Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Boss

Limapuluh Dua

Santi

Untungnya papa sama mama gak curiga soal ranjangnya patah, karena memang beberapa kayu penyangganya sudah rapuh. Apa lagi aku bilangnya kalau aku menghempaskan tubuhku tinggi sampai akhirnya ambruk.

Yang sekarang membuat aku cukup kaget hara bakalan lakuin apa aja demi orang-orang di pasar sama anak jalanan yang tinggal di belakang pasar.

Termasuk rencananya mengambil alih pasar dari perusahaan ares. rasanya tanganku begitu gemetar melihat wajahnya. Walau begitu ares tak mengenali hara walau dia datang ke pernikahaan kakaknya hara.

Tetapi Saat berhadap sama ares , mada seperti tak takut sama sekali, hara juga hari ini sedikit sibuk dia lagi mengirimkan berkas ke sesroang, yang dia sebut mas roy.

“dia siapa?” tanyaku pas hara selesai menelpon,

“anaknya babeh, roy Namanya” ucapnya.

“ohh,”

“oh ia hari ini kita jengguk babeh mau,udah lama gak jenguk, sekalian ada yang mau di omongin sama mas roy” lanjut hara.

“aku ikut, di rumah juga gak ada orang, papa sama mama pergi ke rumah kamu lagi” aku tak tau ada urusan apa disana.

“rumah sepi mungkin mereka berempat lagi foursome” celetuk hara.

“aaaah aaahh aahh sakit tau” jeritnya langsung melompat kesamping pas aku cubit keras.

“habisnya pikiran kamu melenceng jauh!” omelku, tapi bagiamana ucapan hara benar, karena aku lihat beberapa pakaian mama tak ada, di saat itu juga putting menenggang membayang mereka foursome.

“heii,” ucap hara membuat lamunan aku buyar.

“mikirin foursome ya?” ledeknya buat muka aku memerah, seolah hara tau apa yang aku pikirin.

“ihh gak kok,” akum au cubit lagi, tapi hara cepat berlari menjauh.

“nanti ajak bella sama harsa” celetuknya sambil tertawa lepas,

“ihhhhh” jeritku gemas langsung kejar hara yang lari menjauh.

Jam sepuluh pagi, aku sama mada langsung ke rumah sakit buat temuin babeh, hara menelpon mas roy untuk bertemu. Dan ternyata babeh sama mas roy sudah ada di taman rumah sakit, bahkan ada anak perempuannya yang di kursi roda.

“hai babeh” sapaku ssama hara,saat melihat kondisi babeh resin lebih bugar dari sebelumnya. Walau sekarang masih di kursi roda sementara waktu.

“kalian udah pacarana?” celetuknya membuat kami saling tatapan malu, aku bersalaman sama mas roy sama anaknya entah siapa Namanya.

“bercanda, hehe” celetuknya.

“maaf beh, baru bisa tengokin sekarang, soalnya” hara terdiam, tak lama babeh pegang tangannya sambil menepuk beberapa kali.

“gue udah dengar semuanya mada, atau gue panggil sekarang lo hara, itu kan nama aslinya?” ucapnya tertawa geli babeh.

“mas roy yang kasih tau?” angguk babeh

“iah, terima kasih ya “ lanjut babeh

“kok hara? Harusnya hara yang terima kasih ke babeh, kalau gak ketemu babeh gak bakalan seperti ini”

“dan sebaliknya kan?” ucapa babeh benar, kalau hara sama babeh gak ketemu, gak akan terjadi kejadian seperti ini, begitu pun aku.

“hahahah,, uhuukk uhukkk” ketwa babeh llepas, walau ada batuknya yang cukup keras.

“oh ia, ada kabar soal berkas yang kamu kirimkan kemarin,” ucap babeh ke hara. Aku menyimak sambil berdiri di sampingnya.

“apa beh? Bakalan pulang ke rumah kan? Dan melihat anak babeh nikah?”jawab hara. aku merasa jadi nyamuk kalau mendengarkan mereka, memilih berjalan keliling rumah sakit., tapi hara menarik tanganku agar tetap di sampingnya.

“iah, dan juga melihat kamu menikah sekaligus menjadi dokter” hara tertunduk dan tertawa pelan.

“AMIN” kataku spontan membuat babeh resin dan hara terpaku terdiam, tak lama kami bertiga tertawa karena celetukan bodohku.

“ada lagi har, roy bilang sesuatu ke gue” ucapnya ambil sesuatu dari bawah bantalnya.

“apa itu beh?”

“fotocopy sertifikat tanah pasar, tepatnya tanah sengketa yang kemarin kamu bilang” potong mas roy.

“ini apa?” aku melihat beberapa foto orang,

“itu foto beberapa orang yang di curigai sebagai pelaku pembakaran pasar, ini di ambil sama anak buahnya boris, kalau gak salah Namanya”

“dan kabar baiknya empat orang ini sudah masuk DPO,”

“terus?”

“kita bakalan tau siapa yang suruh, dan sebagainya,”

“tapi gak mungkinlah mengaku, pasti itu perusahaan kasih suap juga”

“cuman butuh waktu seminggu kok, jadinya tunggu kabar aja” kata mas roy, mereka pun melanjutkan pembahasan soal pasar, yang jelas tak mudah apa lagi bagi hara yang tak mempunyai kedudukan di perusahaan.

Aku memilih berjalan-jalan dan kali ini hara gak bisa melarang aku, mendengar ucapan mereka membuat aku sedikit iri.

Dimana latar belakang mereka benar-benar orang kaya, gak seperti aku mantan orang kaya. Dan kehilangan teman-temanku.

Tapi aku bersyukur bertemu hara, membuat kehidupanku di penuhi rasa syukur. Jadi aku gak boleh terlena masa lalu. Karena aku yang sekarang bukan santi yang dulu, aku senyum lebar sambil menghela nafas.

***​

“kamu santi ya?” ucap seseorang yang ternyata anak babeh pas aju lagi duduk di taman gak jauh mereka bertiga.

“hmm iah, “senyumku.

“saya rita” ucapnya, mengajak aku berjabat tangan. Aku pun berkenalan ulang dengan mbak rita.

“panggil rita aja, usia kita beda empat tahun kok” ucapnya begitu ramah.

“aku bantu” aku menarik kursi rodanya lebih menepi, biar gak menganggu orang lewat.

“kamu pasti gak paham yah pembahasan mereka?” tanyanya membuka pembicaraan lagi.

“iah, karena aku tau kalau perusaahan itu cukup besar” jawabku menghela nafas panjang,

“gak ada yang gak mungkin,kalau belum di coba” tangannya pegang tanganku.

“oh ia sebelumnya aku kayak pernah lihat kamu, ehhm dimana yah” wajahnya taka sing, pernah melihat di majalah, pas maih bekerja di kantor harsa.

“bearti muka aku pasaran yah?” tawanya,

“bukan bukan,, beneran pernah liat aja”.

“ ada sedikit yang akum au bilang ke kamu, sepertinya aku akan membantu soal pasar itu”

“hee gimana caranya?”

“kamu akan tau nanti, tapi kamu jangan bilang ke hara yah,”

“kamu tau gak, kalau hara pernah di tangkap satpol PP?” aku langsung menoleh, dan menangguk. Ingat soal hara babak belur.”

“saat itu saya dapat kabar kalau ada orang mirip ayah, sedang menarik becak, tapi saat saya datang seseorang sedang membuat keributan, dan membuat saya kehilangan jejak karena orang yang sudah curigai sebagai ayah pergi lagi”

“antara kesal dan senang”

“andai orang di curigai ke tangkap satpol pp. aku bisa melihatnya secara langsung itu ayah atau bukan, tapi saya senang, ada orang yang peduli dengan ayah, kalau ia benar-benar ayah”

“jadi kamu yang secara gak langsung bebasin harsa dari kantor satpol PP?” angguknya.

“tapi kenapa baru lima tahun baru ketemu disini?” tanaku penasaran.

“ayah bukan orang sembarangan, dia pinta bersembunyi, walau sudah di beritan terus menerut di tv, media cetak, media online lainya, hasilnya nihil, “

“ayah menyembunyikan identitasnya, berganti -ganti model rambut, termasuk sekarang, “

“tapi kenapa babeh begitu gak mau di temuin?”

“haaa~, kamu tau kan soal aku?” aku lupa pas di ruangan dokter rena pun sudah di kasih tau.

“maaf, hehe lupa” kataku.

“yang sebenarnya bukan hanya itu, ayah merasa bersalah karena, kemungkinan aku gak bisa hamil, karena benturan pas tabrakan membuat Rahim ku tidak normal,” senyum begitu lebar,

“maaf” aku menundukan kepalaku.

“nah sekarang kita kembali kesana, yuk, sepertinya mereka sudah berdepat” ajaknya, aku langsung dorong kursi rodanya kea rah mereka.

“kalu gitu kita pamit yah, beh, mas roy, mbak rita” ucap hara yang ternyata sudah tau Namanya.

“jangan bilang soal tadi yah” bisik rita saat aku pamit pulang, aku mengangguk. Rahasia yang tak aku tau, sampai babeh benar-benar tak ingin di temui.

***

Beberapa hari berikutnya, tepat dua hari selanjutnya, ada beritu tentang kebaran pasar.

“Headline news”

“Kebakaran yang diduga sabotase”

“Korban kebarakan, cukup banyak, polisi di minta menyelediki penyebabnya”

“gas beracun yang keluar saat kebarakan, cukup mematikan”

“Adanya konglomerat di balik kebakaran pasar tradisional”

“Tikus-tikus berdasi, Masuk pasar”

“Warga meminta keadilan, karena banyaknya keracunan”

“Konglomerat tertawa, korban kebakaran melara”

Itu judul berita yang ada di tv, koran, semua media sosial, ap aitu kerjaan rita, sesuai ucapaannya beberapa hari berikutnya.

“saaanann” teriak hara masuk ke rumahku, tanpa mengetuk.

“kenappa?”

“banyak wartawan di sekitar pasar,!”

“kamu udah nonton berita? Semua tentang pasar har” kataku pelan

“oh yah?” aku menujukan berita online, yang semuanya serentak menampilkan berita.

“haaa,, pasti ini kerjaan anaknya babeh”

“kammu yakin?”

“iah, siapa lagi,” senyum hara berigut senang, seolah ini awal gendering perang untuk perusahaan pasar.

“terus kamu dapat kabar soal empat orang itu?”

“belum, tapi udah aku kasih tau boris, dan orang-orang pasar,”

“harr” kataku pegang tangannya.

“kenapa?”

“andai urusan pasar ini selesai, aku minta jangan berurusan lagi yah sama pak taslim, atau pun ares,”

“kenapa?”

“aku gak mau kamu bernasib kayak aku, “

“ini bukan soal kamu aja, tapi ini soal perusahaan papa yang di senggol juga, “

“akum au bantu papa pertahanin perusahaannya, akum au buktiin keangkuhan peruasshaan pak taslim, akan membuatnya hancur.”

“jadi aku gak akan berhenti di pasar aja,”

“demi, keluarga aku, orang-orang pasar, dan kamu” hara langsung menciumku, merebahkan aku di meja.

Pakianku di lucutinya satu persatu, sampai tersisa bra dan celana dalamku, hara langsung melumat vaginaku yang sudah agak basah.

Dan bersiap melakukan bercocok tanam, aku meregangkan kedua kaki. Secara perlahan hara menggenjotku, melakukan dengan lembut, ini bercocok tanam aku yang kedua setelah malam itu.

Hara langsung memindahkan aku ke kamar papa, yang udah di ubah menjadi hanya kasur tanpa penyangga kasur. Aku menutup gorden di kamar papa,

“ohhhh~” hara memasukan penisku saat aku berdiri, dia menarik pinggulku sedikit. dan menggenjotku posisi seperti ini. dan gak lupa hara meremas buah dadaku.

***​

Setelah bercocok tanam dengan hara, aku sama hara menuju ke pasar, karena bang boris menangkap dua orang yang di foto,

“rame banget har”

“ada wartawan juga” hara gak mau komentar, dia langsung kearah bang boris.

“Siapa yang suruh lo, anjinggg!,

“isssh” aku mau dekatin karena mereka babak belur di pukul, sambil tangannya di usir,” hara langsung melerai, dan mereka pun tenang, sama seperti keributan saat soal aku sama nci, mereka yang menyudutkan langsung berhenti saat hara menengahinya.

Aku tak mendengar apa yang mereka bicarakan, temrasuk beberapa wartawan mengekposnya, dan juga terlihat beberapa langsung siaran langsung, aku memilih mundur.

“gua tau rumahnya, kita kesana rame-rame, biar pada ngakuuu.setujuuuuu?” teriak bang boris, di ikuti beberapa orang lainnya.

“kamu tunggu di rumah yah, kondisi sekarang kurang kondusif, kebawa emosi, apa lagi bang boris,” ucap mada tiba-tiba di sampingku.

“kamu mau kemana?”

“biar gak ada kerusahaan, atau kerusakaan”

“jangan kwahtir, okeh” mada elus pipiku, ikutin puluhan orang berjalan entah kemana, aku langsung cek siaran langsung dari salah satu tv, dan benar mereka mnyiarkan langsung kejadian tadi. Dengan judul berita”

“Masa menyabangi rumah yang di duga sebagai otak dari kebarakan pasar”,

Aku pun penasaran dengan Namanya rita, aku langsung searching dengan nama rita, tak laa keluar dengan rita nasution, dan ini orang yang sama.

“diaaa” aku benar-benar terkejut, karena secara gak langsung dia seorang motivator, pengusaha, the most inspiring people under thirty years old, dan ceo salah satu tv swasta, ini bearti statsun tv yang menyiarkan langsung itu punya rita,

Aku tak bisa berbicara apa-apa, aku langsung cari nama orang tuanya, dan disana ada langsung muncul nama, Drs, H. Ishak Faruk M.M, M.Si.

Itu nama asli babeh, mantan gurbernur Kalimantan Timur dua periode, aku bandingin wajahnya di foto, tinggal di tambah jengkot sama kumis,

“benar- babeh ini orangnya” aku yakin itu memang babeh, walau sekarang babeh lebih kurus di banding saat foto menjadi gurbernur.

“hara,, “ aku sedikit terharu saat tau orang yang membantunya adalah orang-orang mempunya latar belakang menakjubkan,

Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd