Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Memuaskan Nafsu Pacarku

Chapter 8: Flashback



Kos Rian

“Kenapa ya, Dion?” tanyaku sambil merapatkan kakiku dan menarik sedikit ke atas kemeja putih yang aku kenakan karena dibalik pakaian itu aku sama sekali tidak menggunakan dalaman dan mungkin saja teman kos pacarku itu bisa menerawang bagian dadaku dengan mata telanjang.

“Ehhh ... ada Rara,” ucap Dion dengan tersenyum ke arahku.

Dion adalah teman kos Rian. Pria yang mempunyai tinggi badan +- 180cm itu berasal dari Indonesia bagian Timur. Dengan perawakannya yang terlihat sangar, sering kali Dion dianggap preman oleh orang yang baru dikenalnya. Termasuk aku yang saat itu pertama kali main ke kos Rian dan sangat ketakutan saat melihat Dion.

Dion mempunyai kulit khas orang Timur yang kecokelatan dan senyuman manis ketika dia tersenyum. Selain itu dia mempunyai tangan yang kekar dan sering kali aku lihat dia hanya menggunakan kaos singlet saja seperti sekarang.

“Iya, nih. Lagi main ke tempat Rian,” balasku dengan ramah.

Meskipun aku masih mengingat kejadian saat itu, tetapi aku masih bersikap tampak biasa saja ketika berada di dekat Rian saat menghadapi Dion. Tetapi sebisa mungkin diriku tidak akan berpapasan dengan pria asal Timur itu ketika berada di kos pacarku.

“Ohhh ... Riannya ada, gak?” tanya Dion yang pandangannya itu mencoba masuk ke dalam kamar kos Rian.

“Woi, Dion! Kenapa, Bro?” teriak Rian begitu saja saat mendengar ucapan Dion.

“Ahhh .. anjing! Gue kira lo lagi keluar!” teriak Dion yang melihat keberadaan Rian sekarang dengan diriku menyampingkan sedikit tubuhku.

“Hahaha ... kagak, Bro. Biasa ini lagi minta jatah sama cewek gue,” balas Rian dengan begitu membuatku malu.

“ANJING! Lo mah jatah terus!” timpal Dion dengan wajah cengengesan. “Rian, gue pinjem mobil lo dulu, dong. Mau jemput gebetan gue,” lanjut Dion.

“Ohhh ... yaudah pinjem aja. Tapi kayak biasa, ya. Penuhin tuh bensin kalau udah balik.”

“Siap, Bos! Beres!”

Dion memang sudah sering meminjam mobil Rian hanya untuk menggaet gebetan-gebetannya. Jadi aku sendiri tak kaget dengan tingkahnya sekarang.

Aku pun mengambil kunci Rian dengan terburu-buru karena sejak tadi aku sudah risih dengan pandangan mesum Dion yang mencuri-curi pandang ke bagian tubuhku seperti Pak Somad.

Dengan berjalan perlahan membelakangi Dion, aku berharap kemeja putih Rian yang aku pakai itu tidak menerawang dan pria asal Timur itu tidak tahu kalau aku tidak menggunakan dalaman.

“Ini kuncinya, Dion,” ucapku sambil mengulurkan tanganku kunci pada teman kos pacarku itu.

Saat itu Dion dengan sengaja meraih tanganku sehingga tanganku dengan tangan pria itu bersenggolan. Teman kos pacarku itu dengan sengaja membelai tanganku sambil pandangannya itu menatap wajahku dengan penuh arti. Spontan saja aku langsung menarik tanganku agar tidak bersentuhan dengan tangan Dion.

Dion tersenyum memperlihatkan gigi putihnya dan dia berbicara tanpa bersuara dan hanya menggerakkan mulutnya saja.

Saat aku tahu apa yang dia katakan, aku terkejut bukan main. Dengan begitu saja aku langsung menarik pintu kamar kos Rian dan menutupnya.

Pikiranku penuh dengan ucapan Dion yang begitu berani meskipun pacarku berada di dekatku. Pria itu berkata kalau payudaraku sangat indah.

“Kenapa, Sayang?” tanya Rian yang mungkin merasa aneh karena tiba-tiba aku membanting pintu kamarnya.

“Gpp kok, Sayang,” ucapku membalikkan tubuh dan menyimpulkan sebuah senyuman paksa di ujung bibirku.

Rian menatapku dengan tatapan yang aku tidak tahu apa itu. Tetapi beberapa saat kemudian dia menyuruhku untuk mendekat padanya dan melanjutkan cuddle lagi. Namun pikiranku masih penuh dengan perkataan Dion sebelumnya kalau dia melihat payudara besarku.

Selama aktivitas cuddle itu Rian masih mencoba merangsang birahiku dan akhirnya aku pun terpancing dengan godaannya. Namun saat aku melakukan hubungan sex bersama Rian, entah kenapa pikiranku muncul sosok Dion yang sedang menyetubuhiku.

Aku teringat bagaimana penis besarnya pada saat itu yang mencoba meraih kenikmatan dengan menggunakan tubuhku. Aku pun hanyut ke dalam pikiranku memikirkan teman kos pacarku itu meskipun aku sedang melakukan hubungan badan bersama Rian.

Saat itu semakin aku membayangkan Dion menyetubuhiku, semakin aku merasa bersalah pada Rian dan birahiku semakin naik. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku sebenarnya hingga bisa terjadi seperti ini. Tetapi saat itu aku pun merasa seperti boneka sex karena disaat aku yang memikirkan Dion, aku pun sedang memuaskan nafsu pacarku tanpa merasakan apa-apa.

*******​

Kos Rian (Flashback Beberapa Bulan Sebelumnya)

“Rian di-chat-in kenapa malah ceklis 1, sih?” tanyaku yang kesal karena sejak di kampusku aku sudah mencoba menghubungi Rian, tetapi chat ceklis 1 dan nomornya pun tidak aktif.

Aku ingin pergi ke kosnya karena sedang ribut dengan mamaku. Tapi meskipun aku mencoba berkali-kali menghubungi Rian, tetapi tetap saja pacarku itu sulit untuk dihubungi hingga akhirnya aku pun pergi begitu saja ke kosnya.

Pada saat itu kos Rian dalam keadaan sepi. Aku yang memang sudah terbiasa ke kos Rian pun biasa saja. Hanya saja tadi aku sempat berpapasan dengan Pak Somad yang berada di depan kos dan aku pun menyapanya seperti biasa.

Aku memang mempunyai kunci duplikat kos Rian karena itu aku dengan bebas bisa ke kosnya. Saat itu aku langsung rebahan di kasur sambil menunggu kepulangan pacarku. Sambil rebahan aku memainkan handphone-ku. Men-scroll tiktok, instagram, ataupun browsing hal-hal yang ingin aku ketahui.

Pada saat itu aku sama sekali tidak memikirkan hal mesum karena memang aku menunggu kepulangan Rian untuk curhat dengannya. Tapi itu semua berubah saat aku mendapatkan kiriman video dari Bella. Betapa kagetnya aku ketika melihat video tersebut adalah rekaman di saat sahabatku itu sedang bermain dengan Pak Danang yang merupakan sopirnya.

Aku sudah mengenal dekat Pak Danang dan ketika bermain ke rumah Bella aku pun bertemu dengan beliau. Tapi aku tidak tahu kalau hubungan sahabatku dengan sopirnya itu sampai sejauh itu. Padahal Mbok Ira yang merupakan pembantu di rumah Bella merupakan istri Pak Danang. Tapi Bella sama sekali tidak takut kalau kelakuan gilanya itu sampai kepergok oleh Mbok Ira.

Bella itu memang gila! Dia tidak takut kalau rekaman videonya sedang berhubungan sex itu viral. Sering kali memang sahabatku itu mengirim rekaman video cabulnya. Aku pun sering kali terbawa suasana ketika melihat video cabulnya itu. Tidak terkecuali sekarang ketika aku melihat bagaimana Bella yang begitu menikmati ketika berhubungan badan dengan sopirnya.

“AHHH ... AHHH ... AHHH ... AHHH ... AHHH ... AHHH ... AHHH....” Aku mulai mendesah sambil mengelus payudara besarku yang berukuran 36B dari balik baju yang aku pakai.

Aku mulai gelisah karena birahiku mulai naik. Sambil melihat bagaimana Bella yang sekarang posisinya doggystyle dan sedang ditunggangi dengan penis milik Pak Danang, tanganku telah memainkan titik-titik sensitif di tubuhku.

Saat itu aku masih memakai pakaian yang lengkap. Tetapi karena aku merasa kesulitan untuk memainkan payudara ataupun vaginaku, akhirnya aku melepaskan celana jeans yang aku pakai hingga tersisa lah baju yang masih menutupi area dadaku dan CD berwarna putih yang mempunyai gambar beruang di tengahnya.

Aku sempat terkagum ketika melihat ukuran penis Pak Danang yang aku taksir +- 17cm. Apalagi saat bagaimana posisi kamera memperlihatkan bagaimana benda keras itu keluar masuk liang kewanitaan sahabatku, aku semakin terangsang dan tidak bisa mengendalikan nafsu birahiku.

“Agrhhh ... anjing banget lo, Bel! Bisa-bisanya lo tahu kalau gue lagi sendirian dan lo kirimiin video kayak gini,” umpatku kesal dengan mencengkeram erat payudaraku dengan begitu keras.

Saat itu aku sudah terbawa nafsu birahiku dan memainkan semua bagian sensitif di tubuhku. Bajuku sudah tergulung ke atas sampai lebih dari area dadaku. Aku pun memainkan puting payudaraku dengan cara meremas-remasnya sambil bersamaan memainkan vaginaku dengan cara menyentuh klitorisnya.

“Ahhh ... Bel. Shhh ... gue juga mau kayak gitu! Owhhh ... lo gila banget, sih. Egrhhh ... bisa-bisanya main sama sopir lo sendiri! Agrhhh....” Aku pun mendesah-desah sambil membayangkan kalau pria seperti Pak Danang itu sedang menyetubuhiku sekarang.

Di saat aku sedang asyik-asyiknya menikmati aktivitas kenikmatan yang aku lakukan. Aku dikagetkan dengan tiba-tiba saja pintu kamar kos Rian yang berbunyi dan melihat Dion berdiri di sana sambil memegang handphone miliknya seperti sedang merekamku.

“DION!” teriakku sambil mencoba menutupi tubuhku yang setengah telanjang itu dengan selimut.

“Hehehe ... terusin aja, Ra! Ngapain lo berhenti?” tanya Dion dengan senyum seringainya dan tangannya itu tetap dalam posisi memegang handphone-nya untuk merekam diriku.

“Lo rekam gue, ya? Hapus itu videonya, Dion!” teriakku dengan wajah ketakutan.

“Ngapain gue hapus, kan bisa jadi bahan bacol gue liat amoy cantik kayak lo lagi colmek,” timpal Dion yang sama sekali tidak takut kalau aku bercerita pada pacarku.

Please, Dion! Hapus dong videonya! Jangan disebar!”

Dion diam sebentar sebelum akhirnya dia berkata kalau dia akan menghapus video tersebut asalkan aku mengikuti keinginannya. Aku tentu saja tidak ingin mengikuti kemauan pria yang pada saat itu hanya menggunakan celana pendek dan singlet saja berwarna putih. Meskipun aku melihat ada yang menyembul di area selangkangannya yang terlihat besar dan otak mesumku sudah berlari ke mana-mana, tapi tetap saja aku merasa takut dengan rekaman itu akan tersebar.

Aku pun awalnya sempat menolak. Tetapi mendengar ancaman Dion kalau rekaman video itu akan disebarnya apabila aku tidak mengikuti kemauannya, akhirnya aku pun mau tak mau mengikuti keinginannya.

Saat itu aku menolak keras kalau Dion ingin melakukan hubungan sex denganku. Dion pun awalnya menolak dan memaksaku untuk berhubungan badan dengannya. Tetapi karena aku yang bersikeras tidak ingin melakukan hal itu dan lebih baik video tersebar meskipun aku berpura-pura berani, akhirnya pria asal Timur itu pun mengiyakan apa yang aku katakan.

Dion akhirnya memintaku untuk mengulum penisnya. Saat melihat pertama kali alat kelamin teman kos pacarku itu, betapa kagetnya aku karena ternyata dia mempunyai penis yang panjang dan besar. Selain itu urat-urat di sekitar alat kelaminnya itu terlihat jelas dan benda keras itu berwarna hitam kecokelatan.

Aku dalam posisi birahi dan tidak ingin mengulum penis Dion. Tetapi pada akhirnya aku pun memasukkan penis teman kos pacarku itu ke dalam mulutku dan harus aku lakukan cukup lama karena ternyata Dion mempunyai stamina yang cukup bagus. Meskipun aku sudah mengeluarkan semua teknik kuluman yang aku pelajari dari Rian, tapi dia belum mengeluarkan pejunya juga untuk beberapa saat. Sampai akhirnya dia memintaku untuk mengapitkan penis besarnya itu di payudaraku dan aku pun merasa lega karena tidak lama dari itu, pria dengan tinggi 181cm itu pun mengeluar pejunya meskipun mengotori wajahku.

Selesai dari situ aku langsung mengusir Dion dengan melihat kalau video rekaman itu telah dihapusnya. Tetapi beberapa saat kemudian aku baru mengetahui kalau ternyata video tersebut belum sama sekali Dion hapus dan masih menjadi bahan untuk mengancamku.

Bersambung....​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd