PART 39. Kutunggu dijakarta
Keributan yang tiba tiba terjadi di dermaga belakang gedung , membuat semua pihak lepas kendali. Antara polisi dan wawan CS saling membalas tembakan.
Komandan polisi yang mendengar permintaan pertolongan dari regu penyergap dari arah dermaga langsung sigap mencoba memberi bantuan rekan rekannya yang tiba tiba disergap serangan mendadak dan tidak bisa membela diri.
Komandan polisi ini kaget bahwa dalam waktu kurang dari 10 menit, keadaan di dermaga sudah menjadi terbalik. Keadaan dikuasai oleh pihak penjahat. Seingatnya dia mengirim 3 speedboat. Terdiri dari 2 regu. Regu sniper berisi 4 orang, dan sisanya regu sergap berseragam tempur lengkap., mustahil bisa dihancurkan seketika.
Komandan polisi yang tadinya mau mempersiapkan pengepungan total dari 4 penjuru gedung, ternyata terkena serangan telak di satu sisi gedung. Rencana penyergapan gembong narkoba berubah menjadi tindakan penyelamatan regu yang terkepung.
Komandan polisi merubah prioritas, dan segera memerintahkan bawahannya yang ada didarat untuk segera menuju arah belakang gedung dan membantu teman temannya yang terdesak.
Namun rencana membantu rekan rekan polisi yang terkepung didermaga ternyata sulit dilakukan. Beru saja seorang polisi memberanikan diri mendekati dermaga dari sisi pagar gedung, harus mengalami nasib naas terkena hantaman sniper dari arah Bagan dipantai.
Tata letak gedung yang tidak menguntungkan bagi penyergapan , menyulitkan polisi untuk mendesak maju menyelamatkan teman temannya.
Dari dalam gedung, terdengar suara berderit derit benda benda berat yang digeser. Polisi menduga para penjahat didalam gedung sedang menutup pintu dan jendela dengan benda untuk menghalangi polisi mendobrak msuk.
Hari semakin gelap. Tidak terdengar lagi suara polisi dari arah dermaga. Komandan polisi semakin gusar akan keselamatan anak buahnya yang sekarang tidak merespon panggilannya melalui HT. apalagi rekanya yang mau membantu tidak bisa terus maju, karena ada sniper yang menghalangi.
Sementara Didalam Gedung,
wawan memerintahkan semua anak buahnya untuk membuat barikade digedung dan mempersiapkan rencana meloloskan diri melalui jalan darat dibelakang dermaga.
Atas saran Sundara (kakek wawan), Rute meloloskan diri ternyata sudah dibuat rapi sebelumnya, mengantisipasi setiap kemungkinan adanya kejadian tidak terduga.
Gembong narkoba yang terkenal licin dan sulit ditangkap ini memang seperti hantu. Bisa menghilang dalam kepungan.
Sundara dan wawan CS berencana meloloskan diri melalui laut. Yang jalurnya sudah disterilkan oleh 2 orang sniper ahli anak buah sundara.
Sementara anak buahnya yang lain akan meloloskan diri melalui jalan darat, menggunakan kendaraan motor roda 2, melalui jalan setapak melintasi sisi bukit di daerah pantai dan melalrikan diri ke arah perkebunan dan rumah penduduk.
HT komandan polisi tiba tiba berbunyi”
“komandan polisi, tolong jangan teruskan lagi. Klo tidak 5 orang anak buahmu yang tersisa, kami habisi. Dan tolong jangan ikuti kami. Kami mau pergi!!!“
Tak lama komandan polisi mendengar suara anak buahnya yang dikenalnya berbicara memberitahukan kondisi terakhir rekan rekannya di dermaga, 6 orang gugur dan 5 orang masih hidup tapi terluka parah. Sementara 4 sniper di atas bagan juga kemungkinan gugur. Yang masih hidup sekarang dijadikan disandera .
Komandan polisi menjawab dan memanggil manggil, tapi tidak terdengar lagi jawaban dari anak buahnya. Dan akhirnya dia memerintahkan mundur semua polisi dan membiarkan para penjahat kabur melalui pintu belakang.
Dengan hati geram, para polisi hanya dapat pasrah melihat kesibukan didermaga dan aksi melarikan diri para penjahat. Dari teropongnya, komandan polisi bisa melihat beberapa penjahat menggunakan topeng menuju ke beberapa speed boat.. terlihat 1 anggota polisi dengan kondisi terluka dibawa kedalam spead boat, juga terlihat beberapa sandera lain yang tidak dikenalnya. 1 diantaranya lelaki dengan 2 anak panah menancap dipahanya, dipapah menuju speetboat.
Dan diantara gelapnya malam, para penjahat dengan leluasa melarikan diri.
22.00 wib
Diatas sebuah bukit. Terlihat rombongan budi CS melihat jalanya peristiwa pengepungan yang gagal oleh polisi. Mereka semakin gusar, karena kakek budi dan om tanto serta pakde sudir dibawa pergi naik speet boat entah kemana.
Frans, kepala keamanan dan kepercayaan om tanto (om nya budi) melihat dilayar smartpone nya, memantau pergerakan alat pemancar yang tertanam di anus om tanto.
Sugi bertanya”
“gimana frans??? Masih terpantau kemana mereka pergi?? Kita harus segera ikuti mereka.”
Frans menjawab.
“untungnya 2 pemancar masih terpantau, kita coba menjauh dulu dari jangkauan para polisi, lagi pula rawan kondisinya kalo kita pergi sambil membawa senjata trus digeledah polisi. Sebaiknya kita segera kembali ke kantor. Kita pantau dari sana dan susun rencana baru. Klo dilihat gelagatnya para geng macan akan terpisah dari rombongan , mencari selamat dulu.”
Mereka pun segera menyingkir dari TKP, dan segera menuju kantor frans diteluk betung. Anggota gangnya Tino disuruh istirahat dan para intel teman karyo semuanya pergi sesuai panggilan tugas darurat dari kesatuannyaakibat adanya Tragedi penyergapan Polisi yang berujung gugurnya beberapa polisi.
Didalam ruangan kantor frans
Sugi, Karyo, Budi, Tino , Misro berkumpul memantau pergerakan sinyal Om tanto.
Sinyal ternyata sudah mendarat didaerah pantai dikawasan panjang.
Frans mengernyitkan dahi dan bergumam
“aneh, kenapa mereka bukanya kabur menjauhi lampung, ini malah kembali panjang???!!!!,nekat!!!”
Budi bertanya:
“itu kawasan apa???”
Frans menjawab:
“kawasan Nelayan, banyak dermaga kecil disitu, milik nelayan. Nah sekarang sepertinya mereka bergerak lagi menuju ka arah laut. ”
Dilayar monitor komputer kantor, mereka melihat sinyal om tanto bergerak menuju arah laut, sementara dimonitor satunya , sinyal melisa menuju jalanan di daerah panjang. Sepertinya kelompok wawan CS terpisah dan menuju arah yang berbeda.sinyal melisa bergerak didaratan, menuju arah bandar lampung
Frans kemudian berteori:
“kemungkinan melisa pergi kemarkas nya wawan cs. Sementara om tanto dibawa keluar lampung. gimana ini???”
Tino menjawab:
“sinyal melisa biar saya yang ikuti, kalau dibawa kemarkasnya gangnya wawan, biar saya yang tangani. Budi fokus aja ke om tanto . kemungkinan om tanto serombongan ama kakek dan pakde sudir.”
Sugi (bapaknya budi) menjawab :
“ya sudah Tino ama Misro ikuti melisa, siapa aja yang ikut rombongan sinyal melisa. Cari info buat nyelamatin yang lainnya, sama korek keterangan dari melisa sialan itu”
Mereka semua yang hadir belum menyadari peran melisa yang ternyata sebagai mata mata polisi.dan masih menganggap melisa penghianat.
Misro mengangkat tangannya.:
“saya ikut mas budi saja, biar pak karyo ikut mas tino. Sepertinya klo om tanto dibawa kelaut, biar yang muda muda saja yang menangani. Lagi pula pak karyo intel , jadi klo didarat dia bisa cari tambahan info dari teman teman intel disini.”
Karyo menjawab:
“saya setuju, misro, frans, budi, kalian ikuti tanto. Kami yang tua tua memantau kalian dari darat.
Misro menimpali:
Cuman aneh, sampe sekarang kok belum ada kontak dari wawan soal penculikan om tanto dan kakekmu bud. Seharusnya dari tadi kita sempet perang ama geng macan , si wawan pastinya tahu klo kita kejar mereka. Lah ini kok belum ada kabar dri mereka ya???
Sugi menjawab:
“dari tadi juga saya ama budi udah coba kontak wawan, semua hpnya gak ada yang aktip. 1 yang aktip cuman ditinggal dirumahnya. Tadi yang ngangkat istrinya. Malah istrinya gak tahu kemana perginya wawan” frans juga udah nelpon JAKA ama melisa. Semuanya gak aktif.
Karyo menjawab,sambil menunjukan sebuah sms:
“Nah, ini saya dapat info, tadi polisi mau tangkep gembong narkoba, yang ternyata informannya itu si melisa, jadi melisa itu sebenernya orangnya polisi. Kata temen intel ini , dia bilang kemungkinan melisa disandera, soalnya rekaman terakhir sinyal alat pelacak polisi hilang sesaat sebelum penyergapan.”,
TINO adek budi menjawab,
“Nah klo begitu, saya makin semangat ketemu melisa. Dia pasti tahu banyak soal kenapa kakek diculik. Sudah ayo pak karyo, kita berangkat sekarang”
Tino, karyo, sugi akirnya berangkat mengikuti sinyal melisa. Gengnya tino dibawa juga.
Dikantor frans, tinggal Frans , Misro dan budi didampingi 6 anak buah frans yang ahli dalam beladiri dan persenjataan.
Frans adalah orang yang teliti dan siaga. Dilihatnya lagi cctv kantor dan juga hidfden cctv , melihat siapa saja yang ada di tempat jaga satpam. Tengah malam begini, seharusnya ada 2 satpam yang jaga kantor.
Matanya berkerenyit, melihat wakil keamanannya, si sofian!!. Yang ternyata hadir lagi. Padahal sofian tidak sedang bertugas. Dilihatnya sofian sedang ngobrol dengan 2 satpam jaga didepan gardu jaga.
Frans memang tidak memanggilnya bertugas, dan memilih untuk mengajak petugas keamanan khusus yang bukan karyawan perusahaan om tanto.
Frans memanggil denis, anak buahnya yang ahli pengintaian dan sniper . dan memintanya memantau apa saja yang terjadi hari ini di kantor yang terekam cctv. Denis segera sigap berkutat di komputernya frans.
Frans menelepon satpam dipos jaga melalui telepon PABX kantor, menanyakan si sofian dan ingin bicara sebentar.lalu Frans berdiri dan pamitan ke budi menuju gerbang , mau ngobrol ama sofian.,
Begitu keluar dari kantor frans langsung disapa sofian, wakil keamanannya.
“halo boss, wah sampe lembur begitu., sudah pada makan apa belum ini???”
Frans menjawab,
“iya ini ada kerjaan diluar rutin, ada para owner lagi kumpul kumpul tadi. Udah kesini kok gak masuk??? gimana kabar pembunuhan dihotel mawar”
Sofian menjawab
“ini barusan pulang dari sana, trus beli ayam bakar buat makan, tadi sore saya mau laporan, tapi sampeyan kayaknya sibuk, gak jadi ngadep. Trus ini saya pas lewat kantor liat ruangan bapak lampunya idup jadi saya mampir kesini. Nah klo kabar terakhir, sepertinya polisi mulai curiga klo yang bunuh itu anggota geng bos, soalnya didalem kantong bajunya ada narkobanya. 3 hari sebelumnya korban ketahuan brantem di karaoke ama orang. Jadi polisi curiga ke situ.”
Frans manimpali
“tolong secepatnya di clear kan masalah itu. Hotel klo bisa cepat beroprasi lagi.jangan sampe berlarut larut. Urusan keamanan hotel tolong bantu di back up si Jaka,oh iya si jaka besok suruh ngadep saya, “
Sofian menjawab
“siap bos, cuman pak jaka lum bisa dihubungi. Yah terpaksa tadi saya mondar mandir ngurusin urusan polisi ini, kampret tuh orang, giliran urusanya runyam begini malah ngilang.
Frans sebenernya pikirannya sangat pusing, siapa kawan siapa lawan. Sofian ini musuh apa teman. Klo jaka kepala keamanan hotel mawar sudah dipastikan musuh. Tapi profesionalitas tetep dijaga, dia juga tidak memberi tahu siapa si jaka ini. Dan tetap bersikap biasa didepan sofian, dan mereka pun berpisah tanpa kesimpulan.
Seandainya nanti si jaka muncul pun, Dia juga gak bisa langsung tangkap, walaupun dia ingin sekali menghabisi si jaka ini. Rekaman pembunuhan yang dilakukan jaka dihotel mawar tetap disimpannya. Berharap jaka tidak menyadari adanya rekaman ini. Frans yakin jaka akan muncul besok dihotel. Karena sebagai kepala keamanan hotel dia harus ada saat ada peristiwa pembunuhan dihotel ini.
Sebenernya dia ingin sekali mengirimkan rekaman cctv keterlibatan jaka ke polisi. Tapi nunggu besok klo jaka muncul. Urusan pembunuhan seperti ini harus ditangani polisi. Lagi pula dia ingin sekali menangkap jaka dan mengorek keterangan keberadaan om tanto dan lainnya.
Tiba tiba hp frans berbunyi , sugi bapak budi menelepon.
“halo , ada kabar apa pak sugi??
“frans, saya ditelepon orang, gak tahu siapa,di suruh ketemuan ama dia di jakarta, besok sore. Sendirian dan gak boleh ngajak siapa siapa dan gak boleh lapor polisi!!” terdengar sugi menjawab dari telepon.” Trus HP nya udah disiapkan dia, ini saya lagi menuju ke tempat HP yang di siapin dia. Gimana ini???”
Frans menjawab
“tenang pak sugi, tetep ikuti arahan orang itu. Yang penting cari tahu ketemuannya dimana. “
Sugi menjawab:
“ok saya tutup dulu telponnya, tolong gerak cepat yah. !!”
Frans menjawab
“Siap pak, kita bergerak malam ini,”
Hp ditutup, frans segera beranjak ke kantornya, menemui budi cs
Melihat frans, Denis segera melapor.”
“kayaknya sofian korban pak, ini ada adegan dia ditodong pistol ama seseorang, gak lama setelah kita pergi sore ini, orang2 yang bapak curigai sore tadi, masuk kantor dan mengacak acak isi brangkas, ada surat surat perusahaan yang diambil. Termasuk sertifikat.
Frans menjawab.
“ok cut scene yang penting, trus upload ke server mycloud, biar bisa diakses kapan kapan, kita fokus ke sinyal om tanto. Waktu kita ampe sore hari,
Dalam hati frans lega, kerena sofian ternyata korban, bukan pelaku, dia sempat curiga tadi. Urusan penodongan dan perampokan brangkas biar diurus nanti saja. Yang urgen dulu keselamatan om tanto cs.
Dennis si sniper menjawab:
“semua yang penting sudah saya upload, saya juga sudah meminta kantor skuad jakarta untuk ikut mantau, akses sinyal om tanto juga sudah saya kasih ke kantor jakarta, sepertinya om tanto pindah kapal yang lebih besar, langsung nyebrang laut ke arah anyer tujuannya, tadi juga udah diskusi ama mas budi untuk tambahan biaya operasional, karena skuad jakarta juga menanyakan kepastian biaya operasional. Semua udah beres.“
Frans menjawab
“ok, bagus, siapin kendaraannya. Kita lewat laut aja, pinjam mini cruise aja, biar bisa bawa peralatan, klo gak ada kita naek pesawat kejakarta.”
Sementara itu tino (adek budi) yang membuntuti sinyal melisa, mulai bisa ketemu di satu titik. Dan melihat mobil inopa yang dikendarai rombongan melisa. Dari jauh dapat terlihat mobil inopa hitam memasuki sebuah klinik kecil.
Tino yang ingin segera mengakiri misinya, merasa tidak sabar dan ingin segera menerjang kearah klinik.
Karyo yang lebih berpengalaman dibidang pengintaian, segera menahan keinginan tino.
Terlihat melisa dan Pakde sudir dibawa masuk ke klinik. Kondisi pakde sudir memprihatinkan, dia dipapah dua orang yang secara kasar menyuruh pakde berjalan. Sedangkan melisa tangannya diikat dan didorong dorong menuju klinik.
part 40 klik here