Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Chapter 33 Mustika Dara : Semua Hal Ada Konsekuensinya

Satu bulan berlalu …

Sisi

Siang hari ini sebelum shift berakhir, ketika aku hendak menemui dr. Budi di ruang diagnosanya untuk menanyakan perihal kontrak kerjaku, langkahku seketika terhenti di depan pintu ruang diagnosa ketika mendengar dr. Budi berbicara dengan nada tinggi pada seorang wanita dan hal ini tentu saja membuatku kepo dengan apa yang terjadi di dalam sehingga kubuka sedikit pintu ruang diagnosa lalu tampak dr. Budi sedang berbicara penuh amarah pada manda yang terlihat tengah menangis.

“Kamu tidak bisa seenaknya minta pertanggungjawaban perihal itu samaku, aku ini atasanmu tau?!” bentak dr. Budi

“Huhuhu tapi paaak, kan bapak yang hamilin saya, jadi bapak harus tanggung jawab” ucap manda sembari menangis

Mengetahui arah obrolan mereka, aku segera mengambil hpku dari kantong celana dan merekam kejadian ini

“Halah! Apa buktinya anak yang dikandunganmu itu anak saya? Bisa kamu kasih buktinya hah?!” bentak dr. Budi

“Ta…tapi kan… yang terakhir berhubungan dengan saya itu bapak, sudah pasti itu anak bapak huhuhu” tangis manda

“Gak ada buktinya toh?! Bisa aja kamu main dengan pacarmu, dan ketika hamil kamu justru malah minta pertanggung jawaban ke saya, jangan sembarang deh!” ucap dr. Budi sembari mendorong tubuh manda yang berusaha menghalangi dr. Budi yang tampak hendak keluar ruangan

“Paaaak tolong pak… ini gimana kandungan saya jadinyaaaa huuuuhuuuu” ucap manda dengan tangis yang semakin menjadi

“Kamu gugurin itu kandunganmu sekarang! Saya gak mau tanggung jawab!” bentak dr. Budi

“Saya gatau gimana cara gugurinnya paaak huhuhu” ucap manda

“Nih pegang kartu nama ini, cari dia untuk ab*rsi kandungan terlarangmu itu, dan gak usah lagi kembali ke saya!” ucap dr. Budi sembari menyerahkan selembar kartu nama

Tampak manda mengambil kartu nama tersebut dan hendak keluar dari ruangan ini, maka aku bergegas berpindah posisi menunggu manda untuk keluar dari ruangan. Disaat menunggu, aku mengirimkan video rekaman perdebatan dr. Budi dan manda tadi ke mbak isna.

Umi Isna

“Tung ning nung” terdengar suara pesan Watsupp hp ku ketika aku tengah masak di dapur

“Mbak lihat video ini deh” yang ternyata pesan itu dari sisi dengan ia melampirkan sebuah file video

Ketika aku menyaksikan file video tersebut, seketika aku berteriak dan terjatuh lemas di lantai

“Umii kenapaaa?” pekik Randi yang bergegas lari dari lantai 2 menghampiriku

“Lihat itu videonya, umi ga percaya ran” ucapku lemas dan tak percaya bahwa suamiku menghamili manda alias kekasih anak tiriku

“Bangsat! Pria bangsat!! Ini kapan mi kejadiannya?!” hardik Randi ketika selesai menonton video pertengkaran tersebut

“Barusan kayaknya ran, umi lemes banget jadinya ran” ucapku

Randi lalu berusaha menggendongku dan membawaku kembali ke kamar

Malam tiba …

“Assalamualaikum” terdengar suara suamiku pulang

“Wa’alaikumsalam… abi sudah pulang?” sambut Hana

“Iya nak, ini abi bawakan makanan untuk kalian” ucap suamiku

“Yeaaay!! Makasih abi!!!” ucap Hana yang kegirangan menerima bungkusan makanan dari suamiku

Sementara aku dan Randi hanya diam di sofa ruang tengah seraya menatap tajam suamiku

“Kalian berdua kenapa sih? Ngeliat abi gitu banget” tanya suamiku dengan nada penasaran

“Abi duduk sini, kami mau bicara dengan abi” ucap Randi bernada tenang

“bicara apa nak?” tanya suamiku ketika sudah duduk disamping Randi

“Abi jelaskan, apa maksud dari pertengkaran pada video ini?” tanya Randi sembari menyerahkan hpku dan memutar video pertengkarannya dan manda tadi siang

Setelah video tersebut selesai ia tonton tampak wajahnya merah padam
“A…abi bisa jelasi…”

“plak!” sebuah tamparan keras dari Randi menghentikan ucapan suamiku

“Dasar tua bangka tidak tau diri! Seenaknya saja menghamili wanita lain!! Apalagi wanita itu adalah kekasih anaknya sendiri! Bajingan!!!” bentak Randi penuh amarah sembari berusaha menampar suamiku lagi namun suamiku dapat mengelak dan memfiting Randi

“Kamu dengarin abi dulu!” bentak suamiku

“Ga ada yang perlu dijelasin mas, semuanya udah jelas, aku gak nyangka banget loh kamu kayak gitu” ucapku dengan nada datar

“Mi!!! Ayolah!! Jangan kayak anak tirimu ini” ucap suamiku

“Abi! Randi! Ada apa sih?! Kalian ngapain berantem?!” pekik Hana panik saat menghampiri kami

Aku segera memutar video pertengkaran itu dan kuperlihatkan pada Hana

“Astaghfirullah abi! Kok abi setega itu?!!” ucap Hana tak percaya

“Aaarrrggggh!!! Kalian tidak ada yang mau mendengarkanku ya?!! Yasudah!! Aku pergi saja!!” ucap suamiku sembari melangkahkan kakinya meninggalkan rumah ini

“Mau kemana kau anjing?!” bentak Randi yang tampak masih geram

“Biarin ran… biarin pria tak berguna itu pergi” ucapku singkat

“Huhuhuhuuuu mi… aku masih ga nyangka mi…” ucap Hana sembari menangis
“Aku harus hubungi manda” ucap Randi

“Ga usah ran, nanti kamu pula yang diminta pertanggung jawaban sama si manda sial itu” ucapku judes pada Randi yang kemudian ia tampak melotot yang seakan tak percaya pada omonganku

“Umi! Dia pacarku mi, aku harus ngomong sama dia! Umi ga berhak ngatur aku!” ucap Randi yang juga memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah demi menemui si manda

“Heh anak kurang ajar! Jaga mulutmu ya!” pekik Hana menghardik Randi

Sejujurnya aku kecewa dengan budi yang bisa-bisanya justru dia yang terperangkap rayuan manda padahal sudah aku antisipasi agar anak tiriku si Randi untuk tak jatuh pada pelukan manda.

Dr. Budi

Aku masih tak percaya dan penasaran sebenarnya siapa sih yang merekam adu mulutku dengan manda perihal kehamilan manda, namun aku berusaha menjernihkan pikiranku dan memacu mobilku menuju kos-kosan Nadia.

“Tok tok tok Assalamualaikum” ucapku sembari mengetuk pintu kamar kos Nadia

“Wa’alaikumsalam… eh pak, ngapain malam-malam kesini?” tanya Nadia bingung

“Bapak nginap disini, boleh?” tanyaku

“Boleh banget dong sayang eh pak hehe” ucap Nadia kegirangan

Satu minggu berlalu …

Aku yang sudah semingguan tidak pulang ke rumah sama sekali tidak ada ditanyain oleh istri sahku bahkan oleh anak-anakku, padahal kini aku tengah menginap di kamar kos seorang wanita muda bernama Nadia, Nadia sudah mengetahui alasanku cabut dari rumah dan ia tampak sangat mendukungku, dalam waktu seminggu ini kami hanya berbincang dan belum ada berhubungan badan sama sekali, paling banter hanya berpelukan dan bercumbu dikarenakan Nadia masih dikejar deadline laporan magang dari dosennya dan aku sebagai mentornya di RS pun juga fokus membantu penyusunan laporan tersebut.

Hingga akhirnya malam ini aku sudah tak sanggup menahan gejolak birahiku dengan melihat Nadia yang mengenakan baju rajut abu-abu yang sangat ketat, membuatku segera mendekatinya dan mulai mencumbunya.

“hummm pak… aku lagi bikin laporan iniiih” ucap Nadia kegelian

“Kamu gemesin banget sihh sluurrrpp” ucapku sembari menyambar bibirnya yang manyun karena perlakuanku

Kami berpagutan cukup erat hingga akhirnya tanganku mulai menggerayangi kepala Nadia, telinga, leher hingga akhirnya berhenti di toket besar nan montok Nadia yang masih tertutup bra dan baju rajut yang ia kenakan, perlahan kuremas toket montok tersebut dengan tangan kiriku sementara tangan kananku sibuk membuka pengait bra pada punggung Nadia, melihatku yang kesulitan, Nadia berinisiatif untuk melepaskan bra miliknya sekaligus menyingkapkan baju yang ia kenakan hingga ke leher, sehingga kini sepasang toket montok miliknya tampak mengacung menantang di hadapanku.

Lekas aku remas kedua toket miliknya sembari melepaskan cumbuan kami kemudian mulutku mulai melumat dan menyedot puting kanan toket Nadia sementara tangan kananku meremas toket kirinya yang seketika membuat tubuhnya menggelinjang.

“Ahhhh paaak ssssh gakuat…. Geli paakkk ohhh enaaaaakk paaaakkk” desah Nadia sembari memeluk erat kepalaku

Aku menghentikan remasan tangan kananku lalu mulai menggerayangi perut hingga ke area selangkangan Nadia yang masih tertutup celana yang ia kenakan, dengan sigap Nadia melepaskan celana tersebut dan tampak celana dalam berwarna coklat miliknya sudah lembab. Segera kumasukkan jari jemari kananku ke dalam cd Nadia untuk mengobel memeknya yang benar saja terasa sudah sangat basah.


“Ssshh paaak diserang atas bawaaahh oggghhh” desah Nadia sembari tergesa-gesa membuka resleting celanaku lalu langsung menggenggam dan mengocok kontolku yang telah setengah tegang

Aku lepaskan lumatanku pada toket Nadia kemudian kugendong tubuhnya yang sudah tak mengenakan sehelai benang pun menuju kasurnya, ia tampak pasrah dengan perlakuanku dan mulai membuka lebar kedua kakinya dan hal ini mengundang kontolku untuk melakukan penelusuran menuju titik terdalam memeknya.

Aku kemudian mengarahkan kontolku untuk penetrasi pada bibir memek Nadia

“Sssh cepetan dimasukin paaak aku udah gatahan pengen dientot bapaaak” desahan penuh godaannya membuatku seketika menghentakkan pantatku hingga kini keseluruhan batang kontolku sudah berada di dalam memeknya

“Auggghhh besar banget kontolmu paaak uhhhh” desah Nadia ketika aku mulai menggenjot memeknya

Dua puluh menit berlalu ketika tubuh kami telah bermandi keringat aku mendengar salah satu hp kami berdering. Saat ini, Nadia yang memegang kendali pada posisi WOT.

“Ugggh sssh pak ituuuh adaaah telpooonn paaaakk sssh” ungkap Nadia yang memberitahuku bahwa ada panggilan pada hp milikku namun tak menghentikan genjotannya

“Biarin aja dulu sayaaang… kita tuntaskan dulu birahi kita oggghh sssh” ucapku sembari menarik bahu Nadia sehingga kini tubuh bagian atasnya merebah ke atas dadaku lalu kami pun berpagutan sementara pinggulnya masih terus menggenjotku dengan liar

“Oggghh ssssh itu nelpon lagi paaak sepertinya urgent ssshh... angkat dulu ga sih?” tanya Nadia

“Udaaaah biarin aja, ngepuasin kamu lebih urgent sayang oghh ogggh” ucapku sembari mendekap tubuh Nadia dan memutar balik posisi sehingga kini aku berada pada posisi MOT.


“Aggghh kamu perkasa banget sih sayaaangg ogghh aku mau sampaaaiii” desah panjang Nadia lalu kemudian terasa memeknya mulai berkedut kencang dan jepitan yang begitu rapat

Merasakan sensasi erotis ini, aku pun juga tak sanggup lagi untuk menahan gejolak ejakulasi yang hampir sampai

“Iyaaah sayang akuuu juga mau sampaaai” ucapku sembari menaikkan tempo sodokan kontolku dan meremas kedua toket Nadia dengan kasar

“Aaaaggh iyaaahhh aku keluaarrr sayang ooooggghhh” desah panjang Nadia diikuti semburan cairan cintanya, segera kucabut kontolku dari memek Nadia dan mengocok di depan toket Nadia

“Crooott crooot crooott” ada sekitar 5 semburan pejuku yang seketika menyemprot dan membasahi kedua toket Nadia

“Haaahh haaaah banyak dan anget banget sayaaang” ucap Nadia sembari mengatur nafasnya

“Iyaaah sayang makasih yaaa” ucapku lalu berbaring disamping Nadia

“Sama-sama sayaaangg… btw, itu hpnya gamau diliat dulu?” tanya Nadia mengingatkanku akan telepon berulang selama kami ngentot tadi

“Oh iya juga ya…” ucapku sembari mengambil hpku yang terletak di meja tidur tepat disebelah ranjang Nadia

Seketika mataku terpaku pada layar hp ku melihat begitu banyak panggilan tak terjawab dari manda dan rekan dokterku yang memiliki usaha sampingan klinik ab*rsi, kubuka satu persatu pesan yang ada, dimulai dari pesan watsupp manda

“Pak, aku udah di klinik rekan bapak, aku takut banget” pesan pertama manda

“Pak, aku udah dipanggil, semoga ga sakit ya” pesan kedua manda dan juga menjadi pesan terakhir darinya

Dan pesan ketiga adalah pesan dari rekan dokter ab*rsiku
“Budi, gua mesti mohon maaf banget sama elu, ini cewek yang lu minta tolong ab*rsi, doi ga survive bud, doi meninggal bareng anak yang ia kandung, sorry banget ya bud, gua ga becus”

“Sayang kenapa terdiam begitu? Siapa yang nelpon?” tanya Nadia sembari memelukku

“Manda ga survive dari proses ab*rsinya sayang, dia meninggal” ucapku singkat

“Astaghfirullah sayang… aku turut berduka yaa.. jadi gimana sekarang?” ucap Nadia panik

“Biar temen ku aja yang urus deh, aku ngerasa bersalah tapi aku bisa apa, apa yang udah terjadi ga bisa dibalikin lagi kan” ucapku tertunduk lemas

“Yasudah sayang, tidak ada yang perlu disesali, sekarang kamu udah ada aku, dan ini semua bukan kesalahan 1 orang toh? Toh dia yang katamu genit-genit duluan denganmu hingga akhirnya kalian berhubungan bahkan sampe tak sengaja kamu ngehamilin dia, konsekuensi berdua dong, jadi ga serta merta semua ini menjadi salah kamu sayang” ucap Nadia menenangkanku

“Makasih ya sayang… slurrp” ucapku sembari mencium bibir Nadia
 
Terakhir diubah:
sepertinya makin seru ne cerita
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd