Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT MDT - REVIVAL - SEASON 1 (racebannon)

Menurut Kalian, Siapakah "Bastardverse" Best Couple?

  • "Aku" & Dian (The Lucky Bastard)

    Votes: 12 7,5%
  • "Aku" & Nica (The Lucky Bastard)

    Votes: 2 1,3%
  • "Aku" & Anggia (The Lucky Bastard)

    Votes: 41 25,8%
  • Arya & Kyoko (Matahari Dari Timur)

    Votes: 51 32,1%
  • Anin & Zee (Matahari Dari Timur)

    Votes: 2 1,3%
  • Stefan & Semua yang dia tiduri (Matahari Dari Timur)

    Votes: 23 14,5%
  • Amyra & Dipta (Amyra)

    Votes: 6 3,8%
  • Gilang & Saras (Penanti)

    Votes: 2 1,3%
  • Gilang & Tara (Penanti)

    Votes: 3 1,9%
  • Bryan & Tika (Amyra)

    Votes: 1 0,6%
  • Rendy & Anggia (The Lucky Bastard - Matahari Dari Timur)

    Votes: 14 8,8%
  • Adrian & Anggia (The Lucky Bastard - Matahari Dari Timur)

    Votes: 2 1,3%

  • Total voters
    159
  • Poll closed .
Bimabet
Ini gak pake foto ya hu? Pengen ngeliat muka adem ai-chan soalnya
 
edan lah.. ngeri banget ini ceritanya.. btw para suhu dimari mdt yg versi ori dulu tayang nya d tahun berapa ya? kok g sempet pernah liat..
 
MDT SEASON 1 - PART 75

Hantaman – Japan Februari 201X
Week 1
Senin : Touch down Tokyo, ke penginapan
Selasa : Press Release + Live! @ Tower Records Shinjuku
Rabu : Go To Osaka
Kamis : Live! @ Fandango Osaka
Jumat : -

Sabtu : Live! @ Club Quattro Umeda
Minggu : Go To Kyoto
Week 2
Senin : -
Selasa : Live! @ Live House takutaku Kyoto
Rabu : -
Kamis : Live! @ Kyoto MUSE
Jumat : Go To Tokyo
Sabtu : Live! @ MARZ Shinjuku
Minggu : -
Week 3
Senin : Live! @ Koenji 20000 V
Selasa : -
Rabu : Live! @ Shibuya WWW
Kamis : -
Jumat : Go To Jakarta


--------------------------------------------

50929510.jpg

“No Alcohol”
“Hah?”

“No alcohol without supervision. And you can’t go alone anymore” marah Kairi. Dia menatap Stefan yang bermuka teler, dengan tampang hangover yang tidak karuan. Bayangkan, sebotol besar sake disikat sendiri. Memang dasar setan.

“If you break the rule, I’ll buy you ticket to Jakarta, and you must go home” ucap Kairi dengan tegas. Matanya tajam, seperti menusuk-musuk dan merajang Stefan dengan semena-mena.
“Emmm…”

Jujur, kami berharap Stefan langsung mengiyakan. Aku dan Anin menatap Stefan dengan perasaan kesal dan memohon. Memohon agar dia segera menjawab dan menenangkan hati kairi. Bagaimanapun dia yang membawa dan mempertaruhkan banyak hal demi tur ini.

“Okay” Stefan langsung menyerah dan menggaruk kepalanya tanda setuju.
“And prepare yourself for tonight, my friend will come. He’s a music promotor from Osaka… He’ll like you. But not with that kind attitude, Stefan”
“Yes, sorry…” Stefan menelan ludahnya sambil menatap ke bawah. Taman ini berasa dingin, dan Kairi mengambil sebatang rokok baru lagi, yang langsung ia bakar.
“Sorry? Don’t say it to me. Say it to your friend” jawab Kairi dengan tegasnya. Duduknya tampak tegak dan dia menatap Stefan benar-benar dalam.

“We have to prepare, eat some food, and then we go to the venue” Kairi bangkit dan langsung berjalan, entah kemana. Dia menghampiri Stefan, dan menepuk bahunya. “Please, you’re not a kid anymore… I like your wild side and your attitude at the stage, but there’s a limit… careful”

Dan Stefan hanya bisa mengangguk sambil menelan ludah.

--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------

floor_10.jpg

“Gue baru sekali liat Stefan ciut ama cewek tadi siang” tawa Anin. Zee mengambil foto dirinya yang sedang bersiap-siap di belakang panggung. Suasana sudah terasa ramai di Quattro Umeda, Osaka. Ini gig terakhir kami di Osaka sebelum besok berangkat ke Kyoto dengan menggunakan mobil sewaan.
“Itungannya dia disini bos kita sih” senyumku sambil meminum air dari botol.
“Ga salah” sahut Anin lagi.

“Berisik” respon Stefan. Dia terdiam dari tadi siang, dan dia tampak tidak henti-hentinya merokok disemua kesempatan. Dan tampaknya asupan kopinya dari tadi siang sampai malam ini sudah sangat banyak. “Gue baru kali ini bingung, mau tegang apa tegang” lanjutnya.
“Maksudnya”

“Tegang karena dia tadi kedengeran keras banget ke gue, sama tegang karena gue juga sekalian mikir semua skenario jorok di kepala gue ama dia” senyumnya tipis, berusaha menghibur diri.
“Orang sakit” sahut Anin.

“Gue jamin masih pusing itu, kayaknya butuh panadol” selaku.
“Gapapa, gue ancur-ancurin aja semua di panggung, ntar malem karena gue ga boleh minum, pas sampe penginapan langsung tidur setidur-tidurnya, bodo amat sama apapun lah…”
“Lo boleh minum, tapi ga boleh minum sendiri bego” aku mengkoreksinya.

“Ya serah lah, pokoknya gitu”
“Iya gitu” tawa Anin sambil melirik ke arah Zee yang sedang berdiri di tembok, bersandar, memeriksa hasil jepretannya. Sementara Ilham sudah di luar, mengambil dokumentasi suasana. Bagas sedang duduk sendiri, membaca sesuatu entah apa di layar smartphonenya. Dan Sena sudah aman di mixer, berjibaku dengan segala urusan tata suara.

Mendadak ada yang menghampiri kami. Kairi, dan orang yang bersamanya tidak kami kenal. Seorang pria Jepang, berumur sekitar 40an mungkin, dengan kemeja berwarna hitam dan celana jeans yang ketat dan sepatu boots. Mukanya berkerut, dengan rambut yang berwarna coklat, dipotong rapih, dan tatapannya tampak bersahabat sekaligus penuh waspada.

“Guys, this is Kengo, my friend” oh, dia promotor asal Osaka yang dikatakan Kairi tadi. Orang penting yang Kairi bilang. Pasti penting, kalau dia suka akan penampilan kami, bukan tidak mungkin nanti kami akan diajak manggung lagi di Osaka dengan skala yang lebih besar.
“Hi” Kengo menundukkan kepalanya ke kami sambil tersenyum. Kami menunduk balik.

“Lookin fowar fo your show” ucapnya sambil tersenyum, dan menatap kami satu persatu.
“You wont regret it” Stefan tersenyum dengan senyum sombongnya mendadak dan menatap Kengo dengan jumawanya.
“You Stefan, good voice, I like your album oke. So, si yu on stage” ucapnya lagi, menunduk, dan lalu berlalu. Kairi mengikutinya menjauh.

Mendadak Kairi berputar balik, memandang Stefan dan mengatakan sesuatu kepadanya tanpa suara. Aku menangkap gerak bibirnya.

“You, don’t ruin tonight’s show” dia mengucapkannya dengan tegas dan air mukanya terlihat keras. Pasti dia juga stress dengan kejadian semalam. Aku menahan nafasku dan melirik ke arah Stefan. Stefan ikut melirik kepadaku juga dengan matanya yang mendadak sayu.

“Kacau marahnya, nafsuin” senyum Stefan.
“Kontol” aku melempar botol minumku yang kosong, dan telak kena kepalanya.
“Bangsat”

“Elu yang bangsat”

--------------------------------------------

fab00110.jpg

So far so good. Walau semalam kacau dan paginya dia hangover parah, tapi energinya tidak berkurang. Tampaknya panggung memang habitatnya. Suaranya tak berubah, walau dia tidak terlalu banyak memaksakan mengambil nada-nada yang tinggi. Tapi so far stabil, ditambah lagi ucapan-ucapannya selalu bisa memprovokasi crowd untuk bisa jadi lebih panas lagi.

Sekilas tadi aku melirik ke arah Kairi dan Kengo, dimana mereka tampaknya puas dengan penampilan kami malam ini.

Selesai, setidaknya setengah set list sudah kami bawakan dengan aman. Aku mencabut kabel dari gitarku untuk mengganti gitarku dengan yang lain. Anin tampak berkomunikasi dengan penonton dengan menggunakan bahasa Jepang. Stefan tampak berjongkok, mengambil air minum dan mengambil handuk juga untuk menyeka keringatnya.

Aku sudah berganti gitar dan siap kembali, mengutak-atik efek untuk lagu berikutnya. Dan mendadak Stefan menghampiriku dengan muka yang super serius.

“Woi” bisiknya.
“Apaan nih”
“Gila”
“Iya, emang gila lo bisa kuat nyanyi kayak sekarang abis kejadian semalem” balasku.
“Bukan, liat arah jam 10 dari posisi elo sekarang” Aku bingung dan melihat jam tanganku, untuk kemudian melihat ke arah posisi jam sepuluh.

WTF.

“Gila kan? Asli takut gue” bisik Stefan.

Chiaki.

Dia ada lagi malam ini, dengan muka seceria kemarin, penuh cinta dan pengharapan. Aku berusaha agar tidak bertatapan mata dengan Chiaki, dan langsung membuang mukaku ke tempat lain. Ngeri. Aku tidak mau jadi bagian dari masalah Stefan yang ini. Setidaknya aku tidak ingin merasakan akibat dari kenakalan Stefan yang sekarang tumben-tumbenan berbuntut panjang ini.

“Ya”
“Apaan”
“Dia ngeliatin gue terus” bisik Stefan. Sementara Anin sudah hampir selesai bicara.
“Udah sana nyanyi lagi…” balasku.

“Ah tokai” Stefan dengan langkah pura-pura antusias maju kembali untuk menyelesaikan urusan kami di panggung.

--------------------------------------------

“Cool” puji Kengo saat acara sudah berakhir. Aku tersenyum, mengangguk dan menjabat tangannya. Dia berkomentar panjang dalam Bahasa Jepang, yang bisa ditimpali oleh Anin dengan lancar dan aku dengan terbatas. Bagas duduk di bar, dengan menatap ke arah sekeliling, memperhatikan manusia. Sena ada di backstage, beristirahat, setelah semalaman bekerja keras menjaga kami, memandu kami di mixer, memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Sedangkan Kairi tampak berdiri dengan gusar, tidak jauh dari kami. Matanya terlihat menyelidik dan asap rokoknya tak berhenti berhembus. Dia mencari si setan. Stefan. Entah kemana orang itu, pikir Kairi. Tapi aku tahu dia ada dimana. Stefan bersembunyi di backstage. Stefan ciut. Ngeri, dan takut.

Dia tampak ingin menyela pembicaraanku, Anin dan Kengo, tapi dia berusaha untuk tidak melakukannya. Beberapa saat dia melirik ke Bagas, hanya untuk melihat kehampaan di muka Bagas. Kasihan Kairi. Dia lalu berlalu, menyingkir dan duduk di bar, di sebelah Bagas, tanpa bertanya apapun. Dia tampak tidak henti-hentinya merokok. Sementara kami bertiga, bicara banyak hal, mulai dari musik, lalu lama-lama beralih ke Indonesia, tempat-tempat menarik di Osaka dan Kyoto, dan masih banyak lagi.

Aku berinisiatif menyingkir sebentar dan menghampiri Kairi. Mukaku masih terasa lengket akibat keringat yang tadi turun dengan derasnya di panggung.

“What’s wrong”
“I need him now. At least to talk with Kengo” ya, dia butuh kami untuk beramah-tamah dengan sang promotor asal Osaka tersebut.
“He’s at the backstage”
“I know” eskpresi mukanya menunjukkan rasa malas.

“I’ll talk to him” senyumku, berusaha menarik Stefan keluar.
“I did that” jawab Kairi.
“And?”
“He said yes… But he did not move, until now” kesal Kairi. Ya, Stefan hanya bilang iya-iya saja ke Kairi dan tidak mengikuti sarannya untuk mingle dengan Kengo.

“A moment please” aku berlalu dan segera berjalan dengan langkah cepat ke backstage.

Dan aku menemukan Stefan, sedang duduk di atas kursi, dengan rokok di mulutnya. Di depannya ada asbak yang sudah penuh dengan puntung rokok. Di sudut sana, Sena mojok, bersandar dengan kursi ke arah dinding, tidur-tidur ayam.

“Fan, kok ga keluar, Kairi kan nyariin?” tegurku.
“Dan resikoin diri gue ketemu ama Chiaki?” jawabnya.
“Ya tapi kan…”
“Gue udah ga bisa jawab apa-apa lagi, daripada marah gue bilang iya-iya aja” lanjut Stefan sambil mematikan rokoknya, dan dalam gerakan yang cepat dia mengeluarkan sebatang lagi untuk ia bakar. wajahnya tampak memancarkan aura pencampuran antara kesal, capek, takut, dan pusing.

“Lo mesti ngobrol ama Kengo”
“Pulangin gue aja dah ke Jakarta”
“Gila lo ya” kesalku.
“Kalo dia ada di luar terus bawa piso gimana?” Stefan tampak melotot ke arahku.

“Chiaki ga ada di luar bego”
“Kalo pas gue lengah gimana?” lanjutnya dengan asal.
“Lo waktu di Dotonbori aja berani kemana-mana sendiri ampe kayak gembel begitu, sekarang ga mau keluar?”

“Ini ruang tertutup begok! Kalo dia ngejar gue, susah kabur ntar.” jawabnya dengan nada galak.
“Ah gimana sih…”
“Bodo”

Mendadak Kairi muncul disana.

“Kengo went home” ucapnya dengan kesal.
“Ah..” aku menelan ludah, karena Kengo sudah pulang. Dan dia melewatkan momen untuk setidaknya mengenal Stefan.

“He likes you. He said your energy is pure and wild” ucap Kairi malas, dan dia menarik kursi, untuk duduk di depan Stefan.
“Thanks”
“And you missed a chance to speak with him” ya, momen untuk Stefan bicara sudah hilang, mengingat lawan bicara yang penting itu sudah pulang entah ke rumah atau ke mana.

Stefan mengangguk sambil menelan ludahnya. Mata Kairi menatap dalam-dalam ke bola mata Stefan, dibalik kelopak matanya yang sempit itu.

“Do you mind tell me why?” Kairi bertanya ke Stefan, kenapa dia ada di Backstage.
“Not feeling well” jawab Stefan asal, untuk menghindar.

“Liar” Kairi menempelkan punggung tangannya dengan semena-mena di leher Stefan, bagai pisau yang siap menyayat lehernya dengan sekali gerakan lembut. Stefan hanya bisa menelan ludahnya lagi, tanpa kuasa untuk sekedar membuang muka atau mengalihkan pandangan dari tatapan tajam Kairi Yamakawa, Bos Titan, perusahaan yang membawa kami kesini, dan tampaknya malam ini dia akan kecewa dengan Stefan.

“Why is it so hard to get out? Kengo likes you, and because you didn’t talk to him, maybe you’ve missed a chance to join some of the big festival in Osaka” ucapnya pedas. Ya, karena memang Kengo memfavoritkan gaya Stefan di panggung. Pastilah dia sudah melihat betapa liar dan berenerginya Stefan di Fuji Rock Festival, setidaknya lewat footage. Dan tadi dia lihat sendiri, pasti dia makin penasaran dengan Stefan, karena tampilan dan kuasanya di panggung terbukti mampu memanaskan suasana. Tapi malam ini dia melempem. Karena Chiaki.

Dan, karena mungkin Kengo kecewa tidak bisa bicara dengan Stefan malam ini, mungkin kekecewaannya akan berlanjut ke urusan bisnis, dengan Kairi mungkin, dengan kami apa lagi.

“So…. I was”
“There’s a girl” potongku.
“Diem kontol”

“You, Shut up” Kairi menunjuk Stefan dengan rokoknya. Dan Stefan pun menyerah. “And then? What girl?” tanya Kairi ke diriku.

Aku menarik nafas panjang, dan aku menatap Stefan. Sori Fan, gue harus cerita. Dan kulanjutkan saja tanpa persetujuan Stefan.
“This girl was our LO at Fuji Rock Festival, and Stefan did sleep with her at the venue” aku menceritakan sejarah Chiaki dan Stefan.
“Not a surprise” respon Kairi. Ya, pasti banyak kejadian seperti ini.

“And, when in Tokyo, Stefan contacted her again, and they met” lanjutku.
“Last Monday?” tanya Kairi, memastikan kronologi kejadian.
“Yes” jawabku.
“And they fucked again?” tanya Kairi dengan gamblangnya, menunggu respon atau reaksiku.

Aku mengangguk.
“And again and again?” Kairi menatapku dengan tajam.
Aku mengangguk lagi.

Kairi lalu mematikan rokoknya dan menyalakan rokok baru, sambil menatap muka Stefan dalam-dalam. “And?” tanyanya lagi, tapi kali ini ke Stefan.
“She followed me here… And she showed up in Fandango also” jawab Stefan, menyerah.
“And even poses as his GF at Fandango” aku mengatakannya sambil bergidik.

“Stupid” komentar Kairi.
“Yes, she’s stupid” jawab Stefan, berharap Kairi setuju dengannya bahwa yang dilakukan oleh Chiaki adalah hal bodoh.
“No. You’re the one. You’re stupid, Stefan” potong Kairi tajam. Aku seperti refleks ingin mundur karena Kairi tampak agak menakutkan.

“?” Stefan tampak shock.
“Who the fuck you think you are?” tanya Kairi dengan kerasnya.
“Well…”
“You think you can fuck every girl that moves, right?” tanyanya dengan retoris, mengacu kepada kebiasaan Stefan yang memang raja memek. Dia tampaknya sudah menerkanya dari awal. Memang instingnya tajam.

“Well….” Stefan berusaha merespon.
“She’s like that because of you” marah Kairi. “She follow’s you around because you gave her hope” ya, harapan palsu. “Why didn’t you say something to cut her off?” tanya Kairi lagi. Tampaknya Kairi sepemikiran denganku. Harusnya selesai sampai disana saja, dan putus hubungan, dengan cara apapun, jika si perempuan memperlihatkan sikap seperti itu. Apalagi untuk kasus Stefan, dimana si laki-laki hanya ingin hiburan saja.

“Because….”
“Because you’re selfish” potong Kairi. “You think, your penis is the answer of your problem, whatever it is”
“But…”

“No, you listen” tegas Kairi sambil menunjuk muka Stefan, dengan tangannya, dengan tegas. “This is Japan. Most of the girls are timid and submissive. You must be firm to them” Wah, aku tidak berpikir sampai sana. Stefan sepertinya terjebak atas teorinya sendiri, soal perempuan Jepang yang serba melayani dan serba memberikan apapun untuk laki-laki yang dia suka. Dan Chiaki pun sekarang begitu.

Sampai rela mengejar ke Osaka, bahkan mungkin nanti ke Kyoto. Dia punya pengharapan, karena kali ini Stefan tak jelas. Dan dia mencoba mengabdikan diri ke Stefan dengan caranya. Cara yang tidak nyaman. Cara yang menyeramkan, dan mampu membuat Setan masuk ke kandangnya.

“Stefan”
“Yes”
“Please”
“Yes?”
“Behave. You’re not young anymore” kata-kata itu terasa menghunjam jantungku, walau bukan aku yang sedang dimarahi.

“Listen to me” tegas Kairi.
“I am” jawab Stefan yang dari tadi tampak menyerah.
“First, no alcohol without supervision. Second, you’re not allowed to go alone anywhere” ya, ini syarat Kairi tadi siang. Tidak ada alkohol tanpa pengawasan, dan si setan alas ini tidak boleh pergi sendirian.

“And the last one, no girl. At All” mata Kairi terlihat menusuk. Mungkin, kalau posisinya tidak seperti ini, dia akan masa bodoh. Tapi dia bisa melihat pasti, kalau ulah Chiaki akan menjadi halangan untuk Stefan, terutama setelah manggung, dan dalam pergerakannya di venue.

“But” Stefan berusaha menawar.
“No girl. Or tomorrow you go home. And we cancel the entire tour. And I lost my money. And you lost your money. And there will be headlines in Indonesia. Stefan is a motherfucking manwhore who slept with every girl and act like a jerk” marahnya. Stefan melongo sejadi-jadinya. Kairi dengan logat ala amriknya yang tegas, dengan kemarahan yang begitu Anggun, berhasil membungkam Stefan.

“Fan” aku menggelengkan kepala saat Stefan terlihat ingin bicara lagi, menahannya komplain. “bilang oke” aku berbicara tanpa suara ke Stefan, memaksanya untuk menyerah. Dan memang Stefan sudah mengibarkan bendera putih virtual di raut mukanya. Dia menatapku pasrah, dan tampaknya Kairi memang benar-benar sesuatu. Tak heran, label rekaman ini maju, dia pasti sangatlah tegas, fierce dan profesional.

“Okay” Stefan menyerah.
“No girl, at all, until this tour is over…” Kairi menekankan lagi perkataannya.
“Okay” Stefan mengangguk dengan kesal dan pasrahnya.

“Okay” Kairi bangkit dan tampaknya akan berjalan keluar. “Prepare for tomorrow, Kyoto, and if that girl’s show up again, talk to her. Make her go, Capiche?” Buset, Capiche. Sudah lama sekali aku tidak mendengar kata itu, itu artinya “Do You Understand?”

Dan Stefan hanya bisa mengangguk saja, tanpa suara.
“Okay” Kairi lalu keluar dari backstage dengan langkahnya yang cepat, meninggalkan Stefan yang bengong.

“Geblek” komentarku.
“Anjing” Stefan membenamkan mukanya di tangannya.
“Gila ya Kairi” pujiku kepada perempuan keren itu.

“Tajem banget, takut banget gue bakal dimakan haha” tawa Stefan garing.
“Yaudah, siap-siap sana, balik ke penginapan”
“Dan gue makin kesengsem ama doi, galak banget pasti di ranjang” komentarnya mesum, tanpa ekspresi.

“Sakit jiwa lo, bukannya mikir kudu gimana elo kedepannya” keluhku. Stefan lalu mengangkat bahunya, dengan tatapan kosong ke arahku. Aku hanya menggelengkan kepala sambil berlalu. Ah sudahlah, mudah-mudahan tidak ada kejadian seperti ini lagi di venu-venue lainnya.

--------------------------------------------

BERSAMBUNG
 
MDT season 2 sekitar part 60an diposting terakhir di akhir tahun 2017.

damn,, knp bisa kelewatan???

please suhu Rb, mohon d revive jg kdpan nya utk MDT season 2..

great thanks buat karya hebatnya.. tp belom berani loncat k Penanti, biar smooth aliran cerita dari lucky bastard, mdt, mdt2 baru deh penanti.. hehe
 
damn,, knp bisa kelewatan???

please suhu Rb, mohon d revive jg kdpan nya utk MDT season 2..

great thanks buat karya hebatnya.. tp belom berani loncat k Penanti, biar smooth aliran cerita dari lucky bastard, mdt, mdt2 baru deh penanti.. hehe

Penanti, Amyra sebenernya bisa dinikmatin tanpa harus baca MDT 2 dulu, walau ada beberapa info yang sifatnya agak spoiler, tapi itu bukan porsi cerita utama dari MDT 2.

Apalagi saya belum punya niat buat post season 2, malah abis ini mau ada serial baru lagi....
 
untuk serial barunya, kalau bisa request sih, banyakin unsur nyengirnya suhu, kaya MDT ini. kalau PENANTI, menurut ane sih, kaya terlalu tegang sama nendang perasaan.
 
untuk serial barunya, kalau bisa request sih, banyakin unsur nyengirnya suhu, kaya MDT ini. kalau PENANTI, menurut ane sih, kaya terlalu tegang sama nendang perasaan.

tunggu aja, hehehe... sebagai bocoran, udah ditulis sekitar 20 part.... tapi gak akan nunggu tamat dulu baru di post, kayaknya bisa lumayan panjang walau gak sepanjang MDT
 
Bad news and good news at the same time,
Bad news karena MDT 2 masih abu2, good news nya cerita baru bakalan panjang n cast nya idola sejuta umat
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd