Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Masa Lalu

Bab 6.


"I feel wonderful
Because I see the love light in your eyes
And the wonder of it all
Is that you just don't realize how much I love you"



Sebait lagu dari Eric Clapton dinyanyikan seorang remaja kurus itu di depan seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik malam itu.


Setelah acara makan bersama selesai,Adrian pindah ke ruang tamu dan memetik gitar sambil bernyanyi lirih. Fajar dan adik perempuannya masuk ke dalam kamar. Seorang anak kecil berusia 8th bersimpuh di bawahnya sambil mengerjakan PR.


Mata remaja itu seakan enggan berpaling dari paras cantik berpipi chubby yang menatapnya sambil tersenyum simpul.


"Jangan pernah berani mengatakan kalau kamu jatuh hati pada Ibu,Rian." Kata Bu Kartika lirih.


"Apa yang menyebabkan ibu begitu percaya diri mengatakan itu?" Tanya Rian santai.


"Ibu wanita dewasa,sudah pasti ibu tau perasaan mu walaupun kamu tidak mengatakannya." Sahut si ibu semakin lirih,tangannya bersedekap.


"Tidak perlu saya mengatakannya kan Bu?"


"Ibu membalas ciuman saya, itu sudah menyatakan kepastian penerimaan ibu atas perasaan saya" lirik Adrian sambil tersenyum bahagia.


Bu Kartika menundukkan badan,kedua telapak tangannya menutupi wajah.


"Ibu membalas ciuman mu hanya karena ibu lama tidak pernah merasakan itu..ciuman lembut penuh perasaan itu pernah ibu dapatkan bertahun-tahun lalu..sekarang tidak lagi..dan kamu..kenapa kamu selalu mencium bibir ibu saat kita ketemu??"tanya Bu Kartika penasaran


"Karena saya selalu gemas sama Ibu"jawab Adrian sambil memetik gitar


"Ibu sudah bersuami dan anak ibu pun teman mu,Rian" ujar Bu Kartika berseru lirih


"Saya hanya mengungkapkan kegemasan saya sama ibu..itu saja" Adrian semakin tenang dan percaya diri.


"Tidak saat Rian mencium Ibu di dapur tadi" ketus Bu Kartika


"Ciuman mu tadi adalah ungkapan perasaan mu ke Ibu"


"Ciuman mu tadi menyatakan kamu mencintai Ibu teman sekelasmu!"


Anak kecil yang berada di tengah mereka seakan tidak peduli dengan pertentangan kecil di atas kepalanya. Dia tidak paham dan sibuk dengan PR nya.


"Saya pulang dulu Bu."
"Terima kasih atas makanannya"


Adrian bangkit berdiri dan melangkah keluar,berjalan di samping mobil yg terparkir di garasi yang berada di sebelah kiri pintu ruang tamu.


Bu Kartika mengikutinya,lalu menarik tangan Adrian ke depan pintu garasi


"Mmmpphhh"
Bu Kartika melumat bibir remaja kurus itu,
Keduanya berciuman dengan ganas di depan pintu garasi hingga,


"Bu?!" teriak Radit,anak Bu Kartika yang terkecil.


Mereka kaget dan menghentikan ciuman.Dada Bu Kartika bergemuruh,gairahnya memuncak,puting payudaranya mengeras hanya karena berciuman dengan remaja seusia anak pertamanya.
Wajah Adrian memerah akibat gairah muda dan nafsunya membuncah,terasa sakit di pusat selangkangannya karena terjepit segitiga pengamannya sendiri.


"Iya Dek!!" Jawab Bu Kartika berjalan masuk ke dalam rumah.


Buru-buru Adrian mengeluarkan motor dan meninggalkan rumah Bu Kartika.


"Don't you need some love tonight?
I do, yes I do
Don't you need some love tonight?
How can we stand the heat
When love is all we need?



When passion rules the game (yeah, yeah - ooh)
I ain't got no control, when my heart's in flames
Passion rules the game (yeah, yeah - ooh)
I ain't got no control, when my heart's in flames"




Lagu Scorpion menghentak di tape butut bermerk Tens yang berada di belakang samping meja belajar kayu.



Remaja kurus itu terlihat sibuk dengan novel-novel romansa karya Abdullah Harahap,Motingo Busye,Enny Arrow dan Freddy. S yang ia pinjam dari rental buku langganannya.



Remaja kurus itu ingin belajar dari novel bagaimana percintaan dan bercinta itu akan dia hadapi nanti saat bersama bidadari setengah baya yang selalu mengganggu hati dan birahinya.



Saat ini dia belum tau dan belum mampu membedakan apakah rasa yang timbul di dalam hatinya adalah sebuah CINTA???



Apakah keinginannya untuk selalu menikmati bibir agak tebal Bu Kartika adalah gejolak NAFSU??



Dia hanya merasa bergembira,hidupnya seakan berwarna dan ceria. Keinginan untuk bertemu semakin menyiksa kalbu.



Adrian,remaja kurus dan pendiam bagaikan sebatang pohon kecil mendapatkan air dan pupuk sekaligus.



Passion rules the game!
 
Bab 7.


"I picture you in my arms
And the touch of your skin
The smile on your face
The way that you taste



You come to my senses
Every time I close my eyes
I have no defenses
You come to my senses
I can't stop this ache inside
Oh! I have no defenses
You come to my senses"


Sekelumit lirik lagu Chicago mengiringi pejaman mata si remaja kurus di tengah hiruk pikuk kelas karena Pak Aji guru teori Kelistrikan Otomotif tidak datang untuk mengajar.


Kelas itu porak poranda,beberapa siswa bercanda ria tertawa dan beberapa lagi sedang bermain judi tek pol (memutar uang koin 100 perak bergambar kerbau dan rumah wayang dibaliknya).


Pikiran Adrian merancang strategi bagaimana pergi dari hiruk pikuk kelasnya tanpa ada yang menyadari. Dia ingin mencapai tujuannya siang ini,dia harus menuntaskan gempuran angan2 yang ada di kepalanya.


"Rif,aku mau ke toilet nanti kalau ada guru pengganti nanyain" pamit Adrian ke Arif sang ketua kelas.


"Jangan meloncat pagar,keluar aja seperti biasa bareng anak-anak MO 2,mereka sudah pulang jam 11.30 nanti,tunggulah sebentar Ndes!" Sahur Arif melihat jam dinding menunjukkan waktu 11.20, seakan paham kalau Adrian berbohong soal ijinnya tadi.


Adrian nyengir dan ketawa.


"Kere,ngertinan,hahaha"


"Pak Ketu emang joss!!" Timpal Chandra dari samping Arif,


"Kali ini tidak untuk bermain PS ndes!!"
"Aku mau cabut karena urusan pribadi!!"
Sahut Adrian sambil mengambil sebuah buku,digulung dimasukkannya ke dalam saku kanan belakang lalu keluar kelas.


Arif mengikuti di sebelahnya,


"Mau cabut jg rif?"


"Ndas mu!!!" Seru Arif


"Aku kebelet pup tau"


"Hahaha"


Jam 11.30,Adrian membaur bersama siswa MO 2 yang keluar dari kelas mereka,mengambil motor lalu bergegas pergi.


Berhenti di sebuah kantor bank swasta,dada Adrian bergemuruh antara gembira dan takut. Dia bimbang untuk bertanya kepada satpam yang berjaga di pos.
"Heeehhh" helaan nafas untuk menenangkan dirinya sendiri membawa keberanian untuk mendekati pos satpam.


"Permisi Pak,saya bisa bertemu dengan Bu Kartika?"


"Anda siapa dik?" Tanya Pak Satpam.


"Saya keponakannya Pak." jawab Adrian.


"Nama mu siapa dan ada keperluan apa??" Tanya si Satpam lagi.


"Nama saya Adrian Pak, Bu Kartika menyuruh datang ke kantornya pas jam makan siang."


"Bentar saya telponkan dulu ya dik."


"Siang Bu Kartika,ada keponakan ibu yang menunggu ibu di pos satpam." sapa si satpam kepada Bu Kartika melaui sambungan telepon.


"Namanya Adrian Bu."


"Baik Bu,terima kasih."


"Tunggu sebentar dik,Bu Kartika nya baru mau keluar" ujar si satpam


"Terima kasih Pak" kata Adrian sambil mengangukkan kepalanya


Adrian menunggu dengan gelisah,matanya menengok ke arah pintu depan kantor dengan perasaan yang tak menentu.


Pintu terbuka dari dalam,Bu Kartika melangkah keluar,matanya menoleh ke pos satpam dan melihat "keponakannya" dengan tersenyum.


Adrian kembali terpesona,bidadari setengah baya itu memakai jas dan rok abu-abu berpadu dengan baju putih di dalamnya,dasi biru menghiasi kerah baju semakin menambah keindahan seragam kerja yang dikenakannya. Kulit putih,dada yang membusung dan pantat yang agak lebar terlihat sangat seksi bagi remaja kurus itu.
Gairah remaja itu bangkit perlahan,kerinduan yang membelenggu kepalanya sejak kemarin seakan terlepas mengakibatkan getaran di dadanya semakin kencang,tubuhnya gemetar.


"Rian,ayo masuk" ajak Bu Kartika seraya masuk ke dalam mobil corolla twin cam berwarna silver miliknya.


Adrian berlari kecil,membuka pintu kemudian masuk ke dalam mobil.


Ia duduk menundukkan muka dan jarinya yang bergetar kebingungan,lidahnya terasa kelu dan matanya serasa nanar.


"Anak pendiam ternyata pandai berbohong ya,hahahaha" goda Bu Kartika saat mobil mulai melaju pelan di jalanan MT.Haryono.


"Rian mau mengajak ibu ke mana?" Tanyanya.


"Kan yang nyetir Ibu,terserah ibu lah mau ke mana" jawab Adrian dengan mulut bergetar.


"Berani berbohong kok gemeteran,hahaha" goda Bu Kartika lagi.


"Rian mau makan apa? Di mana?"


"Saya mau makan ibu!!" Jawabnya ketus


"Apanya Ibu yang mau Rian makan?" Kerling Bu Kartika semakin menggoda


Rian menoleh dan menatap Bu Kartika,


"Eits..ada sabuk pengaman,kamu gak bisa maju untuk mencium Ibu..hahaha" Bu Kartika terlihat begitu gembira saat menggoda si remaja kurus yang telah berkali-kali mencium bibirnya itu.


Adrian yang semakin sebal hanya bisa menghela nafas dan memejamkan mata,lalu ia berpaling ke jalanan menatap trotoar yang seakan berjalan menjauhinya.


Mobil itu berhenti di sebuah Hotel melati di pinggiran kota Semarang. Adrian menoleh ke arah Bu Kartika yang melepas sabuk pengamannya dengan tatapan penuh pertanyaan.


"Kita ngobrol di kamar hotel sekalian makan." Bu Kartika keluar dan segera menuju ke resepsionis. Adrian mengikuti dari belakang lalu duduk di kursi depan meja resepsionis.


"Rian" panggil Bu Kartika berjalan menuju tangga lantai 2 hotel itu dan Adrian mengekor di belakangnya. Bu Kartika berhenti di sebuah kamar bernomor 27,membuka pintu lalu masuk. Adrian kembali mengikuti masuk dan melihat-lihat kamar. Sebuah TV tabung 14 inch menempel di dinding di bawah AC. Dipan agak besar dengan kasur empuk tertutupi sprei putih dan di atasnya hanya terdapat 1 bantal. Tidak ada kursi,hanya sebuah meja kayu kecil terletak di bawah TV.


Bu Kartika menutup pintu lalu menguncinya.


"Cup"


Adrian menoleh saat pipinya dicium sang bidadari yang saat itu sudah melepas jas abu-abunya lalu menggantungkannya di gantungan baju dibelakang pintu.


"Ibu tau Rian kangen sama ibu kan" bisik Bu Kartika di telinga Adrian sambil menjilat daun telinganya,membikin geli sekujur tubuh si remaja.


Tubuh Adrian membujur kaku..mukanya memerah menahan gairah yang tiba-tiba bangkit tanpa dia sadari.


Bu Kartika duduk di pinggir dipan sambil mengikat rambutnya,kerlingan matanya menggoda,usapan lidah di bibirnya laksana undangan birahi. Ia merasa seksi dan sangat bergairah,hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya bahkan kepada suaminya sendiri.


Adrian,remaja kencur itu semakin tidak kuasa mengontrol api gairah yang membakar setiap syaraf dalam tubuhnya Kobaran api birahi itu perlahan turun menuju ke tengah-tengah selangkangannya. Geliat kecil itu menjadi semakin kuat dan membesar mengakibatkan bangkitnya pusat ke-lelakian-nya.


Bu Kartika bangkit sambil melepas kancing bajunya satu per satu mendekati Adrian,


"Saat seperti inikan yang Rian ingin dari Ibu?" Bra abu-abu dan belahan payudara putih mulus itu mulai terlihat sedikit sedikit,


Adrian masih berdiri diam,dia hanya mengamati semua pergerakan Bu Kartika yang membuat pemberontakan di dalam celana dalamnya semakin kuat dan menyakitkan.


Bibir Bu Kartika yang bergetar saat berbisik menandakan kalau Bu Kartika belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Nafsunya seakan semakin bertumbuh liar setiap mengingat ciuman mengejutkan Adrian di dalam mobilnya kala itu.
Ciuman yang tidak membuatnya marah dan kecewa,ciuman yang membuatnya ingin diperlakukan seperti itu lagi membuat ia selalu menggoda Adrian.


Bu Kartika semakin mendekat,kancing di bajunya sudah terbuka menampakkan payudara besar,putih dan mulus dibungkus bra abu-abu yang menutupi sebagian.


"Cup"


Ia kecup bibir Adrian sambil membuka kancing atas baju seragam si perjaka.


"Apakah Rian tau apa yang akan Rian lakukan di kamar ini bersama Ibu" tanya Bu Kartika menatap mata Adrian sambil membuka kancing ke dua.


"Saya tau Bu" jawab Adrian dengan gemetar


Bu Kartika agak kaget,matanya sayu nya sedikit menyipit,


"Bagaimana dan dari mana Rian tau?" Tanyanya lagi sembari membuka kancing ke 3


"Dari Enny Arrow" jawab Adrian malu


"Hahahaha" tawa Bu Kartika seraya menarik ke atas baju seragam Adrian.


"Rian selalu menggemaskan dan mengejutkan Ibu" sambil berjalan menuju ke belakang tubuh Adrian.


"Hanya Enny Arrow yang mengajarkan mu?" Bu Kartika bertanya lagi,tangannya mengendorkan ziper dan membukanya.


"Sepertinya Enny Arrow sudah cukup" jawab Adrian menahan nafsu yang menjalar naik dari penisnya menuju otak.


Jemari lentik Bu Kartika membuka kancing celana sekaligus resletingnya,melorotlah celana seragam si perjaka.


"Jadi..apa yang kau tunggu Rian?" Goda Bu Kartika mengelus penis perjaka yang terjepit celana dalam Ric Sony.


"Eeeeehhh" Adrian mengerang mendongakkan wajahnya. Suhu badannya semakin meningkat.


Dia membalik dan mendorong pelan tubuh Bu Kartika menempel di tembok.


"Mmmppphhh" lumatan bertubi-tubi bibirnya ia arahkan ke bibir sang bidadari separuh baya.


Ciuman panas Adrian yang terdorong gairah nafsu membuat Bu Kartika kewalahan. Tangan Adrian mendekap erat kepalanya,tangannya hanya mampu memegang kedua lengan Adrian.


"Beginikah Enny Arrow mengajarkan mu berciuman?" Goda Bu Kartika setelah Adrian melepaskan bibirnya.


Hanya dalam sepersekian detik otak Adrian seakan teringat adegan-adegan di novel dewasa yang ia baca.


Adrian menatap tajam mata sayu wanita setengah telanjang di depannya. Bibirnya lembut mencium,matanya terpejam mencurahkan segala kerinduan hatinya melalui getaran di bibirnya. Dia mencium seolah esok tiada lagi.


"Mmmpphh..mmmpphhh"


Bu Kartika yang awalnya membuka mata akhirnya hanyut dan memejamkan matanta menikmati getaran-getaran perasaan Adrian yang dia tahu telah jatuh kepada nya.


Adrian melumat bibir dan memagut bibir bawah Bu Kartika dengan ritme yang lembut. Lidahnya menari di dalam rongga mulut Bu Kartika. Tarikan bibirnya membuat bibir bawah Bu Kartika terasa tersedot. Bibir Bu Kartika mulai melakukan perlawanan atas agresi bibir Adrian.


Ritme yg lembut meningkat semakin cepat dan ganas..kedia bibir itu seperti lintah,saling sedot,saling jilat,saling memagut dan saling melumat.


Tangan Bu Kartika menurukan celana dalam Adrian lalu mengocok lembut Penis agak besar yang belum sempat dia lihat. Pantat Adrian reflek agak mundur karena terkejut.
Adrian melepaskan bibir nya dan menatap sayu.


"Ibuuuuu...aaaahhh" ritme kocokan yang lembut dan konstan membuat Adrian mendongakan kepala dan memejamkan mata. Dengan sigap Bu Kartika melahap leher coklat yg terbuka lebar.


"Cup..cup..sluurrpp"


Badan Adrian semakin menggelinjang kegelian,kedua telapak tangannya menempel di tembok,tubuhnya semakin menjepit tubuh Bu Kartika.


Bu Kartika kembali berbisik,


"Ibu bisa lebih lihai dari Enny Arrow,Rian" lalu melumat bibir Adrian lebih ganas


"Mmmpphh..mmmmmppphh..mmmpphh"


Kocokan di penis Adrian semakin cepat,


"Eeenngghhh" Adrian menggeram


Bu Kartika langsung meringsutkan bandannya berjongkok di depan penis si perjaka,dia jilati batang penis hingga ke ujungnya,dia sedot kepala penis itu sambil dikocoknya,


"Aaaaaaarrrggghhhh"


"Crot..crot..crot"


Kedua lengan Adrian menopang tubuh lemasnya agar tidak jatuh menatap tembok..nafasnya memburu,dadanya bergemuruh.


Lelehan sperma nya menetes ke lantai,dia menatap wajah cantik di bawahnya dengan perasaan yang tidak menentu.


"Perjaka tulen" kata Bu Kartika tersenyum lalu berdiri dan kembali melumat bibir Adrian.


"Ibu harus kembali ke kantor" ucap Bu Kartika sambil memakai bajunya kembali


"Ibu kecewa?" Tanya Adrian tak bergeming dengan ketelanjangannya.


"Besok Ibu dinas ke luar,Rian bisa menunggu Ibu di sini jam 11 siang"


"Saya sekolah Bu,tidak tau apakah saya bisa datang atau tidak" sambil berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan penisnya.


"Biasanya Rian cabut aja kalau punya keinginan,seperti tadi kan?"


"Jadi..besok pasti Rian akan datang,Ibu yakin itu,hahahaha"


Adrian keluar kamar mandi, Bu Kartika terkejut


"Rian???!!!"
 
Bab 2


🎶 "Love is on the way..I can see it in your eyes..Let's give it one more try tonight baby.."


Alunan refrain grup rock Saigon Kick terdengar lirih di walkman yang Adrian putar malam itu.Pikirannya terbang kembali ke kejadian sore tadi.


"Rian???"


Si ibu berseru tertahan karena kekagetannya..mulutnya yang terbuka karena tertawa tiba-tiba dibungkam dengan mulut Adrian.Kejadian yang hanya 2 detik itu benar-benar membuatnya terkejut.


"Maaf bu,saya turun di sini aja,saya pulang naik angkot besok siang sepulang dari sekolah saya ambil motor saya" ucap Adrian seraya membuka pintu mobil dan berlari ke luar menuju jalanan.


Tak berapa lama ia pun mendapatakan angkutan dan segera naik untuk pulang ke rumah.



"Kenapa aku melakukan hal gila kepada ibunya Fajar?"


"Kenapa aku begitu nekat menciumnya?!"


"Aaarrggghhhhh!!"


Adrian begitu frustasi dan jengkel dengan kelakuannya sendiri tadi sore


Tok..tok..tok..


"Kamu kenapa adrian?"


Tanya ayahnya,


"Nggak apa-apa pak,Adrian hanya pusing dengan pelajaran matematika yang tadi diajarkan di sekolah" sahut Adrian berbohong.


"Tumben kamu belajar hahaha" ayahnya menyahuti tidak percaya.


Adrian diam. Ia mencoba untuk tidur dan melupakan kejadian sore tadi.


Adzan subuh membangunkan Adrian dari tidurnya yang gelisah semalaman. Bayang-bayang ciumannya selalu hadir semalaman.Dadanya berdebar kencang.


Takut,gelisah,gembira,menjadi satu mengombang-ambingkan hati dan pikirannya.


Ia bangun lalu keluar dari kamar.


"Motor dan pakaian seragam mu di mana?" Tanya ibunya


"Di rumah Fajar,kemarin waktu pulang kehujanan terus diajak Fajar berteduh dan mandi di rumahnya." Adrian menuangkan air hangat untuk membasahi kerongkongannya yang kering sambil berdiri di sebelah ibunya yang sedang membersihkan sayuran.


"Kok pulang naik angkot?"


"Sebenarnya kemarin di suruh ibu nya Fajar pulangnya nunggu hujan reda tapi saat ibu nya Fajar mau jemput adik-adiknya pulang sekolah saya ikut,saya turun di lamper sari karena adiknya yang kecil sekolah di sompok."


"Nanti pulang sekolah mau ke rumah Fajar ambil motor dan seragam ku Bu."


"Trus pakaiannya Fajar yang kamu pakai itu gimana?
Masak mau kamu kembalikan tanpa di cuci dulu?"


"Pakaiannya Fajar saya kembalikan besok aja kalau sudah bersih Bu."sembari berjalan kembali ke kamarnya.


"Jangan tidur lagi,nanti bangun mu kesiangan."
"Nanti berangkat biar diantar bapak aja ke rumah Fajar sekalian ambil motor mu."


"Nggak usah bu,saya numpang hermawan ke sekolah" sahut Adrian dari dalam kamarnya


Adrian tiduran termenung,tangan kanannya ia tempelkan di dahinya.Alisnya berkerut-kerut menandakan kegalauan pikirannya.


"Bagaimana kalau ibunya Fajar lapor ke suaminya??"


"Bagaimana kalau ibunya Fajar bilang ke Fajar bahwa aku telah menciumnya??"


Pertanyaan ketakutan dan kegelisahan itu selalu menghantui pikirannya sepanjang malam hingga subuh ini.Akibat rasa kantuk yang kuat tanpa sadar Adrian tertidur.


"Rian,bangun..bangun..sudah jam setengah 7 ini kamu nanti terlambat lagi" ibunya mengguncang-guncang bahu adrian untuk membangunkannya."


"Hoooaaammmzzzz" Adrian membuka mata dan menggeliat.


"Cepetan mandi!!!" Seru ibunya.


Bergegas Adrian lari ke kamar mandi.


Tiiiinn..tiiinn..tiiinnn..


"Ndessss!!!"


"Tuh,Hermawan dah datang" kata ibunya.


"Adrian berangkat dulu ya bu,pak"


"Cepet ndes..nanti terlambat" seru Hermawan jengkel.


"Ngebut ya ndes" sahut adrian sambil membonceng.


Di kelas Adrian hanya diam melamun,gurauan teman-teman sekelas yang riuh rendah tidak mampu menggoyahkan perasaan tidak menentu di hatinya,pikirannya terbang tak tentu arah.


"Nanti pulang bonceng aku aja..sekalian ambil motor mu di rumah" tiba-tiba Fajar duduk disebelahnya.


Adrian menoleh,


"Siap!" Jawabnya


"Kenapa kemarin kamu langsung nyelonong keluar mobil dan pulang??"
"Ibu ku khawatir sama kamu"


Pandangan Adrian menerawang jauh.


"Kenapa ibu mu khawatir?" Dia bertanya sambil menunduk dan kedua telapak tangannya menyati di belakang kepalanya


"Entahlah,ibu ku cm cerita tiba-tiba kamu keluar dari mobil trus naik angkot" kata Fajar tak peduli.


"Nanti ambil motor jangan pulang dulu..ibu ku menyuruh mu menunggu beliau" Fajar bangkit dan berlalu dari sebelahnya.


"Ck"


"Mati aku"


"Ada apa ndes?" Hermawan duduk di meja di depan Adrian.
"Ngapain kepala mu kau pukul sendiri,ada tangan teman mu yang kasar ini kalau memang mau diperbantukan untuk memukul kepala mu" kata Hermawan sambil mengusap-usap telapak tangannya.


Adrian tetap menunduk.


Plak!!!


"Asu!!!" Jerit Adrian mengusap kepalanya.


"Hahahahahaha" Hermawan lari keluar kelas sambil tertawa terbahak-bahak.


Adrian sekolah di STM negeri yang terletak di pusat kota Semarang,hanya ada 1 cewek di kelasnya.
Tidak ada yang menarik dari kehidupan sehari-hari bocah kurus dekil itu.
Kulitnya yg coklat kematangan,rambutnya yang selalu awut-awutan dan pakaian yang tidak pernah rapi seolah menjadi trade mark nya.
Hanya 1 buku yang digulung lalu dimasukkan di saku celana belakang yang jadi sumber pelajarannya.Dan buku itu bersih tanpa noda coretan apapun karena dia hanya meletakkannya di meja tanpa berniat menodai buku itu sedikitpun.
Dia lebih senang lari keluar pagar sekolah bersama Chandra temannya untuk menghabiskan waktu di rental PS 1 waktu itu.
Adrian anak yang sedikit cerdas,walaupun bukunya bersih tanpa catatan apapun tapi nilai pelajarannya tidak pernah jelek pun tidak bagus sekali juga.
Di rumah,belajar adalah hal yang tidak dia pahami.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar bermain gitar listrik agar bisa seperti gitaris-gitaris idolanya.
Musik Heavy Metal adalah genre yang dia sukai. Iron Maiden,Judas Priest,Led Zeppelin dan grup-grup band semacam itulah yang selalu mengiringi kehidupannya sejak kelas 4 SD.
Dia banyak belajar mengenai kehidupan dari lirik lagu band-band rock.
Remaja idealis dan anti kemapanan yang merasa usia muda adalah masa untuk berani mendobrak sistem dan berkarya.


Kemampuan bermain gitarnya mumpuni dan karena dentingan suara gitarlah cerita asmara usia muda nya dimulai,hentakan musik rock mendobrak gejolak syahwat nya untuk berani berpetualang dan mengeksplorasi dua kata


"CINTA vs NAFSU"
Kisah cinta dengan wanita STW kah?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd