Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Miskin Vs. Kaya

Menurut pembaca disini, Asep cocoknya berpasangan dengan siapa?


  • Total voters
    484
Status
Please reply by conversation.
baru selesai marathin baca ceritanya, bagus banget hu
 
Terimakasih om sudah apdet, meskipun beda nama ts tapi sangat mirip banget (kode turunan atau digigit, miskin, bangkit, balas dendam, keturunan orang kaya,, dan tokoh bayangan dibuat mati he he) penasaran endingnya seperti apa, terimakasih pasti dipantengin
 
Waduh parah nih, dimatiin semuanya ....... wah Asep bakal menggila ini....... jangan jahat jahat ya Sep......balas ke beberapa orang saja yang sudah ngehina lo wkwkwkwkwk
 
baru selesai marathin baca ceritanya, bagus banget hu
 
Get Some Money


3cce0a1376425347.jpg

Fanda Ghasani

-----
Perkenalkan, namaku Fanda Ghasani. Umurku sudah memasuki usia 30 tahun, usia yang seharusnya sudah cukup matang dalam mengambil keputusan apapun. Tapi sayang, sepertinya aku memilih sesuatu yang cukup fatal dalam hidup ini. Aku memilih suami yang kurang perhartian denganku, ya aku akuin dia bekerja sangat gila untuk memenuhi kebutuhan materiku, tapi dia lupa kalau aku juga butuh kebutuhan biologis.


Aku rajin nge-gym ke kota untuk membentuk tubuhku, bukan untuk berorot tapi lebih ke langsing dan seksi. Kulakukan agar dilirik suamiku, ya memang berhasil tapi lagi-lagi timbul masalah baru, dia “mainnya” hanya sebentar. Apa masalah orang kaya seperti aku dan orang lainnya adalah sex? Aku tak tau lah. Di circle-ku para istri-istri ini puas dengan suaminya. Ya aku manut saja bilang hal yang sama meskipun itu sebuah kebohongan.


Suamiku bekerja sebagai kepala dinas sosial di kota sana, sementara aku disini meminjamkan uang kepada siapa saja yang butuh, ya jangan sebut aku rentenir ya.. karena bunganya tidak besar dan juga tidak kecil, intinya sedang lah. Oh iya hamper lupa, aku juga sudah punya anak. Usianya sekitar 1 tahun gitu. Ya jangan kira, suamiku mainnya sebentar tapi spermanya tetep nyolong masuk, ya jadilah anak kami lahir ke dunia ini.


Aku mendengar berita kalau Astutik meninggal, aku kaget bukan kepalang dong. Bukan karena suaminya juga ikut meninggal atau cerita-cerita pilu proses meninggalnya mereka. Bukan itu semua, melainkan uang ia pinjam beberapa bulan lalu, memang nominalnya tidak besar tapi itu cukup untuk membelikan susu anakku selama sebulan penuh. Kudengar Astutik memiliki satu orang anak, yang otomatis anak tersebut menjadi ahli warisnya. Sebaiknya aku ke desa sebelah untuk menagih hutangnya, daripada Astutik berat menanggung beban di alam sana, mending aku tagih aja uangnya, ya kan?


Aku segera berpakaian rapi untuk pergi kerumahnya, aku menggunakan gaun hitam dan aku tutupin jaket agar ketiakku tidak kemana-mana, aku berdandan seadanya saja. Aku tidak ingin lama-lama disana, aku menyuruh babysitter untuk menjaga anakku sebentar dan pamit ingin pergi ke desa sebelah. Tak lupa aku juga pamit ke suamiku melalui via telp. Dia mengijinkan karena nanti sora dia berangkat ke luar kota untuk menghadiri rapat koordinasi penanganan bencana alam di provinsi yang kami tinggalin sekarang.


Naik mobil apa sepeda ya? kalau mobil agak ribet sih, tapi aku tidak kepanasan. Kalau sepeda lebih praktis tapi aku kepanasan. Kulihat jam tangan mahalku yang terpasang di pergelangan tangan kiriku. Oh, masih jam 10 pagi. Mending aku naik sepeda aja kali ya biar praktis. Tempatnya juga tidak jauh, hanya desa sebelah.


Kunyalakan motor Scoopy berwarna putih. Baru aku beli beberapa bulan lalu untuk menunjang aktivitasku menagih hutang, tapi bukan aku sih yang nagih. Aku nyuruh orang saja untuk menagihnya karena aku rishi menghadapi orang-orang miskin itu. Tapi untuk kali ini aku berani nagih sendiri karena aku bosan di rumah terus, main hp, liat youtube dan lain-lainnya. Jadi aku inisiatif untuk menagihnya sendiri.


Kata orang yang sering aku suruh untuk menagih hutang, rumah astutik ini adalah rumah yang paling jelek se desa. Tempatnya juga agak jauh dari rumah-rumah tetannganya. Ya aku tidak kaget karena orang miskin biasanya terasingkan, salahku? Ya tidak dong. Salah masyarakat itu sendiri membedakan kasta orang atau bahkan lebih parahnya menganggap yang miskin seperti penyakit. Aku hanya berusaha agar tidak miskin dengan menjalankan bisnis “Bunga” ini.


Kupacu terus sepeda motorku, menelusuri desa untuk menemukan rumah Astutik. Tentu saja tidak butuh lama untuk menemukan rumahnya dan aku kira rumahnya tidak sejelek orangku bilang itu. masih layak huni meski beberapa materi rumahnya butuh di renovasi. Baiklah, buat semuanya cepat. Semoga Astutik meninggalkan harta warisan yang lumayan sehingga dapat membayar hutangnya.


Aku berlajan mendekat ke rumahnya, ada sedikit janggal sih. rumah ini sepi sekali, biasanya kan kalau ada orang yang meninggal para tetangganya gotong royong berkumpul disini atau apapun itu, tapi ini malah sepi melompong. Parah sih masyarakat di desa ini menanggapi keberadaan orang miskin.


TOK…TOK…TOK…


Aku ketuk pintunya untuk mencari tau apakah ada orang didalam. Sejenak kemudian aku mendengar suara langkah kaki mendekat dan juga mendengar suara kunci pintu dibuka.


CEKRREKK


“Maaf, Anda siapa?” kulihat seorang pemuda tinggi tegap membukakan pintu. Wow tinggi juga nih anak. Rambutnya sedikit keriting dan warna kulitnya sawo matang dengan sedikit gelap. Ya tidak salah lagi, dia adalah anaknya Astutik.


“Fanda, Ibumu punya hutang kepadaku. Jadi aku mau nagih atau minta kejelasan soal uangnya” kataku menjelaskan dengan lugas dan tak lupa juga melempar senyum manis.


Pemuda ini memandangiku seakan menelenjangiku. Haah, klasik, sungguh klasik. Orang miskin terkejut liat wanita cantik seakan tidak pernah melihat wanita seumur hidupnya. Aku tidak rishi tapi aku males saja mendapat tatapan seperti itu.


Pemuda ini menyuruhku masuk untuk mengambil uangnya. Hmmm, benar dugaanku. Astutik meninggalkan warisannya pada anaknya ini. Akhirnya hari ini aku cairan uang, mungkin aku jelaskan nanti soal bunga yang harus ia bayar pas didalam saja.


Aku masuk kedalam rumahnya, didalam aku melihat perabotan rumahnya sedikit, yang ada hanya kursi kayu yang sudah using, lemari buat menyimpan perkakas seperti piring dan cangkir juga usang. Foto yang tertempel di dindingnya pun ya seadanya. Jelek liat fotonya yang menempel didinding yang tidak sempat keluarga ini kuliti, ya hanya batu-batu gitu dindingnya.


Aku langsung duduk tanpa dipersilahkan pemilik rumahnya. Ya masak aku berdiri terus di rumah ini. Aku cium juga aroma rumah ini agak sedikit bau ya, Sigh. Aku ingin cepat pulang kalau seperti ini. Aku mengeluarkan HP untuk membuang rasa bosan menunggu. Aku duduk menghadap pintu rumah ini, sehingga membelakangi kamar yang dimasuki pemuda itu. aku mendengar langkah kaki mendekat. Akhirnya uangku… aku menoleh untuk melihat pemuda itu..


BUUGGHHHH……


Aku tersungkur, kepalaku pusing sekali, mataku mulai memejam menghitam, sedikit demi sedikit.. hitaaaammm…


Aku mencoba membuka mataku lagi, kepalaku pusing, ditambah telingaku sakit mendengar suara CUIIINNNGGGGGGGGGG.. aku lawan rasa sakit itu dan mencoba membuka mataku lagi. Samar-samar aku melihat ruangan sekitar saat mataku mulai terbiasa dengar sinar lampu ini.


Aku langsung panik saat merasa kedua tanganku terikat dengan posisi tanganku terangkat keatas, kakiku juga terikat. Aaah leherku nyilu sekali, berapa lama aku pingsan dengan posisi terikat berdiri seperti ini. Aku coba mengingat apa yang terjadi sebelumnya dan akhirnya aku ingat ada yang memukulku memakai kayu pas di area pelipis mataku. Aaah anak itu yang melakukannya.


“TOLONG….TOLONG…TOLONGG…” aku teriak meminta tolong agar ada warga yang menolongku.


Tapi bukan pertolongan yang datang, anak bangsat itu datang kedalam kamar entah kamar siapa ini. Aku agak sedikit ketar ketir melihatnya, matanya sangat berbeda dengan mata yang aku temui di awal tadi.


“Sssttttttt. Jangan teriak atau pukulanku tadi kurang keras untuk melukai wajahmu yang mulus ini” dia berkata sambil mendekatiku dan akan mengelus wajahku, ciih aku langsung buang muka saat dia mengelus pipiku.


Dia berhenti mengelus-elus pipiku dan aku yang sadar segera melihat apa yang dilakukan pemuda ini. Pemuda ini terus memandang sesuatu di tubuhku. Aku tatap wajahnya karena ingin tau apa yang ia lihat. Astagaaa… Jaketku? Dia melepas jaketku. Ketiak mulusku langsung terpangpang bebas dan diliat oleh pemuda ini.


“Well, kamu jangan khawatir, aku tidak akan menyakitimu. Aku terpaksa melakukan ini karena muak denganmu saja. Mungkin dengan begini kamu akan berusaha memahamiku” dia menjauhiku dan duduk di kursi yang pas berada di diepanku. Lagian dia bicara apa sih njing? Tidak jelas banget.


“Lepaskan aku brengsek, jangan sampai kamu tau aku ini siapa? Suamiku orang berpengaruh di kota ini. Kamu lagi dalam masalah berurusan denganku” aku coba menggertaknya


“Oh gitu, hmmmm.. ya sekalian jelasin ke suamimu beberapa foto dan video ini” dia menunjukkan sebuah videoku lagi bugil dan fotoku juga bugil. Entah di setting atau seperti apa, lukaku disana ia tutupi dengan selimut dan posisiku disana seperti habis bersenggama dengan orang lain. Oh sial, aku terjebak dalam masalah.


“APA MAUMU? KAMU UANG? ATAU HUTANG IBUMU LUNAS” kataku meninggi membentak dia.


“Wow wow. Jangan berteriak, nanti kedengaran tetangga dan kita digerebek. Hehehe” dia malah tersenyum dengan ini semua. Anjing..


“CUIH.. Dasar anak brengsek” aku meludahinya dan pas mengenai hidung dan pipinya.


“Ckckck.. jadi begini kultur orang kaya? Bertindak kurang lebih sama dengan orang miskin? Mana yang katanya orang kaya itu sopan santu, kultur yang baik di masayarakat dan hal-hal positif lainnya” dia menjawab dengan tenang sembil mengelap ludahku dengan tangannya.


“orang kaya atau orang miskin akan melakukan hal sama jika situasinya seperti ini brengsek. Lepasin aku” aku mencoba berontak untuk melepas kan ikatanku ini.


Pemuda tersebut langsung berdiri menghampiriku dan mendekat, lebih dekat lagi. aku benar-benar mulai takut dengan apa yang ia lakukan selanjutnya. Dia mendekatkan wajahnya ke arah mukaku.


“kalu begitu, tidak apa-apa dong menikmati hal yang orang kaya nikmati dengan situasi seperti ini” katanya dengan senyum mesum melihat kedua ketiakku.


“kumohon, lepaskan aku… hutang ibumu aku anggap lunas.. Hiks..” nyaliku langsung ciut saat dia bilang seperti itu. tapi dia tidak mengindahkan perkataanku.


Slurrppppphhhh….Slurrrppp…Ceekkceekkkkk….


“OOOOOHHH AAAHHH” Aku tidak bisa menahan eranganku yang otomatis keluar dari mulutku saat dia menjilat lahap ketiak kiriku. Respon tubuhku berbeda dengan respon otakku. Tubuhku tidak menolak tapi otakku menolak.


Slurrppppphhhh….Slurrrppp…Ceekkceekkkkk….


Slurrppppphhhh….Slurrrppp…Ceekkceekkkkk….


“Aaahh sakit, sakit….” Anak ini menggigit ketiakku, ya tentu sakit lah.


Aku mulai melayang tinggi, aku tidak pernah diperlakukan seperti ini seumur hidup. Badanku serasa lemas, aku hanya bertahan dan terus berusaha berdiri pada seutas tali yang menjulur keatas. Anak ini sangat lahap mencumbu ketiakku. Aku sempet mikir apa dia itu tidak rishi.


Aku yang masih merem melek tiba-tiba merasa cumbuan itu selesai, saat aku membuka mata tiba-tiba dia ingin menciumku. Tentu aku menolak, karena aku masih belum sampai pun- eh maksudku harga diriku tinggi.


Dia kembali menjilat dan mencubu ketiakku dengan ganas.


“Oouugghhhh.. aaaahhhhh… ssshhhhhh aaaahhhhh” aku menyerah, ini terlalu menggelitik dan enak sekali. Nafsuku mulai naik dan seakan berpikir, tidak apa-apa lah aku dilecehkan asal aku bebas nanti.


Tiba-tiba HP di kantongnya berbunyi. Dia melepaskan ketiakku dan mengambil Hp.nya didalam sakunya. Dia melihat layar dan melihatku dengan isyarat untuk tidak berisik dengan jari telunjukkan ia letakkan didepan bibirnya.


“Halo…” dia menjawab dan kembali melihat ketiakku


“Iyah, kamu gausah kesini. Aku lagi males nerima tamu” dia mulai mendekat ke ketiakku lagi.


Slurrppppphhhh….Slurrrppp…Ceekkceekkkkk….


“lagi makan buah-buahan. Tadi tetangga samping desaku ngasik”


Anehnya aku menahan eranganku seolah-olah aku patuh pada perintahnya. Ada rasa aneh saat aku menahan erangan ini, seperti aku lagi selingkuh dengannya. Padahal dia sedang menyekapku dan mungkin aku sebentar lagi diperkosa.


Slurrppppphhhh….Slurrrppp…Ceekkceekkkkk….


Aku sudah tidak tahan lagi, dibawah sudah basah juga. Jago bener nih anak membuatku ON ditengah pemaksaan yang ia lakukan. Entah itu reaksi tubuh secara alami atau seperti apa. Aku tidak paham, aku serasa mau terbang.


“Yasudah nanti kutelpon lagi” Akhirnya pemuda itu selesai menelpon justru membuatnya ganas menjilati ketiakku


“ooohhhh…aaaahhh…uuuuuugggghhhh…”


“Aku nyampek…aakkkuhh nyaammm…aaaahhhhhh” tubuhku bergetar hebat mendapat orgasme pertamaku. Sialan, dia mendapatku hanya dengan menjilat ketiakku.


Nafasku ngos-ngosan dengan apa yang terjadi. Aku seolah pasrah dengan apa yang aku rasakan tadi. Benar-benar nikmat, bahkan lebih nikmat dari persenggamaku dengan suamiku. Huuuh ini tidak adil. Kulihat anak tersebut duduk kembali dan membersihkan sisa-sisa air liurnya.


“Jadi berapa hutang ibuku?” katanya melihatku dengan tenang. Kini dia sudah bisa menyandarkan tubuhnya dengan santai.


“2 juta” kataku


“hanya 2 juta, kamu sampai rela menagihnya disaat aku masih berkabung? Hahaha. Orang kaya mah bebas” dia menertawakanku dengan kalimat sinis.


“A-aku melakukan itu supaya ibumu tenang di alam sana. H-hutang kan bisa menghambat dia di alam sana” kataku membela diri


“BACOTTT!!! Kamu hanya memirkirkan dirimu sendiri dan uangmu itu kan?”


“JAWAAAB!!”


Aku kaget bukan kepalang saat dia meloncat kearahku dan mencekik leherku. Aku mulai takut lagi dengan situasi ini, yang tadinya horni sekarang musnah seketiak.


“M-M-Maaf.. Uhuk..Uhuk..Uhukk” dia melepaskan cekikannya setelah aku bilang maaf.


Hiks..hiks..hiks..


“kalian enak orang kaya bisa melakukan apapun, kami orang miskin bisa apa? Kami hanya mau hidup tenang menjalani takdir kami dengan tenang. Tapi kalian datang selalu mengganggu dan menghina kami. Hiks..hiks..hiks” kini kulihat anak tersebut menangis tersendu-sendu bercerita soal hidupnya. Bener, orang ini psikopat. Dia memang psikopat. Aku makin panic dengan situasi ini.


“hehehe..… Maaf soal dramanya, biasa.. terbawa suasana. Kita balik lagi ke hutang ibuku. Aku bisa bayar itu semua dengan mencicil atau aku bisa bayar pakek ini” tanpa ragu Anak tersebut mengeluarkan kemaluannya yang seperti monster itu.


“AAAHHH” aku langsung memalingkan wajahku karena tidak ingin melihatnya. Benar apa yang aku kira, aku akan berakhir diperkosa hari ini. Ysng aku pikirkan sekarang adalah nasibu suami dan anakku. Aku merasa gagal menjadi istri ataupun ibu yang baik. Aku mulai menyesal datang ke rumah ini untuk menagih uang yang tak seberapa itu.


Pemuda itu mendekatiku dan masih membiarkan kemaluannya bergelantungan bebas. Ekor mataku melihat sekilas benda itu jumbo atau sangat jumbo. Mungkin jari-jariku tidak bisa mengepal batang besar itu.


“Aku masih penasaran sama satu hal, rasa vagina orang kaya itu seperti apa? Bolehkah aku mencobanya?” Baiklah, pemuda ini benar-benar melecehkanku seperti seorang pelacur.


Dia jongkok dan berusaha membuka celana yang kukenakan. Aku tidak bisa melawan lagi, karena ikatannya di tangan dan kakiku sangat kuat. Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi selanjutnya. Aku berharap ada keajaiban datang meski itu tidak mungkin.


Aku sebisa mungkin mengapit kedua pahaku agar dia tidak bisa memaksaku untuk melayani nafsu bejatnya. Tapi sudah terlambar, pahaku sudah dipegang dengan kedua tangannya yang berotot itu. dia hanya senyum melihatku dan tanpa aba-aba kepalanya langsung tenggelam ke pangkal pahaku.


Sluurrrrppppp…slruuupppp…slurrppppppp….aaaaaahhhhhh


Gila, dia melahap kemaluanku sampai habis, aku sampai merinding tak karuan dibuatnya. Rasanya tidak ada rasa jijik dibenaknya karena aku lupa mencukur bulu kemaluanku.


“AAAHHHH….UUUUHHHHH…DUUUUUHHHH” desahan dan erangan otomatis keluar dari mulutku. Aku sudah tidak tahan lagi dengan perlakuannya itu.


Sluurrrrppppp…aaaaahhh


slruuupppp…aaaaahhh


slurrppppppp….aaaaaahhhhhh


dia menjilat-jilat kemaluanku seperti eskrim, aku sudah menyerah. Aku merenggangkan kedua pahaku agar akses yang ia mau terbuka dan tidak ada halangan. Kepalaku hanya geleng-geleng nikmat merasakan jilatan demi jilatan yang ia lakukan. Sialan, aku menikmati apa yang ia lakukan, bahkan aku tidak tau namanya.


AAAAAAHHHHHHHHHHH


Badanku bergetar hebat. Aku sekali lagi merasakan surganya dunia. Aku meraih orgasmeku untuk kedua kalinya. Kali ini dia bangkit sejajar denganku, kulihat banyak lelehan lender di area bibirnya, seperti habis ngiler saat tidur. Aku coba tatap wajahnya dan memberikan kode untuk melanjutkan apapun yang bisa membuatku melayang seperti tadi.


Dia melorotkan celananya, kulihat penisnya sudah mengacung keras seperti tiang mercusuar. Aku sedikit ngeri melihat besarnya yang tak normal itu. dia mulai mengarahkan dan mencari lobang kenikmatanku. Dia terus mencari dan mencari dengan menggesek-gesek.


Aaaah aku sudah tak tahan, ini,, ini lubangnya. Batinku sambil mengarahkan pinggulku untuk memberitahu lubang nikmatku.


BLLEEEESSSHHHH


HEEEEKKKKHHH….AAAAKKKKHHHH…


Keparat, dia langsung menghajar vaginaku dengan keras. Perih sekali rasanya, sepertinya vaginaku robek. Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penisnya mengocok vaginaku. Aku terengah-engah,


“Hah, hah, hah,..”


Pelukan kedua tangannya semakin erat ke tubuhku yang terikat dan spontan pula badanku mengejang seolah memberikan payudaraku yang masih rapi didalam sana. Semakin lama gerakan penisnya semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar. Bajingan tengik ini belajara dari mana sih.


Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. dia kemudian agak mengangkatkan badannya agar penis jumbonya masuk lebih dalam dan tanganku diraih oleh kedua tangannya sehingga telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan sodokannya dengan keras ke atas. Gila, dia paham kalau tanganku sakit menahan berat badanku. Posisi berdiri ini membuat tenagaku terkuras habis. Aku tidak sanggup lagi membawa badanku sendiri.


Dia semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut seperti orang memenangkan sesuatu.


Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dalam keadaan terikat dan berdiri. Kakiku sedari tadi membentuk simbol wajik untuk memberikan akses yang lebih kepadany. Kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya dia agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Eh tunggu dulu, aku hampir sampai uuuuuhhhhh.


AAAAAAHHHHHHHH


CROTTTTT….CRRROOOOOTTTTT….


Spermanya sudah keluar dan segera dia menekan semakin dalam penisnya, aku merasakan semburan spermanya mengalir deras seperti air mancur. Dia lalu mencabut penisnya dan duduk dikursi untuk istirahat, tampak dia masih terengah-engah sama sepertiku


Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, “Gimana, Fan? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya” dia masih tanya aku tidak apa-apa? bajingan


Aku sedikit kesal langsung menjawabnya “kamu akan bayar semua yang kamu lakukan kepadaku. Lihat saja nanti” Aku masih naïf kalau tadi sempat menikmatinya. Aku tidak mau harga diriku jatuh dihadapannya.


Vaginaku masih cenat cenut dibuatnya, spermanya juga memeleh diantara kedua pahaku. Aku ingin segera membersihkannya, tapi kurasa dia tidak mau melepaskan ikatannya.


Dia beranjak dari kursinya dan mencoba membuka ikatan yang mengikat tanganku. Ada apa lagi ini? Jangan-jangan dia minta ronde kedua. Aku masih bengong melihat wajahnya yang sibuk membuka tali ikatan itu, kulihat butiran keringat di lehernya. Bau badannya pun agak menyengat ala bau badan kuli. Hiihhh


AAAAWWWWW…


Aku langsung ambruk ke tanah dengan posisi duduk. Aku benar-benar lemas tak berdaya. Dan tetap, vaginaku tetap berdenyut nyilu karena ulahnya.


“Kau bebas, sana pulang. Uangnya nanti kamu ambil kesini lagi ya. Ingat! Kamu jangan macam-macam. Aku tadi merekam yang tadi” dia menjauh dan mengambil HPnya yang entah kapan diletakkan dan menghadap kearah kami.


Aku hanya termenung dengan nafas yang sedikit ngos-ngosan akibat pertempuran kami. Jujur, rasa takutku lebih besar video dan foto itu tersebar daripada ketahuan selingkuh oleh suamiku. Aku masih gamang dan terus menerka jalan hidupku kedepan seperti apa. Aku baru sadar kalau ada luka di pelipis mata kiriku. Sekarang terasa nyeri dan perih saat semua badanku kembali seperti semula.


“Sini aku obati lukanya” entah kapan orang ini datang membawa peralatan P3K. tiba-tiba dia jongkok dan membersihkan pelipisku yang terluka. Dia dengan telaten membersihkan lukaku.


“namku Asep” katanya berbicara sambil membersihkan lukaku


“aku minta maaf karena….”


PLAAKKK…


Aku jauhkan tangannya dari wajahku. Aku berdiri dan kembali memakai celanaku, jaketku juga kuambil yang kulihat terserak di atas kasur kamar ini. Aku masih kesal dan dongkol dengan perlakuannya kepadaku. Tapi aku tidak berbuat apa-apa selain marah dan kesal saja.


Aku langsung berjalan keluar kamar jahannam tersebut. Aku tidak percaya kalau hari ini aku diperkosa seorang laki-laki tanggung seperti dia. Saat aku mau membuka kunci pintunya, tiba-tiba pria yang bernama Asep pun memanggilku.


“Mbak..”


“Jangan berani macem-macem dengan saya. Semua bukti video dan foto ada di saya. Jadi saya bisa nekat jika kondisi saya terpojokkan” dia mencoba mengancamku lagi.


Aku tidak menghiraukannya dan keluar dari rumahnya. Aku langsung menghidupkan sepeda motorku dan langsung pulang ke rumah. Aku mau membersihkan badanku yang lengket ini, dan benar. Vaginaku masih cenat cenut tidak karuan, sialan.


- Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd