelai-belai rambutku dengan halus. Hingga suatu ketika, akhirnya bibirku sampai di salah satu buah dadanya. Aku begitu terkesima melihat benda itu dari jarak yang begitu dekat. Aku mulai memeluk tubuhnya dengan erat, dan mulai menciumi buah dada dan puting susunya itu. Aku bisa merasakan reaksi dari Senja, tubuhnya mulai sedikit menggeliat, dan muncul sedikit desahan dan erangan dari mulutnya.

Lama kelamaan, keindahan tubuh Senja pun mulai memabukkan pikiran dan hatiku. Aku mulai dikuasai oleh sesuatu, tapi aku tahu bukan birahi. Entahlah apa ini, mungkin semacam ingin memberikan kepuasan kepadanya. Mungkinkah hal ini juga yang dirasakan oleh Senja. Kedua tangan Senja pun mulai membuka kaos yang aku kenakan. Aku pun mengangkat tubuhku, agar Senja lebih mudah melepaskan kaosku. Setelah sukses membuka kaosku, ia juga membuka celana dan celana dalamku dalam beberapa tarikan.

Kini, kami berdua sudah telanjang bulat. Aku mulai kembali menindih tubuh Senja. Oohh, aku betul-betul merasakan persentuhan antara kulit kami masing-masing. Tubuhnya begitu lembut dan hangat. Kemudian, aku mencium bibirnya kembali, kali ini teramat lembut. Aku pun juga mendapat balasan dari Senja. Kami berdua betul-betul berciuman dengan lembut dan mesra. Kami betul-betul berada dalam situasi yang romantis. Aku merasakan diriku dikuasai oleh emosi yang begitu positif dan deras. Inikah yang dinamakan rasa cinta? Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu.

Aku tidak tahu apa yang mendorongku, tapi tiba-tiba aku memposisikan selangkanganku didepan selangkangannya. Aku tidak menyangka bahwa batang penisku sudah mengeras sekeras ini. Ya, aku ingin memberikan kepuasan kepadanya, aku sangat ingin melihatnya begitu puas.

“Ko.” Kata Senja tiba-tiba.

Kata-kata Senja tiba-tiba membuyarkan pikiranku. Aku ingat bahwa Senja itu masih perawan. Tidak... aku tidak boleh melanjutkannya.

“Eh, Sen. Sorry, Sen. Kayanya aku hampir keterusan...” Kataku dengan terbata-bata.

Senja hanya memegang kedua pipiku, kemudian mencium bibirku dengan lembut.

“Ko, ini aku kasih sesuatu yang salah satu paling aku jaga. Udah saatnya kok aku kasih ke koko. Enjoy, ko.” Kata Senja sambil tersenyum.

Sungguh, kata-katanya betul-betul membuatku merasa begitu dihargai.

“Serius, Sen?” Tanyaku.

“Aku nggak ragu sedikit pun, ko.” Kata Senja.

Aku mengerti, Sen. Kamu betul-betul menyimpan mahkota yang kamu jaga itu hanya untuk diriku. Meskipun nanti di lain hari kita tidak berjodoh, aku tahu bahwa kamu tidak akan menyesal. Ya, dari yang sudah-sudah kita lakukan, perasaanmu itu telah sampai kepadaku. Sepertinya, jika menolaknya lagi, merupakan suatu penghinaan terhadap dirinya.

“Oke, Sen. Tahan ya, Sen. Kata orang sih sakit kalo pertama-tama.” Kataku.

Senja hanya mengangguk sambil tersenyum, dengan senyumannya yang sungguh imut dan menggemaskan. Aku mulai mendorong pantatku, sehingga kini ujung batang penisku sudah menempel di bibir lubang kemaluan Senja yang masih sangat rapat itu. Sedikit-sedikit, mulai aku dorong perlahan-lahan. Saat ujung kepala penisku itu sudah mulai masuk sedikit ke bibir lubang kemaluannya, aku merasakan reaksi dari Senja. Pelukannya terhadap tubuhku mengencang. Mulutnya pun sedikit mengeluarkan desisan. Saat aku mendorong pantatku sedikit lebih dalam lagi, desisan dari mulutnya pun mengencang.

“Tahan ya, Sen.” Kataku.

“Nggak usah peduliin aku, ko. Yang penting koko seneng aja.” Kata Senja sambil tersenyum.

Aku mulai kembali mendorong pantatku pelan-pelan. Terus, pelan-pelan, sampai akhirnya aku merasakan bahwa batang penisku telah menembus suatu lapisan yang ada dalam lubang vaginanya. Walaupun aku belum pernah merasakannya, aku tahu bahwa aku baru saja merenggut mahkota yang dimiliki olehnya.

“Udah, Sen. Gimana?” Tanyaku.

“Lanjut aja... ko...” Kata Senja.

Kemudian, aku mulai mendorong masuk lagi batang penisku, sampai akhirnya batang penisku pun masuk sepenuhnya ke dalam lubang vaginanya. Aku merasakan lubang vagina Senja yang begitu sempit seolah mencengram batang penisku dengan kuat. Aku pun mulai menarik dan mendorong pantatku berulang-ulang dengan perlahan-lahan. Kedua tubuh kami masih berpelukan dengan erat, sementara kedua bibir kami juga berciuman dengan mesra. Lama-kelamaan, aku semakin cepat memompa batang kemaluanku ke lubang kemaluan Senja. Aku merasakan dinding lubang kemaluan Senja mulai terlumasi, sehingga mempermudah proses masuk keluarnya batang kemaluanku dalam lubang kemaluannya.

Aku merasakan Senja mulai menggoyang-goyang pantatnya, untuk mengimbangi genjotan batang penisku. Ciuman kami di bibir masing-masing pun semakin bergairah. Desahan dan erangan kecil pun mulai keluar dari mulut kami masing-masing. Meskipun begitu, tidak ada kata-kata pasti yang keluar dari mulut kami berdua. Kami berdua betul-betul tenggelam dalam kenikmatan yang kami dapatkan dari masing-masing lawan main kami. Akan tetapi, sejujurnya aku lebih fokus kearah memuaskan Senja. Aku terus memompa batang penisku, lama-lama semakin kencang. Bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh hentakan selankanganku dan selangkangannya pun mulai tercipta. Clep... clep... clep... clep...

Tiba-tiba, aku merasakan pelukan yang sangat kencang dari Senja. Ia juga semakin liar menciumi bibirku. Pantatnya juga diputar-putar semakin cepat.

“Seen... Mao nyampee yaahh?” Tanyaku.

“Kayaknya nih, koo... Aku kayaknya mao sampeee...” Desah Senja.

Maka, aku semakin mempercepat irama genjotanku. Akan tetapi, irama itu tidak kubuat kacau, melainkan menjadi semakin teratur.

“Seenn... Kalo mao nyampee, lepasiin aja semuanyaahh... Jangan ditahan-tahaan...” Erangku.

“Hee... Hee eehhh, kooo...” Erang Senja.

Tidak lama kemudian, aku merasakan Senja mengangkat pantatnya kuat-kuat. Tangan kirinya memeluk tubuhku dengan erat, sementara tangan kanannya menjambak rambutku dengan kencang.

“Ouuggghhhhh.... Uuuugggghhhh... Ooohhhhhh...” Erangan Senja dilepaskan begitu saja tanpa ditahan-tahan lagi.

Aku menghentikan genjotanku. Aku merasakan batang penisku betul-betul dipijat-pijat oleh kedutan lubang vaginanya akibat orgasme yang ia dapatkan. Aku juga merasakan seluruh tubuhnya mengejang. Beberapa detik lamanya aku ikut menikmati reaksi tubuh Senja akibat orgasme yang ia rasakan. Kemudian, tubuhnya pun melemas. Pantat yang ia naikkan dengan sekuat tenaga tadi langsung diturunkan kembali. Tangan kirinya masih memeluk tubuhku, tapi kali ini agak lemah. Mulutnya masih berusaha mengatur napasnya.

Setelah beberapa lama, ia pun mulai membuka kedua matanya. Napasnya masih terengah-engah, belum sepenuhnya normal. Ia pun mulai melayangkan senyum kearahku. Aku pun mengelus-elus rambutnya dengan tangan kananku, dan mencium keningnya dengan mesra.

“Puas, Sen?” Tanyaku.

“He eh, ko... Ternyata enak banget ya, ko. Pantes aja si Martha ketagihan sama koko...” Kata Senja.

“Ah, kamu mah... Biasa aja kali...” Kataku.

“Beneran, ko. Si Martha tuh kalo udah ngomongin seks sama koko, itu dia udah kaya ekstasi sendiri...” Kata Senja.

“Eh, masa sih? Hehehe.” Kataku sambil tertawa malu-malu.

Kemudian, Senja kembali menutup matanya, sambil kembali mengatur napasnya.

“Lanjutin aja, ko. Koko belum tuntas kan.” Kata Senja.

“Oke, Sen. Aku lanjutin. Tahan bentar ya, Sen.” Kataku sambil mengecup pipi kanannya.

Kemudian, aku kembali memompa batang penisku dengan perlahan-lahan. Dinding lubang kemaluannya masih hangat dan basah, sehingga batang penisku masih dimudahkan untuk keluar masuk. Ditambah lagi, lubang kemaluan itu masih sangat sempit dan kencang. Beginikah rasanya bersetubuh dengan wanita yang masih perawan? Aku tidak menyangka akan senikmat ini.

Lama kelamaan, aku memompa penisku semakin kencang. Sementara, bibirku tidak berhenti menciumi pipi, bibir, dan buah dada Senja. Tanganku pun juga memijat-mijat dan meremas-remas buah dada Senja. Aku merasakan nafsu Senja sudah bangkit kembali. Ia kembali memutar-mutar pantatnya, memeluk tubuhku dengan erat, dan menciumi bibirku.

“Pengen lagi, Sen?” Tanyaku.

“Iya nih... koo...” Kata Senja.

“Mao gantian diatas ga?” Tanyaku.

“Aahh... aku nggak bisa diatas, ko...” Kata Senja.

Kemudian, aku mencabut batang penisku, dan kemudian berbaring telentang disebelah Senja.

“Ayo, coba dulu aja...” Kataku.

Senja pun hanya tersenyum, kemudian ia menaiki tubuhku dan mendekap tubuhku. Ia pun memposisikan batang penisku dihadapan lubang kemaluannya, kemudian mendorong pantatnya kebawah sehingga lubang kemaluannya itu langsung melahap batang penisku dengan sempurna. Dengan posisi diatasku, kini ia memutar-mutar pantatnya. Aku betul-betul dibuat pusing kepalang mendapat pijatan seperti ini di batang penisku. Ia juga menjilati leher dan juga bibirku.

“Aiihh... Tadi katanya kaga bisa diatass....” Kataku sambil tersenyum dan membalas ciuman di bibirnya.

Senja hanya tersenyum dan malah semakin liar memutar-mutar pantatnya. Aku baru sadar bahwa sekarang tubuhku sudah basah oleh keringat. Senja pun juga demikian, tubuhnya kelihatan begitu mengkilap akibat keringatnya. Keringat kami masing-masing saling bercampur di tubuh kami masing-masing. Senja sekarang tidak lagi memutar-mutar pantatnya, melainkan terus menghujam-hujamkan lubang kemaluannya ke batang penisku yang masih tegak mengacung dalam lubang kemaluannya. Lama-kelamaan, hujaman lubang kemaluannya semakin kencang. Napasnya pun sekarang tidak beraturan.

“Koohhh... Akuu maoo sampeee lagii niiihhh....” Erang Senja.

Melihat Senja yang hampir orgasme lagi, aku menggulung tubuhku sehingga kini aku kembali diatas dan Senja dibawah. Aku terus memompa batang penisku dengan cepat. Ya, aku pun juga merasakan bahwa klimaks-ku sudah dekat. Akan tetapi, aku terus menahan diriku sampai Senja orgasme lebih dulu.

“Seenn... Kalo udaah orgasmee ngomong yaahh...” Erangku.

“Ooohhh... Terruusss koooo... Akuu sampeeee lagiiii...” Erang Senja sambil terus memutar-mutar pantatnya.

Ya, kalau Senja sudah orgasme, mungkin sudah saatnya aku melepas pertahananku. Aku memeluk tubuh Senja dengan erat-erat sambil terus memompa batang kemaluanku dengan cepat. Napasku pun semakin tidak teratur, sementara otakku sudah berkali-kali mengirimkan perintah untuk mengeluarkan spermaku.

“Seeennn... Akuu maoo keluaarr niihh...” Kataku.

Melihat aku yang hampir keluar, Senja terus memutar-mutar pantatnya. Ia juga memeluk tubuhku dengan erat-erat. Ukh, tadinya aku mau mencabut batang penisku agar aku keluar diluar saja. Akan tetapi, Senja sepertinya mencegahku untuk melakukan hal itu.

“Ayoohh, kooohhh... Kitaa sampe sama-sama...” Erang Senja.

Tidak lama kemudian, aku pun ikut sampai pada klimaksku. Oohh, aku merasakan batang penisku yang terus-menerus menyemprotkan cairan klimaksku dalam lubang kemaluan Senja. Aku tidak sempat menghitung, berapa kali penisku ini menyemprotkan sperma dalam lubang kemaluan Senja. Di kala itu, aku juga merasakan kedutan yang sangat kencang dari lubang vagina Senja, yang juga menambah kenikmatan klimaks yang aku rasakan.

Setelah kenikmatan klimaks yang kurasakan ini mereda, aku berusaha mengatur napasku. Aku masih menindih tubuh Senja, sementara batang penisku juga masih ada didalam lubang kemaluan Senja. Bibir kami berciuman dengan mesra, kami saling berpelukan.

“Thank you, Sen...” Kataku singkat.

“Thank you juga, ko. I love you...” Kata Senja.

“I love you, too.” Kataku sambil masih berusaha mengatur napasku.

Kemudian setelah itu, aku membaringkan kepalaku di dada Senja. Senja pun memeluk kepalaku dengan lembut. Setelah itu, aku tertidur, dalam keadaan masih bersatu dengan Senja.

BERSAMBUNG KE EPISODE-33
 
Well... Masih ada valen ama devina.... Hm... Pilihlah 1 diantara lima... Sebuah pilihan yang rumit... Jujur... Kenapa kok malah mikirnya senja yang bakal lebih sakit ya.... Dia yang paling nahan sakit nantinya... Cos dia tahu... Valen suka ama jay....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mantap udah update, woww SSnya loveplay..Akhirnya pecah juga perawannya Senja... Tinggal nunggu yg berikutnya nih..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Dan akhirnya senja hamil..
#eh?
Wkwkwkwk..
Update yg mantap! Triple update yg luar biasa di minggu ini om..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd