Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

sayang flashback aliyah berhenti hehe, padahal seru keknya cerita perselingkuhan dia
 
Chapter 18 Mustika Dara : Gairah yang tak Tersalurkan

-Masa Kini-

Dara

Sudah setahun aku meninggalkan rumah dan aku sudah bekerja di sebuah perusahaan manufaktur di kotaku, walaupun aku harus memulai karirku dari bawah sebagai operator karena hanya mengandalkan ijazah SMA ku, tapi aku sangat bersyukur hasil keringatku bisa bermanfaat untukku dan untuk kedua adikku. Kini, Hana yang sudah mulai berkuliah tidak lagi tinggal di rumah abi, ia memutuskan untuk tinggal di kos-kosan yang tak jauh dari kampusnya.

Berhubung kampus Hana tak jauh dari kantorku, sesekali hana datang ke kosku untuk sekedar bercerita tentang kehidupan kuliahnya dan bercerita tentang randi yang justru semakin betah di rumah dengan “Umi baru” nya tapi aku masih belum ada kesempatan untuk main ke kos Hana selama setahun ini karena kesibukan bekerja ku yang lumayan menyita waktu, membuatku hanya bisa istirahat saja di akhir pekan.

Suatu hari ketika aku mendapat izin untuk cuti, aku memutuskan untuk mengajak Hana berkeliling kota maka dari itu aku akhirnya dapat mengunjungi hana di kosnya. Setelah mutar-mutar mencari alamat, akhirnya aku dapat menemukan kos Hana.

“Assalamualaikum, hanaaa?” ucapku sembari mengetuk kamar hana

“Wa’alaikumsalam kak, nyasar yak? Hehe” jawab hana sembari membuka pintu kamarnya dan mempersilahkanku masuk

“Iya han, mutar-mutar kakak nyari kosan mu ini, haaah lelahnyaaa” ucapku sembari duduk di ranjang hana

“Hehe istirahat dulu kak, aku mandi dulu yaa” ucap hana menuju kamar mandi dalamnya

Aku melihat sekeliling kamar hana yang super aesthetic ini, ada beberapa foto terpajang di dinding kamarnya, mulai foto kami kecil hingga foto hari kelulusannya di pondok pesantren. Aku lalu melihat ke meja belajarnya, ada sebuah deodoran, aku bermaksud ingin mengenakannya di tubuhku karena tubuhku udah beraroma asap dan debu jalanan selama perjalanan menggunakan motor tadi.

“Haaan, kakak minta deodoranmu dikit yaaa” ucapku meminta izin

“Ha? Oh iya ya kak, pake aja jangan sungkan” jawab hana

Aku lalu membuka deodoran tersebut dan mengenakan nya ke kedua ketiakku, ketika aku meletakkan kembali deodoran tersebut, ada sesuatu yang jatuh dari balik tumpukan buku pada meja belajar hana.

Ketika aku hendak mengambilnya, aku dibuat heran karena bentuknya yang tak biasa, benda tersebut berbentuk silinder panjang, seperti lipstik cuman lebih besar, aku pun memegang benda tersebut hendak memeriksa benda apa itu sebenarnya, ketika aku tak sengaja menekan sebuah tombol, dan benda itu bergetar hebat membuatku sedikit terperanjat

“Aih!” pekikku

“Kak, kenapa kak?” tanya hana yang masih berada di dalam kamar mandi

“Ahh nda apa-apa dek, kakak ingin letak deodoranmu kembali namun terjatuh” ucapku berbohong

“Oh iyaa oke kak, letak aja di meja tadi yaaa” sahut hana

Aku berusaha mematikan getaran benda tersebut dan untungnya tombol yang sama dapat menonaktifkan benda tersebut, aku yang masih penasaran, memutar benda tersebut hingga kudapatkan merk, part number dan nama benda tersebut yang tertulis “Vibrator for pleasure”. Aku bertanya-tanya ini fungsinya untuk apa, tapi kusimpan saja pertanyaan itu dalam pikiranku dan kembali meletakkan benda tersebut di meja belajar hana.


Setelah hana selesai mandi, ia bergegas mengenakan gamis bermodel abaya berwarna hitam dipadukan dengan jilbab putih, pakaian tersebut ia kenakan karena menurutnya biar serasi dengan aku yang mengenakan gamis hitam dipadukan hijab dan cadar berwarna putih.


Hana

Sudah setahun Kak Dara meninggalkan rumah karena rasa kekecawaannya pada abi. Kini aku sudah berkuliah di salah satu kampus yang favorit menurutku. Keseharianku berkuliah tak mengenakan cadar seperti ketika di ponpes dahulu, aku kini hanya mengenakan abaya atau gamis panjang simple dan mengenakan hijab stylist untuk pergi keluar dan berkuliah.

Tiga tahun lamanya aku di ponpes, mengubah banyak aspek dalam hidupku terutama pada kekuatan hatiku menahan nafsu duniawi, karena selama di ponpes, kelas ikhwan dan akhwat dipisah sehingga tidak memungkinkan lawan jenis saling bertemu. Setahun aku menjalani studi di ponpes, merubah pandanganku bahwa sesungguhnya hasrat syahwat hanya boleh disalurkan ke lawan jenis yang sudah sah menjadi pasangan hidup, selebihnya jika muncul hasrat tersebut maka berpuasalah.

Namun, ternyata pola pikirku kembali terganggu ketika aku mendapati teman sekamarku di asrama menyalurkan nafsu birahinya dengan cara yang tak biasa. Yaitu dengan berhubungan sesama jenis, Akhwat vs Akhwat.

Aku yang tak sengaja menangkap basah kedua temanku yang bernama Nina dan Anissa sedang berpelukan dan masing-masing meraba organ intim pasangannya. Aku terdiam terpaku melihat pemandangan ini sekaligus horny , perlahan aku meraba memekku yang mulai becek. Desisan Nina dan Anissa yang tengah dilanda kenikmatan membuatku tak tahan ingin mengocok-ngocok memekku dengan jemariku.

“Uhhh nin, cepetan awh” desis Anissa

“Iyaaah niss, aku mau sampai owhh” desah Nina yang cukup lantang

Aku yang setengah jongkok di balik lemari asrama tak sengaja menabrak dan menjatuhkan kursi plastik yang sedari tadi disusun menempel di meja belajar bersama

“Heh siapa itu?!” bentak Anissa yang membuatku gelagapan dan menunjukkan diri di hadapan mereka yang masih berpelukan

“Hana?!!! Ngapain kamu disitu?!!” pekik mereka berdua dan kembali merapihkan duduk mereka

“Eee ini aku tadi mau ke kamar mandi, tapi nda sengaja dengar suara kalian” ucapku terbata dan syuuurr celana dalamku yang telah basah tadi meluncur jatuh ke lantai

“Walah, maaf ya hana, tolong jangan laporin kami” ucap nina ketakutan

“Lu sange ya?” tanya Anissa vulgar

“Ha? Apa maksud kamu sayang? Eh Anissa” tanya Nina heran

“Tuh liat sempaknya si Hana jatuh dan basah banget, lu sange liat kami beginian?” tanya Anissa yang lagi-lagi membuatku tak mampu berkata-kata

“Kalau lu sange, mending lu gabung sama kami disini, kita tuntasin bareng” ucap Anissa santai

“Apasih anissa?! Jangan dong, eh gimana yaaa” ucap nina bingung

“Maksudnya gabung?” tanyaku

“Tenang beb, kita puasin dulu anak yang lagi sagapung ini” ucap anissa sembari mendekatiku

Anissa lalu menghampiriku, memelukku dan meremas bokongku

“Lepaskan aku anissa!!” pekikku panik

“Sekel bener pantatmu hana, pasti empuk banget ini kalau genjotin kontol” komentar vulgar anissa membuatku kembali bergairah begitu juga dengan remasan serta rabaan tangannya pada tubuhku

Tak terasa aku yang mulai terhanyut dalam sentuhan anissa mulai ditarik menuju ranjang

Anissa lalu mendorong tubuhku sehingga kini aku terlentang dengan kedua kaki mengangkang bertumpu pada pinggir ranjang

“Ohh” lenguhku

“Nin, coba lihat itu memek si hana, udah banjir banget, tau dong kamu mesti ngapain?” ucap anissa

“Lezat banget ya kayaknya nis, sluuurrp” ucap nina mulai menjilat bibir memekku yang membuatku sangat kegelian bercampur nikmat

“Ahhh sssh ninaaaa uhhh” desahku tak lagi tertahan

Anissa lalu naik ke ranjang dan berbaring di sampingku, ia menarik paksa kancing gamis bagian atasku sehingga kini kedua toketku yang masih terbungkus bra muncul di hadapannya

“Memek becekan, toket bulat besar, sebelum mondok, sering dientot ya lu hana?” tanya anissa dengan vulgar

Aku yang tengah asyik masyuk dalam permainan lidah nina hanya bisa mengangguk pelan

Anissa lalu dengan kasar membuka bra ku, tangan kanan anissa meremas toket kiriku dan lidahnya mulai menjilati puting toketku

“Ahhh ninaaa, okkkhh anissaaaa liar banget kalian sssh” desahku yang tak lagi malu-malu, kurasakan nina mengeluar masukkan dua jarinya sembari menjilat itilku

“Ga tahan ohhh aku ga tahan ninaaa … maaf ohhh nina” desahku diikut semburan cairan cintaku yang menyemprot wajah nina dan kagumnya aku melihat nina dengan sangat telaten menyedot dan menelan semua cairan cintaku


“Enak ya lonte? Istirahat dulu kamu, nanti gantian lidahmu jilatin memek kami berdua” ucap Anissa yang kulihat mulai bergeser ke samping lalu nina naik keatas anissa

“Entot aku anissa entooot” racau vulgar nina kepada anissa yang mulai meremas kedua toket nina

Nina menaikkan gamis bagian bawahnya yang sudah tak lagi mengenakan cd begitu juga dengan anisa, kulihat mereka saling menggesekkan memek mereka satu sama lain

“Ohh ohhh nina, genjot terus ninaaa sssh uhhh” racau anissa

“Hei Hana, jangan diam aja, sini emut toketku” ucap Anissa menarikku untuk melahap toket kecil miliknya namun memiliki puting merah muda

Aku yang mulai punya energi akhirnya duduk disamping mereka berdua, bergantian kusedot dan kulumat toket anissa dan nina.

“Hisapanmu mantap banget hana, ssshh” lenguh nina

“Auhhh sssh anissa, aku udah loh sekali, masa lagi?” desahku ketika kurasakan 3 jari anissa mengobel-ngobel memekku

“Kamu lonte akhwat yang bisa squirt, aku mau liat kamu squirt lagi sssh terus nina, gesek genjot teruuusss” ucap Anissa diikuti desahannya

Sekitar 15 menit kami beraktifitas di posisi yang sama, kini anissa dan nina mengambil posisi terlentang dan kedua kaki mengangkang bertumpu di tepi ranjang

“Hana! Cepat jilat dan colmekin memek kami!” perintah Anissa

Akupun yang udah kepalang sange menurut saja mengikuti perintah anissa, ketika melakukan jilmek pada memek anissa, jemariku keluar masuk di memek nina dan begitu juga sebaliknya

10 menitan aku bergantian menjilmek dan colmek memek anissa dan nina,

“Hana! Kamu baring di samping kananku. Nina colmekin aku, aku colmekin hana, dan hana colmekin nina, cepetaaan.. aku udah mau keluaar” perintah Anissa

Akupun beranjak dari baring disamping kanan anissa, sehingga kini sudah terbaring 3 akhwat sangean dari paling kiri ada aku, lalu anissa lalu nina, andaikan ada kontol perkasa yang bisa kuat menjamah kami “Uhhh” khayalku saat itu

Kami lalu melanjutkan sesi colmek kolaborasi kami dan berujung mencapai puncak kenikmatan bersama

“Ahhh ahhh nina… cepetin, dalem lagi ooooh” desah Anissa diikuti cairan cinta anissa yang membasahi ranjang

“Ahhh Hanaaa… ohhh aku juga sampee sssh” desah Nina yang juga menyemprotkan cairan cintanya hanya tidak deras


“Ahhh anissaaaaa… ga tahan, mau crot akunyaaa” desahku diikuti semburan cairan cintaku yang sangat deras lebih seperti air kencing

Kami bertiga akhirnya terkapar dan saling berciuman.

Sejak saat itu kami bertiga sering bergantian melakukan aktifitas lesbi tersebut , bisa aku dengan anissa, aku dengan nina atau kami main bertiga.

Hingga akhirnya di acara kelulusan kami harus berpisah kota karena Anissa dan Nina harus pulang ke kampung halaman mereka begitu juga aku yang harus kembali ke kota untuk melanjutkan studiku di kampus tujuanku

Hanya 1 bulan aku tinggal di rumah abiku bersama mbak isna sebagai umi baruku dan randi, karena jarak dari rumahku ke kampus cukup jauh, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil kos-kosan yang tak jauh dari kampusku.

3 bulan aku tinggal di kos-kosan, hampir tak terlepas tiap seminggu sekali aku pasti memainkan memekku sendiri untuk mencapai klimaks, terutama kalau aku melihat kakak-kakak senior yang ganteng-ganteng dan bertubuh atletis, khayalanku akan keperkasaan mereka memicu gairah syahwatku. Hingga akhirnya aku menelusuri sebuah forum dewasa, aku menemukan beberapa referensi alat pemuas syahwat wanita dan aku berencana memesan online salah satu alat yang disebut Vibrator.

Ketika paket tersebut tiba di kosanku,

“Permisi… pakeet!!” ucap sang mas kurir

“Iyaaa bentar mas” pekikku sembari bergegas mengenakan baju seadanya dan hijab instan

“Ini ya paketnya mba, saya foto dulu ya” ucap mas kurir yang sedari tadi tersenyum

“Kenapa senyum-senyum mas?” tanyaku

“Ahhh nda apa-apa mba, mari…” ucapnya seraya meninggalkan kosku

Ketika aku hendak membuka paketku yang secara packing tidak membuat orang tau apa isi di dalamnya, tapi ternyata dicantumkan pada deskripsi barang oleh kurirnya “Vibrator for pleasure”

“Sial!!! Patut mas kurirnya senyum-senyum” pekikku dalam hati

Dan aku bergegas memberikan bintang 1 kepada toko penjual walaupun mereka sudah meminta maaf.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd