Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Masa Lalu

Ceritanya sangat bagus, gak pake muter2 dlu baru ke inti cerutanya. Ini langsung ke intinya. Terima kasih min buat ceritanya
 
Bab 10.

"You hide, won't fight
Avoid the daylight
Give in, won't win
No try to make it right


Why don't you stop crying
Stop your painful dying
Why don't you give your life a sense


One game, one aim
But you're always sleeping
One light so bright
In darkness you're creeping


Why don't you use your head
Step out of your warm bed
And stop being on anxious rat


Run - for your destination
Fly - to the sun
Don't give a damn what the people may say
It's like a chain on your leg
When you always look back
If you don't risk anything one day you'll pay"



Musik Helloween yang menghentak membangkitkan semangat hidup Adrian setelah seminggu ia hanya murung. Sifatnya yang pendiam membuat teman-teman dan keluarganya tidak menyadari bahwa selama seminggu ini Adrian mengalami kelesuan.


Kelesuan karena Adrian tidak bertemu Bu Kartika. Mau bertandang ke rumah Fajar dia bingung mengingat ketidak-dekatan mereka dan tidak ada keperluan yang bisa dijadikan alasan untuknya main ke sana.


Mau ke kantornya Bu Kartika, ia ingat akan pesan yang diucapkan saat mereka selesai bercinta seminggu yang lalu.


"Rian jangan lagi datang ke kantor ibu,nanti menimbulkan kecurigaan teman-teman kerja Ibu, apalagi kemarin ibu nggak balik kantor setelah pergi dengan mu." Pesan Bu Kartika setelah merapikan diri dan bersolek.


"Jadi,di mana saya bisa menemui Ibu?" Tanya Adrian agak bingung.


"Ibu juga tidak tau di mana dan kapan kita bisa ketemu lagi sayang" jawab Bu Kartika


"Saya tidak terlalu dekat dengan Fajar,kalau saya setiap hari main ke rumah pasti Fajar lama-lama akan curiga" kata Adrian semakin bingung.


"Kalau ada kesempatan yang baik, Ibu akan datang ke sekolahan mu, Rian tunggu kedatangan Ibu saja" kata Bu Kartika mencoba menenangkan remaja yang sedang bimbang itu.


"Ck..heeeehhh" Adrian menghela nafas.


"Baiklah Bu" kata Adrian menyerah.


"Mppphhhh" Bu Kartika mencium lembut bibir Adrian.


"Rian pulang lah dulu..Ibu akan pulang setelah Rian" kata Bu Kartika setelah melepaskan ciumannya.



Mengingat perbincangan mereka seminggu lalu membuat rasa rindu Adrian semakin menggebu.


"Arrrggghhh" Adrian mengerang.


"Plak" tamparan di pundaknya mengagetkannya.


"Asu!!" Serunya tertahan


"Kamu ngaget-ngagetin ndes!!" Seru Chandra teman sebangkunya.


"Kenapa sekarang kamu nggak pernah mau ku ajak main PS ndes??" Tanya Candra penasaran.


"Males..kamu kalahan..haha" ejek Adrian


"Kakeane!!!" Seru Chandra gondok


"Anak muda jangan ngalamunan, kamu mulai pacaran ya ndes??" Chandra mulai kepo karena seringkali melihat Adrian termenung di kursinya.


" Mana ada cewek yang mau sama anak-anak malas kayak kita ini ndes??!!" Jawab Adrian mencoba mengelak.


"Makanya..mending main PS daripada pusing mikirin cewek yang melirik kita aja nggak..hahahah" Chandra mencoba memperngaruhi Adrian agar kembali menjadi partner "Winning Eleven" nya.


"Habis ini pelajarannya Pak Soehoedi,PPKN" kata Chandra lagi.


"Cabut yuk??" Ajak Adrian.


"Main 2 jam ya" tawar Chandra.


"Yang kalah bayarin??!!" tantang Adrian.


"Deal!!!" Seru Chandra dengan gembira.


Chandra kemudian membisiki Hermawan dan Nanang yang duduk di belakang mereka. Keduanya menyetujui rencana Chandra.


"Plok"


Sebuah penghapus mendarat tepat di jidat Chandra,lemparan jitu Bu Anis guru Bahasa Inggris membuat Chandra meringis diiringi gelak tawa seluruh kelas.


Saat pergantian jam pelajaran,keempat remaja itu langsung ngeloyor keluar kelas melewati satpam dan menyebrang menuju rental PS yang berada di seberang sekolahan.


Kegembiraan Adrian seakan kembali dengan rutinitas harian bermain PS bersama Chandra,Hermawan dan Nanang.


Kegembiraan yang hanya hadir saat mereka berkumpul,tapi saat Adrian sendirian,kerinduannya pada bidadari setengah baya selalu menghantui perasaannya.


"I've been feeling sentimental,
In a melancholy way,
Blues siting on my shoulder,
Getting heavier every day...

Staring into space,
One thing on my mind,
I've been trying to drown
The thought of you
By drinking too much wine...

Then my imagination
Starts running wild,
I snap my fingers
And you're there by my side...

Can't go on without your love,
There's no song without your love...
Ain't no reason, ain't no rhyme,
Without your love
I'll go out of my mind...

Been getting too lazy,
Letting myself go,
Feeling like a refugee
No one cares for anymore...
Endless lonely days,
I just try to get through,
And there's no escape,
Even when I sleep,
'Cause all I dream is you...

Then my imagination
Gets the better of me,
'Cause you're everywhere I go,
In everything I see...
"

Lagu Can't Go On nya Whitesnake selalu dia putar menemani lamunan-lamunannya. Lagu itu sesuai dengan apa yang dia rasakan saat ini. Setiap kali mendengarkan lagu itu ia merasa bahwa ia benar-benar telah jatuh cinta kepada sesosok Ibu yang baginya sangat sempurna,fisiknya yang menarik dan kebinalan saat bercinta adalah nilai yang baginya tidak akan ada yang melebihinya.

Bu Kartika adalah cinta pertamanya,cinta yang menurut akal logika dan etika masyarakat sangat salah. Tapi cinta adalah cinta,perasaan yang datang tiba-tiba lalu menetap dan mempengaruhi seluruh syaraf di tubuh manusia. Siapakah yang mampu menghalanginya???

Adrian hanyalah seorang remaja yang belum pernah punya pengalaman apapun soal asmara. Dan saat ini asmaranya berlabuh di wanita dewasa yang statusnya adalah seorang istri dan ibu.

Asmara terlarang, Adrian menyadari situasinya. Anak remaja itu mendewasakan dirinya dengan belajar melalui kenyataan hidupnya. Dia kadang ingin memberontak melawan kondisi yang dia alami sekarang,tetapi kemampuan berpikir logis terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi andai dia menuruti nafsu kerinduannya seolah menjadi benteng yang kokoh. Dia memilih tetap menunggu,membiarkan hatinya terluka sedikit demi sedikit karena dia yakin obat paling mujarab akan segera dia temukan.

Adrian bukanlah seorang remaja yang cerdas dalam hal pejaran sekolah. Tetapi kecermatannya mengamati situasi dan keadaan di sekitarnya membuatnya cerdas mengambil sebuah keputusan yang menyangkut nasib dan hidupnya.

35 hari terhitung sejak terakhir mereka berpisah di kamar hotel "Hanoman" dan Adrian masih setia menunggu kedatangan sang bidadari hatinya. Kerinduan hatinya malah membuatnya selalu bersemangat. Ia justru menyiapkan fisik dan mentalnya agar jika suatu saat bidadari itu datang, ia akan siap untuk menyambutnya.

Berat badannya sedikit naik,penampilannya sedikit lebih rapi,aroma tubuhnya agak wangi karena mulai memaki parfum,hal yang tidak pernah dia lakukan selama 16 tahun ia hidup di dunia ini.

Perubahan-perubahan itu tidak kelihatan bagi sebagian orang bahkan kedua orang tua nya sekalipun karena memang tidak secara drastis dan mencolok ia lakukan.

Hanya Chandra yang mengetahuinya,teman sebangkunya,dia tidak penasaran karena dia tidak terlalu peduli. Dia hanya merasa heran dan lebih baik bertanya ke "partner in crime" nya ini.

Adrian selalu menjawab dengan meletakkan jari telunjuk ke depan mulutnya sebagai tanda agar Chandra diam dan tidak banyak bertanya.

"Kere!!!" Umpatan yang selalu diucapkan Chandra kala Adrian melakukan kode itu.

Tok..tok..tok..

Ketukan di pintu kelas membuat semua kepala menengok ke pintu.

Bu Dewi, guru Bimbingan Konseling mendekat ke Pak Soepomo guru bahasa jawa ,berbisik sebentar lalu keluar.

"Adrian!!"

"Saya Pak" sahut Adrian mengacungkan jari.

"Kamu ikut Bu Dewi ke ruang BK"

Adrian terkejut dan menoleh ke Chandra,

"Modyar ndes!!" Kata Adrian berbisik.

"Kalau ketahuan,sebut juga nama ku ndes" bilang Chandra menyemangati.

"Aku juga" kata Hermawan

"Lumayan..di skorsing 3 hari,ikut ah.." sahut Nanang.

Mereka berempat terkekeh, lalu Adrian bangkit dan keluar mengikuti Bu Dewi.

Adrian berjalan di belakang Bu Dewi yang memakai rok panjang ketat mata Adrian tidak sengaja mengikuti gerakan pantat Bu Dewi yang berlenggak lenggok. Dia kembali teringat panasnya percintaan dengan Bu Kartika,penisnya otomatis menggeliat. Sambil berjalan tangannya masuk ke dalam celana dalamnya dan mengatur posisi penisnya agar tidak terasa sakit akibat pembengkakan yang terjadi secara tiba-tiba.

"Adrian!!!"

"Apa yang kamu lakukan itu??!!!" Seru Bu Dewi yang tiba-tiba menoleh dan berbalik ke arahnya.

Adrian kaget,secepat kilat tangannya dikeluarkannya,

"Biar rapi Bu" jawab Adrian sambil berpura-pura merapikan bajunya.

"Lakukan itu di toilet,bukan di lorong sekolah!!!" Seru Bu Dewi agak marah.

"Sudah rapi kan Bu?" Tanya Adrian tanpa merasa berdosa.

Bu Dewi hanya bisa menghela nafas.

Sesampainya di ruang BK,Adrian terkejut,matanya nanar menatap seorang wanita setengah baya yang selama ini ia rindukan,ingin dia mendekat dan mencium bibir indah itu tapi ia tidak mampu dan hanya berdiri menatap Bu Kartika yang duduk tersenyum di kursi tamu ruangan BK.

"Adrian, ada seorang Ibu yang katanya tantemu mau bertemu sama kamu,kamu benar-benar kenal Ibu ini?" Tanya Bu Dewi.

Bu Kartika berdiri,ia memakai kaos dan celana jeans, tonjolan payudaranya membuat Adrian meneguk ludahnya. Bu Kartika terlihat makin montok dan seksi di matanya.

"Iya Bu, beliau tante saya" jawab Adrian sambil tersenyum.

"Bu,saya mau memintakan ijin agar Adrian bisa pulang sekarang,apakah bisa Bu?" Sahut Bu Kartika bertanya ke Bu Dewi.

"Bisa Bu,sebentar saya buatkan surat ijin kepulangan Adrian untuk wali kelasnya"

Setelah surat itu selesai ditandatangani, Adrian segera ke ruang guru untuk menemui Pak Soeparno wali kelasnya untuk meminta tanda tangan,lalu kembali ke kelasnya mengantarkan surat ijin itu kepada guru yang mengajar dan mengambil bukunya.

Saat mengambil buku,ia menuding ketiga temannya,

"Kamu,kamu dan kamu, tunggu panggilan berikutnya" bisiknya penuh ancaman.

"Langsung di skorsing ndes???" Tanya Chandra

"Adrian,cepat pulang jangan berisik,mengganggu pelajaran aja!!" Seru Pak Soepomo.

Adrian tersenyum mengejek ketiga temannya lalu keluar kelas.

Bu Kartika mengobrol dengan Bu Dewi saat Adrian kembali ke ruang BK.

"Kami pulang dulu Bu,selamat siang" pamit Bu Kartika ramah.

"Selamat siang,hati-hati Bu,Adrian" balas Bu Dewi.

Adrian berjalan di samping Bu Kartika,dia menoleh dan tersenyum saat melihat Bu Kartika tersenyum menggoda ke arahnya.

Mereka memasuki mobil lalu pergi meninggalkan sekolah.

"Kita mau ke mana Bu?" Tanya Adrian

"Ke Bandungan" jawab Bu Kartika

"Ibu mau beli kelengkeng dan bunga" sahutnya lagi.

Saat berhenti di lampu merah Peterongan,Adrian melepas sabuk pengaman dan langsung menyosor bibir Bu Kartika dengan ganas. Bu Kartika kaget membalas ciuman itu sebentar lalu mendorong Adrian agar kembali duduk.

"Sabar sayang" kata Bu Kartika sambil melajukan mobil karena lampu hijau sudah menyala.

"Ibu kemana saja?" Tanya Adrian memandang wajah chubby yang selalu hadir di setiap lamunannya.

"Ibu kerja dong sayang" jawab Bu Kartika melirik manja sambil tersenyum.

"Ibu semakin cantik" kata Adrian mengalihkan pandangannya ke luar.

"Lama gak ketemu semakin pandai merayu,hahaha" goda Bu Kartika.

Adrian diam dan hanya melirik sebal.

"Saya rindu Bu" ungkap Adrian,matanya tetap memandang jalanan.

"Ibu tidak tuh" goda Bu Kartika sambil memeletkan lidahnya.

"Hiiiiiihhhh" kesebalan Adrian mulai memuncak.

"Hahahaha" Bu Kartika tertawa senang karena godaannya berhasil.

Adrian menurunkan sandaran jok.menyenderkan tubuhnya,lalu menutup matanya.

"Cup,mmmpphh" ciuman hangat mendarat di bibirnya. Adrian akan membalas ciuman itu tapi Bu Kartika langsung menarik bibirnya dan melajukan mobilnya lagi.

Adrian memincingkan matanya,menghela nafas dan memejamkan matanya kembali

"Hijau sayang,kalau ibu tidak jalan nanti dimarahi orang2 di belakang Ibu" kata Bu Kartika santai.

"Rian..bangun sayang" gugah Bu Kartika

Adrian membuka mata,rupanya karena menahan kesebalan dia tertidur. Dia bangkit duduk dan melihat di sekelilingnya. Tulisan Hotel Matahari membuatnya sedikit terkejut.

"Nggak jadi beli kelengkeng sama bunga Bu" tanya Adrian menyelidik.

"Nanti lah,Ibu mau istirahat sebentar"

"Ibu rindu bercinta dengan Rian" bisik Bu Kartika menggoda lalu keluar dan menuju ke ruang resepsionis.
Yaa benar.. Bu Kartika merasa bisa mengatasi segala
Ya rasa cintanya ke Adrian
Ya nafsunya yang serasa mendapat jalurnya bersama Adrian

Tapi Bu Kartika lupa, cinta dan nafsu itu seperti candu

Iya dia bisa bilang begitu karena belum ada hambatan, misalnya.. Adrian disukai stw lain jadi membuat cemburu atau

Bisa aja ada guru yang menyukai adrian, gak hanya 1 malah :cool::cool::cool:

Tapi semoga adrian bisa menaklukan semua

Poligami bareng :p:p:p
 
Yaa benar.. Bu Kartika merasa bisa mengatasi segala
Ya rasa cintanya ke Adrian
Ya nafsunya yang serasa mendapat jalurnya bersama Adrian

Tapi Bu Kartika lupa, cinta dan nafsu itu seperti candu

Iya dia bisa bilang begitu karena belum ada hambatan, misalnya.. Adrian disukai stw lain jadi membuat cemburu atau

Bisa aja ada guru yang menyukai adrian, gak hanya 1 malah :cool::cool::cool:

Tapi semoga adrian bisa menaklukan semua

Poligami bareng :p:p:p
Ada kejutan nie nantinya..tunggu updatenya hu 🙏
 
Bab 11.

"An angel's smile is what you sell
You promise me Heaven, then put me through hell
Chains of love got a hold on me
When passion's a prison, you can't break free



Oh, you're a loaded gun, yeah
Oh, there's nowhere to run
No one can save me
The damage is done



Shot through the heart
And you're to blame
You give love a bad name (bad name)
I play my part and you play your game
You give love a bad name (bad name)
Hey, you give love, a bad name



Paint your smile on your lips
Blood red nails on your fingertips
A school boy's dream, you act so shy
Your very first kiss was your first kiss goodbye"




Lantunan lagu Bon Jovi seakan menyambut kedatangan kedua sejoli berbeda usia di ruang resepsionis. Setelah check in, Bu Kartika diarahkan untuk memarkir mobil di depan kamar yang telah dipesan.



Kamar hotel itu luas, toiletnya berada di samping pintu masuk, di tengah-tengah kamar terdapat ranjang berukuran besar. Di sebelah dinding toilet terdapat sofa dan sebuah meja kecil. Tv nya terletak sejajar di depan ranjang,disamping tv terdapat meja rias berikut kursinya.



Adrian menjatuhkan tubuhnya di bed sehabis mencuci muka. Bu Kartika menyusul naik ke ranjang setelah memesan makanan dan minuman melalui telepon yang berada di pojokan sofa.



Ia menjatuhkan tubuhnya di lengan kiri Adrian sambil memeluk pinggangnya.



"Wah..badan mu makin berisi sayang" kata Bu Kartika sedikit kagum



"Saya menyiapkan diri selama menunggu Ibu" balas Adrian



Bu Kartika mengangkat kepala,menopangnya dengan tangan kanannya.



"Menyiapkan diri untuk apa?" Tanya Bu Kartika sedikit heran.



Adrian menyibakkan poni Bu Kartika,mencium mesra keningnya lalu melumat bibir yang agak tebal itu.



"Mmmppphhh"



"Untuk membuat Ibu tidak bisa bangun dan menginap lagi dengan ku malam ini" desis Adrian,lidahnya menjilat bibir atas Bu Kartika lalu meyedotnya lembut.



Bu Kartika memejamkan mata menikmati godaan dan cumbua awal remaja yang mampu membangkitkan sisi liar birahinya.



"Jangan harap teori Enny Arrow mampu melumpuhkan ku sayang" goda Bu Kartika mengedipkan sebelah matanya.



Adrian langsung menindih tubuh Bu Kartika,



"Mmmppphhh..mmmpppphhh"



Ciuman dan lumatan yang panas langsung menjadi pembuka acara bercinta siang itu. Adrian bangkit duduk di antara kedua kaki Bu Kartika yang terbuka lebar dan melepas baju beserta celananya hingga hanya tersisa celana dalamnya saja.



Tok..tok..tok..



"Room servis"



Ketukan pintu dan suara room boy mengagetkan keduanya. Adrian segera lari ke toilet dan Bu Kartika membukakan pintu mempersilahkan room boy itu untuk masuk dan meletakkan makanan pesanannya di meja depan sofa.



Setelah menutup pintu Bu Kartika melepas kaos dan celana jeansnya lalu menyusl Adrian ke toilet.



"Mmmppphhh..mmmppphh" keduanya berciuman dengan panas di toilet,nafsu telah membakar keduanya. Tangan Adrian langsung menurunkan celana dalam Bu Kartika dan mengelus vaginanya tanpa melepas ciuman.



"Emmmppphhh" erang Bu Kartika di tengah lumatan bibir Adrian di bibirnya.



Ciuman Adrian berpindah ke belakang telinga Bu Kartika

"Ssssshhh..Rian..eeehhh" desis Bu Kartika,rasa geli semakin menjalari sekujur tubuhnya.


"Sekarang,teori Adrian lah yang akan membuat Ibu mengalami kenikmatan bercinta" bisik Adrian sambil menjilat telinga bagian dalam Bu Kartika.


Jari tengah Adrian mengusap lembut klitoris dan mengocok lembut vagina Bu Kartika.


"Eeeehhhh..eeehhh..ke ranjang yuk sayang" tarik Bu Kartika lalu mencium bibir Adrian.


Bu Kartika berjalan mundur dan Adrian melangkah maju tanpa melepaskan pagutan bibir mereka hingga ke tepi ranjang.


Dilumat nya kembali bibir Bu Kartika,


"Mmmppphhh"


Bu Kartika membalas ciuman panas itu dan merangkulkan kaki di pinggang Adrian. Tangan Adrian cekatan membuka kaitan belakang bra Bu Kartika,melepasnya lalu melempar ke sembarang arah.


Di remasnya kedua gunung kenyal itu dengan lembut tanpa melepaskan pagutan bibirnya. Di goyangkan kedua jempolnya di kedua puting yang tegak menggoda itu.


"Aaaaahhhh...ssssshhhh" Bu Kartika melepaskan ciuman dan mendesah kuat untuk melepaskan rasa geli yang mendera payudaranya.


Adrian menggesekan penis yang masih terbungkus celana dalam ke tengah-tengah selangkangan Bu Kartika.


"Oooouuuuhhh...Riaaannn...eeennggghhh"


Bibir Adrian menggigit lembut dan menyedot leher putih mulus Bu Kartika. Matanya menatap Bu Kartika yang hanya bisa memejamkan mata dan mendesah.


"Ooooouuuhhh..mmmhhhhh..aaaaaaaaahh"


Serangan brutal Adrian di 3 titik sensitif nya membuat Bu Kartika sangat tersiksa oleh kegelian di seluruh tubuhnya.


"Riaaann..geliiiii" desis Bu Kartika,suaranya bergetar.


Kaki Bu Kartika semakin kuat mengempit pinggang Adrian.


Adrian melepaskan celana dalam Bu Kartika dan celana dalamnya.
Penisnya telah tegang maksimal.


Kembali tangannya meremas kedua payudara kenyal itu,dijilatinya areola kiri Bu Kartika,putingnya semakin membesar,batang penisnya menggesek bibir vagina Bu Kartika.


"Aaaaaahhh..Riaaaaannn..jilatin pentil Ibu sayang" pinta Bu Kartika.


"Masukin kontol mu sayang..eeeeggghhh..jangan siksa Ibu" suara Bu Kartika semakin bergetar dan berat.


Adrian hanya diam mengacuhkan racauan Bu Kartika. Lidahnya berpindah di areola kanan,kedua tangannya meraih kedua tangan Bu Kartika,menggenggamnya dan meletakan di atas kepala Bu Kartika.


"Saya tidak mendengar ucapan ibu" goda Adrian sambil mengecup leher Bu Kartika.


"Oouuuhhh..please..jilatin pentil ibu" kembali Bu Kartika memohon.


"Beginikah Bu?" Tanya Adrian yang dibarengi dengan jilatan ujung lidahnya di ujung pentil kiri dan menggoyangkan lidah itu dengan cepat..


"Yeeeessssss...aaaaahhh..geli bangeeeett"


Gemetar suara Bu Kartika terdengar lemah. Badannya melengkung ke atas,putingnya seakan mengejar lidah Adrian dan enggan lepas darinya.


Cairan di vaginanya semakin mengucur deras,jilatan di puting dan gesekan konstan batang penis Adrian di vaginanya menimbulkan sensasi kegelian yang nikmat di sekujur tubuhnya.


Ia benar-benar dibuat terbang oleh cumbuan Adrian yang sangat intens.


"Ibu nggak kuat Rian..ooouuuhhh"


"Ibu keluaaarr" desis Bu Kartika


Saat mengetahui Bu Kartika orgasme,Adrian menusukkan penisnya,


"Gilaaaa...aaaaaahhhhh"


"Kamu gila Rian..eeeeeehhh..oooouuugghh"


Racau Bu Kartika begitu penis Adrian menyodok kuat vaginanya yang belum selesai dengan orgasmenya. Kegelian di vaginanya itu semakin menjadi-jadi. Kedutan vaginanya seakan tidak mau berhenti saat penis Adrian menusuk dengan cepat dan dalam.


"Inilah akibatnya kalau membuat Adrian menunggu" kata Adrian sambil merapatkan paha Bu Kartika dan menaruh kaki itu di pundaknya. Tangannya mencengkeram kedua paha mulus Bu Kartika


"Memek Ibu semakin sempit"


"Ooohhh..ooohhh..oohhh" desah Adrian tanpa mengendorkan sodokan penisnya.


Tangan Bu Kartika hanya bisa meremas sprei,kepalanya hanya bisa bergoyang ke kanan dan kiri,mulutnya hanya bisa mendesah dan meracau. Kenikmatan yang datang bertubi-tubi semakin memicu tetesan cairan kewanitaannya semakin deras mengucur dan menngenangi vaginanya. Gelombang orgasme seakan enggan untuk surut.


Varisai sodokan Adrian berubah drastis,ia hanya memutar pantat,penisnya seakan ikut berputar di dalam vagina Bu Kartika.


"Oooohhh..aaaahhhh..aku keluar lagi Rian" jerit Bu Kartika lirih.


Adrian bukannya diam untuk memberi kesempatan Bu Kartika menikmati orgasme kedua nya tapi malah menghentak-hentakkan penisnya. Kaki Bu Kartika di lebarkan. Penisnya dimundurkan hingga hanya kepala penis yang menempel di vagina itu lalu menghujamkan dengan keras hingga seluruh batang penis itu hilang ditelan vagina Bu Kartika. Ia lakukan ini berulang-ulang.


"Riaaaann...aaaaahhhh..kamu gilaaaaa" desis Bu Kartika yang gembali dilanda gelombang birahi.


Hentakan penis Adrian seakan mengombang-ambingkan klitorisnya dan menusuk tepat hingga ke rahimnya. Kenikmatan sex yang baru kali ini ia rasakan sepanjang hidupnya sebagai wanita dewasa. Kenikmatan sex yang dia dapatkan dari seorang remaja 16 tahun.


Gairahnya semakin membumbung tinggi,gelombang itu seakan-akan berubah menjadi tsunami.


"Rian...Ibu mau kencing..aaaaahhh..aaaahhh"


Rian mencabut penisnya,memuntahkan tsunami gairah dari dalam vagina Bu Kartika yang ia sumbat.


"Creett..creett..seerrr"


Cairan bening itu meluap membasahi perut Adrian dan sprei.


Adrian yang sudah merasa di ujung kenikmatannya kembali memasukkan penisnya ke dalam vagina Bu Kartika,setelah beberapa saat,


"Eeeeegggghhh..oooohhhhh..Ibuuuuuu!!" Jerit Adrian,mendongakkan kepala dan memejamkan mata setelah ia sampai di puncaknya


"Croot" beberapa kali sperma Adrian menyembur vagina Bu Kartika.


Tubuh Adrian tertahan lengannya agar tidak jatuh menimpa Bu Kartika yang sudah lemah tak berdaya.


Nafas mereka tersengal-sengal,pelan-pelan Adrian menjatuhkan dirinya di atas tubuh mulus Bu Kartika. Peluh keduanya bercampur, Adrian mencium lembut bibir Bu Kartika,kaki Bu Kartika semakin erat memeluk pinggang Adrian.


Keduanya diam menikmati kepuasan bercinta sebagai pelepas rasa rindu mereka.


Adrian bangkit dan segera ke toilet. Bu Kartika tidak mampu bergerak,lemah dan lemas menyebabkan rasa kantuk semakin membuat mata yang telah terpejam itu semakin susah untuk dibuka. Lalu terdengarlah dengkuran halus mengiringi tidurnya.


Bu Kartika membuka mata,mengejapkan matanya lalu menoleh ke kanan,dilihatnya Adrian bertelanjang bulat di depan jendela belakang yang terbuka sambil merokok. Di depan jendela terdapat tembok tinggi yang menutupi kamar sehingga tidak terlihat dari luar.


"Sejak kapan kamu merokok Rian?" Tanya Bu Kartika dengan tetap berebah.


"Ibu sudah bangun" kata Adrian menoleh, mengacuhkan pertanyaan Bu Kartika.


Adrian mematikan rokok, membuang putung sampah itu di tong sampah plastik yang dia bawa untuk membuang abu rokoknya lalu berjalan menghampiri Bu Kartika. Ia julurkan tangannya untuk membantu Bu Kartika bangkit berdiri.


Mereka berdiri berhadapan dengan masih bertelanjang bulat,tangan Adrian memeluk pinggang Bu Kartika dan tangan Bu Kartika mengalung di leher Adrian.


"Ibu suka?" Tanya Adrian sambil tersenyum.


"Nggak!!" Ketus Bu Kartika .


"Inilah yang ku suka dari Ibu" ucap Adrian tetap tersenyum.


"Apa??!!!" Sahut Bu Kartika masih ketus.


"Ibu selalu menggemaskan" tangan Adrian meremas pantat semok Bu Kartika dan menamparnya pelan.


"Aaaauuuww" jerit Bu Kartika yang terdengarnya seperi desisan.


"Ibu mau mandi dulu sayang, dan ibu juga lapar" Kata Bu Kartika melepaskan pelukan lalu berjalan ke toilet.


"Plak" Adrian kembali menampar pantat bahenol yang selalu membuatnya gemas.


"Riaaaann!!!" Teriak Bu Kartika sambil melotot manja sambil berjalan masuk ke toilet.


"Hahaha" Rian tertawa senang.


Mereka duduk di sofa menikmati makanan yang telah mereka pesan. Adrian memakai celana dalam dan Bu Kartika hanya melilitkan handuk untuk menutupi tubuhnya.


"Rian..Selama kita tidak ketemu, Ibu mencoba untuk tidak meladeni mu lagi, Ibu tidak mungkin bisa membalas perasaan mu sayang" ucap Bu Kartika setelah selesai dengan makannya.


Rian menatap tajam Bu Kartika,merebahkan punggungnya di sofa dan memejamkan mata. Kedua tangannya terkepal.Hatinya terasa ngilu mendengar ucapan Bu Kartika barusan.


"Kenapa Bu?" Tanya Adrian seperti menuntut.


"Ibu mengajak saya ke hotel dan melakukan hubungan sex,saya merasa itu adalah sebuah pembalasan perasaan cinta saya kepada Ibu" Suara Adrian mendesis seperti menahan kemarahan.


"Saya dengan setia menunggu janji Ibu,mempersiapkan diri agar Ibu tidak kecewa saat bertemu dengan saya,saya sedikit merubah hidup saya agar pantas untk menjadi kekasih Ibu" protes Adrian.


Bu Kartika sepertinya sudah mempersiapkan segala kemungkinan,dia memang telah merencanakan untuk mengatakan hal ini kepada Adrian sebelum perasaan Adrian semakin dalam. Ia tidak menyalahkan remaja yang baru pertama kalinya jatuh cinta. Ia tidak menyalahkan kemarahan Adrian karena ia tau bahwa Adrian merasa sakit hati. Ia harus bisa menjelaskan dengan sabar mengenai hubungan mereka.


"Rian..Ibu minta maaf sayang" ucap Bu Kartika memegang lembut tangan kanan Adrian yang terkepal.


"Rian harus paham dengan keadaan kita, Ibu sudah berkeluarga,usia Ibu jauh di atas mu,apa yang bisa kamu harapkan dari wanita tua seperti Ibu ini sayang?"


"Benarkah cinta mu ini nyata?? Jangan menjadi buta hanya karena perasaan mu yang suatu saat bisa berubah dan mengecewakan mu"


"Bagi seorang laki-laki bisa saja mempunyai kekasih yang berusia jauh dibawahnya,tapi untuk perempuan hal itu sangat sulit apalagi jika perempuan itu sudah mempunyai pasangan dan keluarga"


"Orang tua mu tidak akan setuju,teman-teman mu akan menertawakan dan mengejek mu,apalagi kalau mereka tau Ibu adalah ibu dari teman sekelas mu"


"Apakah kamu siap dengan semua resiko yang kemungkinan akan menyakitkan dan mengecewakan mu sayang?"


"Ibu yakin kamu tidak pernah berpikir mengenai itu semua, karena bagaimanapun kamu adalah seorang remaja laki-laki yang pengen di cintai dan diperhatikan oleh wanita, seusia mu tidak akan peduli dengan siapa yang kamu cintai selama kamu merasa mendapatkan apa yang tidak pernah kamu dapatkan selama ini,terutama mengenai percintaan"


"Ibu suka bercinta dengan mu, Ibu puas dengan permainan sex mu, maaf Rian,sepertinya Ibu hanya bisa memberikan mu itu"


Bu Kartika menjelaskan dengan sabar dan tenang,kata-katanya sangat halus dan teratur. Pegangan tanggannya mesra dan erat. Matanya menatap Rian berkaca-kaca.
Ia pun juga sedih tapi ia harus mengatakannya.


Adrian termenung memikirkan perkataan Bu Kartika. Adrian adalah anak yang cerdas untuk belajar soal kehidupan,ia bisa menerima semua penjelasan Bu Kartika walaupun hati nya masih terasa sakit.


"Heeeehhhhh" Adrian menghela nafas,tangannya membalas pegangan mesra tangan Bu Kartika.


"Cup" ciuman mesra ia daratkan di kening wanita setengah baya yang masih terlihat menarik di usianya yang sudah 42 tahun.


"Saya menerima semua penjelasan Ibu walaupun dengan hati yang terluka" kata Adrian,ia meminta Bu Kartika untuk duduk dipangkuannya.


"Rasa cinta saya terhadap Ibu sudah mati. Tapi kontol saya akan selalu hidup untuk menyirami memek Ibu agar selalu mekar saat kita bercinta"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd