Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mengejar Masa Silam

12. Kekecewaan Sella



Sejak Donny menikahi Krirstin sebetulnya Sella merasa kekesalan yang luar biasa atas ketidakmampuan kekasihnya itu untuk memiliki pendapat sendiri, untuk menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tua Donny. Sebagai anak laki-laki seharusnya Donny punya pendirian kuat, tetapi apa daya Donny hanyalah anak orang kaya yang tak kunjung dewasa.


Menurut Sella, Donny is just a boy. Seorang lelaki kalau masih senang bermain-main dan hanya memikirkan hari ini saja tanpa berpikir tentang masa depan maka ia hanya seorang ‘boy’ seperti dalam istilah ‘playboy’.


Kalau lelaki sudah punya rencana untuk masa depan, dan rencana itu berusaha dia raih dengan usaha, tenaga, dan pikirannya maka dia akan menjadi seorang ‘man’, yaitu laki-laki sebenarnya. Dalam bahasa Jawa adalah lelaki lanang jagat.


Jika lelaki tadi sudah berhasil meraih cita-citanya, sudah mapan hidupnya, maka dia akan menjadi seorang ‘gentleman’. Lelaki dewasa yang penuh kebijakan dan kemapanan.


Sella sudah muak dengan Donny yang tak pernah mau memikirkan masa depan. Kerjanya cuma ngikut apa yang dibilang oleh orang tuanya. Terlebih lagi sekarang dia sudah mulai meminta barang-barang yang pernah dia kasih padanya.


Kalian ingat mobil Pajero putih yang dia kasih kemarenan ? itu baru saja dimintanya balik, lalu dijual. Uangnya ? Untuk membayar sewa apartemen, untuk biaya hidup Sella sebulan, dan sisanya Donny habiskan sendiri untuk main di sirkuit balap bersama teman-temannya.


Pagi tadi dia sudah minta perhiasan Sella dengan alasan ‘pinjam dulu’. Tentu Sella semakin sebal. Besok-besok apalagi yang akan dia minta ? Celana dalem dan beha yang sering dia kasih ? Mungkin benar, Donny lebih cocok pakai rok perempuan !


Itu saja masih bisa Sella tahan, tetapi sekarang-sekarang ini setiap hari ada saja pesan singkat untuknya berisi makian dari Kristin. Ini saja baru sampai satu lagi berisi ejekan.

“Eh anjing lonte…. Si Donny udah ga bisa bayar memek murah lo kan ?”


Nyaris saja Sella membanting handphonenya kalau tidak ditahan oleh Ki Ardayat yang berusaha menyabarkan.


“Sella kesel pak…. Merasa ngga ada harga diri lagi.”


“Nak Donny sendiri gimana pendapatnya ?” Tanya Ki Ardayat sambil mengelusi punggung Sella di sofa.


“Dia cuma bisa bilang sabar sabar sabar…. Ngeselin banget sih.”

“Sabar nak…. Sabar…..” Kata Ki Ardayat sambil tetap mengelusi punggung Sella.


“Bapak juga….. Ngeselin banget sih… sama aja kaya Donny…. Sabar sabar sabar.”


“Sabar nak…. Sabaar….”


“Iiiih …. Bapak !”


Ki Ardayat jadi serba salah, masa harus bilang jangan sabar nak.


“Rencana Donny kaya apa ?” Akhirnya Ki Ardayat hanya bisa bertanya.


“Pendapat aja ngga punya…. Apalagi rencana.” Geram sekali Sella dibuatnya.


Titut…. Titut…. Handphone Sella bunyi. Sebuah pesan singkat.

“Mbak Sella Natasya, saya kurir Goprett. Paketnya saya titip di sekuriti.”


Paket ? rasanya dia tak belanja online.

“Iya terimakasih, nanti saya ambil.” Balasnya.


“Pak bentar, Sella ngambil dulu paket dibawah.”


Sella kemudian berganti celana gemes menjadi celana panjang. Ki Ardayat hanya menatap Sella yang dengan cuek berganti celana di hadapannya.


Emh… generasi sekarang ngga sungkan-sungkan ya. Begitu pikiran Ki Ardayat, sambil terus memperhatikan anaknya yang sekarang menghilang dibalik pintu untuk mengambil paket.


Sepuluh menit kemudian Sella muncul lagi sambil membawa sebuah paket di tangannya.


“Apa itu Sel ?”


“Ngga tau pak…. Rasanya sih Sella nggak pesan apa-apa….” Jawab Sella sambil berjalan ke kamarnya melewati Ki Ardayat yang masih tetap duduk di sofa.


Dasar wanita….. Dalam keadaan kesal pun kalau dapat kiriman paket, kesalnya hilang. Tadi waktu masuk, Sella kelihatan ceria sambil senyam-senyum. Ki Ardayat hanya bisa mengelus dada akan kelakuan anaknya yang sekarang sedang di kamar. Pasti sedang membuka isi paket yang barusan.


Untuk Ki Ardayat, rasanya jaman sekarang ini sudah tidak masuk akal. Apa-apa belanja online, tanpa bisa menyentuh dan melihat barangnya secara langsung. Giliran barang yang dipesan tidak sesuai dengan harapan, terus uring-uringan. Kemarin saja Sella pesan sandal yang datang beda ukuran sebelah. Bukankah nikmatnya belanja itu saat memilih-milih barang yang akan dibeli ? Tapi mungkin dia sudah terlalu tua untuk mengerti jaman serba online ini.


“Aaaaaaawwww…… !” Ki Ardayat kaget oleh teriakan Sella di kamarnya. Dengan tergopoh-gopoh dia berjalan masuk ke kamar Sella.


“Kenapa nak ?”


Sella sedang duduk di tempat tidur sambil menutup hidung dengan kedua tangannya. Di hadapannya sebuah bungkusan telah terbuka.


“Kenapa Sel ?” Ki Ardayat tak sabar ingin mengetahui.


Sella hanya menunjuk bungkusan yang terbuka itu. Ki Ardayat menghampiri dan memperhatikan isinya.


“Apa ini …. ? Aduh kok bau bangkai ?”


“Uwooook…….” Sella hampir muntah, dia lari keluar kamar menuju ke kamar mandi.


Ki Ardayat meneliti barang yang tergeletak di atas tempat tidur. Sambil menutup hidung, dia mengorek-ngorek benda busuk itu dengan kertas pembungkus paket.


Satu kartu ucapan tergantung pada benda busuk itu.

“Memek murah lo lebih cocok dientot kontol kambing busuk ini.”


Astagaaaa…..

Ki Ardayat mengelus dada. Persaingan dan pertempuran dua wanita itu sangat kejam. Wanita bisa lebih ‘gila’ dan sadis dalam menyerang lawannya. Tanpa banyak bicara, ki Ardayat membungkus kembali barang busuk itu dan membuangnya di tempat sampah.



**********



DATA

354

Date : Thu, 12 Januari 2023 20:05:59

Mail from : “[email protected]

Subject : “Hello”

Rcpt to : “[email protected]

BODY


Hello Jati, how are you ?

Salam,

Sella

<EOF>



**********



DATA

354

Date : Fri, 13 Januari 2023 08:25:09

Mail from : “ajatsurajati2@proton.me

Subject : “Hello”

Rcpt to : “sella.natasya@proton.me

BODY


Hi Sella,

Sorry that I’ve just received your message.

Never thought that you would contact me.

I’m now in the middle of nowhere heheh.


Rangga Jati

<EOF>



************





Sella senang sekali ternyata Jati merespons email yang dikirimkannya. Yah, memang agak lama juga sampai dia menjawab, tadinya Sella pikir itu alamat email palsu tapi ternyata sehari kemudian Jati menjawabnya.


Satu email berlanjut ke email-email yang lain. Mereka saling bertukar kabar dan cerita. Sella selalu tersenyum kalau dia menerima balasan email dari Jati. Entah, nyaman sekali ngobrol dengan orang itu, padahal belum lama dikenalnya. Dari rasa nyaman itulah akhirnya Sella mulai bercerita kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, kegelisahan-kegelisahan yang dirasakannya, harapan-harapan yang diinginkannya. Jati selalu membalasnya dengan serius, tetapi selalu menyelipkan candaan yang membuat Sella sedikit terhibur.


Email dari Jati yang terakhir, mengundang Sella untuk berkunjung ke tempatnya.

“Share loc dong, Jat.” pinta Sella.


“Ngga bisa…. Kan ini bukan whatsapp.” Jawab Jati


“Kalau gitu, alamatnya aja.”


“Disini nggak pakai alamat.”


Sella bengong, kok ngga ada alamat ? emang dimana ?


“-6.7240341 LS, 106.3294357 BT.” Hanya itu jawaban Jati.


“Itu apaan ?”


“Buka Google Earth, masukkin kordinatnya.”


Sella menggeleng-gelengkan kepala.


Really ?


Sella tak percaya yang dilihatnya, tapi lelaki misterius itu begitu menarik, penuh tantangan.


“OK… aku kesana.”


“Ditunggu.” Jawab Jati.



**********




Ki Ardayat hanya bengong melihat anaknya berubah total. Selama ini dia melihat Sella berdandan selalu feminine, chicky, cutie, dan sexy. Sekarang di hadapannya sosok Sella mengenakan celana gunung, kemeja flannel kotak-kotak, sepatu North Face VECTIVE Futurelight, dan sebuah carrier.


“Jadi… bapak disini sendirian ?” Tanya Ki Ardayat.


“Sebentar kok, cuman dua minggu. Sella udah pesan catering buat bapak selama Sella pergi.”


“Kamu mau kemana ?”


“Healing dulu…. Ngedinginin hati. Sella gak tahan sama terror si Kristin.”



BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd