Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mimi dan Dunia Malam

Bimabet
The return of Jo




Aku dan Jo ngobrol dan bercerita panjang lebar. Tentang pengalaman kami selama tidak bertemu.

Aku bercerita juga tentang pengalaman dugemku yang selalu berakhir mengecewakan selama tidak ada Jo. Walau tidak sampai detail tentang bagaimana aku ditinggal oleh Ardy atau hampir diperkosa oleh Binsar.

Kami tertawa-tawa bersama sehingga kecanggungan kami menghilang dan aku melupakan bagaimana aku pernah hampir kebabalasan bercumbu bersama Jo.

Memang harus kuakui mengobrol dan bercanda dengan Jo sangat enak. Setidaknya candaan Jo bisa sejenak membuatku terlupa akan nasib burukku yang belakangan ini kualami sejenak.

Jo mengatakan kalau dia sangat kangen padaku. Kangen pada masa-masa kita berpelukan, saling sentuh, dan saling memuaskan.

"Dasar lu,...lu mah kangen ama badan gua. Bukan sama gua nya." Kataku saat itu pada Jo sambil tertawa-tawa menggodanya.

Anganku kembali membayangkan kegilaan-kegilaan yang pernah kita lakukan berdua.
Rasa menyesal dan maluku akan perbuatan yang tidak pantas antara kami sebagai kakak adik benar-benar sudah kulupakan kembali saat itu.

Dalam rasa keputus asa-an akan kesepianku, otakku mulai berkompromi kembali menutupi akal sehatku. Sebenarnya asal kami tripping saling peluk dan raba didiskotik seperti saat pertama kali kami lakukan kami akan baik-baik saja dan tidak akam kebabalasan seperti kejadian dihotel. Aku tidak akan mau lagi kalau hanya tripping berduaan bersama Jo dihotel, terlalu besar resikonya. Aku bahkan mulai membayangkan kembali keseruan dan "kenikmatan" yang bisa kuraih jika aku kembali "dugem" bersama Jo.

Jo dengan manjanya merayuku untuk kembali dugem bersamanya.

Aku berjanji akan mengajaknya lagi malam minggu depan karena saat itu sudah terlalu malam. Tapi karena rengekan dan rayuannya yang tak henti-henti akhirnya aku mengalah dan berjanji untuk pergi berdua saja dengannya esok pagi kediskotik "kuburan."
Kebetulan aku masih mempunyai simpanan "I" 1 butir yang belum terpakai, sehingga kita tidak perlu repot cari-cari lagi sebelum ritual.



* * *



Aku bangun pagi dan bersiap menunggu Jo dengan kaos ketat tanpa lengan "u can see" dipadu dengan rok mini yang sebenarnya tidak terlalu pendek. Sedikit diatas dengkul, tapi tidak ketat, malah terkesan melebar dibawah. Rambutku dikuncir kuda. Penampilanku mungkin seperti anak-anak abg di komik Hentai Jepang.

Saat Jo tiba dan melihatku matanya langsung melotot dan wajahnya menampilkan mimik yang lucu sambil terus memuji-muji penampilanku sampai membuatku gemas dan terbuai.
Semua wanita pasti selalu senang dipuji, walau oleh adiknya sekalipun.

Jo juga tampil sangat siap. Tubuhnya sangat harum seperti habis mandi parfum dan penampilannya segar, memakai kemeja tangan pendek dan celana bahan katun.

Celananya sedikit membuatku curiga. Baru pernah aku melihat Jo memakai celana bahan seperti itu, tidak seperti biasanya yang kemana-mana selalu memakai jeans.

Benar saja, ketika kuperhatikan dan kutanya, dengan cengengesan dia menjelaskan kalau ia memakai celana itu agar nanti lebih terasa kalau ia memeluk dan menempel kepantatku. Dia bahkan tidak memakai celana dalam lagi didalamnya.

"Dasar otak mesum!" Kataku kepadanya sambil tertawa-tawa.

Pantas saja tonjolan dipangkal celananya tampak lebih jelas terlihat. Tidak kusangka Jo akan seberani ini. Bagaimana nanti kalau orang lain lihat.

Jo hanya tertawa-tawa, bahkan menggoda dan menantangku untuk mencoba tidak memakai bra.

Dia bilang cobain saja, sensasinya pasti lebih berbeda. Dag dig dug serem-serem takut ketahuan orang tapi menantang. Nanti pasti lebih hot saat trippingnya.

Aku sempat tersenyum geli membayangkannya.
Ada sedikit rasa penasaran untuk mencoba dan gairah bereksib walau malu.


Ketika dimobil Jo memintaku untuk segera membelah dan menelan pil "vitamin" kami. Ia bilang berbahaya membawa barang semacam itu dimobil. Takut kena razia. Aku menyetujuinya, sekalian menghemat waktu pikirku. Jarak dari kostku kediskotik tujuan kami tidak terlalu jauh. Kita minum dimobil, tidak was-was akan razia dan begitu sampai vitamin sudah mulai bereaksi dan kami sudah bisa langsung "on."



* * *



Sesampainya di TKP keberuntungan memihak kami. Keadaan diskotik tidak terlalu ramai dan kami mendapat tempat sangat dipojok yang gelap agak jauh dari orang-orang terdekat. Yang terdekat dengan kami hanya tampak para perempuan-perempuan malam yang sedang menari bersenang-senang bersama.
Mungkin mereka baru mendapatkan hasil yang lumayan semalam.

Aku dan Jo memulai ritual kami dengan bebas gembira. Mungkin karena sudah lama tak bertemu, jadi kami seperti melepaskan rindu yang tertahan. Seakan diskotik ini hanya milik kami berdua.

Entah mengapa, apa karena tubuhku yang sudah mulai tebiasa dengan kegelapan diskotik, mataku seperti bisa melihat sangat jelas gerak tubuh dan ekspresi wajah Jo pagi itu. Dan aku begitu menikmati mimik wajahnya yang tampak sangat bernafsu sekali memperhatikan goyanganku, membuat aku semakin semangat bergoyang menggoda gairahnya. Aku begitu lepas pagi itu, seperti tengah berusaha menuntaskan kekesalan-kekesalanku saat "tripping" sebelum-sebelumnya yang tidak bisa tuntas."


Satu jam pertama sudah lewat, goyangan kami semakin panas. Tangan Jo sudah berani meremas-remas kedua buah dadaku bergantian. Awalnya memang aku menghindar-menghindar. Tapi karena "ke-kekeuhan" tangan-tangan nakal Jo yang terus menerus mencoba, lama-lama aku menyerah dan membiarkannya.

Memasuki 2 jam keadaan semakin menggila. Pengaruh ecstacy yang sudah sempurna larut dalam darah kami membuat kami bergoyang semakin kencang dan panas.

Penis Jo yang sudah sangat keras terus menerus menempel dan menggesek-gesek pantatku. Aku bahkan sampai bisa merasakan kehangatannya dikulit pantatku.Tangan Jo sudah semakin nakal merangsek masuk kebalik baju dan rokku. Mempermainkan puting buah dadaku yang juga sudah sangat keras. Aku sudah sangat terangsang. bahkan sampai mendesah-desah bagai kepedasan. Cairan kenikmatan meleleh keluar membasahi vaginaku.


Disuatu saat dibaliknya tubuhku agar berhadapan dengan Jo. Tangan Jo menarik dan membimbing tangan kiriku kebawah untuk memegang sesuatu

"Gila lu Jo!" aku terkejut.

Tanganku menggenggam penisnya.

"Ngapain lu keluarin? Nekat yah." Kataku lagi. Tapi tak kulepaskan genggaman tanganku pada penisnya.

Secara perlahan aku merabai dan meremas-remas penis Jo meresapi tekstur kulitnya yang keras berurat dan panas. Mataku bergantian memperhatikan penis dan wajah Jo. Kulihat Jo mendesah-desah. Ekspresi wajahnya menampakkan kenikmatan yang tiada tara. Akupun menjadi semakin terangsang.

Jo memelukku dan mendekatkan wajahnya kesamping wajahku, pipi kami menempel.

"Ahh...enak ce. Terus remes nya turun naik gitu." Katanya didekat telingaku.

"Bener-bener mesum lu yah." Kataku dengan nafas yang juga mulai berat. Tanganku terus mengikuti arahannya.


Beberapa saat kami bergoyang dengan tanganku terus mengurut dan meremas penis Jo, sementara Jo memeluk erat tubuhku. Bahkan tangan-tangannya sudah semakin berani memasuki rok dan menyusup kebalik celana dalamku meremasi pantatku dengan gemas.

"Coba aja ce, berani gak buka juga. Sensasi nya mantap deh." Kata Jo terengah-engah mencoba memancing gairahku agar semakin naik sementara jari-jari tangan Jo semakin nakal menyentuh, mengelus, dan menggelitik area analku. Membuatku semakin terlena akan kenikmatan birahi.

Aku tersenyum menggoda. Aku tertantang untuk memenuhi permintaannya. Perlahan aku bergoyang sedikit menjauhi tubuh Jo.

Dengan gerakan-gerakan yang sensual aku merabai tubuhku sendiri bagai seorang penari striptis yang menggoda pelanggannya. Tanganku dengan terampil melepaskan braku tanpa melepas kaosku dan melambaikannya kemuka Jo.

Aku tertawa-tawa melihat wajah Jo yang melotot dengan mulut menganga nafsu memperhatikan gerakan-gerakanku.

"Yah...kalo sekarang cuma atasnya doank sih basi lah." Kata Jo mengejekku.

Aku hanya mengejek memeletkan lidahku kehadapan wajah Jo kemudian melengos membelakanginya. Ku masukkan bra kedalam tas tangan dimeja sambil menggoyang pantatku yang menungging mengikuti musik menggoda Jo.

Saat aku sibuk memasukkan bra ku kedalam tas tiba-tiba Jo melakukan sesuatu yang membuat aku terkejut. Tangan Jo bergerak dengan cepat, menelusup kebalik rok dan menarik celana dalamku kebawah. Sampai jatuh kelantai walau masih tertahan dimata kakiku.

Aku yang terkejut dengan perbuatannya reflek bukan menarik dan merapikan celana dalamku, tapi malah melepas seluruhnya dan langsung memasukkannya juga kedalam tas tanganku bersama bra.

"Sedeng lu ade mesum. Kalo ketauan orang bagaimana?" Gerutuku gugup sambil melayangkan pandanganku kesekitar.

Keadaan masih aman. Tidak ada yang memperhatikan kami. Semua pengunjung masih sibuk dengan kegilaannya masing-masing.

Jo tertawa-tawa kesenangan. Sampai berjingkrak-jingkrak melompat-lompat dengan kedua tangan keatas. Puas sekali rasanya ia bisa membalas godaanku.
Aku tersenyum melihat tingkah laku Jo yang kegirangan seperti anak kecil. Kupeluk kembali tubuh Jo.

"Dasar adek gila!" Kusembunyikan sejenak wajahku yang bersemu malu didada Jo.

Aku merasa saat itu kami mesra sekali. Seperti orang pacaran saja.



* * *
 
ayo ayo TS

:adek: makin hot si mimi

siapa yg beruntung dpt si mimi
 
ngaceng2 gini kog jadi inget... yg lalu selangkangan mimi sakit kenapa ya?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Belum update...selalu menunggu goyangan mimi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd