Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

Bimabet
Mantapss... Trimss.... Atas updatenya suhu...
Thanx for update suhu :ampun::ampun:
Ko jay musti belajar ilmunya pak jent...hahaha' btw tengkyu apdetnye
Thanx updatenya.. cm berasa rasa :kentang:
semakin menarik ceritanya ...
terimakasih tuk updatenya suhu :)

sama2 agan2 semuanya
terima kasih sudah membaca
hmmm, ilmunya Pak Jent yang mana nih? hahaha

Mantap lanjut suhu ts ceritanya..
nice update...
sayang cmn sm villy ya?
:semangat:semangat.. Lanjuttt

terima kasih agan2

Eh buset bisa ngesek dikereta gimana dah tuh kagak kebayang wah hot bener nih
Yang penasaran nih main di kereta....gimana cara n situasinya ya....
wuiiiihhh...di kereta api????
kerennnnn...jd pengen nyoba
Sensasi nya broooo main di kereta api...
:kpenuh:Anjaaay maen di kereta, ga goyang tu kereta?

yaah, ane juga awalnya ga kepikir akan hal ini
tapi kepikir kemudian pas, dingin2, malem2, terus ada sepasang 2 insan yang berbeda kelamin, yah ujung2nya pasti kesitu sih hahaha
silakan dicoba bagi yang ingin mencoba wkwkwk
segala kerugian dan kerusakan ditanggung oleh pelaku ya

Budi antasari.... Sepertinya ini ortu valen... Dalam artian... Bisa jadi valen nyembunyikan ortunya.... Hm....

hmmm
analisa yang menarik. kita lihat saja betul atau tidak

Rasanya agak aneh untuk telanjang di kereta... Secara posisi di kendaraan umum..

Mungkin hanya buka buka seperlunya saja.

Eh.. ngemeng apa ini...

Maaf suhu :ampun:

no problem
yang namanya kritik dengan dasar yang ada, ane pasti terima kok
yaah, gimana ya? keretanya isinya cuma berempat doang. karena itu hari biasa, plus kebetulan kelas eksekutif hahaha


btw, minggu ini triple update again

update 1 : Sometime di hari ini
update 2 : Rabu, 15 Maret 2017
update 3 : Jumat 17 Maret 2017
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
EPISODE 36 : Budi Antasari

Di hadapan kami berempat, berdirilah dua sosok pria, yang satu tubuhnya atletis, tetapi tidak terlalu besar, sedangkan yang satu lagi berbadan kurus dan kecil. Ukh, walaupun penampilan mereka tampak seperti orang biasa, tapi aku bisa merasakan bahwa mereka berdua ini sangat kuat. Aura membunuh yang betul-betul kental terus menekanku.

“Siapa kalian?” Tanya pria yang berbadan kecil itu.

“Aryo, Ando, persilakan saja mereka masuk. Kalian tetap berjagalah disini” Kata seorang pria yang tiba-tiba muncul dari pintu yang dijaga oleh mereka berdua, yang sepertinya bernama Aryo dan Ando.

Oh, rupanya kamar ini terdiri dari dua ruangan. Ruangan pertama berfungsi hanya sebagai pembatas antara koridor luar dan kamar dalam. Sepertinya ruangan kecil ini adalah “pagar perlindungan” yang pertama. Kemudian, dua orang itu mempersilakan kami masuk untuk ke ruangan yang satunya lagi. Ruangan satunya lagi berbentuk seperti kamar hotel biasa. Kini dihadapan kami, berdirilah sesosok pria berumur sekitar 50 tahunan, berkacamata dan berkumis.

“Kalian dari pihak kepolisian? Atau stafsus kepresidenan?” Tanya pria itu.

“Bukan keduanya, pak.” Kataku.

“Oke, silakan masuk.” Kata pria itu.

Heh? Silakan masuk? Semudah itukah dia mempersilakan orang-orang yang tidak dikenalnya untuk masuk? Kami berempat hanya berdiri tertegun. Kalau aku sih bingung kenapa dia semudah dan sepercaya itu pada kami, padahal dia kan sedang diincar oleh grup mafia besar itu. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Martha, Villy, dan Senja.

“Kenapa?” Tanya pria itu.

“Hmmm, maaf. Apakah bapak merasa sedang diincar oleh orang lain?” Tanyaku.

“Apakah saya merasa demikian atau tidak, yang jelas kalian bukan orang-orang seperti itu. Tahu nama saya adalah bukti bahwa kalian bukan merupakan orang yang tidak memiliki keperluan dengan saya. Permintaan sopan untuk bicara dengan saya adalah bukti bahwa kalian bukan orang dari Naga Emas Hijau. Cepat masuk! Bisa repot kalau ada orang yang melihat saya disini.” Kata pria itu.

Kemudian, kami berempat masuk dengan segera ke dalam kamarnya. Kemudian, ia segera mengunci kamar ini kembali. Ia pun mempersilakan kami duduk di kursi-kursi dalam kamar, sementara ia sendiri duduk diatas ranjang.

“Jadi, mengapa kalian ingin tahu tentang Naga Emas Hijau?” Tanya pria itu.

Wih, dia pun juga langsung tahu maksud kedatangan kami kesini. Darimana dia tahu ya?

“Maaf, pak. Darimana bapak-“ Kataku.

“Oh. Baiklah, biar saya jabarkan mengenai diri saya terlebih dulu.” Kata pria itu memotong perkataanku.

“Nama saya Budi Antasari, panggil saja Budi, seperti yang mungkin kalian juga sudah tahu. Saya adalah mantan direktur riset dan pengembangan teknologi di Bank Vikthoria.” Kata Pak Budi.

Ohh... Mantan direktur divisi bank Vikthoria ya? Sebagai orang yang sudah berkiprah lama di bidang riset dan pengembangan teknologi, tidak mengherankan jika dia paham betul apa yang berusaha Valensia lakukan di Bank Vikthoria pada saat kejadian perampokan itu. Karena itu, dia paham bahwa dirinya mungkin sedang diincar oleh Mafia Naga Emas Hijau. Ya, aku sekarang cukup mengerti.

“Maaf, Pak Budi. Orang yang meretas sistem keamanan Bank Vikthoria pada saat kejadian perampokan itu adalah rekan kami.” Kataku.

“Hmmmm...” Kata Pak Budi sambil berpikir.

“Karena itu, kami-“ Kataku.

“Maaf, biarkan saya berpikir sebentar.” Kata Pak Budi memotong ucapanku.

“Oh, baik, pak.” Kataku.

Pak Budi kelihatan berpikir dengan cukup keras selama beberapa detik. Kemudian, ia membuka matanya dan menatap kami semua.

“Apakah wanita itu pacarmu?” Tanya Pak Budi.

Walah, kenapa Pak Budi bertanya demikian?

“Hmmm, bukan sih pak.” Kataku.

“Dia itu salah satu kandidat pacarnya, Pak Budi.” Kata Senja tiba-tiba.

Mendengar hal itu, Pak Budi sepertinya cukup tersentak.

“Salah satu? Memang kandidatnya banyak?” Tanya Pak Budi dengan heran.

“Hmmmm... Kita bertiga sih, pak.” Kata Martha sambil senyum-senyum.

Errr, perlu yah hal itu dibahas disini? Yah, walau aku tidak menyangkalnya sih bahwa saat ini memang hatiku terbagi-bagi kepada kalian berempat.

“Waah... Anak zaman sekarang, pacarnya banyak toh.” Kata Pak Budi dengan heran.

“Tapi, itu tidak penting sih. Mao punya pacar berapapun, tidak masalah asal yang memacari dan dipacari sama-sama suka. Baik. Jadi, kalian semua mau minta bantuan saya untuk melepaskan pacar kamu itu dari Naga Emas Hijau?” Tanya Pak Budi.

“Oh, tidak, pak. Ini adalah urusan kami. Kami akan melakukannya sendirian. Yang saya butuhkan hanyalah informasi, pak. Itupun jika Pak Budi tidak berkeberatan.” Kataku.

“Ya, andai saja itu benar, maka saya akan cukup lega.” Kata Pak Budi.

“Maaf, pak. Maksud bapak bagaimana?” Tanyaku dengan heran.

“Ya, andai saja bahwa kalian bilang itu adalah urusan kalian adalah benar sepenuhnya, maka saya akan lega. Sayangnya tidak demikian, karena Mafia Naga Emas Hijau itu juga tanggung jawab saya.” Kata Pak Budi.

“Hah? Tanggung jawab Pak Budi?” Tanyaku kembali dengan heran.

“Baiklah, saya akan blak-blakan pada kalian, Jay Ganama Yaeslim, Martha Christina, Villy Janes Priscilla, dan Senja Harmoni.” Kata Pak Budi.

Eh? Darimana Pak Budi bisa tahu nama-nama kita? Gawat, jangan-jangan Pak Budi ini adalah pihak musuh!

“Jangan khawatir, paling tidak saya bukan musuh kalian, walaupun saya juga belum menentukan apakah saya itu kawan kalian atau bukan.” Kata Pak Budi.

Ukh. Dia bukan orang sembarangan, paling tidak hanya itu yang kutahu tentang dirinya.

“Darimana saya tahu nama-nama kalian, itukah pertanyaan yang membuat kalian terkaget-kaget?” Tanya Pak Budi.

“Jujur, iya pak.” Kataku.

Aku pun juga masih merasakan ketegangan yang luar biasa di ruangan ini.

“Baik. Selain menjabat sebagai mantan direktur riset dan pengembangan teknologi Bank Vikthoria, saya juga menjabat posisi lain dimana posisi itu masih saya jabat hingga sekarang. Bisa kalian tebak posisi apa itu?” Kata Pak Budi.

“Intel mata-mata asing.” Kata Senja.

Gkkhh, intel mata-mata asing? Aduh, Senja ini entah polos atau terlalu jujur ya.

“Hahahaha. Kamu kebanyakan nonton film, nak.” Kata Pak Budi.

“Biarin.” Kata Senja sambil manyun.

“Tapi karena kebanyakan nonton film, kamu hampir saja benar, nak.” Kata Pak Budi.

Kami semua langsung tersentak. Betulkan Pak Budi Antasari ini adalah seorang intel mata-mata asing?

“Bukan intel mata-mata asing, tapi saya bertugas sebagai kepala badan intelijen rahasia negara di bidang teknologi.” Kata Pak Budi.

Waah, ternyata Pak Budi itu orang sepenting itu. Pantas saja bahwa dia itu bukan orang sembarangan. Kemampuan analisis dan deduksinya pun sangat berbeda levelnya dengan aku. Badan intelijen rahasia negara, pastilah bukan orang yang biasa-biasa saja.

“Ya, aku ketuanya, dan wakilnya adalah Jent Zeinal Widoyo.” Kata Pak Budi.

Je... Jent Zeinal Widoyo?? Pak Jent??! Oohhh, Pak Jent pun juga orang penting di pemerintahan ya? Sekarang, sudah terjawab mengapa Pak Budi tahu nama-nama kami berempat. Pastilah dia sudah berkomunikasi secara rahasia dengan Pak Jent. Tapi, aku masih belum paham satu hal.

“Pak Budi, saya masih belum mengerti satu hal. Mengapa Pak Budi menjadi orang incaran Mafia Naga Emas Hijau?” Tanyaku.

“Ya, semua bermula dari kecurigaanku pada Mafia Naga Emas Hijau. Saya rasa, sudah menjadi rahasia umum bahwa mafia di negara ini bekerjasama dengan polisi untuk melindungi bisnisnya. Walaupun sebetulnya polisi bukannya bekerjasama dengan mafia, tetapi mengumpulkan bukti-bukti untuk menjerat para mafia dengan pasti. Diantara mafia-mafia itu, terutama mafia-mafia yang besar, saya menaruh kecurigaan pada suatu grup mafia, yaitu Mafia Naga Emas Hijau ini. Aktivitas mereka tidak mencolok, bahkan bukti dari segala macam kegiatan yang mereka lakukan, itu sangat sulit didapatkan. Seolah-olah, mereka sangat pintar dalam menyembunyikan bukti. Karena belakangan diketahui bahwa mereka memiliki kaitan dengan Bank Vikthoria, maka aku ditugaskan sebagai salah satu direktur divisi di Bank Vikthoria. Risetku selama beberapa tahun pun membuahkan hasil. Paling tidak, aku berhasil mendapatkan tujuan dan rencana selama beberapa tahun ke depan.” Kata Pak Budi.

“Dan tujuan itu, apa?” Tanyaku.

“Menguasai dan mengendalikan negeri ini.” Kata Pak Budi.

Waw, ini baru seperti film-film.

“Bagaimana caranya?” Tanyaku.

“Dengan virus komputer. Virus komputer yang dapat menyebar melalui jaringan internet, dan menginfeksi seluruh komputer di negeri ini, bahkan di seluruh dunia.” Kata Pak Budi.

Hmmm, adakah virus menyeramkan seperti itu? Akan tetapi, aku paham. Jika memang virus seperti itu ada, dan mafia itu bisa mendapatkannya, memang akan mudah bagi mereka untuk menguasai negara ini. Bayangkan, berapa banyak data dan informasi yang disimpan di seluruh komputer di negara ini. Dari informasi politik, militer, keuangan, perpajakan, pendapatan negara, pengeluaran negara, dan banyak informasi penting lainnya. Menguasai semua informasi itu, bukan tidak mungkin untuk menguasai dan mengendalikan negara ini. Pertanyaannya, apakah virus itu ada?

“Mungkin kamu bertanya, apakah virus itu ada atau tidak. Betul?” Tanya Pak Budi.

“Betul, pak.” Kataku.

“Alasan pertama aku diincar, adalah karena aku mengetahui rencana mereka. Akan tetapi, alasan kedua dan yang merupakan alasan utama aku diincar mereka, adalah karena virus itu.” Kata Pak Budi.

“Ehh? Bapak memiliki virus itu?” Tanyaku.

“Ya, walaupun tidak ada padaku sekarang. Aku mengembangkan virus itu, dan sudah 99% selesai. Akan tetapi, karena disaat terakhir aku menyadari bahaya virus itu, aku sengaja tidak menyelesaikannya. Sayangnya, aku tidak bisa membuang virus itu.” Kata Pak Budi.

“Kenapa tidak bisa dibuang, pak?” Tanyaku.

“Mengetahui adanya grup mafia yang kokoh dan memiliki rencana seperti itu, aku yakin walaupun tanpa virus yang kubuat, mereka akan dapat membuat virus yang serupa dengan yang kubuat itu. Karena itulah, aku tetap menyimpan virus itu, sebagai tindakan antisipasi untuk perlawanan jika mereka memang dapat membuat virus itu.” Kata Pak Budi.

“Oh, berarti alasan Val ada di tempat mereka, itu karena...” Kata Villy.

“Ya, kemungkinan besar teman kalian itu bertugas untuk mereplikasi virus yang kubuat itu. Dan aku yang aku tahu, Naga Emas Hijau tidak pernah memaksa seseorang untuk melakukan pekerjaan. Mereka lebih suka orang yang bekerja dengan kesungguhan dan kerelaan hati mereka.” Kata Pak Budi.

“Tapi, pak. Saya yakin Valensia itu nggak kaya gitu, kok.” Kata Martha.

“Saya hanya menyampaikan informasi yang mungkin bisa menjadi referensi kalian. Bukan wewenang saya untuk menentukan motif teman kalian itu.” Kata Pak Budi.

“Maaf, pak. Tapi apakah keberadaan virus itu terjamin?” Tanyaku.

“Ya, aku cukup yakin dengan tempat aku menyimpan virus itu. Tidak usah khawatir.” Kata Pak Budi.

“Baik, pak. Sekiranya cukup yang ingin saya tanyakan. Terima kasih banyak dan mohon maaf mengganggu waktu bapak.” Kataku seraya berdiri dari tempat dudukku.

Kemudian, Martha, Senja, dan Villy pun juga berpamitan dan kemudian kami keluar bersama-sama dari ruangan ini.

“Satu hal, Jay. Jika kamu ingin sampai ke mereka, cukup tinggal saja di hotel ini beberapa hari lagi. Saya yakin akan ditemukan oleh mereka beberapa hari lagi.” Kata Pak Budi.

“Lho? Kalau begitu sebaiknya kita pergi pak dari tempat ini.” Kataku.

“Harapan saya ada pada kalian. Saya disini hanya sebagai umpan. Tugas kalian adalah ikut ke tempat mereka secara diam-diam dan menolong teman kalian itu. Syukur-syukur jika bisa melancarkan serangan pada mereka. Tapi, bisa menyelamatkan teman kalian itu saja sudah cukup untuk memberikan tamparan keras pada mereka.” Kata Pak Budi.

“Hmmm, mengapa bapak yakin seperti itu?” Tanyaku.

“Aku sendiri yang merancang sistem keamanan Bank Vikthoria dengan berbagai teknik enkripsi yang membingungkan. Bisa meretas sistem keamanan Bank Vikthoria adalah kemampuan minimal yang dibutuhkan untuk dapat mereplikasi virus yang kubuat itu. Sepertinya Gandar Siantana menyadari hal itu, karena itu teman kalian itu pasti dianggapnya sebagai aset yang sangat berharga bagi Naga Emas Hijau. Jika kalian bisa menolong teman kalian, maka secara tidak langsung kalian sudah membantu memperlambat laju Naga Emas Hijau. Saya harus jujur bahwa negara ini cukup kesulitan menghadapi Naga Emas Hijau. Jika ada kesempatan sekecil apapun untuk bisa menyerang mereka, saya akan bertaruh pada kemungkinan itu.” Kata Pak Budi sambil menutup pintu kamarnya dan menguncinya.

Kami berempat kembali ke kamar kami tanpa berkata apapun. Hmmm, jadi kita yang menunggu kedatangan mereka ya? Baiklah, datanglah cepat-cepat, Val.

BERSAMBUNG KE EPISODE-37
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mungkin maksudnya budi vanquish di cerita suhu alan smith
Mantap dah semakin penasaran apa alasan valensia

hmmm, ane ga tau sih karakter itu
mungkin banyak kemiripan kali ya

akhirnya sedikit dmi sedikit terkuak misterinya pak jay dan green gold dragon,mksh om

sama2 gan

Iya iya... diperkosa udah ntar....

:ogah:


Btw knp Budi gk kerjasama aja ama Jent ya?

wkwkwkwkwk
Iya iya... diperkosa udah ntar....
wkwkwkwk
hmmm, itu ane belum bisa buka sekarang
 
Sebelumnya ..thanks up date nya om megu :ampun:.....penasaran ma kelanjutannya om... :bingung:..nungguin up date selanjutnya aahhh...:semangat:
 
Belum tentu valensia mau di tolong sama koko jay,,, sini sama ane val,, kita main virus croot
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd