Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah anda percaya cerita yang say share ini real ?


  • Total voters
    42
  • Poll closed .
lanjut lagi doongg
 
Oh karena sepi toh ternyata koh henry? Mudah2an ada story dan adegan yg baru lagi ya. Apalagi skr udah mulai bebas naik pesawat.
Kalo newbie sih agak lupa sama tokoh2nya. Yang keinget cuma almira aja...😍😍
 
P.O.V. Astrid

Dipaksa menulis sama Ko Henry dan temen-temen, semoga tulisan ini cocok di mata suhu sekalian. Aku melihat banyak banget yang komplain tentang tulisan kita, apa yang kita lakuin, yang bilang cuman kayalan dan sebagainya. Ya sudahlah, intinya kalo ngaceng karena membaca cerita kita, ngaceng karena bayangin kita, ya berarti sebenernya anda enjoy, ga perlu lah untuk mencemooh tulisan itu.

Well, story tentang gimana aku jadi seorang eksibisionis mungkin beda dengan temen-temen yang lain, lebih tepatnya aku dipaksa belajar jadi seorang eksibisionis oleh temenku Silvia dan semua itu sudah terungkap di cerita temen-temen sebelumnya, jadi aku tidak perlu kembali bercerita panjang lebar tentang hal ini. Apakah aku enjoy menjadi seorang eksibisionis, ya terkadang enjoy, terkadang masih takut, namun rasa horny tentu saja mengalahkan rasa takut, apalagi salah satu “reward”-nya adalah menikmati titit Ko Henry yang boleh dibilang “wow”, besar, panjang, keras, dan lama banget mainnya. Dalam kehidupanku, aku pernah merasakan 2 titit yaitu mantanku dan Ko Henry yang jauh banget dari mantanku.

Aku, Silvia, dan Sheryn terkadang melakukan aksi sendiri di beberapa lokasi kota tempat tinggal kita, memang kita bertiga tidak tinggal sekota dengan temen-temen lain tapi masih saling berkunjung, nah kali ini sedikit berbeda, Ko Henry membagi kita berdua-dua dengan benar-benar melepas kita mau lakuin apa untuk eksib, dimana dan kapanpun kita mau, partnerku adalah Silvia, temen yang menjadi seniorku dalam dunia eksibisionis.

Di pagi-pagi ini, Silvia mengatakan ke aku “yuk, more eksib di kampus sebagai salah satu challenge Ko Henry”. Aku bingung dengan statement ini, mau menolak tapi gimana gitu, kok rasanya juga pengen. Akhirnya aku mengiyakan dan menanyakan ide Silvia ini mau kek gimana. Ternyata Silvia juga ga ada ide, dia hanya bilang “spontanitas”. Next kita berdua memilih outfit yang cocok untuk aksi “spontanitas” ini. Agak sulit mengingat kita mau ke kampus dimana outfit yang terbuka atau minimalis tentu saja dilarang. Nah kali ini kita action sendiri tanpa Ko Henry, karena memang situasi dan kondisinya tidak bisa dipantau oleh Ko henry. Sheryn turut memberi ide dari pakaian-pakaian yang ada disini, dan akhirnya aku pake terusan hem tanpa lengan warna biru dengan motif garis-garis dipadukan bolero dan legging yang rencana-nya nanti di kelas mau dilepas. Sedangkan Silvia memakai terusan sabrina warna putih bermotifkan bunga-bunga yang lumayan rendah dan cukup mengembang dipadukan bolero warna biru. Aku membuka 2 kancing atas sehingga belahan susuku lumayan terlihat dan dari samping bisa saja susuku terlihat secara utuh. Silvia dengan outfitnya tentu saja orang yang berada di dekatnya, dengan posisi lebih tinggi dari dia dapat melihat susunya secara utuh. Memang sih agak ribet melepas legging di kelas, tetapi nggak ada salahnya dicoba. Ketika memasuki areal kampus dan berjalan ke kelas, kita mengancingkan bolero yang kita pakai agar tidak terlalu mencolok karena pasti bertemu dengan security, petugas administrasi kampus dan sebagainya.

Sesampainya di kelas, Silvia melepas boleronya, lalu memintaku untuk melakukan hal yang sama sekaligus melepas legging. Kita sengaja datang agak pagi supaya bisa memilih tempat duduk yang strategis. Kelas yang kita ikuti pagi ini adalah kelas untuk mata kuliah MKDU yang diselenggarakan lintas jurusan sehingga pesertanya cukup banyak, meskipun cuman 2 SKS saja, kalau nggak lulus mata kuliah ini juga berabe sih. Model kelasnya semi teater dengan bangku dan meja yang panjang, digunakan untuk 3 orang per meja kursi yang ada. Aku dan Silvia duduk di belakang pojok sebelah kanan, cukup jauh dari meja dosen. Kebetulan sekali dosen yang mengajar ini tipikal dosen yang nggak wira-wiri, jadi mengajarnya dari meja saja. Beberapa teman-teman mulai berdatangan, sekedar mampir ke meja kita buat ngobrol lalu pergi, aku melihat pandangan mereka ndak jauh-jauh ke susuku dan terutama susu Silvia yang duduk di sebelah dalam. Kebetulan pula, meja kursi di bagian belakang ini hanya terisi di bagian pojok kiri dan pojok kanan, beberapa baris di bagian tengah itu kosong, entah kenapa settingnya begitu. Di pojok kiri belakang terisi 3 cowok yang ketiganya sudah nggletak tidur, di depan kita masih kosong dan di depannya lagi baru terisi sampai depan.

Tiba-tiba cowok dari jurusan sebelah pamit duduk di sebelah Silvia, dia mepet tembok, alasannya pengen tidur, oleh Silvia ya dipersilahkan. Ketika dosen masuk dan mulai mengajar, cowok di sebelah Silvia merapat ke tembok dan tidur namun tidak lama kemudian dia bangun dan merubah posenya dengan meletakkan tangan dan kepalanya di meja serta menghadap ke kita. Dia terlihat memperhatikan susuku yang nongol dari samping, kemudian memperhatikan Silvia yang duduknya rada membungkuk, kemudian dia kembali duduk sambil melihat ke arah kita lalu berbisik seperti ini :

X : eh, kalian pada nggak make bh ya ?
Silvia : emang kenapa ?

X : keliatan tuh susumu dan susu temenmu itu
Silvia : iya emang kita ndak suka make bh, keliatan banget ya

X : iya keliatan, bagus susunya, hehehe…
Silvia : ah masak, susu kita nggak gede, cowok mah mana suka

X : suka lah meski ga gede, pentilnya juga bagus, liat donk
Silvia : bukannya udah keliatan ?

X : pengen lebih, bole ya ? jangan digampar lho
Silvia : lihat aja ya ?

X : iya, suer
Silvia : awas pegang, tak gampar beneran

Lalu Silvia sedikit bersandar ke bawah, lalu menurunkan kedua tali sabrinanya seperti topless, hal ini dilakukan di tengah-tengah perkuliahan. Sabrina yang dipakai Silvia sudah turun sampai perut sementara aku menutupi Silvia dari samping.

X : bole liat punya temenmu juga ndak ?
Silvia : kutanyakan ya

Lalu Silvia memintaku untuk miring menghadap ke dia, lalu perlahan-lahan melepas semua kancing hem-ku sampai bawah kemudian menyingkapkan bagian hem-ku kesamping sehingga susuku terlihat dengan jelas, lalu cowok tersebut juga bisa melihat kalo aku nggak make CD tetapi dia nggak bisa lihat vaginaku karena terbentur posisi yang tidak memungkinkan.

X : wah ga make CD juga
Silvia : iya

X : kamu juga ?
Silvia : iya

X : mana coba ?

Lalu Silvia menarik keatas bagian bawah outfitnya sampai vaginanya terlihat, kemudian cowok itu megangin tititnya yang ngaceng.

X : ngaceng nih
Silvia : hehehe, trus gimana donk

X : pengen coli
Silvia : ya coli aja, takut ya, sini aku coli in, tapi awas ember ya, aku potong tititmu

X : eh iya… iya

Lalu cowok itu perlahan-lahan mengeluarkan tititnya dari celana jeansnya, terlihat sudah ngaceng sih, kemudian Silvia memegang titit itu lalu mulai mengocoknya, terlihat keenakan dicoliin cewek sambil liat tubuh kita yang almost bugil. Jangan tanya ukuran ya, jauh banget sama punya Ko Henry, nggak sampai 5 menit, udah muncratlah spermanya, kena di celana jeans-nya dan belepotan. Baunya lumayan tercium, entah yang lain juga merasa apa ndak, kita kurang tau sih. Tangan Silvia yang kena sperma cowok itu juga dilapkan di jeansnya bagian paha, lalu aku dan Silvia merapikan kembali outfit kita. Sewaktu kelas berakhir, kita berencana keluar paling akhir karena aku mau memakai leggingku kembali, eh ternyata si cowok juga nggak beranjak keluar, agak takut karena celana di bagian tititnya basah terkena sperma. Setelah seluruh mahasiswa keluar kelas, sewaktu aku mau memakai leggingku dan Silvia sudah memakai bolero, cowok tersebut berkata :

X : nanggung nih, boleh liat vagina kalian ndak, bentaran aja, plis
Silvia : hhmm… wah minta lebih nih

X : pengen banget, plis dah, nggak akan bilang sapa-sapa deh
Silvia : oke, kalo kamu sampek bilang-bilang, aku juga akan sebarin ukuran tititmu

X : yah kok gitu, tapi fair deh, gpp, ayo buruan

Apakah kita cuman ngangkang aja, enggak donk. Silvia kembali melepas boleronya lalu melepas terusan sabrinanya menjadi full bugil, kemudian mengangkat kakinya ke kursi sambil ngangkang, terlihatlah vagina Silvia yang sudah basah, lalu bergantian dengan aku, Silvia memakai terusannya lagi beserta boleronya, lalu aku duduk di meja dengan mengangkang, memperlihatkan vaginaku yang juga basah banget, melepas satu per satu kancing hem-ku ini dan melepasnya. Cowok ini kembali mengeluarkan tititnya kemudian mengocoknya sendiri sambil melihat ke arahku dan tidak lama muncratlah spermanya kembali tetapi cuman sedikit. Aku memakai kembali hemku sementara si cowok memasukkan tititnya ke dalam celana. Bersamaan dengan ini, ada satu mas-mas cleaning service masuk, sampai pintu trus berkata “eh masih ada orangnya” lalu langsung keluar. Wah syukurlah, untunglah nggak masuk pas aku bugil tadi, hehehe… makin basahlah vagina ini.

Kita ketemuan sama Sheryn di kantin lalu pulang bersama-sama ke rumah Silvia yang selama ini menjadi homebase kita, lalu bersama-sama masturb karena horny yang amat sangat tinggi sudahan.

Sekian story dari kita, semoga para suhu bisa menikmatinya. Kalo tititnya ngaceng, segeralah coli atau disarungkan ke vagina pilihan masing-masing. Cheers…
Makasih updatenya suhuu
 
Besok malam aku ke mall berdua aja sama @silviarosa

Silvi membuka kemungkinan buat meet up dan nongkrong sama salah satu person yang memang mencari dan menemukan kita di mall tersebut.

Person yang minat dengan tujuan diatas, bisa inbox ke @silviarosa dan dia bisa tentuin outfitnya, dan bila beneran bisa nemukan kita jalan atau nongkrong di mall itu, kita bisa nongkrong bareng bertiga.

Only one person yang dipilih Silvi dimana dia merasa cocok ya, no sex oriented tapi mungkin bisa request dia action sesuatu.

See you...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd