Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Chapter 22 Mustika Dara : Sebuah Hukuman

Hana

“Huaaah” aku menguap panjang saat bangun tidur di pagi hari ini seletah kemarin malam aku mencapai orgasme ternikmatku menggunakan vibrator sembari membayangkan dientot oleh Kak Roby. Uhhh sebesar itu rinduku pada keperkasaannya.

Namun aku seketika tersentak ketika aku meraba baju kaosku dan bagian atas memekku, seperti ada cairan yang telah menjadi noda kering nan lengket, aku gosok-gosokkan noda tersebut ke telapak tanganku lalu mengendusnya.

“Peju siapa ini anjir?!!” pekikku dalam hati ketika mengetahui bahwa noda tersebut beraroma peju

Aku berpikir keras dan berusaha memeriksa pintu kamarku yang tertutup namun tak terkunci. Akhirnya aku mengingat bahwa tadi malam aku hanya sempat menutup pintu kamarku tanpa menguncinya terlebih dahulu.

“Ah sial! Hana tolol! Hana tolol! Tapi siapa anjir?!” batinku seketika panik

-Tadi Malam-

Satria

Hari ini aku ke Kos Haura untuk menjemputnya bermalam mingguan, kami berencana untuk check-in di salah satu wisma murah di pinggiran kota untuk memadu kasih dan melepaskan penat selama kuliah. Aku sudah sekitar 3 mingguan tidak menemui haura karena ia marah padaku akibat aku yang terlalu bernafsu mencumbunya tepat di dalam kamar kosnya, yang membuat kami digrebek petugas siskamling perumahan ini. Hal tersebut membuat kami sangat malu lalu Haura marah besar padaku.

Malam ini aku sudah mengabarinya untuk mengajaknya pergi ke suatu tempat yang tentu saja kurahasiakan darinya, dan ia menyanggupi ajakanku. Namun sudah sekitar 15 menit aku menunggu di depan kamarnya tidak ada jawaban sama sekali dari dalam, aku berusaha menelepon Hp nya, kudengar ada suara ringtone Hp nya dari dalam kamar.

“Kemana sih kamu sayang?!” batinku

Kemudian pendengaranku teralihkan pada suara-suara wanita yang tampak tengah mendesah dari kamar yang tepat berada di sebelah kamar haura.

“Ssshh hmmm kak ohhmmm” samar-samar desahan wanita tersebut semakin jelas terdengar ketika aku menempelkan salah satu telingaku pada pintu kamar tersebut

Namun yang membuatku kembali terkejut adalah ternyata pintu kamar ini tak terkunci dan seketika sedikit terbuka, aku mendorong perlahan pintu tersebut dan aku menyaksikan pemandangan yang sangat erotis terpampang di hadapanku, seorang wanita berhijab dengan kedua kaki mengangkang diatas kasurnya tengah mengeluarmasukkan semacam dildo yang kuketahui itu adalah vibrator karena terdengar suara getaran yang cukup jelas, wanita tersebut memejamkan kedua matanya sembari menyebut-nyebut “kakak…kakaaak” dalam desahannya

Ia tampak sudah sama sekali tak mengenakan celana ataupun rok, hanya tersisa baju kaos yang ia kenakan.

Aku terpana melihat situasi ini, dan menunggu hingga ia mencapai puncak orgasmenya.

“Ahhh kak, terus kaaak… hana gatahaaaan” desah panjangnya

Sangat indah melihat semburan cairan cintanya ketika ia tiba pada puncak orgasmenya dan bahkan sampai squirt.

Sekitar 3 menit aku melihatnya, ia berusaha mengatur nafasnya lalu kemudian tampak ia terlelap.

Aku keluar sejenak memantau situasi di luar kos, dan kembali lagi ke kamar wanita ini yang ternyata bernama Hana.

Aku masuk dengan sangat hati-hati karena pintu kamar Hana berdecit lumayan nyaring ketika aku membukanya, namun kulihat hana sama sekali tak bergeming. Begitu juga ketika aku kembali menutup pintu kamar hana.

Saat kondisi sudah dalam kendaliku, langsung saja dengan penuh nafsu dan tergesa-gesa aku membuka celana jeans berikut cd yang kukenakan sehingga kini kontol 15cm ku mengacung dengan bebasnya.

Aku menaiki tubuh Hana yang kelelahan dan lelap dalam tidurnya, aku tak ingin melakukan banyak aktifitas pada tubuh hana walaupun sebenarnya aku gemas dengan toket montok hana yang hanya ditutupi baju kaos tanpa bra, terlihat jelas puting toketnya mengacung keras dibalik baju kaos tipis ini.

Aku memposisikan palkonku di depan memek Hana yang sudah basah oleh cairan squirt miliknya, perlahan kumasukkan kontolku terasa denyutan memek Hana memberikan sensasi nikmat tersendiri.

Seperempat kontolku masuk ke dalam memek Hana, namun Hana tak merespon apapun, ia hanya memalingkan wajahnya kesamping.

Kini keseluruhan kontolku sudah berada dalam memek Hana, dengan penuh kehati-hatian aku menggerakkan sodokan kontolku dalam memek Hana yang legit dan hangat ini.

Sekitar 10 menit aku menggenjot memek Hana nan nikmat ini, membuatku ingin segera ejakulasi.

“Anjing! Memeknya enak banget cok! Biasanya kalau dengan haura, aku bisa tahan sampai 30 menit, ini udah gak tahan, fak lah!!” batinku sembari mengeluarkan kontolku dari memek Hana dan menyemprotkan pejuku tepat diatas memek Hana dan mengenai perut serta baju kaos hana.

Aku yang masih lemas setelah ejakulasi bergegas bangkit dan merapihkan pakaianku, khawatir ada Haura atau anak kos yang lain dan segera keluar dari kamar Hana dengan birahi yang telah tersalurkan.

-Sebelumnya, Ketika Satria belum datang-

Haura

“Tok… tok… tok…” kudengar pintu kamarku diketuk oleh seseorang di luar kamarku

Aku menduga itu adalah Satria yang akan mengajakku bermalam mingguan pada malam ini, ketika kubuka ternyata Pak Naryo bersama security kos ku dan juga petugas siskamling.

Mereka memintaku untuk datang ke rumah Pak Naryo karena ada hal yang harus dibicarakan, aku sempat minta izin untuk mengambil Hp ku terlebih dahulu namun tak diizinkan oleh pak Naryo. Akhirnya aku manut saja ikut dengan mereka tanpa memberitahu pacarku dulu.

Setibanya di rumah Pak Naryo, Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu pak naryo sementara pak naryo ke belakang dan kembali dengan membawa beberapa dokumen.


“Terima kasih atas kesediaan nak Haura datang ke rumah saya” ucap Pak Naryo memulai pembicaraan

“Iya pak, maaf sebelumnya, apa ya yang bisa saya bantu?” tanyaku

“Jadi gini mbak haura, sesuai kesaksian petugas siskamling kita disini yaitu diwakilkan oleh Pak Ibnu yang sudah Bersama kita malam ini, perihal masalah mbak haura beberapa waktu lalu yang ditangkap basah oleh Pak Ibnu, kami ingin meminta beberapa keterangan dari mbak” papar Security Kosku yang kukenal Bernama Pak Saripudin, atau biasa kami panggil dengan panggilan Pakde Udin.

“Hmm iya, saya siap menjawab” ucapku deg-degan

“Apa benar tentang kesaksian pak ibnu bahwa nak haura sekitar 3 minggu lalu tengah bermesraan dengan nak satria di dalam kamar?” tanya Pak Naryo to-the-point

“Iya benar, maaf” ucapku terbata-bata karena takut akan diarak oleh mereka

“Sudah kita dapatkan pengakuan anaknya ya pak, jadi sudah benar bahwa saya tidak mengada-ada” sahut Pak Ibnu penuh emosi

“Iya pak ibnu, sabar dulu” ucap Pakde Udin

“Kamu tahu kan bahwa di kos-kosan saya dilarang membawa teman lawan jenis ke dalam kamar?” tanya Pak Naryo

“I…iya tau pak, maaf saya sembarangan” ucapku takut dan terus meminta maaf

“Sekarang kamu tau konsekuensinya?!” bentak Pak Ibnu

“Astaga pak ibnu! Kuasai diri bapak, coba kita bicarakan baik-baik dengan anak Haura ini” ucap Pak Naryo berusaha menenangkan Pak Ibnu

Aku yang ketakutan hanya bisa tertunduk malu

“Pak ibnu, ayo kita keluar saja dulu, biar saya dan Pak Naryo yang bahas dengan mbak nauranya” ucapk Pakde Udin sembari menarik Pak Ibnu keluar rumah Pak Naryo

“Baik, kamu sudah tau kan gambaran apa yang akan terjadi denganmu karena perbuatanmu sendiri?!” tanya pak Naryo yang tiba-tiba menjadi bernada tegas setelah sebelumnya tadi lemah lembut terhadapku ketika ada pak ibnu.

“Ya pak, saya siap keluar dari kos-kosan bapak, karena sudah menodai nama kos-kosan bapak” ucapku

“Bukan hanya keluar, tapi kamu harus mempertanggungjawabkan hal itu dengan diarak keliling oleh siskamling” ucap Pak Naryo sama seperti seminggu lalu ketika ia mendatangiku di kamar membahas hal yang sama seperti saat ini juga yang berujung ia menyetubuhiku sebagai ‘Jasa tutup mulut’.

“Pak, saya mohon jangan pak. Saya tidak mau diarak” ucapku memohon-mohon

“Oke, kamu tahu kan harus ngapain?” tanya Pak Naryo sembari matanya melirik tubuhku dari atas hingga bawah dengan tatapan nakal

“Ya Allah pak, masa lagi pak? Kan kemarin udah” tanyaku seketika panik dengan tatapannya

“Kemarin hanya saya, sekarang ada mereka berdua” ucap Pak Naryo enteng

“Apa?! Maksud bapak saya harus relakan tubuh saya dijamah oleh mereka berdua?! Pak jangan gila lah!” ucapku dengan nada tinggi namun berbisik

“Yaa terserah, sekarang keputusan ada di kamu. Kamu puaskan kami bertiga atau kamu diarak oleh kami keliling perumahan dan kami usir kamu dari perumahan ini” ucap pak Naryo sembari menghisap dalam rokoknya yang sedari tadi diletakkan di asbak

Tiba-tiba ketika aku masih sibuk mempertimbangkan penawaran ‘Jasa tutup mulut’, Pak Ibnu dan Pakde Udin kembali masuk

“Udah deh Ibnu, dengerin aja pembahasannya, gak usah sok jadi pahlawan disini, kita juga sama-sama tau kan bahwa hal ini udah lumrah sebenarnya” ucap Pakde Udin kepada Pak Ibnu yang tampak masih menahan amarahnya dan hanya bisa menunduk

“Jadi gimana nak Haura?” tanya Pak Naryo yang kembali bersikap lembut dengan menyebutku ‘Nak’

“Iya sudah kalau cuman itu caranya, saya siap pak, asalkan setelah masalah ini selesai, tidak akan diungkit lagi” ucapku lemas tak ada harapan

“Gimana mas? Mau dia jadinya?” tanya Pakde Udin pada Pak Naryo dan disambut senyum penuh makna oleh Pak Naryo

“Mau ngapain sih? Nak kita mau ngapain?” tanya Pak Ibnu ketika melihatku mendekatinya

“Jangan panik gitu ibnu, nikmatin aja haha” ucap Pakde Udin sembari terbahak-bahak melihat Pak Ibnu yang mulai panik dan canggung dengan situasi ini

Pak Ibnu yang sedari tadi berdiri mulai merapatkan tubuhnya ke tembok ketika aku mendekatinya

“Kamu mau ngapain? Jangan kurang ajar kamu ya?!” bentak Pak Ibnu ketika aku memegang pinggulnya hendak membuka celana hijau tua dinas siskmaling yang ia kenakan

“Udin! Kita pegang itu tangan si ibnu, biar rileks dia” perintah pak Naryo dan mereka berdua seketika mendekat kearah kami, lalu menahan kedua tangan Pak Ibnu keatas

“Woe sialan! Kalian mau apakan aku ******?!” bentak Pak Ibnu pada kami bertiga

Saat resleting celana pak Ibnu sudah terbuka, seketika terlepas dan tergeletak di lantai, kulihat pak Ibnu berusaha ingin menendangku tapi kedua kaki pak Ibnu ditahan oleh Pak Naryo dan Pakde Udin

“Haura! Cepetan jinakin Pak Ibnu haha” perintah Pakde Udin yang mulai kewalahan dengan rontaan Pak Ibnu

Akupun segera menarik turun celana dalam Pak Ibnu yang dimana kontol Pak Ibnu bertekstur berurat dan gemuk telah setengah berdiri

“Lah! Sok-sokan nolak lu nu! Ngaceng lu yak liat nak Haura ini?” ucap Pak Naryo diikuti tertawaan Pakde Udin

Aku yang mulai terbawa suasana, akhirnya mulai mengocok kontol Pak Ibnu yang mulai mengeras dan kutaksir berukuran 16cm. Selain kocokan, akupun mulai menjilat dan menghisap palkon Pak Ibnu yang berwarna coklat gelap, dengan sangat telaten aku membuat pak Ibnu melemahkan rontaan nya.

“Enak kan nu? Jago mbak haura ini. Mbak saya mau juga dong” ucap Pakde Udin sembari membuka dan menurunkan Celana kain berwarna coklatnya berikut dengan CD miliknya, tampak kontol Pakde Udin yang berukuran hampir mirip dengan pak Ibnu telah mengacung, walaupun tak segemuk milik Pak Ibnu, namun palkon Pakde Udin sangat besar bentuknya

Aku lalu memegang kontol pakde udin dan mulai mengocoknya sementara mulutku masih sibuk menjilat dan menghisap kontol Pak Ibnu

“Hmm mbak… jangan kuat-kuat… bapak gatahaaaan” desah Pak Ibnu Ketika aku menghisap kuat dan mementokkan palkonnya di tenggorokanku

“Dih! Lemah amat lu Ibnu. Bini ada dua tapi kena sepongan nak Haura udah mau crot bae” sindir Pak Naryo yang mulai membuka celananya juga

Kini kontol perkasa berukuran 17cm dengan diameter tebal milik Pak Naryo sudah tegak mengacung, kontol yang sempat mengobok-obok memekku minggu lalu, membuatku perlahan mulai sange dalam situasi ini.

Kini aku tengah mengocok kontol Pak Naryo dengan tangan kiriku, mengocok Kontol Pakde Udin dengan tangan kananku, dan menyepong kontol Pak Ibnu dengan mulutku

Sungguh keadaan yang tak wajar di sebuah rumah kos-kosan.

“Akhhh akhhh mbaaak….” Desah Panjang pak Ibnu diikuti semprotan pejunya yang seketika memenuhi mulutku, terasa sangat asin di lidahku, namun karena kepalaku ditahan oleh Pak Ibnu, mau tidak mau aku harus menelan pejunya walaupun aku sangat eneg dengan rasanya.

“Memang lemah deh Pak Ibnu ini, sana pak selonjoran dulu, lihat aksi kami para bapak-bapak perkasa” ucap Pakde Udin

“Iya lemah banget, sayang banget gak bisa icipin memek nak Haura yang legit dan nikmat ini” ucap Pak Naryo sembari menurunkan celana dalamku lalu menyingkapkan rok gamis hitamku

Kini posisiku menungging dengan salah satu tangan bertumpu pada lututku sementara tangan satunya mengocok kontol Pakde Udin lalu mulutku mulai menghisap dan menjilat kontol pakde Udin

Sementara dari arah belakang, Pak Naryo mulai menggesekkan palkon besarnya di bibir memekku yang membuatku seketika mendesis kegelian

“Hmmm sssh” desahku dengan mulut yang bercucuran ludah karena menyepong kontol Pakde Udin

Dengan keras pak Naryo menghentakkan pinggulnya, hingga membuat kontol perkasanya kini sudah berada dalam liang memekku

“Ohhhk hmmm” desahku merasakan sodokan kontol Pak Naryo

Pak Naryo lalu mulai menyodokkan kontolnya dengan tempo rendah sembari meremas pantat kencangku

Sementara Pakde Udin melepaskan kepalaku dari sepongan kontolnya

“Udah dulu mbak, saya juga mau merasakan memek mbak. Dan sekarang saya ingin dengar desahan mbaknya” ucap Pakde Udin sembari duduk bersila di bawahku

Pakde Udin menarik gamisku hingga ke bahu, bagaikan teknisi sedang melakukan reparasi pada bagian bawah mobil, pakde Udin melepaskan bra hitam yang kukenakan dengan salah satu tangannya, dan kini toket berukuran 34B milikku tergantung dengan bebasnya dan berayun seirama dengan sodokan kontol pak Naryo

Pakde Udin meremas dan menghisap puting toketku kanan dan kiri secara bergantian yang membuatku sangat kegelian dan keenakan menerima dua serangan atas bawah seperti ini


“Ahhh naryo….ohhh udiiiinnn…..terus teruuuusss” desahku

“Haha memang ya anak-anak jaman sekarang ini, bilangnya gak mau, tapi sekali disodok malah minta terus” ucap Pak Naryo sembari meremas pantatku diikuti tertawaan pak Ibnu yang samar terdengar

“Udin! Pindah posisi din. Di sofa aja!” perintah Pak Naryo yang lalu menggiringku untuk ke sofa.

Pak Naryo duduk disamping pak Ibnu, aku diminta membelakangi pak Naryo, naik dan memasukkan kembali kontol pak Naryo. Namun yang tak kuketahui adalah Pak Naryo bukan ingin kembali menyodok memekku, namun ia memposisikan kontolnya tepat di lubang anusku

“Ehhmm pak.. jangan dibelakang pak…. Akhhhh! Sakiiiiit!!” pekikku ketika Pak Naryo menarik pantatku dan seketika kontol Pak Naryo memaksa masuk ke dalam liang anusku

“Anjing! Parah lu Naryo! Itu buat berak!” racau Udin

“Ekhhmm ini Enak Din! Lu harus cobain entar. Ini gua buat dulu lubangnya agak besar biar bisa masuk punya lu” ucap Pak Naryo sembari menaik turunkan pinggulku

“Pak nyeriii paak! Lepasin saya pak…huhuhuhu” ucapku sembari meneteskan air mata

“Lepasin lah woe! Sakit banget itu” ucap Pak Ibnu berusaha mendorong Pak Naryo agar melepaskan kontolnya dari anusku

“Udin! Usir si Ibnu tak tau terima kasih ini! Atau ikat aja dia di kursi itu!” perintah Pak Naryo yang disambut oleh Pakde Udin yang menarik paksa Pak Ibnu

Aku yang masih sibuk menahan sakit dan mulai menangis, melirik ke arah Pak Ibnu, kulihat pak Ibnu meringis setelah menerima pukulan dari Pakde Udin, kulihat Pak Ibnu mulai diikatkan di sebuah kursi dan dihadapkan ke arahku yang tengah disodomi oleh Pak Naryo.

“Lu diam aja disini! Nikmatin live show kami!” ucap Pakde Udin sembari menampar muka Pak Ibnu

“Mantap udin! Biar kita kasih edukasi dulu si Ibnu sok pahlawan ini!” ucap Pak Naryo

“uhmmm sssh pak…” desahanku mulai keluar ketika kurasakan sodokan pak Naryo di lubang anusku memberikan rasa nikmat bercampur dengan rasa nyeri

“Udah rileks nih anak… Udin! Cepetan masukin kontol lu ke memeknya! Kita nikmatin bareng tubuh ini anak” perintah Pak Naryo yang seketika membuatku terbelalak

“Ahhh sssh pak… satu-satu pak…. Jangan sekali dua… oghkkk sssh” ucapanku terpotong ketika Pakde udin mulai memasukkan kontolnya di liang memekku

Sehingga kini ada dua kontol yang menggenjot lubang anus dan memekku secara bergantian

“Akhhh pak…sakit…enaaak…saya gatahaaaan” desahku tak karuan sembari menyemprotkan cairan cintaku ke kontol Pakde Udin

“Akhhh fak! Jepitan memeknya Ketika orgasme gak ada obat yo!” desah Pakde Udin merasakan jepitan memekku Ketika aku merasakan gelombang orgasme

“Iya kan din?! Ini gua juga mau crot… ugghh ugggh rasakan ini peju bapak!!!” desahan Panjang pak Naryo berikut dengan sodokan kontolnya yang sangat kuat diikuti semburan peju Pak Naryo yang seketika memenuhi liang anusku

“Akhhh pak… panasss anus sayaaa!!” lenguhku menerima sekitar 5 semburan peju pak naryo di dalam liang anusku

Pakde udin lalu melingkarkan kedua kakiku ke pinggulnya, ia lalu mengangkat tubuhku yang seketika membuat kontol pak naryo terlepas dari lubang anusku dan tampak mengalir darah segar begitu juga peju pak naryo dari belahan pantatku

Sodokan Pakde Udin semakin bringas ketika aku berada dalam gendongannya

“Anjing! Perkasa banget lu udin! Usia boleh tua, tapi keperkasaan jangan ditanya Haha!” ucap Pak Naryo kagum melihat pakde udin menggendongku sambil mengentoti ku

Pakde udin lalu membawaku ke meja makan, dan mendudukkan ku di meja makan.

Dengan kedua kakiku yang ia naikkan ke dada bidangnya, aku akhirnya merebahkan tubuhku terlentang diatas meja makan rumah Pak Naryo

Sekitar 15 menit pakde udin menggenjotku pada posisi Misionaris ini,

“Akhhh mbak… saya mau keluar mbak…. Enak banget anjing! Lonte Anjing!” racauan kasar Pakde udin sembari mengeluarkan kontolnya dari memekku

“Crottt crooottt crooott” ada sekitar 4 semburan peju kental Pakde Udin yang mendarat tepat diatas memekku dan juga perutku

“Gila udin! Lama amat lu yak! Keren! Gak salah gua jadiin lu partner!” ucap Pak Naryo kagum

“uhhhmm ssssh aaahhh… lunas ya pak… mohon tidak dibahas lagi ohhh” ucapku yang kelelahan setelah memuaskan birahi para bandot tua ini.
 
Btw, update selanjutnya akan terlambat ya suhu-suhu semua karena ane lagi padat di RL (Real Life) tapi mohon kerjasamanya untuk terus meramaikan kolom komentar dengan komentar yang berkaitan dengan alur cerita.:beer:

Kalau gak ada hambatan bisa ane update di Page 23 untuk update berikutnya, namun kalau terlambat mohon dimaafkan.:cendol:

Happy Weekend! :coli:
 
Nice update.. tapi klo bisa sich..ceritanya jgn terlalu melebar kemana mana suhu.. cukup sekitaran keluarga dara aja.. gak usah munculin tokoh² baru yg nantinya malah menutup peran dari dara dan Hana ,,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd