Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Chapter 29 Mustika Dara : Sebuah Momen tak Terduga

Hana

Setelah aku mengirimkan pesan Watsupp ke Kak Dara berupa sebuah foto aku tengah menggendong adik Naura, aku berinisiatif untuk membersihkan rumahku dengan menyapu dari lantai 2 hingga ke lantai 1. Ketika aku menyapu tepat di depan kamar Randi, tak sengaja aku menubrak Randi yang hendak keluar dari kamarnya yang tampak hanya mengenakan handuk.

“Aduh!” keluhku seraya mundur menjauhi randi

“Ebuset!” keluh Randi yang seketika panik karena handuk yang ia kenakan terjatuh ke lantai

Aku seketika terkesima mengamati kontol lemas randi yang kutaksir berukuran 14cm dengan kondisi tidak ereksi berayun-ayun bak belalai gajah.

Namun naluri seorang wanita tetap melekat dalam diriku yang seketika membuatku menutup kedua mataku tapi aku tetap mengintip sedikit dari celah jemariku.

“Kalau nyapu liat-liat dong kak! Mana kakiku lagi licin nih!” keluh Randi yang mulai merekatkan kembali ikatan handuknya

“Ya maaf, kamu sih keluar kamar tiba-tiba. Lagian siang bener baru mandi.” Ucapku

“Yeee… biarin.. daripada kakak gak mandi… bau! Hahaha” ledek Randi sembari berjalan cepat menuju kamar mandi

“Sialan! Awas lu ya!” geramku sembari ikut tertawa

Setelah kuselesaikan aktifitas menyapu dan mengepel rumah besar nan luas ini, aku merebahkan diriku di sofa ruang tengah. Tak terasa karena aku begitu kelelahan, aku justru tertidur di sofa ini.

Entah sudah berapa lama aku tertidur, namun tidur ku terusik oleh sentuhan pada salah satu toketku, saat aku membuka mata dan hendak berteriak seketika mulutku dibekap oleh seseorang yang menyentuh toketku yang tak lain adalah si Randi.

“Uhmm!! Hmmm!” pekikku dalam dekapan tangan randi sembari melotot padanya

“Sssst! Diam kak! Jangan teriak!” bentak Randi dalam bisikan

Aku berusaha melepaskan dekapan tangan randi

“Gila lu ya! Ngapain lu grepe toket gua anjir!” bentakku dalam bisikan

“Gua sange cok! Liat tonjolan toketlu, mana itu kayaknya Umi lagi enak banget dientotin abi” ucap Randi dengan wajah mesumnya menatap dadaku, yang memang kebetulan pagi ini aku tidak mengenakan bra.

“Parah lu ya! Sange dengan kakak sendiri! Abi? Abi udah pulang? Sejak kapan?” ucapku sembari bertanya

“Ya gimana gak sange, lu aja montok begini, gua coli berkali-kali anjir ngebayangin waktu lu orgasme kemarin! Abi pulang pas elu tidur tadi, nah sekarang beliau berdua lagi ngentot di kamarnya, lu kagak denger itu desahan umi?” ucap Randi sembari bertanya

“Ahhh! Akhhh! Sayang Owwwhhh!” samar-samar kudengar desahan umi yang cukup nyaring hingga terdengar ke lantai 1

“Anjir memang pada mesum ini keluarga ya! Elu Lagi! Masih gak habis pikir gua! Berani-beraninya lu grepein kakak lu sendiri! Istighfar lu ran!” celotehku menasehati Randi

“Alah memang kita semua udah mesum, hasil turunan abi lah cok! Lu jangan bilang gua doang yang mesum anjir, gua tau kok tadi waktu handuk gua lepas, lu ngeliatin kontol gua terus, padahal emang gua sengaja exhib ke elu… haha” ucap Randi sembari tertawa karena telah berhasil menjebakku dengan exhib show yang dia lakukan

“Memang gak ada akhlak lu ya! Ingat gua ini kakak lu cok! Mana itu si manda, cewek lu itu? Lu lampiasin ke dia lah anjir napsu lu itu” ucapku kesal

“Gua lagi gak kontekan sama doi cuy, lagi rada slek juga. Lu kalau mau liat kontol gua mah bilang aja kali kak, gak usah sok sok buang muka kek tadi gitu” ucap Randi sembari memegang tanganku

“Dih! Lepasin! Oooo mentang-mentang udah gak kontekan, jadi seenaknya aja lu cari sarang untuk kontol lu ke umi ya, memang udah gak waras ya kalian.” Ucapan kekesalanku seketika membuat randi menarik kedua tanganku dan ia merebahkan tubuh ku ke sofa

“Ah! Sakit anjir! Mau ngapain lu?!” ucapku panik saat tampak randi tengah tergesa-gesa melepaskan celana panjang yang ia kenakan dan seketika mengacung kontolnya yang sudah setengah mengeras

“Udaaah gak usah sok ngelawan gitu lu, mending lu nikmatin aja permainan adik lu ini!”

“Akkkhh! Umi!!! Abi!! Toloooong!!!” pekikku lalu seketika mulutku kembali dibekap oleh Randi dengan menggunakan bantal leher

Randi

Pagi ini ketika aku hendak mandi, kudengar suara Kak Hana tengah bersenandung sembari menyapu di depan kamarku, aku lalu memutuskan untuk mandi dan keluar kamar hanya dengan mengenakan handuk, dengan sengaja aku menabrakkan diri ke Kak Hana dan melepaskan ikatan handukku. Beberapa saat aku melihat kak hana tampak terpesona dengan bentuk kontolku yang belum ereksi lalu beberapa detik kemudian ia segera menutup wajahnya dengan tangan. Dan aku berakting seolah-olah panik untuk kembali mengenakan handuk yang sengaja kubuka tadi di hadapannya.

Aku lalu berlalu menuju kamar mandi, ketika aku telah selesai mandi, aku melihat kak Hana tengah menyapu dan mengepel lantai bawah. Sehingga aku memutuskan untuk kembali saja ke kamarku, saat aku hendak mengenakan baju dan celana panjang santaiku, aku mendengar suara notifikasi pesan Watsupp pada Hp ku,

“Halo mas Randi… apa kabar?” ternyata pesan Watsupp tersebut berasal dari nadin

“Hallo nadin, sehat alhamdulillah. Kamu?” balasku

“Sehat juga mas. Btw, malam minggu ini ada agenda mas?” balas Nadin

“Hmmm… belum ada sih. Kenapa tuh din?” balasku

“Mas, hangout yuk. Aku kangen sama masnya” balas Nadin manja

“Hangout kemana din?” balasku

“Hangout yang masnya bisa megang ini” balas Nadin sembari mengirimkan foto toket miliknya yang tampak menonjol dari balik tanktop hijau yang ia kenakan


“Uhhh jissss…. Montok banget sih toketmu din” balasku

“Iyaaahh masss… pengen diemutin sama masss lagiihh” balas nadin menggodaku

“Hmmm… udah deeehh, langsung OYOW aja kali aaahh” balasku yang mulai dikuasai nafsu

“Ohhh boleh mass…. Duh gasabar deh mau puasin masnya” balas Nadin mengakhiri pesan Watsupp ini dengan mengirimkan foto ia menggigit bibir bawahnya

Seketika kontolku mengacung keras, namun konsentrasiku teralihkan ketika mendengar ketukan dan ucapan salam dari Abi ku di pintu utama

Aku bergegas keluar dan tampak Kak Hana tertidur lelap di sofa ruang tengah lantai 1, akhirnya aku membukakan pintu untuk abi

“Wa’alaikumsalam… masuk bi” ucapku

“Wah ada si Hana itu ya? Loh tidur dia?” tanya Abi

“Iyaa.. kak Hana datang tadi malam, iyaa bi dia ketiduran disitu karena selesai menyapu dan mengepel seluruh rumah” ucapku

“Oalah rajinnya anak abi. Cup” ucap Abi sembari mengecup jidat kak Hana

“Umi dimana ran?” tanya abi

“Umi di kamar bi, lagi nyusuin Naura” ucapku seraya berjalan beriringan dengan abi menuju lantai 2

“Assalamualaikum…” ucap abi sembari membuka pintu kamarnya yang seketika tampak umi tengah menyusui Naura

“Wa’alaikumsalam… Wah abi pulang nak, ucap Assalamualaikum ke abi nak…” ucap Umi

Lalu aku memutuskan untuk kembali ke kamarku

Sekitar 40 menit berlalu, aku samar-samar mendengar ada suara desahan umi terdengar cukup jelas hingga ke kamarku, aku lalu dengan perlahan keluar dari kamar dan benar saja, suara desahan umi sangat jelas di lantai 2 ini, aku lalu mendelik ke bawah, melihat Kak Hana masih tertidur dengan lelap tanpa terusik sama sekali dengan suara umi.

Aku akhirnya memutuskan untuk turun dan duduk di samping kak Hana yang masih tertidur lelap

Aku memperhatikan senti demi senti tubuh Kak Hana yang mengenakan daster berbahan satin dipadukan dengan hijab berwarna krem, namun mataku hanya terpaku pada tonjolan toket kak Hana yang sepertinya tak mengenakan bra. Dengan jantung yang berdebar-debar, aku memberanikan diri untuk meraba toket montok kak hana bagian kanan, sedikit ada pergerakan dari tubuh kak Hana yang seketika membuatku menghentikkan aktifitas sentuhanku, namun saat kupastikan tubuhnya telah kembali tenang, kembali kuraba toket tersebut dan menggenggamnya dengan satu genggaman namun tak dapat kucakup semua karena cup toket kak Hana yang begitu besar, ketika aku tengah sibuk meraba toketnya, aku dikejutkan oleh kak Hana yang seketika terbangun dan ia segera duduk menjauh dariku.

Kami terlibat perdebatan panjang hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengambil kesempatan emas ini untuk kembali menjamahi tubuh kak Hana, aku dengan kasar memegang kedua tangan kak hana dan mendorong paksa tubuhnya untuk rebah ke sofa yang sedikit panjang, kini aku sudah berada diatas tubuhnya, dengan tergesa-gesa aku melepaskan celana panjang yang kukenakan dan mengeluarkan kontolku yang sudah setengah mengeras,

Diantara rontaan kak Hana, aku dapat mata kak hana sempat terpaku memperhatikan kontolku, kesempatan itu tak kusia-siakan dengan kasar kusingkapkan daster yang ia kenakan hingga ke bahunya

“Akhhh! Ran! Sadar Ran!!! Aku kakakmu ran!!” pekik kak Hana

“Udaaah! Lu nikmatin bae adikmu ini! Sekali-sekali nikmatin keperkasaan saudara sedarah itu perlu juga kak!” ucapku yang mulai meremasi kedua toket kak Hana dengan kedua putingnya yang terasa sudah mengacung keras

“Lu nolak! Tapi puting toketlu keras! Lu Sange ya? Hahaha” ledekku mengetahui puting toket kak Hana yang telah mengeras

“Gak! Gak sange gua sama lu! Lepasin gua anjing! Abi! Umi! Tolongin hana!” ucap Kak Hana sembari memukul-mukul tanganku agar aku melepaskan remasanku pada kedua toketnya

“Gak ada yang akan nolongin lu coy! Abi dan umi lagi enak ngentotnya! Denger itu desahan umi sekeras itu? Gak mungkin abi bakal dengarin permintaan tolong dari lu! Hahaha!” ucapku percaya diri

Kemudian dengan satu hentakan paksa, seketika aku merobek celana dalam seamless yang Kak Hana kenakan, dan tampak kak Hana dengan keras menutupi bibir memeknya yang tampak di tumbuhi bulu-bulu lebat nan hitam

“Gua main cepat aja, gua enak, lu enak, jadi mending lu diem aja!” bentakku sembari merentangkan kedua tangan Kak Hana yang kemudian kedua tangannya ku tarik dan kukunci dengan satu tanganku tepat diatas kepalanya

“Akhhh! Ran! Jangan raan! Oggghhh uhmmm!” ucap Kak Hana ketakutan ketika ia merasakan palkonku mulai membelah bibir memeknya dan seketika lenguhannya terdengar ketika kontolku mulai masuk ke dalam memeknya yang terasa sudah sangat becek

“Belagak nolak! Ini memeklu dah banjir cok! Udah nikmatin aja ya kontol adik kandung lu ini” ucap ku sembari menyodok-nyodokkan kontolku di dalam memek kak Hana

“Auuuhhmm ran… nyeri raaan…. Keluarin aja raaan” lenguh Kak Hana yang tampak meringis menerima hujaman kontolku

“Ughhhmm keluarin di dalam ya kak? Ok noteeeedd” desahku yang mulai merasakan kenikmatan dalam himpitan dinding memek kak Hana

“Bukaaan uhmmm bukaaan crot di dalam raaann… keluarin kontolmu dari memek kakak raaan sssshh” ucapan kak Hana mulai tidak jelas karena desahan dan lenguhannya menjadi satu

“Ini aku keluar masukin aja kak… sshhh gila! Himpitan memeklu nikmat banget ssshh nih rasain gomu gomu no kontol ku!” desahku sembari memperagakan quotes salah satu anime legend yang sering ku tonton dengan mempercepat sodokan kontolku di dalam memek Kak Hana

“Ahhh ahhh ran ahhhh dalam banget anjing! Ogghhh raaan…. Kakak keluaaarr!! Ssshhh” desah panjang Kak Hana ketika menerima hujaman ‘Gomu Gomu no Kontol’ ku diiikuti semburan cairan cintanya yang seketika menghangatkan kontolku

“Haaahh haaahhh ran… udahan yaaahh… capek banget guaa..” ucap Kak Hana

“Enak aja udahan! Lu udah, gua belum coy!” ucapku kembali mempercepat sodokan kontolku

“Buk!!” sebuah pukulan keras mendarat di leher belakangku yang seketika membuatku tak sadarkan diri

Sekitar 30 menitan mungkin aku telah pingsan, dan aku siuman karena mendengar desahan liar kak Hana. Aku lalu menyadari bahwa kini aku tengah duduk di salah satu kursi makan dengan kedua tangan terikat ke belakang dan mulutku tersumpal ikatan kain yang tak lain adalah sobekan celana dalam seamless milik kak Hana, aku menoleh kesamping kiri tampak umi juga bernasib sama denganku yaitu terduduk dengan kedua tangan terikat ke belakang lalu tampak mulutnya disumpal kain dan juga matanya ditutup dengan kain dan tubuh yang tak mengenakan busana sama sekali persis sepertiku.

Aku lalu kembali berusaha memfokuskan pandanganku ke depan, tampak kak Hana tengah menungging di atas meja sofa ruang tengah, dengan tepat di belakangnya ada seorang pria yang tengah asik mengentoti kak Hana, seketika mataku menatap tak percaya bahwa pria tersebut adalah abiku sendiri. Aku tau abi memang playboy, tapi aku tak menyangka bahwa abi akan mengentoti darah dagingnya sendiri, anak gadisnya, yaitu Kak Hana.

“Abi! Ngapain bi??!!” bentakku

Dan dengan wajah santai ia menoleh kearahku dan berkata

“Lagi ngentotin hana, ada masalah randi?”

“Bi! Dia itu anak abi! Kok Abi tega sih?!” tanyaku yang masih tak percaya

“Iya dia anak abi… anak yang abi sayangi, sayangi secara anak dan sayangi secara budak. Toh tadi kamu juga ngentotin kakak kandungmu ini kan? Berarti kita impas, sama-sama sudah menikmati tubuh darah daging kita sendiri” jelas Abi yang seketika penjelasannya tersebut menohok ke hatiku

“Ta… tapi bi” ucapanku terpotong dengan bentakkan kak Hana

“Tapi apa tolol? Lu juga bermasalah, umi tiri lu sendiri lu entotin, gua kakak kandung lu, juga lu entotin! Ssshhhh terus bih…. Lebih dalam sodoknyaaaahh” ucap Kak Hana sembari mendesah keenakan menerima hujaman kontol abi

“Uhhhmmm hmmmm hmmmm!!” ucapan umi sama sekali tak dapat kupahami karena sumpalan kain pada mulutnya

“Diam kamu lonte! Diam dan dengarin desahan anakku yang lebih nikmat dari pada desahanmu!” bentak Abi pada umi sembari menyodokkan kontolnya lebih dalam ke memek Kak Hana sehingga membuat kak Hana mendesah semakin liar sembari mendongakkan kepalanya keatas

“Ahhh iyaaah bi… lebih dalam kayak gitu abiiihh… kontolmu lebih panjang dan lebih perkasa dari kontol si randi … hana nyampe biiii” desah panjang kak hana diikuti tubuhnya yang menggelinjang dan semburan cairan squirt dari memeknya yang seketika membasahi meja sofa

“Oghhh yeaaahh!! Empotan memekmu juga lebih nikmat dari umi tirimu oghh! Abi mau keluaaarr juga naaak!!” desah panjang abi diikuti sodokan kontolnya yang begitu dalam dan tubuhnya yang tampak mengejang beberapa saat

“Ahhhh banyak banget abiihhh! Peju abiiih anget bangeeettt” desah kak Hana yang tampak kenikmatan menerima semburan peju ayah kandungnya sendiri di dalam liang peranakannya

Kemudian tampak abi dan kak hana merebahkan diri diatas meja sofa, posisi menyamping menghadap kami

“Bi, lihat deh itu si randi, kontolnya tegang begitu karena ngeliatin kita… cup” ucap Kak Hana sembari mencium bibir Abi

“Iya si anak gak tau diri itu…. Gimana kalau kita nonton mereka aja ya sayang sluurrp” ucap abi sembari menjilat leher kak Hana diikuti desisan kak Hana

Kemudian tampak abi berdiri dan berjalan kearah aku dan umi dengan masih tanpa busana, terlihat kontol panjang abi yang masih setengah mengeras tampak basah oleh peju miliknya dan juga cairan cinta kak Hana

Abi lalu membuka sumpalan mata dan mulut umi,

“Huaah huaaah haaah! Apa maksudnya semua ini Budi?! Kenapa kamu giniin aku! Kenapa kamu berzina dengan anak kandungmu!” racau Umi

“Sssst! Sssst! Sssst! Diam kamu Isna…! Kenapa ini kenapa itu? Yang harusnya kutanyakan itu kamu, kenapa kamu main dengan anak tirimu sendiri si randi cecunguk ini ketika aku tak berada di rumah? Kenapa kamu mau dijamah olehnya? Jawab isna!” tanya Abi dengan santainya

“Hana… tuntaskan cepat, ada yang perlu abi bahas” perintah Abi ke Kak Hana

Kulihat kak Hana mulai bangkit dari atas meja sofa lalu berjalan menuju diriku dengan paha dan betis yang tampak basah oleh aliran peju abi dan cairan cinta miliknya.

“Ma…mau ngapain kak?” tanyaku gugup

Kak Hana tak menghiraukanku, ia mendekat di hadapanku, dan memposisikan diri sedikit menjongkok diatasku, ia lalu memegang kontolku dan mengarahkan palkonku ke bibir memeknya yang masih basah tersebut

“Udah diam dan nikmatin aja lu ya adik gak tau diri… nikmatin kakak kandungmu ini gak usah malu-malu ughhh” ucapan Kak Hana terputus ketika ia menurunkan tubuhnya sehingga kontolku menghujam masuk ke dalam memeknya

“Oghhh” lenguhku singkat

Kemudian kak Hana mulai menaik turunkan pinggulnya sehingga tercipta gerakan kontolku keluar masuk dalam memeknya

“Gimana rasanya kontol adikmu han?” tanya abi

“Gak berasa apa-apa bi, kecil” ucap Kak Hana sembari menatapku dengan tatapan sinis

“Ughh ughhh liar banget goyanganmu kaaak… kontolku besar gini masa’ gak terasa enak?” tanyaku yang mulai mendesah

“Gak enak! Memekku hanya bisa enak kalau disodok kontol abi! Kontolmu hanya cocok untuk ngentotin emak-emak tua kayak Umi lonte itu! Uhhh” ucapan kasar Kak Hana seketika membuat umi mengamuk

“Lonte! Lonte! Kau itu yang lonte! Sama kayak umi kandungmu itu lonte juga!” bentak Umi

“Plak!” seketika tamparan keras abi mendarat di pipi umi Isna

“Akh! Sakit budiiii… kenapa kamu nampar aku?!!” ucap Umi meringis

“Kamu belum jawab pertanyaanku kenapa kamu selingkuh sama anak kandungku??!! Jangan kamu maki si Hana, dia anak kesayanganku!” bentak abi

Terasa kak Hana semakin aktif mengulek kontolku dengan posisi WOT nya ini, sehingga kedua toket montoknya berayun dengan bebas di hadapanku, aku yang sudah mulai kembali dikuasai nafsu akhirnya berusaha mencaplok salah satu toket kak Hana kanan ataupun kiri namun caplokanku tidak ada yang kena karena kak Hana menghindar

“Bi… lihat anakmu ini bi…. Mulai nafsu lagi dengan kakak kandungnya… memang lah buah tak jatuh jauh dari pohonnya ya hahaha” ucap Kak Hana sembari tertawa bersama abi

Hentakkan pinggul kak Hana yang semakin liar membuatku tak sanggup lagi menahan gejolak ejakulasi yang akan segera meledak

“Ahhh ahhh kak…. Aku gakuat kaaakk” desah panjangku

Namun seketika kak hana beranjak dari tubuhku dan ia dengan sangat cepat mencengkram pangkal kontolku dengan genggaman tangannya

“Lu gak boleh crot dulu kalau belum gua suruh!” ucap Kak Hana yang seketika membuatku kecewa

Kulihat abi tampak membuka ikatan pada tangan umi, dan menarik tubuh umi untuk bersimpuh di hadapanku dengan kepala yang tertunduk lemas,

“Woi lonte! Pegang kontol anak tirimu ini! Cepat! Dan sekalian kau kocok!” bentak Abi sembari mengarahkan tangan umi isna untuk menggenggam kontolku dan perlahan umi mulai mengocok kontolku

Di sisi lain tampak kak Hana tengah merekam momen umi mengocok kontolku menggunakan hp abi

“Ahhh umi…. Randi udaaah gakuaatt…. Randi keluaaar ummm” desah panjangku dan tampak abi mendorongkan kepala umi sehingga …

“Crooott crooottt crooott” ada sekitar 5 semburan peju hangatku seketika mendarat di atas wajah umi dan seketika membasahi kepala umi

“Huhuhuhuuuu kenapa kamu tega giniin aku mass?!!” kudengar suara umi mulai menangis

“Cepat rekam tangisan lonte penuh peju itu sayang” ucap abi mengarahkan kak Hana untuk merekam wajah umi yang telah dibaluri oleh pejuku

Setelah rekaman video tersebut dihentikan oleh Kak Hana

“Bagusnya kita kasih judul apa ya bi di situs exenexex nanti?” tanya Kak Hana

“Hmmm gimana kalau ‘Anak Durhaka Pencabul Ibu Tiri’? Haha” tanya abi diikuti tertawaan abi dan kak Hana memenuhi ruang tengah lantai 1 ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd