Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Chapter 30 Mustika Dara : Butterfly Effect

(FLASHBACK Session)

Randi

“Parah bener ini anak bisa-bisanya malah orgasme disini” celetukku

“Ya gimana ran, mungkin dia sange ngeliat perngentotan kita tadi, secara kontolmu seenak itu, gimana gak jadi mendesah liar uminya” ucap umi Isna sembari menepuk-nepuk bahu Kak Hana yang sudah tampak lemas

“Jadi gimana ni um? Ketauan dong skandal kita” tanyaku

“Udah gak usah pikirin itu dulu, sekarang kamu angkat tubuh pingsan kakakmu ini ke kamarmu dulu ran, terus selimutin tubuhnya” perintah Umi

Kemudian kami bergegas merapihkan pakaian kami dan aku mulai mengangkat tubuh lemas kak Hana ke kamarnya yang kebetulan berada tak jauh dari dapur

“Buset berat amat lu kak….haaah haaah” ucapku kelelahan setelah membaringkan tubuh kak Hana di atas ranjang tidurnya

“Udah ran?” tanya umi

“Udah um, btw um, kalau diliat-liat seksi juga ya kak Hana ini” celetukku

“Heh! Ingat dia itu kakakmu ran! Jangan mikir macem-macem” ucap umi sembari menggeplak kepalaku

“Yakali boleh mi, icipin dikit… umi aja aku icipin sampe mendesah bareng hehe” ucapku sembari duduk di samping tubuh lemas Kak Hana

“Wah memang bener-bener ya nih bocah.. kamu mau ngapain itu?” tanya umi yang mulai mendekat

“Katanya umi mau ngehancurin keluarga kami? Sekalian dong aku sebagai salah satu anggota keluarga ini ikut menjadi pelaku” ucapku sembari menatap sinis umi

Aku kemudian memberanikan diri untuk memegang dan sedikit meremas toket kak Hana yang kencang

“Heh! Jangan sembarangan kamu ran! Sudah! Sana kamu balik ke kamarmu deh! Maksud kamu apa ya dengan ngomong begitu?” bentak umi

“Yailah um, baru pegang dikit doang. Aku tau kok umi ada rencana busuk dibalik mendapatkan abi untuk menjadi suami umi dan rencana umi kedepannya mau ngapain” ucapku santai

“Terus kalau kamu sudah tau semuanya, kamu mau ngapain umi? Mau bunuh umi?” tanya umi yang tampak mulai panik

“Gak bunuh dong, yakali umi semontok ini mau kubunuh. Aku mau ngerusak keluarga ini juga mi, dimulai aku mau ngentotin kak Hana” ucapku sembari meremas bokong umi

“Wah udah gila kamu ya randi! Ini kakak kandungmu loh, kalau umi kan umi tirimu” ucap umi masih tak bisa menerima ideku

“Jadi kalau umi tiri bisa kuentotin semauku ya?” tanyaku

“Se…sebenarnya melanggar norma juga sih ran, tapi hmmm. Yaudah balik ke idemu, kamu mau gimana?” tanya umi yang tampak mulai tertarik dengan ideku

“Jadi gini um, besok kan sepertinya abi akan pulang kesini untuk beristirahat sebelum kembali melakukan penelitian. Aku mau umi ajak abi untuk ngentot, nah nanti di sela-sela umi dan abi ngentot, aku akan ngentotin kak Hana, gak tau deh dimana tapi yang pasti selama di entotin abi, umi desahnya harus kencang ya, supaya kalau kak Hana minta tolong, abi gak bakal denger” paparku

“Wah memang anak berotak licik kamu ya… hmm yaa kayaknya umi bisa bantu deh. Terus setelah ini, apa?” tanya umi

“Setelah misi ini sukses, nanti kita rancang lagi misi selanjutnya um” ucapku sembari mengecup jidat umi

Hana

Aku masih tak percaya dengan apa yang aku saksikan saat ini melihat Abi kandungku tengah bersenggama dengan seorang anak magang bernama Nadia hingga mereka berdua mencapai klimaks bersama. Di awal aku melihat pertunjukkan sensual abi dan nadia, aku sempat terpikir untuk segera pulang dan ingin menangis sejadi-jadinya di kamarku nanti, namun niatku tersebut ku urungkan ketika aku mengetahui abi tengah menuju keluar dari Labor Akademisi, dan aku bermaksud untuk mencegatnya karena di pertunjukan seksual tersebut aku sempat merekam beberapa adegan ketika abi dan nadia tampak sangat menikmati permainan mereka.

“Assalamualaikum Abi…” sapaku pada abi yang tampak baru keluar dari ruang labor

“Eh… hmmm… Wa’alaikumsalam hana… ngapain kamu malam-malam kesini?” tanya abi yang tampak canggung dengan kehadiranku

“Ini bi, hana masakin makan malam untuk abi, hana memang datang diam-diam karena mau ngejutin abi hehe” ucapku sembari menyerahkan bungkusan masakanku

“Oalah … baik banget nih anaknya abi, masakin abinya sampai diantar kesini jauh-jauh dari kosan” ucap abi yang tampak mulai rileks

“Pak… saya permisi pulang dulu ya… terima kasih” ucap Nadia yang seketika membuat ketegangan sesaat antara aku dan abi

“Eeee eh iyaaa nadia, besok berikan laporanmu ke ruangan saya saja ya, nda perlu ke labor sini” ucap abi yang tampak berusaha menguasai dirinya

“I…iya baik pak… ya mari mbak, pak saya pamit” ucap Nadia dengan baju yang tampak sangat basah dengan keringat dan juga jilbab yang tampak sangat kusut

“Iya hati-hati nak nadia” ucap abi

“Laporan ya?hmmm” tanyaku sembari merubah ekspresiku yang sedari tadi penuh sopan santun menjadi tatapan penuh curiga

“Ha?? Iyaa laporan magang nya si nadia, tadi lagi abi periksa. Kenapa begitu ekspresimu hana?” tanya abi

“Laporan atau lap-ohhh-ran bi?” tanyaku sembari menatap sinis abi

“Apa sih hana? Kamu mau ngantar makanan atau mau ngebuat abi penasaran dengan tingkah lakumu” ucap abi yang tampak mulai kesal

“Sini bi” ucapku sembari mendekatkan bibirku ke telinga abi

“Ngecek laporan ya? Kok sampai ngentot begitu sama si nadia bi?” bisikku

“Astaghfirullah! Jaga omonganmu hana! Inikah hasil didikan pesantren dari kampung umimu itu?!” bentak abi yang kesal dengan komentarku

“Hahaha… kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu padahal baru habis menyusu. Hana tau kok tadi abi ngentot dengan si nadia-nadia itu, orang kedengeran kok desahannya dia sampai ke lorong koridor ini” ucapku

“Hah?! Apa kata kamu?!” ucap abi tak percaya sembari menyudutkan tubuhku ke tembok

“Sudah lah abi… anakmu ini tau semuanya kok, sekarang tinggal abinya aja, hana mau tutup mulut atau buka fakta ini seluas-luasnya?” tanyaku mengancam

“Tolong cukup kamu saja yang tau ya hana… jangan sampai disebarluaskan… kamu mau apa? Uang? Hp baru? Nanti abi belikan” ucap abi yang tampak mulai panik dengan ancamanku

“Saat ini hana cuman butuh ini saja bi” ucapku sembari menyentuh kontol abi dari balik celana putih dinas yang ia kenakan

“Wah kamu keterlaluan ya Hana! Bagaimana bisa kamu nafsu dengan abi kandungmu sendiri?! Sudah gila kamu!” ucap abi sembari menjauhi tubuhku

“Ya terserah abi sih kalau gak mau, aku tinggal sebarin aja video skandal abi yang telah aku rekam tadi, hmmm judul yang cocok sepertinya ‘Skandal Dokter dan Anak Magang Perek’ ya … Hahahaha!” ucapku yang mulai dikuasai pikiran iblis sembari menunjukkan hp ku

“Wah keterlaluan sekali kamu Hana! Begitu picik sekali pikiranmu!” ucap kesal abi

“Sekarang cuman ada 2 pilihan untukmu bi, abi izinkan aku memegang kontol abi atau aku sebarkan video skandal abi? Keputusan ada di tangan abi” ucapku memberi dua pilihan

“Yasudah, kamu maunya dimana?” ucap abi yang sepertinya memilih opsi pertama

“Aku gak mau di labor tadi, pasti banyak cairan perek tadi kan? Kita di toilet aja” ucapku sembari berjalan duluan memimpin abi

Tampak abi dengan wajahnya merah padam mulai mengikuti langkahku menuju toilet khusus dokter yang berada tak jauh dari labor

Ketika kami berdua sudah berada dalam toilet

“Uhmm hmmmmff” desisanku ketika aku dengan sangat bernafsu mengecup bibir abi

Awalnya abi sama sekali tak membalas kecupanku, hingga perlahan birahinya mulai naik, terasa balasan kecupanku dengan abi memainkan lidahku, kedua tangannya mulai merangkul pinggulku dan ia mulai meremas-remas bokong sekalku

“Uhmm ssshhh” desisku sembari berusaha membuka celana putih dinas abi berikut celana dalam yang ia kenakan

Tampak kontol besar nan panjang berukuran 19cm milik abi telah mengacung perkasa, aku segera berjongkok di hadapan kontol perkasanya, mengelus senti demi senti kontol berurat abi seketika membuat birahiku semakin meninggi, hingga akhirnya aku mulai mengocok kontol abi dan mulai memasukkan kontol abi dalam mulutku untuk kusepong.

“Ughhhmm hanaaahhh… jago banget kamu nyepongnyaaahh” desah abi ketika aku dengan keahlian menyepongku melahap habis kontol perkasanya

Abi tampak sibuk menarik tubuhku untuk kembali berdiri, namun aku menahan tubuhku untuk tetap pada posisi jongkok agar tetap menyepong kontol abi

Tak butuh waktu lama untukku menaklukan kejantanan abi, sekitar 15 menit aku memberikan teknik sepongan terbaikku …

“Ahhh hanaaahh …. Abi keluar naaak” desah panjang abi diikuti semburan peju hangatnya memenuhi rongga mulutku dan kerongkonganku

Dengan penuh nafsu aku melahap habis peju milik abi lalu kutelan semua pejunya, bahkan aku menjilati keseluruhan kontol abi hingga bersih dan hanya menyisakan air liurku pada batang kontolnya.

“Uhaaah haaaahh haaaahh enak banget seponganmu hanaaa” ucap abi terengah-engah

“Ah abi bisa aja hehe… makasih ya udah izinin anakmu ini menyepong kontol abi kandungku yang sangat perkasa dan besar ini” ucapku sembari mengelus kontol abi

“Haaahh iyaaah sama-sama hana… makasih udah izinkan kontol abi untuk menyodok mulut seksimuuuh” ucap abi

Setelah kami berkemas dan merapihkan diri lalu kami keluar dari toilet dan memutuskan untuk berbincang sejenak di salah satu kursi tunggu di lorong koridor ini.

“Hana… sejujurnya abi memang sudah lama memiliki nafsu pada kamu, berawal dari abi menangkap basah kamu berzina dengan mantan pacarmu yang berakibat kamu harus bersekolah di pesantren atas kehendak umi aliyah, seiring berjalannya waktu dengan kamu yang mulai tumbuh dewasa, abi memutuskan untuk melupakan nafsu tersebut dan menganggap hal tersebut merupakan hal yang tidak wajar untuk abi utarakan ke anak kandung abi, darah daging abi sendiri, yaitu kamu nak. Tapi saat ini abi sadar, ternyata hasrat nafsu tersebut justru berbalas darimu juga yang ternyata sebegitu nafsunya dengan abimu sendiri” ucap abi sembari melingkarkan tangannya di pinggangku

“Iya bi, aku walaupun baru sekali melihat kontol perkasa abi ketika tadi ngentot dengan nadia, entah bisikan setan dari mana, aku seketika sangat bernafsu pada abi, aku membayangkan betapa perkasanya abi di ranjang ketika menggauli umi aliyah dan sekarang umi isna uhhmm” ucapku yang merasakan birahiku kembali bangkit

“Iya nak, ini cukup jadi rahasia kita berdua saja ya… jangan sampai orang lain tau…” ucap abi sembari kembali mengecup bibirku

Setelah berpamitan, aku kemudian menuju rumah abi.

Setibanya di rumah abi aku kembali diperlihatkan dengan pemandangan tak biasa, yaitu pertunjukkan sensual lainnya yang diperankan oleh adikku si Randi dan Umi isna, seketika hatiku terasa sakit melihat momen perzinahan ini walaupun di malam yang sama, aku juga telah berzina dengan abi kandungku. Aku pada posisi ini masih bertanya-tanya apakah perbuatanku terhadap abi tadi mengakibatkan Butterfly Effect sehingga menghasilkan runtut kejadian berujung pada perselingkuhan antara adikku dan umi tiriku. Namun aku segera menguasai pikiranku dari menyalahkan diri sendiri, dengan cepat aku menyalakan perekam video pada hp ku untuk merekam momen perselingkuhan ini.

Setelah beberapa adegan selesai aku rekam, aku bermaksud untuk mengendap masuk ke dapur, namun sialnya, birahiku yang tadi sempat bangkit ketika berpamitan dengan abi membuatku melakukan hal yang sangat nekat. Yaitu aku memutuskan untuk masturbasi menyaksikan permainan sensual yang diperankan oleh anggota keluargaku sendiri bahkan sampai aku mencapai puncak orgasmeku. Dan erangan orgasmeku membuat para pelaku pertunjukkan seketika menyadari keberadaanku dan segera menghampiriku yang telah terjerembab di lantai setelah dilanda puncak orgasme kenikmatan yang sungguh luar biasa.

Dalam keadaan lemas hampir pingsan ini aku masih dapat mendengar dan merasakan apa yang terjadi disekitarku. Aku sadar bahwa tubuhku digendong oleh randi ke ranjangku, aku juga sadar bahwa toketku di grepe oleh randi, dan aku juga mendengar rencana busuk yang randi dan umi isna rencanakan untuk menghancurkan keluargaku.

Di pagi hari dimana ini adalah hari pelaksanaan rencana umi dan randi, aku mengirimkan beberapa pesan watsupp ke abi berikut penggalan video skandal putra kandungnya dengan istri keduanya. Seketika abi membalas pesan watsuppku dengan penuh amarah, ia mengatakan randi dan umi isna adalah orang yang tidak tahu di untung. Lalu aku meredakan emosi abi dengan mengusulkan rencana pembalasan ketika rencana penghancuran rumah tangga yang mereka rencanakan akan di lakukan hari ini. Abi menyetujui usulanku dan kami mengikuti alur rencana randi dan umi isna, hingga ada satu kesempatan untuk kami memutar balikkan kondisi. Dimana kini kondisinya adalah akhir dari rencanaku dan abi, tampak randi yang telah lemas setelah ejakulasi menyemprotkan semua peju najis miliknya keatas wajah umi isna kemudian umi isna yang tampak terduduk lemas tak percaya bahwa rencana busuk yang mereka rencanakan mengalami plot-twist sejauh ini sehingga membuat mereka berdua menjadi korban dalam kejadian hari ini.

(Akhir FLASHBACK)
Setelah kejadian pembalasan di hari itu, umi isna dan randi seketika berubah menjadi budak seks aku dan abi, kami sering mengadakan sesi perbudakan seks terhadap mereka berdua, diantaranya kadang kami meminta randi untuk memperkosa umi isna dengan kasar di hadapan kami, sementara kami berdua juga melakukan seks, atau bahkan kami memaksa randi untuk memperawani lubang anus umi isna yang kala itu membuat umi isna sangat kesakitan dengan harus merelakan tubuhnya di setubuhi dua arah oleh suami dan anak tirinya, dan beragam aktifitas tak bermoral lainnya. Perlahan kami semua mulai terbiasa dengan perilaku tak bermoral ini dilakukan di dalam rumah besar kami yang selalu tertutup dari khalayak ramai.
 
Sayang bgt mau tamat daranya baru dpt panggung sekali mestinya daranya dpt 4 episode lagi lah judulnya kan mustika dara
 
Sadis juga si Hana yang lulusan pesantren ;)
Terkadang lulusan pesantren itu lebih diluar nalar pemikirannya apalagi kalau yang sedari awal masuk pessntren itu karena dipaksa bukan kemauan sendiri
Menantikan dara apakah akan terjerumus juga atau akan menjadi penyadar utk semua
Hmmm enaknya gimana ya
 
Bimabet
Chapter 31 Mustika Dara : Kesesatan yang Penuh Nikmat

Beberapa minggu setelah Dara mendapatkan foto adik perempuannya yang tak wajar…

Dara

Hari ini aku berencana mengajak Hana untuk bertemu karena aku hendak membahas temuanku tentang foto telanjang tubuhnya yang kudapatkan dari syafira beberapa minggu lalu. Akhirnya kami sepakat untuk bertemu siang ini di salah satu restoran fast food yang berada tak jauh dari kantorku. Tak lama aku menunggu kedatangan hana,

“Assalamualaikum kak Dara… Uuu kangennyaaaa” sapa Hana sembari memelukku

“Wa’alaikumsalam adikku… Iyaaa udah lama banget ya kita gak ketemu… Sehat kan kamu dek?” tanyaku berbasa basi sembari memberikan menu makanan

“Alhamdulillah sehat kak, kakak sehat juga kan?” tanya Hana

“Alhamdulillah sehat dek, eh gimana dengan yang lain? Sehat kan mereka semua?” tanyaku

“Alhamdulillah mereka sehat semua kak, dek Naura sudah bisa merangkak, cerdas banget dia” ucap Hana menjelaskan perkembangan adik bungsu kami, Naura.

“Oh iya ya? MasyaAllah memang cerdas-cerdas semua anak-anak abi ya hehe” ucapku

Hana yang hari ini tampak mengenakan manset hitam, dengan outer rajut strip hitam putih, celana jeans sobek lutut dan dipadukan dengan hijab pashmina berwarna mocca membuatku seketika melirik dari atas hingga ke bawah tubuh Hana tak percaya dengan penampilannya yang kini sangat modis dan cenderung ‘terbuka’.


“Cantik banget kamu hari ini hana…” ucapku

“Ahh makasih kak… hehe” ucap Hana tersanjung

“Tapi pakaianmu ketat semua Han, tumben” celetukku

“Hmm yaa biasanya gini sih kak, emang mestinya gimana?” tanya Hana

“Yaa kamu biasanya kan gamisan hijab panjang, hari ini modis sekali makanya kakak jadi heran” ucapku

“Ohhh yaa sekali-sekali modis gak apa dong kak, namanya juga cewek hehe” ucap Hana sembari tertawa walaupun tampaknya ia sedikit tak nyaman dengan komentarku

“Iya deh iyaaa yang si paling cewek. Jadi gini Han, kakak beberapa minggu lalu mendapat foto dirimu dengan kondisi yang tidak wajar, maka dari itu kakak ingin menanyakan perihal ini denganmu secara langsung” ucapku yang seketika membuat situasi menjadi serius

“Ah? Foto yang tidak wajar gimana kak?” tanya Hana berbisik

“Ini ada 5 fotomu dengan keadaan tanpa busana” ucapku sembari menunjukkan beberapa foto yang kudapat dari syafira

“Astaghfirullah! Itu siapa kaaaakk?” ucap Hana terkejut

“Coba kamu slide ke foto yang paling akhir dek” ucapku

Seketika wajah Hana tampak tegang dengan kedua pupil matanya membesar memperhatikan beberapa foto tersebut

“Kakak disini bukan ingin menyudutkanmu dek, kakak justru ingin menanyakan apakah kamu baik-baik saja? Jika ada yang perlu kamu utarakan, curhat sama kakak mu ini dek, gak perlu sungkan” ucapku berusaha mencairkan suasana

Tampak Hana menundukkan kepalanya sembari kedua tangan menopang kepalanya

“Benar itu kamu kan dek? Kakak tidak mengada-ada kan?” tanyaku

“I…iya benar itu aku kak… ta… tapi si…siapaaa yang memfoto akuuuu?” tanya Hana yang terdengar tengah menahan tangisnya

“Semoga ini dijadikan pembelajaran ya dek, tapi maaf kakak gak bisa kasih tau kakak dapat dari siapa foto-foto tersebut” ucapku

Seketika Hana dengan wajahnya yang merah padam menatapku tajam bak kesetanan, ia memegang kedua bahuku sembari berkata
“Kasih tahu aku kak?! Siapa yang memfoto diriku dalam kondisi tak wajar tersebut?! Siapa kak?!”

“Astaghfirullah Hana! Lepasin kakak! Tenangkan dirimu dulu!” ucapku yang seketika panik sembari berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Hana pada bahuku

“Siapa kak? Ya Allah! Kenapa sih ada orang yang setega itu? Huhuhuhu…” Hana bertanya-tanya hingga akhirnya ia meneteskan air mata

Hana

Hari ini aku memiliki agenda untuk bertemu dengan Kak Dara setelah sekian lama kami tak berjumpa untuk sekedar chilling-time bareng. Ketika aku menemuinya di salah satu restoran fast-food yang posisinya tak jauh dari kantor Kak Dara. Kak dara sempat mengomentari gaya berpakaianku, bahkan aku sempat tak nyaman dengan komentarnya tersebut dan muncul sedikit kekesalan dalam diriku namun obrolan segera dialihkan oleh kak Dara ke pembahasan yang justru semakin membuatku kesal dan tak percaya tentang apa yang kak Dara temukan. Ada sederet foto di HP kak Dara yang menunjukkan tubuhku setengah tak berbusana yang setelah kuingat-ingat itu adalah momen ketika aku ketiduran setelah mencapai puncak orgasme ketika masturbasi membayangkan dientotin Kak Roby.

Kak dara sempat enggan memberi tahu darimana ia mendapatkan foto tersebut, namun setelah aku membujuknya dengan sedikit lembut, muncul satu nama yang kak Dara sebut sebagai pemilik foto tersebut dan seketika nama tersebut yang tak lain adalah Mas Satria alias pacarnya Kak Haura tetangga kosku yang merupakan pelaku dari penyemprotan peju pada tubuhku pada malam itu. Sempat berdesir amarah berikut nafsu birahiku memikirkan kejadian tersebut. Namun obrolan ini kembali kualihkan ke pembahasan lain walaupun tampak kak Dara sedikit kecewa dengan aku yang terus berkilah dan enggan membahas hal ini.

“Dek, kalau kamu ada keluh kesah apapun, jangan sungkan ngobrol dengan kakak ya, kalau ada waktu kakak pasti bisa menemuimu langsung, jika misal kakak sibuk, kamu boleh kok telpon kakak” ucap Kak Dara penuh kasih sayang sembari memegang kedua tanganku

“Huhuhuhu… Iyaaa makasih ya kakak… InsyaAllah nanti kalau ada apa-apa, aku pasti cerita kok dengan kakak…” ucapku dengan tangisan palsu

“Kak, setelah ini mau kemana?” tanyaku

“Hmm… pulang mungkin dek. Tapi kakak rasanya pengen ke rumah deh, mau liat Naura” ucap Kak Dara

“Boleeeh kak, ayo ke rumah. Wah ini momen spesial nih, kak Dara bakal main ke rumah hehe” ucapku bahagia mendengar niatan kak Dara hendak mengunjungi rumah kami

Kami akhirnya menuju rumah dengan kak Dara memboncengiku menggunakan sepeda motor maticnya

Setibanya di rumah …

Aku memutuskan untuk masuk terlebih dahulu sementara kak Dara masih sibuk memarkirkan sepeda motornya

Aku dibuat terkejut dengan pemandangan tak bermoral di ruang tamu, dimana randi tampak tengah mengentoti seorang perempuan yang tampak lebih muda darinya, dengan posisi WOT sang perempuan menggenjot kontol Randi dengan tempo tinggi.

Aku seketika memundurkan langkahku dari pintu utama dan kembali menghampiri kak Dara dengan memutar otakku untuk mencari ide agar kak Dara tidak masuk dulu ke dalam rumah.

“Eee kak… Maaf nih, aku baru ingat, kayaknya pampers dan sufor Naura habis deh, kakak boleh bantu belikan kah?” tanyaku

“Wah… kenapa gak dari tadi dek? Butuh berapa dek?” tanya Kak Dara yang tampak mulai naik ke sepeda motornya lagi

“Hehe maaf, hana baru ingat soalnya. Masing-masing butuh 1 aja sih kak” ucapku berusaha tenang

“Ooo iya udah, kakak pergi beli dulu kalau gitu, kamu ada mau titip apa? Umi mau dibelikan makanan kah? Biar sekalian” tanya Kak Dara

“Oh iya umi, boleh deh kak beliin Nasi Ayam aja” ucapku

“Oke hana, kakak otw dulu ya, Wassalamualaikum” ucap Kak Dara sembari mengemudikan motornya

Aku seketika berlari masuk ke dalam dan tampak Randi bersama perempuan yang terakhir kuketahui bernama Nadin tersebut sudah tampak mengenakan kembali pakaian mereka

“Kalian parah banget, gak liat kondisi, asal-asalan berbuat?!” bentakku

“Yeee biasanya kayak gitu kan, kakak dengan abi juga biasa siang-siang ngentot disini, gua juga boleh dong” celetuk Randi kesal

“Sabar mas…” ucap Nadin

“Sekarang kamu mending pulang deh, ini Kakak Sulung kami yang sangat alim mau kesini, aku gak mau ketidak normalan ini diketahui oleh dia!” perintahku pada nadin yang mulai buru-buru mengemas barang-barangnya

“Makasih ya mas, mari kak, saya pamit” ucap Nadin sembari meninggalkan rumah ini

“Ran, lu mandi sana, gua mau pel lantai ini sekalian lap sofanya dari peju dan cairan memek si nadin perek tadi” perintahku

“Iyeee iyeee… gua mandi, lu gak mau ikutan?” tanya Randi sembari meremas pantatku

“Sialan! Lu gak bisa begini ya nanti kalau ada Kak Dara” ucapku sembari menangkis tangan Randi

“Iyaa siap bu bos! Kita harus selalu mengedepankan norma-norma sosial” ucap Randi sembari naik menuju lantai 2

Sekitar 30 menit, aku mendengar suara motor kak Dara kembali parkir di garasi

“Assalamualaikum …” ucap salam kak Dara

“Wa’alaikumsalam… wah banyak banget belanjaannya kak” ucapku sembari membantu kak Dara membawakan belanjaan yang seolah baru ia borong

“Mana umi, randi dan dik naura?” tanya Kak Dara

“Umi dan Naura lagi di kamar, kalau Randi tuh dia baru mandi kayaknya” ucapku sembari menunjuk Randi

“Apa kabar randiii?” tanya Kak Dara yang tampak langsung memeluk randi

“Alhamdulillah baik Kak… Kakak gimana kabarnya? Udah lama loh kita gak ketemu” tanya Randi basa-basi

“Alhamdulillah kakak sehat dek, abi di rumah kah?” tanya Kak Dara

“Nda kak, abi lagi penelitian studinya di RS, di rumah cuman ada aku, naura sama umi” ucap Randi

“Oo begitu ya, Hana, antarin kakak ke kamar umi dong” ucap Kak Dara

Setelah aku mengantarkan kak Dara ke kamar umi, tampak kak Dara memeluk erat tubuh Umi dengan sangat tulus, seolah semua dendamnya dulu kini sudah pupus dan berubah menjadi rasa sayang terutama terhadap adik Naura.

Aku hanya bisa tersenyum melihat kemesraan Umi dan Kak Dara, dan perlahan aku melangkahkan kakiku keluar dari kamar umi, namun aku dibuat terkejut dengan dekapan randi yang ternyata sedari tadi memperhatikanku tepat di depan kamar umi

“Ughm!” lenguhku

“Ssstt! Diam kak… ikut gue bentar lu” ucap Randi sembari menarik tubuhku menuju lantai 1 tepatnya menuju kamarku

Ketika ia mendorong tubuhku untuk masuk ke kamar, tampak randi mulai mengunci pintu kamarku

“Lu apa-apaan sih ran!” bentakku kesal

“Sssst! Berisik amat lu! Lu liat gak itu Kakak sulung lu kok bisa akrab sama umi? Padahal dulu doi benci bener sama umi karena udah ngerebut abi” celoteh Randi

“Ya namanya manusia ran, hatinya mudah di bolak-balik sama Allah. Ya kaya elu, dulu elu anak berbakti sama ortu, sekarang berbakti juga sih, tapi lebih ke jalan iblis aja haha” ucapku sembari tertawa kecil

“Asem! Ini semua karena ulah lu dan abi juga cok! Gak usah ngelak lu” ucap Randi kesal

“Yeee emang elunya yang udah rusak dari sononya bawaan abi kok malah nyalahin gua dengan abi” ucapku enteng

“Kalau gua rusak, elu rusak, abi rusak.. Berarti Kak Dara rusak juga dong?” ucap Randi yang tampak mulai mengurut-urut kontol dari balik celana panjang yang ia kenakan

“Eh apa itu maksud lu? Jangan sembarangan lu ya dengan kak Dara! Dia bukan orang kayak kita” bentakku

“Ya kan siapa tau, secara umi kandung kita yang segitu alimnya di rumah aja, bisa-bisanya selingkuh dengan bosnya di kantor, yakali gak ada yang nyantol dengan kak Dara di kantornya” ucap Randi yang seketika membuka pikiranku

“Iya sih, tapi menurutku kak Dara gak semurahan itu lah ran, lu tau sendiri kan, sepeninggal umi, dia itu keras dan tegasnya melebih-lebihi umi kandung kita sendiri” ucapku

“Iya sih, tapi jujur ketika dia peluk gua tadi, gua sempat sange anjir pas ngerasain kehangatan tubuh dia” ucap Randi yang tampak kontolnya kini telah tegak mengacung membuat celana yang ia kenakan begitu ketat

“Dih anjir! Sadar lu woe! Jangan ya lu keluar kondisi begini! Ketauan sama kak Dara bahwa lu sangean bisa kacau cok!” ucapku sembari memukul perut randi

“Anjing! Yaudah biar gak keras gini kontol gua, lu tau kan mesti ngapain?” ucap Randi sembari meloloskan celana yang ia kenakan membuat kini kontol randi yang telah mengacung keras menegak tepat di hadapanku

“Dasar adek mesum! Ogghhmm” keluh kesalku sembari mulai memasukkan kontol Randi ke dalam mulutku untuk mulai memberikan terapi sepong andalanku

“Ughmmm naaah gitu dong, jadi kakak yang bermanfaat untuk adiknya” lenguh Randi sembari menarik-narik kepalaku agar menciptakan gerakan maju mundur sepongan pada kontolnya

Setelah 15 menit aku menyepong kontol Randi, ia kemudian menarik tubuhku agar berdiri,

“Gua sepongin ajalah cuk! Gak usah ngentot” ucapku

“Ngentot bentar aja lah njir! Kentang banget, tapi lu ngedesahnya jangan teriak-teriak ya!” ucap Randi sembari menurunkan celana jeans sobek-sobekku tanpa membuka celana dalam seamless yang kukenakan


“Gak dibuka ini? Sekalian dong” ucapku sembari menurunkan celana dalam seamlessku

“Dih! Tadi bilang gak mau, sekarang inisiatif pingin dientot! Kak Hana oh Kak Hana! Hahaha” celoteh Randi sembari perlahan memasukkan kontolnya ke belahan memekku dengan posisi tubuhku membungkuk dengan kedua tanganku bertumpu pada lutut

“Ughhmm memang ga ada obat lah memek lu cok!” desah Randi ketika sepenuhnya kontol randi bersarang di dalam memekku

“Uhhmm cepetan ran… jangan lama-lama… nanti kak Dara tau sssshh” desahku sembari menggoyangkan pinggulku maju mundur

“Kalau kak Dara tau, sekalian aja gua entotin ugghh ughhh ughhh” desah Randi sembari mempercepat sodokan kontolnya

“Tok..tok … tok Hanaaa?” terdengar ketukan pintu kamarku diikuti suara panggilan kak Dara

“Hei! Hei! Pelanin dulu..!” ucapku pada Randi sembari berbisik

“Iyaaa kaaaak?” aku menyahut panggilan kak Dara

“Lagi istirahat ta Hana? Kakak mau izin pulang Han” tanya Kak Dara

“I…iyaa kak… aku lagi ganti baju juga beres mandi sssh” ucapku berbohong dengan randi yang bukannya berhenti, malah ia menggenjot memekku tempo pelan

“Oh iya udah gak apa-apa, kakak pamit pulang dulu… titip salam ke randi yaaaa… kakak cek di kamarnya dia gak ada, Wassalamualaikum” ucap Kak Dara

“Ohhh sshhh iyaaaah kaaakk… Wa’alaikumsalam… hati-hati di jalan kaak” ucapku terbata-bata ketika randi menaikkan tempo sodokan kontolnya

Tak beberapa menit setelah kak Dara pamitan dan aku mendengar kak Dara menyalakan kembali sepeda motornya …

“Wa’alaikumsalam kakak Daraaaaa ogghhh nanti kitaaaaahh ngentooooottt yaaaahhh! Hahaha” pekik Randi sembari tertawa

“Tok…tok…tok Ran? Hana?” terdengar ketukan pintu kamarku diikuti suara panggilan umi isna

“Buka pintunya lonte! Maju lu!” perintah Randi sembari mendorong tubuhku yang masih membungkuk ini dengan masih menyodok memekku

“Bangsat lu ya! Awas ya lu nanti!” ucapku kesal sembari berusaha berjalan dengan posisi bertumpu pada lutut

Ketika kubuka pintu

“Astaghfirullah! Ternyata disini kalian berdua! Itu kakak kandung kalian tadi pamit bukannya diantar ke depan, kalian malah ngentot berdua disini!” pekik Umi Isna sembari berkacak pinggang

“Oghhh oghhh iyaaahh umi…. Randi sange dengan kak Dara jadinya randi lampiasin ke kak Hana oggghh kaaak… aku sampai kaaakk!!” ucap Randi mempercepat sodokan kontolnya

“Ogghhmmm sssshh ran…ran…jangan di dalam raaaann!” desahku sembari berusaha melepaskan cengkraman tangan randi pada pantatku

“Geser hana…! biar umi yang tuntasin perilaku bejat adik mu ini!” perintah umi sembari mendorong tubuhku agar terlepas dari cengkraman randi, kemudian umi bersimpuh di lantai sembari mengocok kontol randi

“Ahhh umm ummm!” desah panjang randi diikuti …

“Crooott crooott crooott” ada sekitar 4 semburan peju randi seketika mendarat di mulut umi yang tengah menganga menantikan bibit unggul anak tirinya untuk ia lahap penuh cinta.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd