Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Cerita bu Rida g ada obat udah hehehe
 
Chapter 12 Mustika Dara : Sisi Sang Pemuas Birahi

Sisi


Aku adalah seorang perawat di salah satu RS terkemuka di kota ini, saat ini aku berusia 25 tahun berjalan ke 26 tahun. Di awal aku bergabung di RS ini, aku ditugaskan di klinik kebidanan & kandungan yang dimana terdapat dua dokter ahli kandungan yang menjadi atasanku yaitu dr. Budi dan dr. Yadi.

Setelah 6 bulan aku mengabdi di RS ini, ketika aku bertugas menjadi asistennya dr. Yadi ada di beberapa kesempatan aku menangkap basah dr. Yadi terperangah melihat kemontokkan tubuhku, sekedah informasi, tubuhku tak terlalu tinggi, memiliki toket yang lumayan berisi, dan bokong yang sekal dan padat.

Baju perawatku yang tidak diberikan sesuai ukuran tubuhku oleh RS karena mereka hanya memiliki stok lama, membuat tubuhku sangat terbentuk, sehingga ada di beberapa kesempatan beberapa perawat pria mencoba menggodaku dan hanya satu perawat pria yang pernah menyentuh bokongku dalam konteks bercanda yaitu mas niko, dia yang lemah gemulai bak wanita membuatku dan perawat wanita lain tidak terusik dengan kehadirannya bahkan dengan candaan dewasa dan keusilan tangannya dia.

Suatu ketika, aku dipanggil dr. Yadi yang meminta tolong untuk merapihkan ruang tindakan. Aku dengan sigap membersihkan ranjang diagnosa, lemari obat dan ketika aku menunduk untuk mengambil beberapa sarung tangan karet yang terjatuh.

Aku dibuat terkejut oleh dr. Yadi yang sudah berada di belakangku, sehingga ketika aku menegakkan badanku, bokongku menyenggol pinggang dan kontol dr. Yadi yang kurasakan sudah keras dibalik celana kain hitamnya.

“Eh pak, ngapain di belakang saya?!” tanyaku kaget

“Sus, maaf ya sebelumnya, saya akhir-akhir ini sangat mudah diselimuti hawa nafsu, apalagi saat melihat sus mengenakan seragam nan ketat ini” jelas dr. Yadi

Aku seketika memutar tubuhku yang langsung berhadapan dengan dr. Yadi

“Maksud bapak gimana?!” tanyaku yang diselimuti rasa takut

“Iya gini sus, saya minta sekali ini aja, kita begituan sus” jelas dr. Yadi sembari membuka resleting celana berikut celana dalamnya yang seketika mencuat kontol keras dr. Yadi

“Aihhh! Pak sadar pak! Kita lagi di RS pak!” ucapku terkejut diikuti dr. Yadi yang semakin merapatkan tubuhnya di depanku, aku seketika terpojok ke pinggiran ranjang diagnosa

“Please… kali ini aja sus, dan saya janji gak bakal lama” pinta dr. Yadi

“Taa…tapi pak” ucapanku terpotong karena dr. Yadi menyerang bibirku

“Hmmm ummm” suara ciuman kami dan aku masih berusaha melepaskan ciuman ini

Kurasakan dr. Yadi mulai memegang toketku yang masih tertutup baju dinas, ia meremas kecil di kedua toketku, lalu tangannya menggerayangi tubuhku hingga ke bokong.

Ia melepaskan ciumannya dan berkata “Montok banget kamu sus”

Melihatnya yang sudah lengah karena terkagum melihat tubuhku, aku lalu mendorongnya hingga ia menabrak besi horden diagnosa

“duh” ucapnya

Aku langsung lari ke pintu hendak keluar, tapi ternyata pintu ini di kunci

Kurasakan kedatangan dr. Yadi yang sangat cepat dan langsung memelukku dari belakang

“Ahhh pak!! Lepasin saya!!” pekikku

“Teriak sesukamu sisi, tidak akan ada yang mendengar, daripada teriak, mending kamu mendesah saja” ucap dr. Yadi yang dengan sangat kuat menarik tubuhku kembali ke ranjang diagnosa, ia lalu mengangkat tubuhku dan meletakkanku terduduk di pinggir ranjang diagnosa, kulihat beliau sudah tak bercelana dan kontolnya sudah mengacung keatas dengan keras.

“Aduh pak, nyeri tau bokong saya dibanting” keluhku

dr. Yadi dengan kasar membuka baju perawatku berikut celana perawat yang kukenakan. Kini hanya tersisa jilbab, bra dan cd krem yang kukenakan.

“Luar biasa sekali tubuhmu sisi” ucap dr. Yadi takjub

“Pak ingat anak istri pak” ucapku berusaha menyadarkannya

“Istri saya sudah meninggal, anak saya gatau kemana, udaaah pasrah aja kamu, gausah nasehat-nasehatin saya!” bentak dr. Yadi

Ia segera membuka bra ku yang membuat toket ku menggantung dengan indah di hadapannya, ia tak tinggal diam, langsung menyomot putingku kanan dan kiri bergantian

“Sssh pak” lenguhku tertahan

Mulutnya yang masih sibuk menghisap putingku tak membuatnya fokus pada satu titik, tangan kirinya mengangkat bokongku dan tangan kanannya berusaha melepas cd kremku.

Kini terpampang meki dengan bulu lebatku, dan hanya tersisa jilbab putihku saja

dr. Yadi lalu menyuruhku untuk sedikit mundur dan mengangkang dengan kedua kakiku bertumpu pada pinggir ranjang diagnosa

Meki ku yang terbuka merekah tak dianggurin oleh dirinya, ia menggesek jari tengah kasarnya yang bertekstur ke belahan mekiku

Yang seketika membuatku mengigit bibir bawahku karena kegelian dan rasa nikmat tak tertahankan

“Sssh paaak geliii” lenguhku yang masih gengsi

Mulut dan jari dr. Yadi makin aktif dan aku mulai bergetar karena kurasakan gelombang orgasmeku akan segera tiba

Aku yang mulai menikmati permainan mulut dan tangan dr. Yadi hanya bisa menutup mata, mendongakkan kepala keatas dan nafasku terengah-engah

Pejaman mataku seketika terbuka ketika merasakan ada daging keras dan hangat yang menggesek bibir mekiku

“Aih pak” pekikku yang terkejut melihat dr. Yadi yang mulai memposisikan kontol kerasnya untuk masuk ke mekiku

Mendengar pekikku, dengan kasar dr. Yadi menghentakkan kontolnya dan “blesss” kontolnya kini sudah berada dalam mekiku

“Ohhhhhh pak nyeri” lenguhku yang merasakan nyeri teramat sangat di rongga mekiku ketika kontol dr. Yadi merangsek masuk

“Ahhh hangat sekali memek kamu sisi, kamu udah gak perawan ya? Dasar bocah nakal! Sok sok nolak padahal udah jebol” racau dr. Yadi sembari ia memaju mundurkan pinggulnya untuk menyodokkan kontolnya di dalam mekiku


Sepuluh menit dr. Yadi menggenjotku dan aku mulai menerima keadaan

Lalu kami dikejutkan dengan suara ketukan pintu dari luar

“Dookk… ada di dalam kah?” kudengar suara manda, perawat yang baru join di RS ini berusaha memanggil dr. Yadi

Kami berdua terdiam tapi kontol dr. Yadi masih terus menggenjot mekiku dengan tempo lambat.

“Saya mau pinjam jarum suntik dooook, kalau dokter adaaa?” pekik Manda sekali lagi bertanya

“Yaudah nanti aja dok manda balik lagi” ucap manda yang tak mendapat jawaban apapun dari dalam ruangan

Ketika sudah dipastikan manda telah pergi, dr. Yadi mempercepat kembali genjotan kontolnya yang seketika membuatku menggelinjang diikuti semburan cairan cintaku

“Ohhh ohhh sempit dan hangat sisi memek kamuuuu” racau dr. Yadi merasakan cairan cintaku melumasi kontol kerasnya

“Sisi ohhh sisiiii, bapak gakuat lagi sisiiiii” racau dr. Yadi yang seketika melepaskan kontolnya dan “crooot crooot crooot” ada sekitar 3 semburan peju dr. Yadi mendarat diatas perut dan memekku

“Dih lemah banget si tua bangka satu ini, tapi ga apa deh, yang penting cepet beresnya” batinku

Itu adalah momen kali pertama dr. Yadi menjamahku dan menyetubuhiku. Kami sering curi-curi kesempatan untuk memuaskan hasrat hewani kami di RS ini dan ada beberapa kali niko menangkap kami yang tengah berpacu kenikmatan, tapi kami tidak peduli dan berujung pada niko yang juga mulai bodoamat dengan perilaku kami.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd