Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Miskin Vs. Kaya

Menurut pembaca disini, Asep cocoknya berpasangan dengan siapa?


  • Total voters
    484
Status
Please reply by conversation.
Think Joanne, Think!


9cfeba1376029968.jpg

Joanne

----

Flashback On

Sebuah ruangan kuliah disalah satu universitas terpandang di negeri ini sedang melakukan kegiatan mengajar. Di pimpin oleh Prof. Darmo yang sudah ahli dalam bidang sosiologi membuat aku sangat antusias mengikuti perkuliahan yang dia ajarkan. Seperti hari ini, beliau lagi mengajar dan sedang membahas isu sosial paling abadi di setiap Negara, yaitu Kaya dan miskin.


“ingat ya, dalam ilmu sosiologi tidak semua orang bisa kaya, pasti ada saja sebagian di masyarakat kita yang miskin. Jadi itu seperti takdir yang tak terbantahkan, ada putih ada hitam, ada baik da nada juga yang jahat. Tapi pertanyaannya, diantara si kaya dan miskin siapa yang jahat dan siapa yang baik? Ada yang bisa kemukakan pendapatnya?” Prof. Darmo melempar pertanyaan.


Aku berani mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari beliau.


“Yaak, Anne. Silahkan..”


“Makasih Prof atas kesempatannya. Menurut hemat saya sudah pasti yang jahat itu yang miskin, karena terbukti kebanyakan criminal di masyarakat kita dilakukan oleh orang seperti itu atau setidaknya alasan mereka melakukan kejahatan tersebut ya karena masalah ekonomi. Ini sejalan dengan teori lambrosso, kalau orang jahat bisa dianalisis dari bentuk wajah dan status ekonominya. Jadi menurut saya yang jahat pasti yang miskin” aku menjawab pertanyaan dosenku dengan semangat karena aku punya dasar yang kuat.


“Hahahaha. Jawaban yang masuk akal, tidak salah, tapi bisa dibilang jawabanmu kurang memahami substansi yang saya ajarkan selama ini”


Semua anak-anak seruangan ini langsung diam dan bingung, karena jujur ini adalah kelas yang dihuni oleh orang-orang kaya seperti aku. Mungkin mereka masih kaget kenapa dosennya membantah pernyataanku yang sebenarnya sangat relevan dengan kehidupan masa kini.


“orang kaya dan orang miskin bisa ambil bagian yang sama dalah hal kejahatan dan kebaikan. Soal kejahatan, oke jawabanmu mungkin ada benarnya, tapi apa kalian tidak merasa jika orang kaya lebih parah jika melakukan kejahatan? Contoh… orang miskin kalau mencuri ya pasti skalanya kecil atau paling banyak puluhan juta, dampaknya si miskin ini akan babak belur dan pasti masuk penjara. Tapi kalau si kaya mencuri, dia akan ambil uang sekian miliar atau sampai menyentuh triliun dan apa yang terjadi selanjutnya? Mereka bukan babak belu atau masuk penjara, tapi mereka mempunyai pengikut” Prof. Darmo menjelaskan dengan seksama sampai semua anak disini manggut-manggut paham termasuk aku.


“lantas bagaimana kalau tindakan kebaikan? Sama seperti yang saya jelaskan diawal, skala kebaikan orang miskin mungkin kecil daripada yang kaya. Tapi bukan itu yang saya ingin ajarkan ke kalian, saya ingin bilang kalau tidak ada batasan mana yang kaya dan mana yang miskin, semuanya sama. Kalau melakukan apapun ya sama saja, bahkan menurut saya yang paling kejam ya orang kaya kalau melakukan kejahatan, orang miskin yaa hanya mikirin perut atau paling aneh ya mikirin selangkangan saja, hahaha” seisi kelas langsung tertawa dengan celetukan “selangkangan” yang Prof. Darmo lempar di sela-sela aktivitas mengajarnya.


Aku semakin penasaran dengan pelajaran yang satu ini, aku berencana untuk menemui beliau saat kelas usai dan diskusi lebih lanjut mengenai kaya dan miskin ini.


Akhirnya kelas sudah bubar dan segera aku susul Prof. Darmo ke ruangannya. Aku tidak memperdulikan teman-temanku yang ngajak untuk nongkrong, karena aku kalau sudah penasaran apapun aku lakukan. Akhirnya aku tiba di depan ruangan Prof. Darmo. Aku bernafas panjang agar tidak nervous dan..


TOK TOK TOK..


“Masuk” kata Prof. Darmo didalam


Kreeekkk..


“Selamat pagi prof, maaf kalau mengganggu. Hehe” kataku membuka pintu dan senyum tidak berdosa kepada dosenku itu.


“Oh anne, silahkan duduk ne. ada apa” kata Prof. Darmo yang menawarkanku duduk di ruangannya. Kulihat Prof. Darmo sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.


“Iya Prof”


“Gimana? Ada yang bisa saya bantu”


“Eh ayahmu gimana kabarnya” tanya Prof. Darmo


Hmmm ayah ini banyak sekali kenalanannya, jadi heran aku. Seolah-olah aku selalu berada di dalam baying-bayang ayah selama ini.


“Baik prof, ayah baik-baik saja”


“Gini prof, saya tertarik untuk diskusi mengenai pembahasan kaya dan miskin yang Prof. Darmo tadi ajarkan ke saya” kataku langsung saja biar tidak terlalu lama


“Iyaa. Gimana, apa yang inging kamu tanyakan” tanya Prof. Darmo


“begini prof, mungkin tidak karakter orang kaya dan orang miskin ini tertukar?” tanyaku


“hmmm. Menarik, selama saya melakukan penelitian langsung ke masyarakat kasus tersebut jarang terjadi. Tapi jika memang itu terjadi itu bisa jadi membahayakan status orang kaya itu sendiri”


“Maksudnya Prof”


“Jadi begini, mungkin kamu akan bisa menghadapi 1 orang miskin dengan pemikirin yaa seperti itulah, tapi jika kamu menghadapi 1 orang miskin dengan pemikiran orang kaya, pilihannya Cuma 2, dia juga jadi kaya atau dia ngajak yang lain untuk berontak” jelas Prof. Darmo


“Berontak bagaimana”


“Jangan remehkan sekumpulan orang bodoh yang melakukan pemberontakan. Gampangnya gitu ne”

Aku masih bingung dengan inti pembicaraanku dengan dosenku ini. Seolah dia membela yang miskin dan menyalahkan yang kaya. Tentu aku sedikit tersinggung karena aku bagian dari yang kaya itu. jadi aku putuskan tanya lagi.


“lantas inti dari ini semua apa Prof?”


“intinya ya kita tetap harus mawas diri dan untuk tidak semena-mena terhadap yang lemah dari kita. Mungkin kita ini orang-orang yang kaya tidak bisa membantu secara finansial, karena agak sulit yaa. Tapi yang paling penting itu yaa kita harus bisa bersikap adil dan tidak semena-mena, agar itu tadi. Erupsi sosial tidak terjadi. Dimana orang miskin muak dengan sikap orang kaya alih-alih muak karena dia miskin” jelas Prof. Darmo.


Flashback Off


Aku membuka mataku dan kembali melihat langit-langit di kamarku. Aku semakin penasaran dengan apa yang aku ingat tadi pas masih kuliah, apa benar orang kaya dan orang miskin ini bisa diadu atau tidak sengaja beradu sendiri karena sama-sama berpikir tentang sesuatu yang berbeda. Mungkin bisa jadi kerusuhan 98 terjadi lagi, tapi masa di jama seperti sekarang terjadi lagi.


Aku terus bermain dengan pikiranku sendiri. Sebenarnya masa bodo juga mau itu terjadi, tapi jika pelopornya si Asep, itu yang akan jadi masalah. Aku tidak mau itu terjadi, apalagi jika sampai merembet ke orang-orang penting di negeri ini. Bisa hilang dan dibunuh itu anak.


Asep ini orangnya tidak mau selangkangan, terus dia punya pendirian yang teguh. Mungkin aku tawarin saja dia sebuah pekerjaan yang bisa mengubah hidupnya dan bisa membuatnya berpikir searah denganku. Hitung-hitung mengurangi resiko kaya vs miskin. Meskipun sekali lagi kalau diadu ya tetep yang miskin kalah, tapi aku tidak bisa membiarkan itu terjadi saat Asep berada di pihak miskin. Aku harus mengajaknya untuk kaya dan berpikir seperti kami, para orang kaya.


Iya, itu sekarang rencanaku kedepannya. Aku harus berpikir dengan cara apa dia bisa langsung kaya dengan instan tanpa perlu apapun. Tiba-tiba aku teringan tentang media sosial, aah aku ada cara, kenapa tidak buat sensasi saja di media sosial terus tinggal mengarahkan Asep untuk mengelola semuanya. Kuraih HPku dan segera mengetik nama Asep, kupanggil dia..


“Halo. Asep”


“kamu ingin kaya tidak?”


Tunggu dulu, aku bisa manfaatkan ini buat dekat dengannya, waah encer sekali otakku haha. Well satu hal yang harus kusingkirkan itu ya si SUGE itu. aku tidak mau bersaing terang-terangan dengannya untuk memperebutkan Asep, jadi aku pikirkan cara lain khusus si SUGE itu. jadi sekarang aku hanya focus ke Asep dan mengarahkan dia untuk bergabung ke kongsi para orang kaya.


Aku paham ini mungkin agak berat, apalagi kalau ayahku tahu soal ini, tapi tidak apa-apa. Soal ayahku nanti lah aku bisa ngomong sama dia soal rencanaku, yang terpenting sekarang menyelamatkan Asep dari lingkaran setan antara kaya dan miskin. Asep, kamu memang orang paling beruntung di dunia ini, mungkin kita ditakdirkan untuk bertemu sehingga kita bisa mawas diri tentang situasi yang kita alami sekarang, ketakutanku soal miskin vs kaya. Dan kesedihanmu soal kehilangan orang yang kamu cintai di dunia ini.

- Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd