Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Masa Lalu

Maaf kalau lancang update 🙏🙏


Semilir angin daru jendela yang terbuka dan hembusan dari kipas angin besar yang tertempel di plafon menjadikan suhu kamar besar itu menjadi lebih sejuk. Dari kaca besar yang menempel di dinding terlihat seorang remaja pria berdiri di tepi ranjang, telanjang dan dengan penis yang mengacung sempurna. Di atas kasur di depan remaja itu, tampak seorang gadis remaja yang dengan mata yang terbelalak seakan mengagumi penis yang saat ini sudah dalam genggaman tangannya. Dengan berlutut dan merebahkan tubuhnya, gadis itu seakan hendak memamerkan punggung putih mulus dan kedua bongkahan bokong yang sekal kepada remaja pria di depannya.


"Kon..kon..tol..yang..beeee..ssaaaarrr.." gumamnya terbata.


"Bagaimana mungkin remaja seusia mas Adrian punya kontol sebesar ini??" Tanyanya pelan sambil mengelusnya lembut dan mengocoknya pelan.


"Ssssshhhh..tangan mu..eeeehhhh..haaaaa..luuusss..Diiiinnn.." desis Adrian sambil memejamkan mata.


Di samping mereka, seorang ibu menggeliat tengkurap menghadap ke penis yang sedang dipermainkan oleh Dini, anaknya.


"Ini lah yang membuat mama lupa diri sayang." Kata Bu Laila sambil mengelus biji peler penis Adrian.


"Jilatilah nak, jilat lubang kencingnya." Ujar Bu Laila memberi instruksi.


Tanpa melihat ibunya, Dini mengeluarkan lidahnya dan mencoba mengikuti arahan ibunya.


"Aaaaahhh..geee..liiiii.." tubuh Adrian langsung gemetar.


"Buka mulutmu sayang, coba masukkan kepala kontol itu ke dalam mulut mu, hisap dan jilat kepala kontol itu di dalam mulut mu seperti saat kamu makan es tung-tung."

Entah apa yang membuat Bu Laila begitu bernafsu untuk membuat putri satu-satunya berlaku sensual dan binal saat ini. Ada semacam gejolak dalam batinnya yang tiba-tiba muncul setelah ketakutannya karena tertangkap basah sedang bercinta dengan lelaki remaja yang bukan suaminya oleh Dini. Gejolak syahwat yang benar-benar memberi efek tidak lumrah bagi kehidupan seksualnya selama ini. Ada deburan nafsu yang lebih dan semakin kuat dalam dirinya saat melihat putrinya justru ingin merasakan kenikmatan seksual. Bentuk tubuh indah dan wajah cantik anaknya yang selama ini tidak pernah menimbulkan rasa apapun selain bangga sekarang berubah menjadi gairah yang menggebu.

"Slurrrppp..slurrrpp.."

Dini yang hampir tiap malam masturbasi sambil membayangkan penis Adrian bersemangat dengan pelajaran yang diajarkan oleh ibunya. Mulutnya melumat penis Adrian dan mulai menghisap dan menjilati penis itu di dalam mulutnya dengan mata merem melek.

"Sssshhh..uuuuhhhh...aduuuhhh.."

Adrian mendesis sekaligus ngilu saat beberapa kali gigi putih Dini mengenai kepala dan batang penisnya.

"Hati-hati dengan gigi mu sayang, kasihan kontol Adrian ngilu kalau kena gigi." Kata Bu Laila mengingatkan.

Bu Laila bangkit berlutut di atas kasur, dengan senyum genit dan tangan merangkul manja leher, ia pun melumat bibir Adrian.

"Muach..mmmppphhh..mmmppphhh.."

Adrian tak kalah liar membalas lumatan bibir Bu Laila, tangannya pun meremas bokong Bu Laila dengan kuat. Daya tahan penis dan nafsu Adrian dipertaruhkan saat ini. Tapi, pengalaman bercinta remaja cungkring ini ternyata membantu banyak untuk mampu mengontrol syahwat dan fisiknya. Adrian yang tadinya canggung dan tidak enak karena harus bercinta dengan ibu dan anak sekaligus sekarang lebih rileks dan berani mempermainkan syahwatnya sendiri. Justru Bu Laila yang saat ini terangsang hebat. Pemandangan putrinya yang sedang asyik mengoral penis Adrian membuat nafsunya membumbung tinggi. Payudaranya semakin mengeras dan vaginya semakin lembab.

"Dini, sayang..saatnya mama memberi mu pelajaran pamungkas agar kamu bisa merasakan kenikmatan ngentot dengan Adrian."

Kata Bu Laila lalu meminta Adrian naik ke atas kasur. Adrian dengan tersenyum nakal pun menuruti permintaan Bu Laila. Terlintas irama musik rock di telinganya.

What's got you so jumpy?


Why can't you sit still, yeah?
Like gasoline you want to pump me
A

nd leave me when you get your fill, yeah

Every time I touch you, you get hot
I want to make love, you never stop
Come up for air you pull me to the floor
What's been going on in that head of yours

Unskinny bop
Just blows me away, yeah
Unskinny bop, bop
All night and day, yeah
Unskinny bop, bop, bop, bop
She just loves to play
Unskinny bop nothin' more to say

You look at me so funny
Love bite got you acting oh so strange
You got too many bees in your, honey
Am I just another word in your page, yeah, yeah

Every time I touch you, you get hot
I want to make love, you never stop
Come up for air you pull me to the floor
What's been going on in that head of yours?

Unskinny bop
Just blows me away, yeah
Unskinny bop, bop
All night and day, yeah
Unskinny bop, bop, bop, bop
She just loves to play
Unskinny bop, nothin' more to say

You're sayin' my love won't do ya
That ain't love written on your face
Well, honey, I can see right through ya
Yeah, whose ridin' who at the end of the race

What's right?
What's wrong?
What's left?
What the hell is going on?


Alunan lagu Unskinny Bop nya Poison menjadi pengiring yang sesuai saat Bu Laila memompa penis Adrian dengan ritme yang agak cepat. Setelah mendapatkan orgasme akibat permainan lidah Adrian di vagina disertai cumbuan putri semata wayangnya pada kedua payudaranya, Bu Laila agresif membanting Adrian di atas kasur lalu mengendarainya.

Dini bersedia mengalah karena ia sadar diri bahwa ia adalah seorang anak yang harus menghormati dan memberi kesempatan yang pertama kepada ibunya. Dan ia harus belajar banyak dari ibunya agar bisa mendapatkan kepuasan bercinta seperti yang selama ini ia impikan.

Adrian pun sigap dengan meminta Dini untuk menduduki wajahnya dan berhadap-hadapan dengan Bu Laila.

"Eeegghhhh...eeeggghhh..eeggghhh.." Desah Bu Laila dengan wajah sayu saat bokongnya bergoyang nikmat.

"Slurrrpp..sluuurrppp.." lidah Adrian dengan lugas menjilati vagina perawan Dini.

"Sssshh..oooohhhhh..aaaahhh..mmmmppphhhh.."

Bu Laila yang sedang on fire langsung melumat bibir Dini yang terbuka mendesah akibat jilatan lidah Adrian.

"Mmmppphhh...mmmppphhh.."

Keduanya berciuman dengan ganas. Kedua tangan mereka saling meremas payudara untuk merangsang birahi mereka agar semakin panas. Pergumulan sengit ketiga manusia itu membuat suasana kamar semakin sumuk.

"Maaa...memek ku geliiiii...eeeehhh...ssshhh.." desah Dini setelah melepaskan bibirnya dari lumatan ganas ibunya.

"Eeehhhh..lidah Adrian..eeegghhh..memang enak Din..aaahhh...aaaahhh.."

"Apalagi..uuuhh..kalau kamu..eeehhh..sudah ngerasain kontolnya ini..oouuuhhh...ooouuuhh.."

Bu Laila memuji kehebatan Adrian dalam bercinta. Syahwat nya seakan mendorong Dini untuk segera merasakan kenikmatan penis pria muda yang selalu membuatnya melayang saat bercinta.

"Maaaa..biii..caaa...raaa..vulgar giniii..bikin memek Dini..ssshhh..ssshhh..makiinnn.***a..teeelll...aaaahhhh...aaahhh.."

Dini semakin kewalahan mengendalikan nafsunya sendiri. Begitu juga dengan Bu Laila. Mereka dibuat melayang dengan ketengangan dan kontrol gairah yang jago dari remaja cungkring itu. Tak butuh waktu lama untuk Bu Laila meregang dalam kenikmatan.

"Ooouuuuhhh..ssshhhiiiittt..kontooolll..eeennnnaaaakkk..eeeeemmmmmhhhhh..eeemmmhhhh.."

Bu Laila menghentak-hentakkan pinggulnya dan menarik kepala Dini ke payudaranya.

"Jilatin dan hisap tete mama sayang...eeehhhh..mmmmhhhhh..sssshhhh..aaaaahhhh.."

"Yeeeesss..aaaauuuhhh..sedotin yang kenceng pentil mama sayang..oooouuuhhhh...aaaahhhh.."

Bu Laila mendesah dan meracau diantara arahannya kepada Dini. Kecerdasan otak gadis itu patug diacungi jempol karena ia tidak butuh waktu beberapa detik untuk mengerjakan perintah ibunya.

"Aaaaahhhh..sluurrrppp..mmmmhhhhh..mmmhhhh..ooooohhhh.."

Dini menyedot dan menjilati payudara Bu Laila dalam kegelian yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Bibirnya seakan melekat bergantian pada kedua puting mungil ibunya yang keras mengacung.

Adrian hanya memfokuskan dirinya pada vagina Dini. Lidahnya menjulur dan tangannya menekan kedua selangkangan gadis cantik itu agar vaginanya tetap bisa dijilatinya. Hentakan dan goyangan vagina Bu Laila yang melumat penisnya memang menimbulkan rasa geli yang luar biasa, tapi ia berhasil mengalihkan rasa geli itu dengan memainkan lidahnya sangat liar pada klitoris Dini.

"Adriaaaaaannn...fuuuuuccckkkk...aaaaaaaahhhhhh..aaaaaggggghhhh.."

Bu Laila sampai di penghujung kenikmatannya saat tubuhnya tiba-tiba tersentak kuat untuk melepaskan cairan kenikmatan yang tidak bisa ia tahan lagi.

"Mamaaaa...eeeeeggghhhhh..aaauuuhhh.."

Dini yang melihat ekspresi kenikmatan ibunya pun akhirnya mengalami orgasme. Badannya bergetar, matanya menyayu, bibirnya yang masih menempel di puting Bu Laila menyedot kuat. Keduanya kelonjotan di dalam nikmat surga dunia lalu jatuh di atas kasur.

Adrian sebenarnya tidak sabar untuk segera memperawani Dini karena ia belum pernah melakukannya. Selama ini ia hanya mendapatkan vagina-vagina para wanita paruh baya yang walaupun masih enak tapi menurut obrolan teman-teman dan bapak-bapak di sekitarnya kalau vagina perawan terasa jauh lebih nikmat. Tapi ia merasa kasihan juga dengan gadis remaja yang sedang berupaya mengatur nafasnya sendiri yang memburu. Dengan tenang, ia membuka kedua paha Dini dan mengarahkan penisnya ke vagina perawan yang sudah basah.

"Mas..aku sudah siap.." kata Dini dengan dada bergemuruh.

Adrian menoleh ke arah Bu Laila seakan meminta persetujuan.

"Lakukanlah Adrian, Dini merelakan kegadisannya untuk mu." Ujar Bu Laila mengerti arti pandangan Adrian.

"Aku juga belum pernah melakukannya dengan seorang perawan Din." Kata Adrian sambil mengusap-usapkan kepala kontolnya di permukaan vagina Dini.

"Ssssshhhh...maaaassss...eeeehhhh.."

Tubuh Dini menegang karena impiannya bakal segera terwujud.

"Selama ini kamu belum pernah melakukannya dengan seorang gadis?" Tanya Bu Laila agak terkejut mendengar pengakuan Adrian.

Adrian acuh dengan pertanyaan Bu Laila, ia memfokuskan diri untuk menembus vagina rapat yang,

"Eeeeggghhhh..rapet banget memek mu Din..uuuuhhhhh.."

Adrian mencoba berkali-kali sebelum akhirnya kepala penisnya mampu menerobos masuk.

"Jangan buru-buru Rian, rileks"

"Sayang, kamu jangan tegang gitu, memek mu nanti nggak mau membukakan pintu untuk kontol Adrian."

Bu Laila kembali memberi arahan kepada dua remaja yang saat ini sedang bersitegang dengan keadaan yang sama-sama baru untuk mereka.

"Mpppphhhh...mmmppphhhh..mmmpppphhh.."

Bu Laila berinisiatif mencium Adrian dengan buas, badannya lelah, tapi nafsunya masih menggebu. Setelah beberap detik, Adrian menjatuhkan badannya dan mendekatkan wajahnya ke Dini. Dengan senyum mesum, ia melumat bibir Dini yang membalas dengan lembut dan mesra.

"Muaaachhh..muaaacchhh..mmmpppphhhh..mmmppphhh.."

Adrian mencoba meredakan keteganngan dengan berusaha membangun chemistri dengan gadis cantik teman pacarnya. Ia mengakui ada sedikit rasa kepada Dini. Dan sepertinya, Dini pun mempunyai rasa yang sama kepada Adrian selain nafsunya.

Dini memeluk leher Adrian dan kakinya mengempit pinggang remaja cungkring itu.

"Eeegghhh..eeehhhhh.." Adrian semakin menekankan penisnya hingga,

"Preeettt..."

"Aduuuhhh..maaaaaassss..sakiiiiiiitttt..mmmmmhhhhhhh..."

Suara seperti kentut disusul jeritan kesakitan Dini yang merasakan perih di vaginanya.

"Tahan sebentar saja sayang, kamu akan merasakan kenikmatan kontol Adrian seperti yang mama dapatkan selama ini." Hibur Bu Laila dengan senyum binal.

Adrian agak bingung dengan darah yang keluar dari vagina Dini. Ia kembali menoleh ke arah Bu Laila dan hanya mendapatkan angukan kepala sebagai tanda untuk melanjutkan penetrasi penisnya. Dengan sangat berhati-hati, Adrian kembali memompa pinggulnya agar penisnya merangsek semakin dalam di vagina Dini.

"Eeeggghgg..rasanya luar biasa Din..sssshhh.."

Adrian merasakan nikmat yang sama sekali berbeda dengan yang dirasakannya selama ini. Penisnya serasa dijepit oleh daging lunak yang kencang dan menimbulkan sensasi kegelian yang lebih kuat daripada vagina para wanita paruh baya.

"Eeeeggghhhh..peeee...rrriiihhh..maaassss.."

"Taaa...piii..geee..liiiii..aaauuuhhh...aaaahhhh.."

Dini mulai merasakan vaginanya melebar menyesuaikan bentuk dan ukuran penis Adrian. Rasa yang tidak bisa digambarkan membuat mulutnya hanya bisa terbuka dengan desahan dan racauan yang membuatnya semakin mabuk kepayang.

"Eeeeeggghh...eeeggghhh..eeeggghhh.."

Adrian yang merasakan penisnya sudah terasa nyaman di dalam vagina Dini mulai bergerak pelan dan konstan melakukan entotannya.

"Sssshhh..maaasss...aaaahhhhh...aaaaahhhh.."

Kedua insan remaja itu berkonsentrasi penuh dengan kegiatan seksual mereka seakan mengabaikan sang guru yang bersimpuh di samping mereka dengan syahwat yang membakar seluruh tubuhnya.

Dengan terus memompa, Adrian menyedot dan menjilati kedua puting mungil merah muda Dini dengan liar.

"Aaauuuhhh..maaasssss..ampuuunnn...geliiiii...eeeehhhh...mmmmhhhhh...aaahhhh.."

Tubuh Dini gelinjatan dan bergetar dengan rangsangan yang dilakukan oleh Adrian, cairan cintanya semakin membanjir, rasa ingin pipis berkali-kali datang menghampirinya. Adrian bangkit berlutut, mengangkat kaki Dini dan meregangkannya.

"Eeegghhh..eeeggghhh..eeeggghhh.." Adrian mempercepat entotannya.

"Adduuuhhh..maaaassss...piiiii...piiiissss...aaaa..kuuuu...aaaaahhh..ooouuuuhhhh.."

Dini akhirnya harus menyerah saat desakan rasa pipis di vaginanya menguat dan jebol. Matanya memandang ke atas ikut berputar mengikuti putaran kipas angin besar di plafon yang membuatnya semakin mabuk dalam kenikmatan. Badannya menggelinjang kuat dan akhirnya terkulai dengan nafas memburu.

Adrian hendak mengentot Dini lagi untuk mengejar puncak yang tinggal beberapa saat lagi. Tapi sentuhan Bu Laila pada pangkal selangkangannya disertai gelengan kepala membuatnya menghentikan penetrasinya. Ia pun mencabut penisnya dan melumat bibir Bu Laila.

Bu Laila yang paham dengan kedutan kuat penis Adrian langsung memposisikan diri menungging dan menuntun penis yang semakin tegang itu memasuki lubang rahimnya.

"Ooouuuhhhh..kontol yang tidak pernah puas..aaaaahhh.."

Bu Laila menoleh sambil tersenyum binal, Adrian pun membalas senyuman itu dengan memajukan muka dan melumat bibir sensual Bu Laila.

"Mmmppphhh..mmmppphhh.."

"Eeeehhhh..eeehhhhh...eeehhhh.."

Penis Adrian bergerak cepat mengentot dengan gaya anjing dengan Dini yang masih tergeletak terengah-engah di sampingnya. Tak sampai 10 menit,

"Dua memek yang sangat nikmat...aaarrgghh...aaarrgghhh.."

Adrian meracau dan mengerang saat ejakulasinya tak terbendung. Ia menekan bokong Bu Laila hingga jatuh tengkurap dan terus memompa penisnya.

"Sssshhhhiiiiittt...aaaaahhhh...oooouuuhhhh..." Bu Laila pun ikut mengerang untuk ke tiga kalinya.

Badan mereka bergetar hebat saat pelepasan di kedua kelamin mereka mencapai puncaknya. Adrian menopang badannya dengan tangan, dibawahnya Bu Laila tengkurap dengan detak jantung yang tinggi. Adrian mengarahkan wajahnya ke Dini dan mereka pun berciuman dengan penuh perasaan.

Ikatan rasa bisa tumbuh dengan cepat tanpa kita sadari. Kesamaan perasaan merasuki hati kita tanpa kita mengerti. Adrian dan Dini yang sama-sama tahu kondisi dan keadaan mereka tidak mampu menghadang laju asmara yang berlari cepat ke dalam relung hati mereka. Senyum bahagia keduanya terpancar jelas menunjukkan gejolak hati yang tidak bisa mereka pungkiri.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd