Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Saran aja hu.. Next jangan masukin yg umur 17thn kebawah, aturan semprot harus diatas 17thn🙏🏻
 
Chapter 27 Mustika Dara : Skandal Turun Temurun

Di hari yang sama …

Malam ini aku makan malam bersama umi di ruang makan, rumah terasa sangat sunyi tanpa sosok abi dan kedua kakakku. Umi lalu memecah keheningan ini dengan membuka obrolan tentang nadin.

“Ran, gimana pendapatmu tentang ponakannya mbak sisi, si nadin tadi?” tanya umi

“Oh anaknya baik dan pintar sepertinya umi” jawabku

“Okaaay, dia kelas berapa sih ran? Umi liat kok badannya kayak anak kuliahan” tanya umi

“Dia kayaknya masih di bawahku deh um, body nya emang gimana?” tanyaku

“Kayak besar bener toketnya kalau umi lihat, kayak udah menyusui saja” ucap umi vulgar

“Widih umi ngeliatnya kemana-mana ya, kayaknya sih ya mi, randi gak terlalu ngeliat juga” jawabku yang sedikit kaget dengan komentar umi

“Hehe namanya juga umi mu ini cewek ran, pasti seneng lah memperhatikan bagian-bagian tertentu yang menonjol. Kamu gak naksir dengan si nadin ran? Secara dia montok begitu” ungkap umi diakhiri dengan pertanyaan yang mengejutkan untukku

“Ahhh nda lah mi, kan aku nurut kata umi untuk selalu menjaga kak manda, setia padanya, jadi ya gak kepikiranlah aku untuk main serong” ucapku bijaksana

“Hmmm setia ya… kalaupun kamu memang gak bisa menahan nafsu birahimu dan ingin ‘buka cabang’, umi gak masalah kok, lagian kan umi ini ‘cabang’ mu juga” ucap umi yang seketika membuatku bingung

“Maksudnya mi?” tanyaku

“Udah deh gak usah pura-pura lugu begitu, umi tau kok tadi siang kamu ngentot dengan si nadin” ucap umi yang seketika membuatku tersedak

“Hok ohok ohok… loh kok umi tau?” ucapku terbatuk-batuk

“Hahaha dasar anak budi yang gak berbudi pekerti! Kamu itu yah memang sama persis kayak abimu, suka membuka cabang perempuan baru, lagakmu setia, padahal kontolmu selalu ingin memek baru” ucap umi meledekku

Tampak umi mulai menggeser kursi makannya menuju tepat sampingku

“Tadi siang umi tau kok kamu dan nadin nguping ghibahan umi dan tantenya nadin, umi juga tau kamu dan nadin ngentot itu ketika tantenya nadin izin ke toilet belakang dan umi mengantarkannya, namun umi mendengar seperti ada suara desahan wanita dari arah lantai 2 tepatnya kamarmu, jadinya umi mengendap keatas agar tak ketahuan oleh kalian dan juga oleh tantenya nadin, ketika umi tepat berada di depan pintu kamarmu, umi dengar desahan nadin semakin jelas dan sepertinya dia menikmati banget yaaa hmmm” papar umi sembari meremas kontolku dari balik celana boxer yang kukenakan

“Hmmm iyaah mih, dia nikmatin banget sodokanku, begitu juga aku yang kewalahan dengan empotan memeknya si nadin, tapi empotan memek dia masih kalah dengan empotan memeknya umi” ucapku memuji umi sembari meraba toket montok umi dari balik bajunya.


“Oughh iya kah, kalau gitu puasin dulu umimu ini sayaaang” ucap umi yang berdiri dan meloloskan celana dalam coklat yang ia kenakan lalu menyingkapkan gamis merah mudanya hingga ke pinggang

Umi lalu memposisikan diri membungkuk dengan bertumpu pada pinggir meja makan

“Sodokin dulu kontol perkasamu itu nak ke memek umimu iniihh” goda umi sembari menggoyang-goyangkan bokongnya

Aku yang mulai bernafsu dengan godaan umi seketika melepaskan celana boxerku sembari mengocok-ngocok kontolku hingga mengeras sempurna

Namun bukannya langsung melakukan penetrasi ke memek umi, aku justru jongkok tepat di bawah pantat umi, karena aku hendak menjilati dan mengocok memek umi terlebih dahulu

“Ohhmm sshhh ngapain kamu??? Ohhh naaak… belajar dimana siiihhh enaakk uhmmm” tanya umi diikuti desahan ketika menerima serangan lidah dan jemariku

Sekitar 5 menit aku mempermainkan memek umi hingga terasa sudah sangat banjir memeknya oleh cairan pelumas dan juga ludahku

“Sayaaanggghh…. Ayoo masukin yoook kontolnyaaah…. Umi gatahan digituin… Oghh! Shhh sodoookk dalam sayanggggh!” desah umi ketika merasakan penetrasi kontolku ke dalam memek sempitnya

Kemudian aku mulai memaju mundurkan pinggulku sehingga tercipta sodokan demi sodokan kenikmatan untuk umi, toket umi yang berayun bebas pun tak kusia-siakan, setiap sodokan dalam kulakukan maka remasan keras kuberikan pada kedua toket umi

“Aooggghh sayaaanggg ohhh umi gakuat…umi keluaaarrr duluaaan ssshh” desah panjang umi diikuti semburan cairan cintanya yang bahkan sampai mengalir ke lantai

Hana

Hari ini aku memutuskan untuk mengunjungi rumah orang tuaku, namun saat kuhubungi abi, beliau mengatakan bahwa beliau tidak berada di rumah. Sehingga aku inisiatif menemui abi di RS, untuk mengantarkan makanan masakanku untuk beliau cicipi. Aku hari ini mengenakan gamis hitam dipadukan jilbab segi empat berwarna hitam bermaksud ingin bertema dark side, namun tak melupakan nasihat abi dan umi untuk selalu mengenakan pakaian longgar. Setibanya di RS, aku langsung menanyakan dimana ruang abi saat ini, aku diarahkan oleh perawat disana untuk menuju salah satu ruang di lantai 3 yang suasananya sangat sepi dan sunyi. Aku melihat papan nama ruangan bertuliskan “Labor Akademisi”, dan itu sesuai dengan arahan perawat tadi.


Aku bermaksud hendak mengejutkan abiku dengan kehadiranku dengan langsung membuka pintu ruang tersebut, namun sebaliknya, justru aku yang dibuat terkejut oleh pemandangan yang terpampang dihadapanku.

Tampak ada seorang wanita muda dengan posisi duduk diatas meja kerja tanpa mengenakan celana tengah disodok oleh seorang pria yang tak lain adalah abiku sendiri. Seketika aku terperangah menyaksikan pemandangan erotis ini dan yang membuatku kesal adalah bagaimana bisa abi mengkhianati umi isna, padahal umi isna sudah sangat perfect menurutku.

Aku tak mampu berkata-kata dan hanya bisa diam mendengarkan desahan sang wanita ketika kulihat abi dengan sangat cepat menggenjot wanita tersebut, tampak jilbab wanita tersebut sudah berantakan, lalu abi mulai menaikkan baju berwarna putih wanita tersebut dan seketika menyembul sepasang toket yang lebih besar dari ukuran toketku.

“Uhhmmm pak…. Sodokan kontol bapak enaaaak banget uhhmmm ssssh” desah sang wanita muda

“Iyaaaah nadiaaahhh…. Memek kamu juga enaaakk banget ssshh” desah abi yang mulai meremasi kedua toket wanita tersebut yang ternyata bernama Nadia


Sekitar 20 menit lamanya aku terdiam terpaku di depan ruangan ini menyaksikan adegan erotis yang diperankan oleh abi ku yang sangat kukagumi.

Hingga di penghujung adegan,

“Paaakk ohhh paaak… nadiaaahhh gakuat paaak…. Nadiaaaahh keluaarrr ohhh sssh” desah panjang nadia diikuti tubuhnya yang menggelinjang


“Nad…ohhh nadiaaaah… bapaak juga keluaaaarrr oghhh” desah panjang abi dengan sedikit menggeram sembari mengeluarkan kontol abi dari memek nadia dan seketika menyemprotkan semua peju beliau ke perut dan baju nadia

“Astagaa! Besar banget kontolmu abiiih uhhmm” batinku sembari menggigit bibir bawahku

Aku akhirnya mengurungkan niatku untuk menemui abi, menutup kembali pintu ruangan tersebut dan berjalan keluar, sembari membayangkan betapa perkasanya kontol abiku sendiri.

Aku memutuskan untuk pulang saja ke rumahku, bermaksud untuk menunggu abi di rumah saja lalu memberikan masakanku ke abi, randi dan umi.

Setibanya di rumah, aku sempat mengetuk beberapa kali di pintu utama dan juga memberikan salam, namun tak ada jawaban sama sekali.

Aku berjalan menuju pintu belakang rumah yang mengarah langsung ke dapur dan ruang makan, lagi-lagi aku dibuat penasaran dengan suara desahan dari dalam rumah

Ketika aku mencoba membuka pintu belakang, ternyata pintu tersebut tak dikunci. Dan seketika kembali aku diperlihatkan suatu pemandangan erotis dimana tampak umiku tengah menungging di meja makan dan adikku si randi tengah menyodok memek umi tirinya dengan sangat bernafsu, tampak randi juga meremas toket montok umi dengan remasan yang kasar.


Dan kembali aku tak bisa berkata-kata dan hanya bisa terdiam, perlahan aku yang mulai dipenuhi nafsu karena mendapat tontonan erotis dari orang tua dan adikku sendiri, mulai menarik rok gamis hitam yang kukenakan dan sedikit menurunkan cd hitamku, aku lalu mengambil posisi sedikit menyender di meja dapur yang langsung berhadapan dengan mereka berdua.

Kunaikkan salah satu kakiku ke kursi dapur, lalu kubelai memekku dengan jemariku, kini bukan lagi roby yang kubayangkan dalam khayalanku, namun randi yang kini tampak di depanku tengah mengentoti umi tirinya sendiri.

Tak terasa memekku mulai banjir oleh cairan pelumasku yang seketika membasahi jemariku, aku pun meremas kedua toketku kanan dan kiriku bergantian dari luar baju gamis hitam yang kukenakan.

Randi

“Oggghh umiii randi udaaahh gatahan umm….ssshhh” desahku ketika merasakan empotan dahsyat kedua dari memek umi yang menjadi pertanda ia akan mencapai orgasme keduanya

“Ahhh ahhh sebentar sayang… umiiih mauuuh keluaaarr jugaaahhh… ayooo barengaaaannn sssshh” desah umi

Aku segera menggenjot memek umi dengan tempo tinggi bahkan hingga menyentuh pintu rahim umi yang membuat palkonku terasa ngilu nikmat

“Oghhh oghhh oghhh dalam banget sayaaangg…. Umi keluaaarr randiiiiihhh!!” desah panjang umi diikuti semburan cairan cintanya yang bahkan sampai menghasilkan squirt

“Iyaaah umi iyaaaaahh… randiiiih juga keluaaar yaaaahhh” desahku sembari menarik keluar kontolku dan mengocok cepat hingga …

“Crooott crooott crooott” ada sekitar 4 semburan pejuku seketika mendarat di punggung umi yang membasahi sebagian pantat montok umi dan juga gamis merah muda yang ia kenakan.

Aku lalu dikejutkan dengan suara desahan wanita dari arah dapur

“Ahhhh ahhh randiiihh… kakak keluaaarrr ssshhh” ternyata Kak Hana mendesah panjang diikuti semburan cairan cintanya yang seketika membasahi rok gamis berwarna hitam yang ia kenakan, tampak tubuhnya menggelinjang hebat dan berakhir terduduk di lantai


Aku dan umi seketika berpandangan melihat penampakan erotis kak hana yang tengah bermasturbasi menyaksikan kami ngentot, aku lalu segera mengenakan celana boxerku dan begitu juga umi yang bergegas merapihkan pakainnya

Kami lalu menghampiri Kak Hana yang tampak terduduk lemas setelah ia mencapai puncak orgasmenya tadi,

“Hana? Kamu ngapain nak???” ucap Umi panik

“Hana sange ngeliat umi dientot randi… ran, parah lu ya… ngentotin umi tiri lu…” celoteh Hana dengan bahasa vulgarnya

“Ya Allah! Maafin umi ya nak, karena kami, kamu jadi terpancing birahinya, wajar kamu sudah dewasa dan apa yang kamu lakukan tadi tidak akan umi adukan ke abimu” ucap umi yang duduk di samping hana yang masih tampak lemas.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd