g30s adalah sebuah konspirasi politik dagang dan ambisi jadi gak ada yg salah dan benar itu menurut ane.. tp kadang yg bikin ane jengkel tu orang2 yg beranggapan PKI/komunis itu sama dengan ateis.. bukan ane mau bela komunis tp anggapan seperti itu bikin ane ngelus dada jupe
Siapa suhu yang anak kiri? Mohon arahan
Enak dong suhu duda
Lagi hot pembahasan G30S ngikutin momen kesaktian pancasila kemaren , di tempo gencar ngaitin G30S sama CIA, tapi yg d media ceritany agak beda sama yg di buku john roosa, hehe
Oia suhu rasta gimana kmaren hasil renungan di monumen kesaktian pancasilanya 😀
Hasilnya? di gigitin nyamuk dan kerokan hahahah...Oia suhu rasta gimana kmaren hasil renungan di monumen kesaktian pancasilanya ��
Ganyang Malaysia bukan hanya satu2nya sebab, sejak awal 1959 kembali pada dekrit Presiden, landscape politik Indonesia di kuasai oleh 3 pilar, Soekarno, PKI dan Angkatan Darat, dimana Angkatan darat mendukung Soekarno untuk membubarkan konstituante dengan barter AD di beri kewenangan SOB alias negara dalam keadaan darurat perang sehingga anggaran pertahanan naik. Di sisi lain Soekarno memerlukan PKI untuk membakar retorika Revolusi belum selesai dengan salah satu agenda Ganyang Malaysia..hehehehe.. oh iya kl gak salah g30s terjadi dipicu oleh gerakan ganyang maleysia oleh pak karno gara2 fotonya bendera merah putih dan garuda pancasila diijak2 (karena apa maleysia melakukan itu?saya belum tahu, mohon pencerahan)tp gerakan ganyang maleysia tidak didukung oleh ke 7 jendral itu dan terbentuklah isu dewan jendral yg ingin mengkudeta
kalau gak salah jg sebenarnya pak karno sendiri juga ingin menghabisi pki (kemungkinan ini masalah ketakutan pni terhadap pki yg terlalu cepat menjadi partai besar) tp karena para petinggi tni tidak setuju dengan gerakan ganyang maleysia lalu meminta dukungan pki (sekali lg ini masalah politik, tidak ada lawan maupun kawan yg abadi dalam politik).
.tentang penculikan tersebut adalah kesalah pahaman, sebenarnya penjemputan paksa para jendral untuk menghadap pak karno yg ingin berunding masalah ganyang maleysia
.ada yg beranggapan pak hata jg ada ikut andil (dengan asumsi sekali lagi ini masalah politik/persaingan partai)
.waktu itu kan pak karno (diangkat ata mengankat ya?) menjadi presiden seumur hidup dan keinginan terjadi kudeta pasti ada.
Loh kok Hatta di bawa2? Beliau sudah mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden tahun 1956, beliau tidak berpartai tuhh. Persaingan politik sama siapa?
Hatta tidak pernah menjadi anggota Masyumi, Hatta
Non partisan. Satu2nya partai yang bisa di kaitkan dengan Hatta adalah PNI Baru partai ini partai edukasi, sengaja mengambil nama PNI namun singkatannya Pendidikan Nasional Indonesia, tidak ikut politik elektoral dan hanya berfokus pada kursus politik bagi para nasionalis...
oh iya gan rasta masih ada pertanyaan nih, ane sedikit bingung masalah pemegangan komando tni oleh pak harto bukanya dalam tragedi g30s tersebut ada salah satu jendral yg bisa melarikan diri kl gak salah pak yani/pak nas (ane lupa) itu kemana ya?
suhu tombol ikut memberi pencerahan pada nubi yang hina dina ini jg.. :salim :ciumtangan
sip.. sip.. sip.. TOP BGT nih agan tombol, ane sebagai penikmat sejarah salut sama agan tombol dan agan rasta yg mau meneliti sejarah bangsa ini. semoga tabir sejarah dapat terbuka jelas, untuk siapa yg benar dan salah siapa yg bertanggung jawab biar masyarakat sendiri yg menentukan. sejarah adalah sebuah rentetan peristiwa, menurut ane gan. benar dan salahnya mungkin tergantung dari segi mana masyarakat menilai sejarah2 itu.
Jujur nubie jawab... Awalnya nubie juga mengagungkan Pak Soeharto... Dengan cerita sejarah disekolah (waktu itu SMP) sangat heroik banget....
Apalagi dari SD udah dicekokin dengan film Doktrin tersebut... Namun nubie suka heran sama kakek nubie... Doi suka marah kalo lihat Pak Soeharto.... skip.... Skip....
ketika SMA... (Nubie lulus 97).
Nubie suka bolos sekolah di perpus sambil baca2 majalah Ibukota yang berani.. Nah disitu nubie baru tau ternyata ada pembelokan fakta mengenai film doktrin tersebut. (tapi nubie lupa judul makalahnya...).
Dari situlah nubie mulai membaca soal G30S/PKI... Dan merunut kisah2 yang dulu diceritakan oleh kakek nubie waktu beliau dan keluarga besar dari nyokap melakukan pelarian dari ponorogo ke Surabaya lalu ke Jakarta
Diera pembersihan tersebut....
Maaf balesnya lama, nubi semalam dalam perjalanan ke kaki Gunung Pangrango buat pendakian. Ini baru mau jalan nanjak, ane sempetin bales suhu duda dulu nihh...oh iya gan rasta masih ada pertanyaan nih, ane sedikit bingung masalah pemegangan komando tni oleh pak harto bukanya dalam tragedi g30s tersebut ada salah satu jendral yg bisa melarikan diri kl gak salah pak yani/pak nas (ane lupa) itu kemana ya?
Mau nanya lg suhu thombol, setelah G30S asumsi ny Soekarno udh tau pasti kan ttg dewan jendral, tp knpa Soekarno masih mau dengerin pak nas dan lobi2 ny ttg soeharto
Sebenernya bukan lobi, namun struktur komando AD yang memang mengharuskan Harto yang ambil komando kalau Yani berhalangan. Mungkin perlu di jelasin kali ya kenapa begini biar ga simpang siur. Jadi pada tahun 1952 terjadi peristiwa insiden Oktober dimana Angkatan Darat mengepung Istana dan menuntut dibubarkannya parlemen karena dua hal: Mosi Manai Sophian dan Upaya intervensi pada militer khususnya AD. Nasution berama faksi paling ganas di AD yaitu faksi elang: S. Parman, M.T Haryono dan Sukendro mendesakan sebuah resolusi pada seluruh panglima kodam untuk tanda tangan petisi pembubaran parlemen namun gagal karena Soekarno menolak. Pak Nas sempat di berhentikan dari jabatan namun akhirnya di kembalikan pada jabatan semula karena para panglima sadar hanya doi yg mampu memimpin AD dalam berhadapan dengan PKI. Nah penyelesaian masalah itu di lakukan di Jogja sampai keluar piagam jogja dan kalau tidak salah sapta
Marga dan sumpah prajurit (ane lupa2 inget harus di check ulang bukunya ada di jakarta)
Jadi Pasca G30S memang AD bersepakat menjalankan call of order AD bahwa Harto harus menggantikan Yani. Pranoto sendiri paham akan hal i i dan tidak mau melawan kolega2... Ini juga kenapa G30S tidak menculik Harto karena Latif adalah bekas bawahan Harto dan meyakinkan Harto tidak akan bergerak, saat harto bergerak menumpas semua harapan Latif hancur lebur dan karena sedikit banyak strategi G30S di dasarkan pada analisis Latif, buyar lah gerakan hanya dalam hitungan jam. Mungkin keadaan akan sangat berbeda bila yang di gunakan adalah analisis Soeparjo (baca analisis Soepardjo yg sudah di terbitkan) Yang menarik Sopardjo ini satu2 nya Perwira yang ikut gerakan namun bukan dari kodam Diponegoro, beliau bekas Siliwangi dan sampai di penjara masih terus berlatih olah raga untuk mencoba lari dan membangun kekuatan sebelum akhirnya di eksekusi mati.