Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mimi dan Dunia Malam

Ko Roby 2



Dalam kenikmatanku tiba-tiba kumerasakan sentuhan menggelitik pada selangkanganku.
Tangan kiriku kembali reflek menuju kebawah mencari tau benda apakah yang menyentuhku disana.

Oohh..ini tangan ko Roby!

Tangan kiri ko Roby yang sedari tadi memeluk perutku sudah turun kebawah merabai bagian depan selangkanganku.

Tangan kiriku yang lemah memegang dan berusaha menghentikan gerakan tangannya diselangkanganku.
Usaha yang kutahu kembali sia-sia. Tanganku hanya dapat memegangi tangan ko Roby tanpa tenaga.

Serangan tangan-tangan nakal ko Roby yang bertubi-tubi pada tubuhku membuat diriku yang lemah kebingungan, antara mau dan malu. Pertahananku perlahan-lahan jatuh pada kepasrahan.

"Uhh...ko udah ko...please...." Aku hanya bisa mendesah dan memohon dengan lemah.

Mulutku mengatakan tidak mau, tapi tubuhku tidak menolak perlakuan ko Roby.
Dan ko Roby sepertinya sangat mengerti keadaan aku saat itu.

"Sst..diam aja Mi. Gua jamin nanti lu pasti enak deh." Bisik ko Roby ditelingaku.

makin lama jari-jarinya semakin kuat menekan dan menggesek selangkanganku. Tepat menyentuh bagian clit ku yang sensitif.

"Ahhh...koko..." aku tersentak geli ketika kurasakan clitku tersentuh langsung oleh jarinya.

Kepalaku menunduk melihat kebawah.
Kulihat tangan kiriku masih memegangi pergelangan tangan ko Roby. Tapi setengah telapak tangannya sudah menghilang dibalik celana jeansku yang kancingnya sudah terbuka. Dan jari-jarinya sudah berhasil menggesek dan mempermainkan vaginaku secara langsung dengan nakalnya.

"Aduhh...bagaimana ini." Batinku dalam hati.

"Aku tak mau....Ini sudah terlalu jauh bagiku."

"Tapi...tapi...rasanya nikmat sekali."

"Aku tak mau menghentikannya."

"Sstt....tenang aja Mi. Gua bikin enak deh lu." Ko Roby kembali berbisik didekat telingaku.

"Gua tau lu dah basah banget nih. Sebentar lagi pasti lu keluar." Katanya lagi dengan nafas memburu sambil berusaha memasukkan jarinya lebih dalam lagi kelubang vaginaku dibawah sana.

Aku mendesah dan mengerang seiring goyangan kepalaku yang tertunduk kekanan dan kiri menikmati seluruh rangsangan yang diberikan ko Roby kepada tubuhku.
Vaginaku semakin basah. Dan rasa kenikmatan mulai mendaki dalam vaginaku menuju puncaknya.

"Aggghhh..!" Disuatu kesempatan wajahku terdongak karena rasa ngilu yang kurasakan pada clit ku.


"What..Apa ini....??"

Sesosok wajah besar gorilla hitam tepat berada dihadapan wajahku dekat sekali. Seakan sedang mengamati tubuhku dari atas sampai bawah dengan mata yang terbelalak.

"Shiitt..Binsar!"

Entah sejak kapan, tapi Binsar sekarang tepat berada dihadapanku disisi depan bangku tempat tanganku bertumpu. Matanya melotot, dan mulutnya menganga seperti heran tapi senang mengamati keadaan diriku.

Aku bangkit menepis tangan dan pelukan ko Roby dan segera merapikan pakaianku dengan perasaan malu yang teramat sangat dengan kekuatan yang kembali secara spontan.
Keterkejutan mengakibatkan kesadaranku pulih menghilangkan semua pengaruh ecstacy dalam tubuhku.

Semua "ke-seruan" kami mendadak hilang begitu saja. Aku merasa seperti baru saja dihempaskan dari langit khayalan dan terjatuh keras kebumi.

"Ngapain sih lu?" Gerutuku sambil mendorong wajah Binsar menjauh.

Ko Roby yang juga terkejut tampak menunjukkan wajah gusar dan tidak senang kepadanya.

Tapi seperti tanpa dosa Binsar tertawa tergelak-gelak sambil kembali bergoyang dihadapanku. Goyangan yang norak, kesana kemari dengan kedua tangan kemana-mana mengganggu orang lain yang berjoget didekatnya.

"Gila Mimi sangar bah..Ha..ha..ha..!"
Sambil bergoyang ia berteriak-teriak kegirangan seakan menemukan harta karun.

Aku yang dalam keadaan kesal, malu, dan 'ngedrop' segera berlalu meninggalkannya menuju Thya dan Jo yang masih asyik bergoyang berdua diarea pojok disebelahku.

"Thya....anterin gua ke wc yuk." Kataku sambil menarik Thya.

Thya dan Jo tampak agak terkejut akan kedatanganku yang menggangu keasyikan mereka bergoyang.
Tapi Thya segera bangun dari duduknya dan mengikutiku menuju wc.


"Kenapa Mi?" Tanya Thya saat kami berdua mengantri diluar wc wanita.

Mungkin ia melihat raut wajahku yang tampak gusar.

"Gak enak yah joget bareng ko Roby? Dia kurang ajar yah sama lu?" Sambungnya lagi tampak berhati-hati.

"Hhh.." Aku menghembuskan nafas berusaha menghilangkan rasa kesalku sesaat.

"Gak koq. Bukan ko Roby." Jawabku.

"Ko Roby sih biasa-biasa aja. Itu Gorila Item rese tuh bikin kaget gua. Lagi enak-enak jadi nge-drop. Joget koq gangguin orang aja."

"Siapa...Binsar?"

Aku hanya mengangguk kecil.

"Koq bisa? Emang lu diapain ama dia?"

"Gak diapa-apain sih. Cuma tau-tau mukanya yang lebar serem itu nongol dihadapan muka gua, ngagetin gua."

"Hahahaha....yah udah maklumin aja deh. Namanya juga anak gunung." Tampak sekali Thya tak dapat menahan tawanya mendengar ceritaku tentang Binsar.

"Rese!" Aku masih menggerutu dalam hati.

Aku kesal bukan hanya karena Binsar yang tiba-tiba menganggetkan aku.
Tapi mengingat bagaimana tadi aku terlena dan di 'grepe-grepe' oleh ko Roby. Aku takut Binsar melihat juga dan jadi 'Ember' menyebarkan cerita kemana-mana.
Aku malu. Bagaimana kalau orang-orang sekantor tahu.
Bagaimana kalau Thya juga tahu.

Dan aku juga kesal akan 'Ke-Kentangan' ku.
Sedikit lagi saja tadi mungkin aku akan mendapatkan 'O' ku yang terhebat.

"Hadeuhh..Dasar AGO!" (AGO= Anak GOrila)

Sekembalinya aku dari wc aku masih terasa gusar. Aku sudah merasa tak nyaman berada disitu. Malu akan kenyataan kalau aku sudah membiarkan ko Roby menjamah tubuhku. Dan malu membayangkan kalau Binsar melihat bagaimana aku membiarkan laki-laki lain menjamahi tubuhku.

Dan juga 'Kentang!'

Aku segera menghampiri dan menarik Jo untuk menemaniku bergoyang.

"Ngapain aja lu tadi berdua sama Thya?" Tanyaku langsung pada Jo saat kita sudah bergoyang bersama berhadap-hadapan.

"Ngapain?" Jo tampak terkejut akan pertanyanku yang tiba-tiba.

"Yah joget lah." Sambungnya lagi sambil cengengesan.

"Enak gak...joget ama Thya? Sambungku lagi gusar.

"Dah keluar blom lu?"

Jo hanya tertawa mendengar pertanyaanku.

"Cece sendiri bagaimana...dah keluar juga ama ko Roby?"

Ditanya, malah balik nanya.
Tidak tahu dia kalau aku sedang gusar.

"Sebentar lagi dah mau tutup nih tempat. Lu masih mau lanjut gak? Kalau mau kita cabut aja dari sini ketempat kemaren." Kataku lagi.

"Ehh..busyet iya yah. Gak kerasa waktu cepat banget. Kalo cece mau lanjut ayo kita cabut aja. Tapi gak apa-apa memang kalau kita tinggalin kawan-kawan cece?"

"Gak apa-apa. Kita alesan aja kita mau pulang. Lu ada urusan atau apalah. Ayo!" Kataku lagi sambil segera menarik Jo, tak memberinya waktu untuk berpikir lagi.

Aku basa basi sebentar kepada Thya, Karen, dan ko Roby pamit pulang dan kemudian segera berlalu bersama Jo menuju diskotik "Eks****".

Aku pikir mungkin dengan melanjutkan tripping bersama Jo disana bisa melupakan sejenak kegusaranku.
Dan juga melampiaskan 'Ke-Kentangan' ku.


* * *
 
kok sama namanya..kirain yg ane kenal...cuma g m ane stw binor..kkk..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
wii updatenya keren dan ceritanya mantep, dilanjutkan suhu
 
Next update harusnya dari cerita dugem with ce mimi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd