Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Boss


Limapuluh Lima


Harsa

Tinggal menunggu hasilnya, budi benar-benar membantu soal masalah ini, kalau tanpa dia gak bisa melakukan autopsy ke jasad ajeng, Jujur aku gak berani lihat, termasuk budi juga, jadinya daripihak rumah sakit yang melakukannya.

“sisa satu minggu sebelum penggusuran” gumamku perjalanan pulang, aku kira ini akan memakan waktu yang lama,

“paling cepat tiga hari harsaa, kali ini pihak rumah sakit menjamin datanya asli, tak ada suap lagi” ucap budi,

“kalau benar- hasilnya sama dengan hasil adiknya ajeng gimnana?”

“itu bakalan jadi bukti yang sangat kuat, “ jelas budi.

“lo bakal gunain itu buat serangan balik?”

“ iah, kalau mereka tetap Melakukanan penggusuran, gue bisa nego dengan itu”

“perusahaan bokap lo jadi tahurannya dong” potong budi.

“hahaa, udah duluan putusin Kerjasama,perusahaan bokap gue sekarang berjalan sendiri, walau gue tau kerugiannya cukup besar”

“hara lagi yah, dia lagi dia lagi?” gerutu budi, helaan nafas budi, seolah tak bakalan kaget, kenapa perusahaan papa putusin kerjasama.

“iah, entah kenapa semua pada dukung hara soal pasar, kayaknya dia emang cocok buat jadi pengganti bokap” kataku.

“kalau boleh berpendapat, gue lebih setuju lo harsa, “

“kenapa?”

“entah, walau hara lebih berani di banding, lo, tapi dia lebih ceroboh, egonya masih tinggi”

“yang di butuhin perusahaan bukan Cuma keberanian, tapi pakai logika juga,” jelas budi, tapi ucapannya benar. gue kurang berani soal ambil keputusan, masih ragu melakukannya.

“jadinya?” tanya budi.

“jadinya apaa?”

“apa yang lo yang lakuin buat yakinin bokap lo?”

“bantuin si hara buat dapatain pasar” ucap gue senyum.

“nah gitu, itu baru harsa,”angguk budi, gue harus diskuisiin soal hasil autopsy sebagai jalan terakhir. aku harus juga diskusiin ke papa. Ini sepertinya kesempatan, sekalian membuat perushaannya semakin turun karena kasus ini.

***​

Tiga hari tak terasa, budi langsung kasih hasil autopsy, hasilnya benar, sama hasil visum yang di berikan adiknya. Ajeng meninggal karena luka di kepalanya. antar kena benda tumpul atau dia bunuh diri, itu masih kesimpulan soal bekas lukanya, Sekarang saatnya ke kantor papa.

“tok tok”

"masuk"

“pagi pa, harsa ada yang mau di omongin pa” kataku langsung masuk dengan yakin rencanaku kali ini.

“ini pa,” aku langsung tunjukin dengan konsep presentasi seperti ke orang besar, papa tersenyum melihat aku memprestasikan hasil visum dan autopsy, dan rencanaku.Semuanya aku lakukan demi perusahaan juga, bukan karena hara juga, dan juga buktiin ke papa aku bisa lebih baik.

Aku sedikit gugup karena papa gak perhatiin presentasiku, melain melihat kearahku,, sampai semuanya selesai.

“prok prokk.. prokkk” tepukan tangan papa,.

“ada yang salah pa?” kataku..

“kamu berkembang cukup pesat, pasti ini kamu merasa tersaingi sama hara?” tanya papa.

“tepatnya harsa, tak bisa diam diri, saat semua rela mengorbankan apapun demi pasar” ucapku sedikit berdebar, jujur aku merasakan hal papa bilang. aku bisa buktiin ke papa aku bisa berkembang pesat, bukan hara aja.

“kamu mau melakukannya dengan pak taslim?” ucap papa.

“iah, “ jawabku berdebar.

“tapi kamu melakukannya sendiri,”

“haaa?”

“tapi, gak mungkin, “ jantungku berdetak kencang, gak bisa bayangin berbicara langsung dengannya.

“papa yakin kamu bisa, lagi pula punya bukti yang kuat, papa udah yakin pak taslim semakin tertekan, karena keluan menantunya”

“andai hasilnya berhasil?”

“dari sisi positifnya, penundaan pasar akan di kaji ulang atau bisa di batalkan, mungkin juga, pak taslim melimpahkan masalahnya ke menantunya,”

“harsa harap keduanya” ucapku sedikit percaya diri.

“papa buat jadwal pertemuan kamu, jadi siapkan diri kamu, “

“by the way” ucap papa

“gaya presentasi kamu meganggumkan,” senyum papa kasih jempol, dan langsung menelpon seseorang, aku hanya ketawa kecil mendengarnya, lalu keluar dari ruangnnya.


***​

Hara-

Empat hari lagi sebelum hari penggusuran, tapi belum ada tanda-tanda itu orang asih pengumuman soal pemberhentian penggusuran.Di tambah mba rita, dan mas roy tetap memasang berita sampai dua minggu,

Hari ini juga gue ada pertemuan dengan harsa, dia bilang ada yang mau di omongin penting menyangkut pasar. Pasti gue datang kalau menyangkutnya itu.

Sebelum pergi gue melihat suasan pasar yang sudah menjadi tanah lapang, taka da bangunan satu pun, dari sini juga gue bisa lihat jalan raya. gak kebayang kalau beneran di jadiin apartement ataupun mall.

Andai itu terjadi, gue udah janji sama diri gue sendiri, bantu cari lokasi yang cocok untuk mereka, tapi pastinya gak semuanya bakalan mau. Setidaknya gue udah mencoba.

Perjalanan dari sini ke tempat si hara memakan waktu dua jam, di tambah tempat ketemuannya di restoran. sedikit merpotkan tapi tak apa demi orang-orang pasar.

“permisi mbak, ada tamu yang bernama harsa gak ya?” tanya gue karena sepertinya gak ada seorang pun disini.

“oh iah, ada, mereka ada di ruang vip, sedang rapat”

“tapi mas siapa?” tanyanya,

“tamunya,”

“ohh silahkan” ucapnya kasih tunjuk ke ruang vip, tepatnya di ujung.

“kalian benar-benar keras, kepala!, kalian benar-benar memutuskan kerjasama, baiklah” suara cukup kencang dari ruangan. Gue yang tadi mau langsung buka pintu, memilih mendengarkan pembicaraan mereka.

“Hubungan pasar, ya pasar, jangan kalian kaitkan dengan urusan lain” laanjutnya.

“di tambah kalian terus memberitakan masalah pasasr, pasar, dan pasar,,”

“ini bisnis, tak bisa di campur adukan dengan perasaaan, kamu tuh masih muda, mikirr!” gue langsung buka pintu,

"generasi anak muda sekarang, cengeng-cengeng" gerutunya lagi,

“haa~”

“sorry telat” ucap gue sambil melihat harsa tak berdua saja, melain trio kwek-kwek, menantunya mungkin, anaknya ares, dan ini pasti biangnya,

“hehe~” ketawa gue tiba-tiba,

“ada yang lucu? Tanyanya,

“itu kumis, apa sapu ijuk lebat banget” kata gue keceplosan, anehnya tampang hara langsung menatap gue tajam, si trio kwek-kwek juga demikian. jujur gue gak bisa tahan ketawa lihat modelnya, kalau pinggirnya di potong, itu lebih mirip hitler. tapi kumisnya doang.

“kalian berdua semakin kurang ajar ya,” ucapnya benar-benar marah, sambil tunjuk-tunjuk kearah gue.

“tunggu, saya datang kesini tak ada sangkut pautnya dengan perusahaan papa, harsa, atau urusan kalian”

“yang jelas saya kesini karena urusan tentang pasar,”

“gak lebih, cuman hentiin aja penggusuran, lupakan membuat apartement, atau mall,” kata gue gak perduli dia lebih tua dari gue.

“mana mungkin,”

“yah harus mungkin,” angguk harsa langsung tunjukin berkas soal kekerasa seksual di kantornya orang bernama rudy,

“apai tu” ucapnya kaget.

“di perusahaan bekas saya, maksudnya pak rudy sekarang, pasti ada yang bernama ajeng, kan?”

“ini hasil visum sebelum dia meninggal”

“heiii, heii” potong orang bernama rudy seperti kalap saat harsa menjelaskannya

“itu kecelakaan, dia jatuh dari lantai dua” jelasnya,

“tak hanya itu, luka lebam di sekujur tubuhnya benar-benar kekeras fisik yang dia terdiam selama berkerja di naungan pak rudy” ucap harsa semakin berani, gue salut dengan keberaniannya,

"rumah sakit juga udah kasih datanya kan, itu kecelekaaan saja, karena dia ceroboh" ucap rudy sedikit panik.

“kalau kecelakaan, kenapa claim kesehatannya di tolak oleh perusahaan, dia hanya sekedar Office girl?”

“hei tungu, dia juga pernah mengkhianati perusahaan kamu sebelumnya” potong rudy. harsa tak memperdulikan omongnya si rudy. dan terus ke slide berikutnya.

“dan ini” harsa langsung menyetel video soal sex party, tepat rekaman itu tepat di wajanhya rudy yang sedang menggenjot salah satu karyawannya. tak hanya sendiri, meliankan rekan bisnisnya.

“ilohhh mukanya sama" celetuk gue tunjuk kearah budi, gue sengaja melakukannya,

“plaakkkk!!” tamparan keras yang di lakukan si kumis,

"ouhh" gumam gue dalam hati, sepertinya tamparanya sangat keras.

“goblokkkk, goblokkkk~~~” teriaknya di depan kupingnya, pasti habis ini congenan itu kupingnya.

“paapaa paa rudy bisaa “

“buggg” bukan tamparan tapi pukulan yang rudy dapat.

"awasomee" gumam gue, melihatnya,

“dieemmm,” suasanya menjadi sangat bergairah.

“dan terkhir, ini hasil foto jenazah yang sudah di autopsy, sekujurnya tubuhnya terdapat luka memar, “

“memang luka di kepala menjadi kematiaannya”

“tapi yang lebih parah, ajeng juga punya penyakit kelamin, yang di sebut HIV,” senyum harsa,

“dan mungkin, saat menyetubhiny ajeng sengaja membiarkan tak memakai pengaman”

“karena di kelaminya juga mengalami pendarahan, sampai luka karena seringnya tubuhnya di setubuhi, oleh penerima reward”

“Satu hal yang bisa kalian lakuin, hentikan pembangunan, sebelum gue sebarin lagi, lewat berita”

“braakkkk” terpakan tangannya si kumis, langsung keluar ruangan di ikutin kedua jongosnya,. mereka bertiga tak berani menatap wajah gue sama harsa., sepertinya itu membuat ancaman buat mereka.

“tapi soal ajeng kena hiv bener?” tanya gue, perasaan kemarin gak ada data nya.

“ngaklah, cuman luka doang, kan gue dah bilang bikin ajeng meninggal karena luka di kepalanya” jelas harsa, gue cuman angguk-anguk seolah paham.

“lo tau gak?”

“ngak” jawab harsa

“serius, sekarang, lo yang bawa-bawa nama perusahaan, “

“iah, tapi awalnya lo yang mulai,”

“ya sih,”, hasil yang belum memuaskan baagi harsa, gue cuman bisa bilang terima kasih dalam hati, karena dia turun langsung ke trio kwek-kwek. Gue merasa si kumis itu, tetap kekeh mempertahankan pasarnya,



***​

Sampai saatnya, hari terkahir pemberitaan soal pasar, dan juga adiknya dari ayahnya bang boris pun ketemu, dia bersembuyi di rumah saudaranya, termasuk penangkapannya. Ada kabar baiknya, empat pelaku pembakarannya sudah tertangkap, dan mereka mengakui permbuatannya. Dan itu juga isi berita hari ini.

Bang boris dan orang pasar kembali menyiapkan untuk memblok jalan arah sini, banyak palet kayu, batu, atau pun untuk membolkir jalan. menggunakan semua barang-barang yang terpakai.

“ini yang bisa kita lakuin, sekarang, seperti taka da hasil walau kita berhasil menangkap pelakunya” kata bang boris ikan kepala dengan slogan,” usir para tikus-tikus.”

“itu mobillnya datangg” orang-orang pun langsung bergemuruh menghadang di belakang blockade.

Tapi ada yang beda, mobil yang di pakai berbeda, tak lama pintu pun terbuka, itu harsa bersama mas roy keluar dari mobil. Semua orang pun saling berbisik karena kemungkinan harsa dan mas roy utusan perusahaan. tapi gue lebih yakin ada kabar sesuatu tentang pasar.

“kalian tenang dulu, berika kami kesempatan berbicara" jelas harsa,

"kami kesini bukan dari perwakilan perusahaan" lanjut harsa.

“betul.s aya bukan dari perwakilan perusahaan, saya hanya ingin memberitahu kalian semua” kata mas roy.

“kalau tanah pasar ini, sedang di gugat ulang karena adanya kesengajaan, dan penyuapan” jelasnya.

“untuk itu, saya meminta izin ke kalian semua, menjadi pengacara perwakilan tanah ini, saya akan berusaha keras untuk mempertahankan tanah ini, di siding nanti” jelas mas roy, itu membuar orang--orang pasar , termasuk bang boris terdiam seolah gak percaya, dan gue juga.

Gue sendiri baru tau kalau mas roy ternyata pengacara sungguhan, karena dia juga gak pernah bilang perkerjaan apa, ternyata anak-anak babeh benar-benar orang sukses, yang satu pengacara dan satunya motivator, dan pemilik tv nasional.

Gue cuman bisa bilang wow, dan terima kasih, karena ternyata gue gak berjuang sendiri,.


Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd