Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My 1st Anal, 3S & DP Experience at the Same Time | True Story (update terbaru: page 23)

Numpang tiduran suhu sambil baca koment nunggu update nya suhu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
PERTEMUAN DI CAFÉ

Pulang kantor aku langsung cabut ke Kawasan Sudirman memenuhi ajakan Henri untuk ketemu.
Sambil nyetir aku menduga-duga proyek bisnis apa yang mau diobrolin Henri, karena aku ga pernah tahu sebetulnya apa bidang pekerjaan Henri. Yang aku tahu hanya dia warga negara Perancis yang udah lebih dari 5 tahun kerja di Jakarta. Otakku sibuk bicara dengan diri sendiri:

“Ada proyek apa ya yg bikin Henri pengen ketemu dan ngobrol?”
“Atau jangan2 bukan soal kerjaan, tapi tentang apa yang terjadi dengan aku dan Sofia dulu sebelum mereka bertemu?”
“Ah masa dia akan mempersoalkan itu? Kejadian itu kan terjadi sebelum mereka bertemu?”
“Masa sebagai orang Eropa yang dewasa dia akan mempersoalkannya?”
Otakku ga berhenti berdialog sendiri. Aku tetap yakin Henri ingin ngobrol soal bisnis atau side job.
Tapi seandainya toh dia mempertanyakan apa yang terjadi dengan aku dan Sofia 4 tahun lalu, aku sudah menyiapkan jawaban dan penjelasan. Kita sudah sama2 dewasa. Harusnya Henri mengerti soal itu.

Aku jadi melamun mengenang saat Sofia berpamitan di hari terakhirnya bekerja, tepat 3 hari sebelum pernikahanku. Hari itu juga hari terakhir bekerja buatku karena besoknya aku juga akan pamit cuti untuk mulai prosesi siraman. (Dalam tradisi Jawa, prosesi pernikahan diawali dengan siraman, midodareni, lalu panggih dan akad, yang biasanya berlangsung selama 2-3 hari).
Tidak ada hubungan antara kepindahan Sofia dengan rencana pernikahanku. Sudah 2 bulan sebelumnya Sofia memutuskan tidak akan memperbarui kontrak di tahun itu dan akan pindah kerja ke Jakarta Selatan.
“So, I guess it’s time to say goodbye.” (sepertinya ini saatnya perpisahan) kata Sofia sambil tersenyum manis di depan pintu ruanganku.
Aku menghela nafas melempar senyum.
“Come here…” (Sini masuk) ajakku sambil merentangkan kedua tangan tanda ingin memeluk.
Sofia memelukku dengan erat. Kedua tokednya yang besar menekan dadaku, tangannya mengusap2 punggungku. Aku juga membalas mengusap2 punggungnya.
“Thanks for everything,” (terima kasih buat segalanya) katanya sambil mengeratkan lagi pelukannya, “you are a good gentleman I’ve ever met.” (Kamu benar-benar teman pria yang baik yang pernah aku temui)
“Really? I’m flattered,” (oh ya, jadi tersanjung nih) balasku sambil menumpangkan dagu di pundaknya berbisik, “thank you.” (terima kasih)
Sofia melepas pelukan menatapku, “Last kiss?” (mau ciuman terakhir) tanyanya.
Aku cuma menatapnya, ragu. Sofia tersenyum melihat keraguanku.
Lalu dia mendekatkan bibirnya dan cuma menempelkan bibirnya ke bibirku tanpa mengulum.
Sofia mengecup dengan lembut. Hanya sesaat lalu menyudahinya.
Kami sama2 tersenyum. Aku tidak mau terbawa suasana. Besok aku udah akan mulai prosesi siraman mengawali rangkaian pernikahanku. Kemurnian niatku harus aku jaga.
“But you will come on my wedding day, won’t you?” (tapi kamu pasti datang ke pernikahanku kan)
“Of course, I will,” (tentu aku datang) jawabnya, “but promise me, you will also come to my wedding.” (tapi janji kamu akan datang ke pernikahanku juga)
“Who is the lucky guy?” (wah siapa nih laki2 yang beruntung?)
“Dunno yet,” (belum tahu) jawabnya sambil ketawa, “Haven’t met one.” (belum ketemu jodohnya)
Ternyata ga lama setelah dia pindah kantor, Sofia bertemu jodohnya di sana.
Aku datang ke pernikahan mereka di Bali.




Ga terasa aku sudah sampai di café dan langsung mencari parkiran yang nyaman.
Henri sudah sampai duluan. Dia melambai ke arahku saat aku memasuki café.
Aku menghampirinya, kami bersalaman.
Henri langsung melambaikan tangan memanggil waiter, menawarkan aku untuk memesan makanan.
“It's been… how long since the last time we met?” (sudah berapa lama ya, sejak terakhir kita ketemu?) Henri membuka percakapan.
“3 years, I think. The last time we met I came to your wedding.” (3 tahun kayaknya. Terakhir kita ketemu waktu gw datang ke nikahanmu)
“Oh yeah, right. And I never heard about you since then.” (Oh iya betul. Dan setelah itu gw ga pernah denger kabar lagi dari elo.)
“Sofia changed her number after you both married. We lost contact until she emailed me yesterday. But I think she did it on purpose. So, I respect her decision.” (Sofia ganti nomor setelah kalian menikah. Kami putus kontak sampai akhirnya dia email gw kemarin. Gw kira dia emang sengaja begitu. Jadi gw respek sama keputusannya)
“Oh really? Why did she have to do it on purpose?” (oh iya? Ngapain dia sengaja begitu?)
“Dunno. For privacy perhaps?” (ga tau, buat privacy kali?)
“It’s kinda weird though… Why must you keep privacy from your colleague after married?” (Agak aneh juga ya... Ngapain musti jaga privacy terhadap temen setelah kita nikah?)
“Not sure. It’s just my thought anyway. Maybe I just overthought it.” (Ga tau juga sih. Itu kan pikiran gw aja)
“But you both are connected on FB right?” (Tapi kalian masih berteman di FB kan?)
“Yeah, I still follow her updates on FB.” (Iya, gw masih ngikutin kabar dia dari FB)
“So, how’s work?” (Apa kabar nih kerjaan?) tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Work is great!” (kerjaan baik2 aja) jawab Henri, dia lalu menceritakan tentang pekerjaannya, kapan dia mulai bertugas di Jakarta, dan segala pernak-pernik pekerjaannya sambil kami menikmati makanan. Dia juga cerita bagaimana dia dikenalkan oleh teman kerja Sofia dan langsung naksir waktu pertama kali bertemu. 2 bulan kemudian mereka resmi pacaran. Sofia pindah ke apartemen Henri dan mereka hidup bersama sampai akhirnya memutuskan menikah 3 tahun lalu.

Aku pun ganti bercerita ke Henri mengenai pekerjaanku. Bagaimana dulu aku berteman dengan Sofia di kantorku. Aku pindah ke kantor itu waktu Sofia sudah bekerja 2 tahun di sana. Sofia sangat ramah sehingga kami langsung mudah berteman. Saat memulai kerja di sana, statusku sudah bertunangan dengan calon istriku. Semua rekan kantor termasuk Sofia tahu aku sudah bertunangan. Aku sengaja menyewa apartemen di dekat kantor, supaya mudah dijangkau. Dan ternyata Sofia juga menghuni apartemen yang sama. Hanya dia beda tower. Dia suka nebeng mobilku ke kantor, walau ga setiap hari.

(percakapan berikutnya penulis terjemahkan supaya lebih nyaman dibaca)

“Ok, mumpung kita sudah ngomongin soal kerjaan masing-masing, jadi ada proyek apa nih yang mau kamu obrolin? Apa yang bisa aku bantu?” tanyaku ke Henri.
“Aku ngajak ketemu bukan soal kerjaan sih.”
Deg….. tanpa sadar aku berhenti mengunyah. Duh, bener kan dia mau ngomongin apa yang terjadi antara aku dan Sofia dulu.
Masih belagak bego, aku tanya lagi, “Jadi….?”
“It’s about Sofia.”
Nah, bener kaaaan. Ternyata dugaanku ga meleset.
Sebelum Henri bertanya macam-macam, aku langsung jujur aja:

“Ok. Aku minta maaf atas apa yang pernah kami lakukan, itu sebetulnya….”
“No. I’ts fine,” potong Henri sebelum aku berpanjang lebar.
“Ga perlu minta maaf soal itu. Kalian sudah sama2 dewasa. Dan itu kan terjadi sebelum aku bertemu Sofia. Jadi ga usah minta maaf. Untung aja kamu sudah tunangan waktu itu. Kalo kamu masih bebas mungkin Sofia udah nikah sama kamu duluan hahaha…”

Aku lega Henri tidak mempersoalkannya.
“Jadi, apa nih yang mau diobrolin soal Sofia? Kalian ga kenapa2 kan? Apa dia sakit?”
Henri diam sebentar, melihat sekeliling. Terus memajukan badannya sedikit sambil agak berbisik:

“Kami butuh bantuanmu Bro.” Henri melihat sekeliling lagi memastikan ga ada yang nguping.
“Udah lama Sofia punya fantasi anal sex.”
Alisku langsung terangkat dan mataku sedikit melotot mendengar pengakuan Henri.
Henri melihatku sambil tersenyum. Membiarkan ekpsresi wajahku jadi tenang kembali.
“Iya. Kamu kan pasti juga maklum bagaimana liarnya Sofia di ranjang.”
Kontan aku jadi ngaceng gara-gara Henri mengingatkan aku betapa liarnya Sofia di ranjang. Aku jadi ingat goyangan Sofia waktu WOT, erangannya waktu di-doggy, BJnya yang basah dan deepthroat sampe mentok sambil menjilati bijiku…
“Hai!” Henri mengagetkan aku sambil menepuk tangan di depan mukaku, “kamu jadi ngelamunin Sofia ya, ha ha ha..”
“Eh, iya hehehe. Sori-sori, trus gimana? Apa hubungan fantasi Sofia dengan aku?”
“Iya jadi gini,” Henri melanjutkan, “sudah beberapa bulan ini Sofia sangat ingin merasakan anal sex. Masalahnya tidak mungkin dilakukan dengan aku. Soalnya kontolku kegedean.”

“Humrpphh…gh!!,” aku hampir menyemburkan minumanku waktu dengar itu. Untung tanganku cepat menutupi mulut.
Cepat kutelan minumanku sebelum ketawa.
“Hahaha…Shitt Maaann, what a lucky girl to have a black hubby with a real BBC (big black cock)!” (Hahaha... Gokil, beruntung banget dia punya suami kulit hitam yg beneran punya kontol item gede) kataku.
“Ssshht, jangan keras-keras…” kata Henri melihat sekeliling.

Sekarang aku bisa mengendalikan diri. Aku berbisik ke Henri:
“Jadi kamu belum pernah merasakan deepthroat skill Sofia dong? Sayang sekali. Jago banget dia deepthroatnya Bro.”
“Ya iya lah. Kalo dia bisa deepthroat aku, mungkin habis deepthroat langsung musti dilarikan ke UGD, operasi paru2… hahaha.”
Kami tertawa bersamaan.
“Selama ini istriku sudah mencoba anal sex sendiri dengan dildo ukuran Asia. Kadang dia coba juga DP (double penetration) dengan dildonya waktu berhubungan sex. Cuma jujur, waktu ini adalah minggu2 terakhir kami di Jakarta.”
“Oh, kalian mau pindah kota atau negara?” tanyaku
“Sudah lama kami mengurus PR (permanent resident) dan lain-lain, aku mau memboyong Sofia balik ke hometownku di Marseille (Perancis) for good.”
“Wow, congratz for you both.” (Wah, selamat buat kalian berdua) Ucapku tulus memberi selamat. “pasti menyenangkan sekali kembali ke kampung halaman memboyong istri yang cantik. Keluargamu pasti bangga sekali.”
Jantungku tambah berdegup kencang menduga ke mana arah pembicaraan ini.
“He he, thanks Bro,” jawab Henri, “karena ini saat2 terakhir di Jakarta. Sofia pengen banget merasakan anal seks dengan kontol Asia beneran. Dan kalo Iwan setuju, pilihan kami jatuh ke kamu.“

Henri diam sebentar mengamati reaksiku.

“Apa kamu bersedia bantu kami Iwan?”
Wah, gila aja rejeki kayak gini ditolak, batinku.
“Sure, if that’s what you both wish, I can help.” (tentu, kalo memang ini permintaan kalian berdua, gw bisa bantu)
Gilaaaa, ini akan jadi pengalaman anal pertamaku, batinku lagi.
“So, technically speaking how will we do it? (Jadi teknisnya gimana nih) Sofia akan nge-date dengan aku atau gimana?”
“It's not a dating arrangement Bro, it’s a 3some arrangement.” (ini bukan janjian ngedate Bro, ini janjian 3some) jawab Henri kalem.
Mataku terbelalak lebar, “Whaaaaatttt…. Shit Maaaann! (Hah, gile lu) Really???” (beneran nih)
Aku ga percaya. Mimpi apa aku semalam, ditawari dua hal yang ga pernah aku alami sebelumnya sekaligus: anal dan 3some.
“But have you done 3some with someone else before?” (tapi kamu pernah ngalamin 3some sebelumnya) tanyaku.
“Nope,” (belum) jawabnya, “Ini juga akan jadi pengalaman 3some pertama dan terakhir buat kami berdua.”
“And if we’re lucky, I think we can do DP as she always tried before with that fucking dildo,” (dan kalo beruntung mungkin kita bisa melakukan penetrasi ganda) tambahnya lagi sambil tersenyum lebar.

“Wow, this is a serious proposal Man, you offer me anal, 3some, and DP in one proposal. Shit! I can’t believe it!” (Wah, ini proposal yg serius Bro. Lu nawarin gw anal, 3some, dan penetrasi ganda sekaligus dalam 1 proposal. Gokil!)

Henri tertawa sambil meneguk minumannya. Dia pun melanjutkan:
“Jadi sudah lama kami berdiskusi soal ini sampai akhirnya kami memutuskan merencanakan ini dan memilihmu karena 2 alasan:
Pertama, Sofia sudah mengenalmu dengan baik. Dan dia yakin sekali kamu bersih, ga pernah ‘jajan di luar’, ga pernah macam2. Dan kalian sudah pernah ML sebelumnya. Jadi mudah untuk merasa nyaman ga perlu adaptasi lagi.
Kedua, kami sudah akan pindah ke Marseille selamanya. Jadi ga akan ada efek samping di kemudian hari, seandainya kalian jadi terbawa perasaan. Toh, kalian ga akan bisa ketemu lagi.”

Hmmm, bagus juga nih si Henri, sudah memikirkan baik-baik sebelum merencanakan ini.
“So basically, we only have a week to do this. Just tell me when you will be available to come to our apartment and stay for a night. Will it be possible?” (Jadi pada dasarnya kita cuma punya waktu seminggu buat ngelakuin ini. Kasih tau aja kapan elu bisa datang ke apartemen kita buat nginep semaleman. Bisa ga kira2? )
“I think so, (kayaknya sih bisa) kebetulan Rabu depan istriku tugas keluar kota. Jadi aku bisa ke apartemen kalian waktu dia ga ada.”
“Great! Deal then,” Henri tersenyum mengajakku bersalaman.
“Deal,” jawabku menyambut tangannya.
“Only I have one condition during our 3some later.” (Tapi gw punya 1 syarat selama kita 3some nanti) Henri memandangku dengan tatapan serius.
“What is it Bro?” (Apa itu Bro?)
“I know you have fucked her pussy. But when we are together later, her pussy is totally mine. You may touch it, you may lick it, you may suck it, but just don’t fuck it. Its my property. Her butt is totally yours, her pussy is totally mine. We have a hole each to deal with.” (Gw tau lu pernah ngentotin memek bini gw. Tapi ntar pas kita main bertiga, memek dia milik gw sepenuhnya. Lu boleh sentuh, boleh jilmek, tp jangan lu entot dia. Itu punya gw. Anal dia sepenuhnya milik elu, tapi memeknya sepenuhnya milik gw. Kita punya jatah lobang masing2)
“Deal,” jawabku lagi, “no problem. Totally understood.” (ga masalah, sangat bisa dimengerti)
Kami angkat gelas dan toss untuk kesepakatan ini.
Setelah ngobrol sebentar, kami pun sama-sama cabut dari café itu.

Di sepanjang jalan balik ke rumah. Aku berteriak-teriak sendiri dalam mobil. Gilaaaa, ga nyangka ditawarin 3some dan anal sekaligus. Udah gitu kemungkinan bakal bisa DP pula. Anjiiirrr, apa yang selama ini cuma bisa aku lihat di adegan bokep bakal aku alami sendiri.
Kontolku langsung ngaceng mengenang waktu dia telanjang di depanku. Bentuk toked Sofia yang gede dan bulat, bibirnya yang tebal dan seksi saat dikulum, lidahnya yang menari-nari menjilati kontolku, deepthroatnya, ekspresinya saat menatapku sambil BJ, ekspresi dan erangannya waktu ML, ughhh…. Tanpa sadar sambil nyetir aku menggosok-gosok kontolku dari luar celana.

Rasanya ga sabar pengen cepet-cepet hari Rabu.

(bersambung) --> next: Balas Budi Sofia (cerita bagaimana bisa ML sama Sofia), tapi sebelumnya mau cerita dulu ML sama bini gara2 udah sange berat di perjalanan pulang.

CATATAN TAMBAHAN

penampakan Sofia sekarang

GA SABAR, UDAH SANGE BERAT
 
Terakhir diubah:
Wkwkwkw mantap pokok deal deal terus jawab e ya om ... rejeki mmg ga kemana , meskipun ga dicari malah datang menghampiri... duhh baca sambil ada yg tegang...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Apakah dia sudah punya anak? gak kebayang tetek dan bokongnya sekarang, upss.
di sosmednya sih belum keliatan foto anaknya. Jadi kayaknya belum punya anak sampe sekarang. Bodynya masih sama, ga banyak berubah.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd