Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Tetep utamakan RL hu
 
Chapter 23 Mustika Dara : Sebuah Pertanyaan

Dara

Pagi ini aku terbangun dengan tubuh yang sangat letih, pegal-pegal dan liang vagina yang masih terasa perih setelah kemarin aku diperkosa oleh Pak Roby. Aku menoleh kesamping, tampak pak roby masih tertidur di sampingku tanpa mengenakan sehelai benangpun, tubuhnya hanya ditutupi selimut bedcover berwarna putih yang tersebar noda zina dan darah keperawanan ku tadi malam. Aku menatapnya dengan penuh amarah, namun aku hanya bisa meneteskan air mata menyadari kondisiku yang sudah tak suci lagi. Aku akhirnya berusaha berdiri hendak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dengan gamis yang urak-urakan ini aku berjalan tertatih-tatih menahan perih pada dinding kewanitaanku.

Setibanya di kamar mandi, aku lekas melepaskan gamis merah lengkap dengan jilbab putihku lalu kuletakkan saja di atas wastafel. Kini aku sudah tak berbusana sama sekali, kunyalakan shower air panas dan aku menangis sejadi-jadinya dalam guyuran air panas ini.

Roby

Aku terbangun di pagi hari ini dengan tubuh yang keletihan namun dengan mood yang sangat baik setelah kemarin mengeksekusi Dara sang Wanita mempesona.

“Sungguh nikmat tubuhmu dara…” batinku

Namun ketika aku membuka mata dan menoleh kesamping, tak kutemukan sosok dara disampingku. Aku langsung duduk dan berfikir kemanakah dara pergi, namun samar-samar kudengar suara tangisan dari dalam kamar mandi, akhirnya aku berdiri dengan santainya tanpa mengenakan pakaianku, aku berjalan menuju kamar mandi yang ternyata pintunya tak ditutup. Aku melihat dara berdiri menghadap semburan shower air hangat yang membasahi tubuh kencangnya, namun tampak ia tengah menangis. Aku merasa iba padanya dan membiarkan ia melalui masa sedihnya terlebih dahulu. Aku kembali ke samping ranjang untuk mengambil celana pendek dan baju kaos milikku.

Kemudian aku menuju pantry apartemenku, hendak memanaskan air karena aku ingin membuatkan dua cangkir teh hangat yang akan kuseduhkan untuk dara, aku juga menyalakan kompor hendak memasakkan nasi goreng untuk kami berdua. Sembari menunggu air matang dan minyak panas, aku menuju lemari bajuku untuk mengambilkan handuk kimono untuk dara dan kuletakkan di gagang pintu kamar mandi.

Sekitar 10 menit setelah teh dan hidangan nasi goreng sudah ku letakkan diatas meja makan, kulihat dara berjalan keluar masih mengenakan gamis dan jilbabnya yang sudah tampak kusut. Dan ia tampak membawa handuk kimono yang tadi kuletakkan.

“Dara…” aku memanggil dara

“Hmm?” ia hanya berdehem bernada tanya

“Maafin untuk apa yang telah aku lakukan tadi malam padamu ya, ini ada teh dan nasi goreng masakanku semoga dapat membuatmu lebih nyaman” ucapku sembari membawakan secangkir teh hangat dan sepiring nasi goreng untuk dara

“Hmm.” Dara berdehem singkat

“Pak roby, saya pamit pulang saja” ucap Dara tiba-tiba

“Ta…tapi kamu belum makan, nanti kamu lemas” ucapku berusaha mencegah dara yang tampak mulai merapihkan pakaiannya dan mengambil tas selempang miliknya

“Gak apa, nanti saya beli makan di luar aja” jawab Dara singkat

“Tidak perlu, ini saya bungkuskan saja untukmu, ini masakan terenak saya loh!” ucapku sembari membawa kembali piring nasi goreng tersebut ke pantry dan berusaha membungkuskan nasi goreng tersebut untuk dara

“Ceklek” kudengar pintu utama apartemen tertutup

Ternyata dara sudah pergi meninggalkan apartemenku tanpa sepengetahuanku yang tengah berada di pantry.

“Kesalahan besar ini… dara bukan wanita sembarangan… dia tegas dan aku bodoh sekali! Roby tolol!” umpatku dalam hati

Dara

Setelah aku selesai menangis dan mulai merasa lega, aku mengambil sebuah handuk bersih yang tergantung di dalam kamar mandi untuk mengeringkan tubuhku, tampak ada sebuah handuk kimono tergantung di pintu kamar mandi, aku menduga handuk tersebut diletakkan oleh pak roby untukku, namun aku enggan mengenakannya karena handuk tersebut tak dapat menutupi tubuhku sepenuhnya. Jadi aku memutuskan untuk kembali mengenakan gamis berikut hijab milikku yang sudah sangat kusut ini.


Ketika aku berjalan menuju ruang tengah, Pak Roby menawarkanku untuk minum teh hangat yang sudah ia racik dan juga sepiring nasi goreng yang telah ia masak, aku sempat luluh dengan act of service nya dia, tapi aku tetap kekeuh untuk tak mau lagi menerima kebaikan apapun darinya sehingga teh dan nasi goreng tersebut kutolak mentah-mentah, tampak pak roby juga bersikeras untuk membungkuskan nasi goreng tersebut untuk kubawa pulang. Namun ketika ia masih berada di dapur apartemennya, aku langsung saja pergi dan meninggalkan ruang apartemennya tanpa pamit terlebih dahulu.

Aku terus berusaha menahan tangisku ketika menuju lobby apartemen, hingga akhirnya aku berpapasan dengan dua security apartemen ini.

“Selamat pagi ibu, maaf ibu ingin kemana ya?” tanya salah satu security

“Pagi, saya ingin pulang, titik penjemputan driver online di mana ya pak?” tanyaku

“Oh di depan situ bu, ibu dapat menunggu di salah satu kursi di bawah logo driver online tersebut” ucap salah seorang teman security ini sembari mengarahkanku untuk menuju salah satu halte driver online.

“Oh baik terima kasih” ucapku sembari berjalan cepat menuju tempat yang dimaksud, berhubung pendengaranku tajam, aku lumayan nyesek ketika mendengar kedua security tersebut membicarakanku

“Itu mbak cadar yang tadi malam kan?” tanya security 1

“Iya deh kayaknya, yang di gendong pakbos roby kan? Urakan gitu pakaiannya, pasti main kasar pakbos kita” jawab security 2

“Iya cuy, mana dapat aja lagi si pakbos Roby yang bening-bening bahkan cadaran begitu haha” ucap security 1 sembari tertawa

Aku yang sesak penuh amarah semakin mempercepat langkahku menuju pintu keluar utama gedung apartemen ini.

Hana

Dengan masih banyak pertanyaan yang muncul dalam benakku tentang kejadian tadi malam pada diriku yang telah ‘dinodai’ oleh laki-laki tak dikenal. Aku akhirnya memutuskan untuk menenangkan diri dengan berberes kamar kos ku, merapihkan meja belajar dan ranjangku, menyapu kamar hingga ke teras depan kamar kosku. Tak berselang beberapa lama ketika aku tengah menyapu teras, tampak mbak Haura baru pulang dengan pakaian lumayan kusut.


“Pulang malam mingguan mbak? Hehe” tanyaku membuka obrolan

“Iya nih dek, hehe. Kirain masih malam eh udah pagi aja ternyata” jawa mbak Haura

“Widih enak dong ya, habis ngasih jatah ke mas satria dong ya? Icikiwir” ucapku menggoda mbak Haura

“Satria? Ah nda kok dek, mbak kemarin jalan-jalan sama temen kuliah mbak kok” jawab mbak Haura

“Loh iya ta? Soalnya tadi malam kayaknya mas satria nungguin mbak di depan kamar mbak, setelah itu gak tau deh dia kemana, tak kirain pergi dengan mbak” jelasku yang seketika membuat jidat mbak haura berkerut seperti tengah memikirkan sesuatu

“Loh iya ya? Haduh, mana Hp ku tertinggal di kamar pula, jadi satria kesini ya? Oalah makasih deh infonya dek” ucap mbak Haura yang tergesa-gesa mencari kunci kamarnya dan berusaha membuka pintu kamarnya dengan cepat

Hal itu seketika membuatku terdiam dan terkejut tak percaya dengan imajinasi dalam otakku yang mengatakan …

“Jangan-jangan yang tadi malam menodaiku itu malah mas satria??!! Shit!” pekikku dalam hati
 
Halo suhu semua,
Update singkat nan kentang dulu ya, TS nya perlahan mulai bangkit dari bencana yang TS alami di Real Life, makasih untuk dukungannya.

InsyaAllah jika gak ada hambatan yang berarti, update akan muncul di Page 24 ya.

Note :
Tetap penuhi kolom komentar dengan komentar yang berhubungan dengan alur cerita ya suhu semua, TS sangat mengapresiasi komentar yang membangun alur cerita.
Untuk team penagih update, banyak bersabar ya, TS akan semakin lama nge-update kalau ngebacain komen seperti ini :
"Update hu! Jangan lama-lama"
"Cepat update hu!"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd