Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Memuaskan Nafsu Pacarku

menarik ceritanya
 
Chapter 2 : Bella, Sahabatku Yang Liar



Rumah

Kenakalan masa remajaku tentu saja tidak terlepas dari sangkut pautnya sahabatku yang bernama Bella. Bella yang memang sudah berteman sejak lama denganku saat aku duduk di bangku kelas 1 SMA, membuatku banyak mempelajari banyak hal seputar percintaan dan juga dunia dewasa. Sahabatku itu lah yang mempunyai andil besar bagaimana aku terjerumus ke dalam kenikmatan bercinta.

Bella tentu saja memiliki paras yang tak kalah cantiknya denganku. Dengan kontur wajahnya yang oriental dan memang merupakan wanita keturunan Chinese sama sepertiku, membuat banyak pria memuji akan kecantikannya itu. Ditambah lagi dengan kulit putih mulusnya dan porsi tubuhnya yang sempurna, hal itu menambah daya tarik ke-sexy-an penampilan Bella yang terlihat nakal namun berkelas.

Sering kali aku mendengarkan cerita-cerita mesum Bella saat dia berhubungan sex dengan beberapa pria yang umurnya jauh di atasnya ataupun melakukan hubungan sex dengan beberapa pria di lingkungan rumahnya. Semua kegilaan sahabatku itu pasti selalu dia ceritakan padaku dengan penuh detail dan sampai aku terkadang tak bisa habis pikir kenapa aku mempunyai sahabat gila seperti Bella. Malahan karena keseringan mendengarkan cerita mesum sahabatku itu, aku sampai tidak bisa menahan nafsu sex-ku.

Apabila sudah dalam keadaan seperti itu, pasti aku akan berpura-pura pergi ke kamar mandi dan mulai memainkan payudara ataupun vaginaku dari balik baju yang aku pakai. Dulu aku belum terlalu berani menyentuh vaginaku secara langsung, hanya sesekali aku lakukan ketika akal sehatku sudah tidak memikirkan apa pun lagi dan aku dalam keadaan horny-hornynya. Rasanya ketika nafsuku sedang dalam keadaan tinggi-tingginya seperti itu, saat menyentuh puting payudaraku saja sudah membuatku merasakan nikmat yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Tetapi anehnya aku terkadang tidak pernah menyentuh titik tertinggi kenikmatan yang seperti dikatakan oleh Bella.

Entah kenapa aku tidak mencapai klimaksku saat itu. Tetapi tetap saja saat di masa aku sedang ingin banyak mengetahui tentang hal sex, aku sudah merasakan rasa nikmat saat aku memainkan payudara serta vaginaku saja.

Aku sendiri sampai panas dingin setiap kali mendengar cerita pengalaman sex Bella. Untungnya saat duduk di bangku SMA aku masih bisa berpikir waras dan tidak melakukan hal lain sejauh aku melakukan petting saja ataupun melakukan self service. Kalau tidak, aku tidak tahu aku akan berakhir seperti apa. Mungkin aku bisa seperti Bella yang sekarang yang begitu tergila-gila untuk melakukan sex atau disebut juga dengan nympho atau mungkin juga aku bisa melakukan hal gila daripada apa yang dilakukan oleh sahabatku.

Aku dan Bella mempunyai hubungan yang sangat dekat hingga saking aku dekatnya dengan sahabatku itu, ketika pertama kali aku melepaskan keperawananku dengan Rian, aku sampai menceritakan hal itu kepadanya.

Aku bahkan sampai masih ingat bagaimana dia mengejekku ketika mendengar ceritaku yang mana aku sangat menyukai permainan sex Rian di ranjang. Bella berkata, “Lo dari dulu sok jual mahal, sih. Coba lo ikut gue, udah dari dulu lo tahu namanya NGENTOT! HAHAHA….”

Aku tentu saja awalnya terdiam sebelum akhirnya kami tertawa lepas bersama-sama karena temanku itu benar-benar sangat kotor mulutnya. Dibalik sikap Bella yang terlihat frontal dan urakan, tetapi dia merupakan sahabatku yang sangat baik dan selalu ada ketika aku membutuhkannya. Meskipun dia selalu berpetualang dan mengajakku untuk bergabung dengan kegilaan yang dilakukannya, tetapi sahabatku itu sama sekali tidak pernah memaksaku untuk melakukan seperti apa yang dia lakukan. Yah … walaupun terkadang dia sering kali menggodaku untuk mengikuti jejaknya sebagai wanita penjaja kenikmatan bercinta.

Di satu sisi aku merasa beruntung karena Bella tidak berkuliah di satu kampus yang sama denganku. Meskipun yah ... kami masih tinggal di kota yang sama. Kalau aku sampai berkuliah di tempat yang sama dengannya, aku bisa gila karena kenakalan Bella yang bisa aku bilang sudah mendarah daging dengannya itu bisa membuatku mengikuti jejaknya. Sahabatku itu tak hanya sering melakukan hubungan one night stand, tetapi sering kali juga bergonta-ganti pacar untuk kepuasan sex-nya semata.

Ada satu hal gila yang pernah aku dengar dari cerita Bella ketika dia memutuskan pacarnya yang baru saja dipacarinya selama satu bulan. Bella berkata padaku kalau pacarnya itu mempunyai ukuran penis yang kecil hingga tidak dapat memuaskannya di ranjang. Dia tertarik dengan mantan pacarnya karena mempunyai paras yang tampan dan uang yang banyak. Namun setelah dia tahu kalau mantan pacarnya itu mempunyai ukuran penis di bawah rata-rata, hari itu juga Bella langsung memutuskan pacarnya.

“Jadi gimana, Ra? Lo mau terima tawaran gue, gak?” tanya Bella yang duduk di sofa sambil menyilangkan kedua kakinya. Mulutnya sibuk mengunyah dan tangannya bergerak berkali-kali untuk mengambil camilan yang berada di dekatnya.

“Ahhh ... gila lo! Mana mungkin gue ngelakuin kayak begitu!” tolakku yang dalam bayanganku tidak mungkin aku main serong di belakang Rian.

Bella memang beberapa kali menawariku untuk melakukan hubungan sex dengan beberapa teman yang dikenalnya lewat aplikasi kencan. Sahabatku itu menawariku untuk melakukan hubungan threesome ataupun melakukan aksi eksibisionis. Tetapi aku sama sekali tidak membayangkan akan melakukan hal itu di kehidupan nyata meskipun kalau berbicara tentang fantasi sex-ku, aku mempunyai fantasi gila di mana tubuhku dikelilingi dengan banyak penis dan aku tinggal memilihnya saja.

“Cemen lo!” ejek Bella. “Gak usah takut, Ra! Gue juga gak akan kasih tahu Rian, kok,” lanjut sahabatku itu yang sedang membujukku untuk melakukan aksi gila bersamanya.

“Gak, ahhh! Gue gak mungkin main selain sama cowok gue. Gila aja lo gue mau ngikutin jejak lo jadi lonte bayaran kontol,” timpalku yang balik mengejek Bella sambil ekspresiku yang menggodanya dengan tatapan merendahkannya.

“EHHH … ANJING!” umpat Bella yang langsung melempar bantal yang ada di dekatnya ke arahku yang saat itu aku berdiri di dekat kulkas yang berada di dalam kamarnya.

“Hahaha ... lagian lo sana-sini ngentot. Awas kena penyakit kelamin lo!” timpalku yang berhasil menghindar dari lemparan bantal Bella dengan wajahku yang cengengesan, mengejeknya.

“Gue cek rutin tiap bulan ya, Ra. Jadi aman. Gila aja gue main sama banyak cowok tapi gak pernah ngecek,” balas Bella yang melanjutkan memakan camilannya seperti hal yang aku ucapkan sebelumnya itu menjadi hal yang biasa aku goda kepadanya.

Bella memang benar-benar bersikap bitchy. Dia lah yang mendoktrinku untuk melakukan hal gila dengan melakukan hubungan sex tidak hanya dengan pacarku saja. Tetapi untungnya aku bisa melawan kegilaan Bella dengan akal sehatku. Kalau tidak, aku bisa terjerumus ke dalam kegilaan yang sahabatku lakukan.

“Coba deh lo lihat itu, lo gak mau kayak begitu!?” tunjuk Bella pada layar TV yang ada di ruangan kami berada.

“AHHH ... W-W-WAI-TTT … DONT TOUCH MY PUSSY LIKE THAT! AHHH … AHHH … AHHH … PLEASE, STOP IT! EGRHHH … STOP IT! BABY, UGRHHH … OUGRHHH … SHHH … FASTER, FASTER, FASTER! OWHHH….”

Di layar TV yang berada di dalam kamar Bella, memang sejak tadi sudah menyala film bokep barat. Di layar kaca itu menampilkan seorang wanita berkulit putih yang sedang disetubuhi oleh 2 orang pria berkulit hitam. Sejak tadi aku terkadang sedikit tidak bisa terfokus dengan obrolanku bersama Bella karena tontonan itu membuat gairah sex-ku menjadi naik.

Memang ketika aku berkunjung ke rumah Bella, sering kali aku menonton bokep bersamanya. Tontonan bokep yang kami tonton tidak jauh-jauh dari BBC, gangbang, threesome, dan genre lainnya yang di mana wanita didominasi oleh pria. Hal itu lah yang membuat fantasi-fantasi sex yang ada di kepalaku itu menjadi gila dan tidak terkendali.

“Anjing, lo! Gara-gara kebanyakan nonton bokep bareng lo gue jadi punya fantasi-fantasi gila kayak lo, Bell,” umpatku dengan berpura-pura marah pada sahabatku itu.

“Hahaha ... sok-sok-an marah lo, Ra. Padahal dari dulu gue gak pernah ngajakin lo nonton bokep bareng. Lonya aja yang tiap kali ke rumah gue langsung muter koleksi bokep punya gue,” timpal Bella yang tertawa dan malah semakin mengejekku.

Kalau dipikir-pikir memang benar sih yang dikatakan oleh Bella. Awal-awalnya memang sahabatku itu lah yang keseringan menonton bokep apabila aku bermain ke rumahnya. Tapi lambat laun dan makin ke sini tanpa aku sadari aku secara tidak sadar malah langsung menyetel koleksi bokep Bella ketika sudah berada di dalam kamarnya.

“Iya juga, ya. Kok gue malah keseringan nonton bokep langsung kalau di kamar lo!?” tanyaku pada diri sendiri yang mungkin sekarang memperlihatkan tampang bodohku.

Aku terdiam sesaat sebelum akhirnya melemparkan kotak tisu yang ada di dekatku ke arah Bella dan berkata, “Ini gara-gara lo Bell! Dari SMA gue keseringan nonton bokep bareng lo, sih!”

“HAHAHA....” Bella tertawa terbahak-bahak ketika mendengar ucapanku. Tubuhnya terlihat hampir terjungkal karena menertawakan kebodohanku.

“Lo malah ketawa!” Aku benar-benar dibuat kesal dengan sikap Bella karena aku tahu kalau sekarang dia sedang mengejekku habis-habisan.

“Hahaha ... habisnya. Hahaha ... habisnya lo sok polos banget, Ra. Hahaha ... padahal lo yang sekarang jadi doyan ngentot sama Rian. Hahaha....”

Aku benar-benar geram dengan ejekan Bella. Aku tahu dia tidak sepenuhnya meledekku tetapi hanya menggodaku saja. Tetapi tetap saja hal itu membuatku sangat kesal. Apalagi Bella sangat tahu tentang kehidupan vanilla sex-ku bersama Rian.

Bersambung....​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd