Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Boss

Delapan Belas

Mada mengajakku ke bagian pasar yang cukup sepi, aku kira bakalan terjadi sesuatu, untungnya itu tak terjadi, mada tak melakukan macam-macam dan benar ia menemui seseorang yang entah siapanya mada.

pagi ini aku jalan ke kontrakannya, tadi malam aku udah bilang ke dia hari ini mau antar ke perempatan lampu merah, untungnya dia mau walau ini hari minggu.

"madaaaaa" teriaku pas mada keluarin motornya,

"hoii" sapanya langsung ke arahku.

"sekarang?"

"iah, kamu mau kepasar juga kan?"

"yup, tapi gak lama yah langsung balik, sering rajia di lampu merah"

"iah siap,,, " aku langsung naik ke motornya. udara pagi hari ini tak biasanya sesegar ini, mungkin tak ada truk sampah yang udah parkir depan pasar.

“mat boleh tanya?”

“boleh?”

“tadi malam siapanya kamu? Orang tua kamu?” tanyaku karena penasaran, dia sangat dekat sama orang yang di sebut babeh resin.

“ohh babeh resin, udah aku anggap orang tua sendiri” jawabnya agak kencang karena sambil jalan gini emang tak kedengaran kalau ngobrol.

“kenapa gitu?” tapi mada cuman terdiam saat aku tanya lagi, harusnya ucapanku terdengar oleh mada, mungkin itu hal sensitif makanya mada gak mau jawab pertanyaanku.

“Gak biasa kamu, hari minggu kamu minta antar??” tanya mada pas sudah mau sampai. bearti benar mada memang tak mau jawab pertanyaanku.

“iah, ada kerjaan di luar”

“okeh, udah sampai, nanti aku jemput?”

“seperti biasa satu jam sebelum aku pulang aku sms”

“okeh hati-hati ya” senyumnya langsung kasih jempol, mada langsung balik arah lagi. Aku langsug cari taksi ke arah apartement harsa, karena hari ini hari terapi boss harsa empat hari sekali.

***

Sebelum naik ke kamarnya, teringat ucapan manajer mesum, kenapa dia sampai segitunya, apa mungkin ini karena ajeng yang menyebarkan kabar burung itu, atau memang mereka bedua yang sengaja membuat kabar burung itu.

“heeiii masuk” suara harsa membuat lamunanku udah berdiri di depan kamarnya.

“apa yang lain gak curiga pak?” tanyaku saat masuk ke dalam.

“udah gak jam kerja, aku pinta jangan pakai pak okeh” balas boss harsa. aku mengangguk pelan.


“ada kabar burung soal kalau kita punya hubungan sesuatu” ucapku lagi.

“oh ya?” tangannya langsung meremas celanaku dari belakang. Aku sekarang memang pakai pakaian sehari-hari, kaos, jaket, celana jeans panjang. kalau tak ke kantor.

“oh ia hari ini ada box buat kamu, buka aja” boss harsa tak menghiraukan soal kabar burung itu, apa mungkin dia gak mau membahas masalah kantor.

“box pakaian lagi”

“buka aja, sekalian pakai, aku baru selesai mandi juga” ucapnya, sekilas tubuhnya terkena sinar matahari begitu bersih putih, dan andai bertotot kayak mada lebih keren.

Aku langsung buka kotaknya, Bahannya seperti stocking, atau ini seperti punya mama. Aku yakin mirip punya mama.

"gimana? body stockingnya?" boss harsa di belakangku sambil menciumi tengkkku.

"ssh, hehe belum pernah pakai" kataku, padahal aku udah pernah.

"oh ya? pakai aja, aku tunggu, aku langsung membawanya ke kamar mandi, mencopot satu persatu pakaianku, saat kau pakai rasanya mirip punya mama, tapi bahanya masih terlalu kalu tak selembut punya mama.

Selesai aku langsung ke tempat harsa yang lagi duduk santai memakai piyama, hari ini sepertinya akan berlangsung lebih lama, semakin boss harsa mulai membaik. itu membuat semakin lama untuk klimaks.

“kamu mau aku cepat sembuh atau ngak?” tanya harsa pas aku berlutut mau membuka ikatan piyamanya.

“lama, biar dapat duitnya lebih banyak” kataku spontan, harsa angkat dagu ku sampai menatapnya.

“jujuraku aku suka semua yang ada di kamu” ucapnya menarik tubuhku ke pangkuannya, tanganya langsung memainkan buah dadaku.

“boleh tanya?” angguk aku pelan. jari-jariny memilin putingku perlahan.

“ini silicon atau bukan?”

“ehh?? Bukanlah, genetic mungkin hmm” kataku malu karena harsa bicara seperti itu.

“oh ya? Coba kamu olahraga agar pingangg kamu lebih langsung” ucapnya sambal usap-usap pinganggku,

"apa menurut kamu ini terlalu besar?" tanyaku membuka piyama, ternyata boss harsa tak memakai pakaian lagi, dia sudah terlanjang bulat, tapi ada yang aku kaget, penisnya setengah berdiri.

"tidak juga, ini benar-benar kenyal," jawabnya melumat buah dadaku, aku rangku lehernya membiarkan boss harsa memainkan buah dadaku dengan bibirnya.

“sshhh ahh” aku melihat harsa seperti anak kecil yang sedang minum susu dari ibuya,

“ehhmm” terasa batang penisnya tepat di belahan vaginaku,

“kita coba mau?”

“haa apanya? Kan sesuai perjanjian?”

“no no,kamu tau petting?” aku sedikit terjekut boss harsa tau istilah itu, aku menggelengkan kepala.,

Tiba-tiba boss harsa rebahan meminta aku duduk membelakanginya sambil penisnya di tindih vaginaku, terasa batang penisnya benar-benar di sela bibir vaginaku.

"kau gerakin Perlahan, jangan sampai lewat" aku menggerakan pinggulku perlahan sampai terasa di kepala penisnya di bibir vaginaku,

“eahh good girl” gumamnya langusng bangun posisi duduk bersendar di tempat tidur.

"gerakin pinggul kamu dan tahan penisku dengan tangan" pintanya,

"begini?" tanyaku agak susah memang tapi posisi seperti ini aku bisa memainkan penisnya sambil menggesekan dengan vaginaku.

“ssshhhhhh yaaaah gitu” putingku di Tarik perlahan sambil terkadang harsa menciumi tengkukku,

“egghhh kelewat” ucapku saat boss harsa menggerakan pinggulnyam terasa kepala seolah mau masuk kedalam vaginaku, tapi hanya lewat membelah bibir vaginaku

“denda loh kalau kelewatan dalem” gumamku, menggerakan pinggulku lagi, rasanya nikmat juga seperti ini.

“haahahaha” harsa ketawa terbahak-bahak mendengar ucapanku.

“siapa juga yang mau, mahal dendanya” ucapnya menarik aku langsung rebahan di Kasur.

boss harsa langsung menempelkan kepala penisnya di vaginaku, tanganku reflek menarik kepalanya agar tak tepat di depan vaginaku, boss harsa sepertinya menyadarinya, dia langsung merapatkan kedua kakiku, dan menekannya kakiku ke arah dadaku.

"ohhhh yaahh" penisnya keluar masuk di sela-sela paha dan vaginaku.

"sshsssshhhh aahhhhh" akuu mendesah sambil meremas buahdadaku pelan.

"aaahh jangaannnnn" teriaku saat kepala penisua seolaah berusaha masuk, tapi seperti tadi kepala penisnya hanya lewat membelah vaginaku.

“aahhhhh ssshhh ohhh” lengkuh, tiba -tiba boss harsa membuka kakiku lebar-lebar, dan mulutnya langsung melumat vaginaku, lidahnya benar-benar menjilatis menyedot klitorisku.

"ouhhhh, " lengkuh terus dengan buah dadaku di remasnya perlahan.

"paaakkkk aaahhhhh" ucapku di ikuti jeritan tertahan, dan aku pun klimaks oleh bibirnya, tubuhku bergetar cukup hebat, dan boss harsa membiarkan aku merasakan kenikmatan sesaat.

boss harsa menarik tubuhku ke pinggir, agar kepalaku di pinggiran tempat tidur, sepertinya dia mau klimaks di mulutku.

"ohhhh" lenguhnya saat menjepitkan penisnya di buah dadaku,

"tahan seperti ini" pintanya saat aku memegang buah dadaku agar lebih menjepit. tak berlangsung lama.

"crrootttttttttttt" semprotan hangat membasahai buah dadaku, aku mengambil penisnya dan aku lumat sampai bersih, sambil aku membersihkannya, tanganya mengusap spermanya merata di buah dadaku.


***​

selesainya aku berbincang-bincang sambil rebahan telanjang bulat dengan boss harsa, tapi tak lama dia menerima telepon dan seolah terkejut mendengarnnya,

"kamu pulang sekarang? apa mau petting lagi?"

"hee? ngaklah, kan udah selesai jadwalnya," aku langsung bangun,

"ya kali bonus," senyumnya mau mencium bibirku, tapi aku alihin bangun dari tempat tidur,

selesai rapih, aku di antar boss harsa di tengah jalan, tepatnya di depan mall, karena dia mau ketemuan sama bella, di kliniknya, aku senyum pelan melihat dr bella begitu agresifnya kepada boss harsa. dia bilang juga kalau gajiku sudah transfer.

“wow” gumamku, lihat saldoku dua puluh empat juta rupiah.

Andai bisa mobile banking, pasti lebih simple, nomor rekening aku yang sekarang hanya nama samara nsesuai KTP aku sekarang, semua papa yang urus, walau hanya sementara setidaknya dapat uang,

“uhmmm” Hasrat belanjaku tiba-tiba muncul, apa lagi lihat brand lipstick terbaru.

“gak boleh gak boleh,,” gumamku hanya memandang dari jauh, kalau dulu pasti aku beli semua jenisnya.

Aku pilih langsung pulang naik taksi, turun gak jauh dari pasar. Siapa tau mada lagi gak ada kerjaan. Ponselnya mati susah di hubungin dari tadi.

“san” ucap mama tiba-tiba keluar dari dalam pasar sambil bawa baskom besar di pinggangnya.

“mama?”

“darimana bawa gituan?”

“ini?” angguk aku jalan pelan kearah mama, sekilas lihat mada lagi angkat karung dari mobil truk ke dalam pasar.

“mama buat kue-kue jajan pasar, buat nambah-nambah” ucapnya senyum.

“aku udah kerja kok, gaji aku ged.. eh lumayan” aku lupa pekerjaan ini seperti kontrak. Saat selesai akan berakhir seperti tidak terjadi apa-apa.

“gak usah, buat pegangan kamu, ini buat kamu satu”

“uhm, kue pisang?” angguk mama, aku langsung cicipin kue pisangnya. Rasanya enak, mungkin udah lama aku gak makan makanan seperti ini.

Terkahir makan, saat aku SD, sisanya gak pernah makan lagi. Mama memang jago buat kue sepeerti itu. atau bisa di sebut kue basah.

Dan aku juga bisa buat desert, asal ada bahannya. Kalau saat kuliah lebih gampang buat karena peralatan disana lengkap.

Mama kasih tau aku kalau dia titip kue, dan yang tadi sisanya. Mama titip ke toko kue dalam pasar. bearti uangnya akan dapat kalau kuenya terjual habis. kalau gak kejual kuenya udah gak bisa di makan dan gak dapat uang..

Malamnya aku pergi keluar ke tempat mada, mau ajak dia beli sate lagi. Albert sama mama suka sate kemarin di tambah murah juga.

“madaaaaaa”

“madaaaaaaaaa” akhirnya sepuluh menit menunggu dia keluar juga.

“hoi” sapa nya lambaikan tangan. Kelihatannya dia Lelah, terlihat dari raut wajahnya.

“telepon kamu susah di hubungin, ya?” tanyaku pelan.

“hehe baru di chas, aku lupa udah tiga hari gak di charger” ucapnya tunjukin ponsel jadulnya, pasti ada alasannya si mada gak mau ganti ponsel.

"sorry tadi aku lupa jemput kamu nia" ucapnya

"oh ngak apa-apa kok. tenang aja" jawabku

Mada mau temanin aku lagi ke dekat pasar beli sate, tapi jalan kaki. Aku sih gak keberatan, karena udah biasa jalan dari rumah ke pasar. Walau jaraknya dari kontrakan mada lebih jauh dari arah rumahku.

Tak banyak bicara, aku sama dia seolah canggung. Seperti kemarin. Tapi gak mungkin karena pasti dia hanya Lelah.

“ kamu udah berapa lama tinggal disini?” tanyaku sambil jalan kearah pulang.

“lumayan lama lah, ”

“kamu pindahan dari kota kan?” balas tanyanya ke aku.

“iah ada problem lah, jadinya tinggal disini sementara” gak mungkin aku cerita masalah aku sekarang,

“terima kasih yah, mau jadi teman aku sekarang, kamu teman pertama aku disini, “ucapku tiba-tiba saat di persimpangan jalan.

“yup, “

“oh ia, pasti bisa terbiasa kok,dulu juga gitu” ucapnya membuat aku bingung, aku cuman angguk-angguk aja. Mada hanya lempar senyum,

***​
semalaman aku masih bingung ucapan mada, itu sepertinya bukan kata-kata bijak, itu semakin aku penasarn dengannya,

“hei hei niaa ” terpukan tangan tepat di wajahku.

“maaf pak,” boss harsa langsung merapihkan mejanya.

“pastikan jangan ada yang masuk ke dalam ruangan ini selama saya pergi” ucapnya,

“baik”

"kalau office girl bersih-bersih, saat jam kerja kamu awasin, sepertinya saya mencurigai orang di office girl" ucapnya senyum. aku langsung teringat apa mungkin sherly, atau bisa juga ajeng. aku juga berpikirin curiga dengan mereka berdua.

“ia pak, orang tua pak harsa sudah menunggu di loby, “ aku langsung antar harsa ke loby. Mobilnya berbeda lagi. Mobil sejenis Alphard terbaru yang sekarang.

Aku berdiri depan pintunya, saat terbuka kedua orang tuanya dan bersama bella sudah ada di dalam. Bella melambaikan tangannya saat melihatku. terkadang mengedipkan matanya.

“kamu tunggu saja di kantor, ingat pesan saya tadi” ucapnya sebelum masuk. Aku hanya menangguk pelan. tapi syukurlah aku tidak jadi ikut, bisa-bisa aku hanya diam saja dan sangat tak nyaman.

Senyum ramah dari mamanya harsa, membuat aku teringat seseorang, tapi ini persaan saja. jarang ada boss besar ramah seperti itu.

Aku langsung kembali ke lantai atas memakai lift, saat di lantai dua. Ajeng masuk langsung ke dalam.

Tatapan sinis sambil tersenyum, seolah ada sesuatu untuk di bicarakan.

“hello ibu seketaris plus plus” ucapnya, aku senyum tak ingin berbicara Panjang.

“sudah di putuskan berapa juta semalam?” bisiknya pelan.

“hahahahaha cihhh” gumam ajeng keluar lift pas di lantai empat. Aku bernafas lega karena dia tak berbuat lebih.

Pintu kantor terbuka sedikit, aku langsung masuk dan emlihat sherly sedang berada di depan ruangan harsa.

“Sherly,,” ucapku

“nia?” sherly langsung terlihat terkejut, seolah aku sedang mempergoki dia.

“kamu gak jadi pergi?” tanyanya.

“uhm,, enggak, kamu sendiri ngapain disini? Bukanya hari ini udah selesai yah bersih-bersihnya.?” Tanyaku menaruh curiga, karena ucapan boss harsa bilang ada duri dalam daging, aoa mungkin sherly?

Tapi gak ada bukti untuk itu, kalau aku salah pasti sherly gak bisa bantuin aku.

“hehe, ajeng biasa suruh aku bersih-bersih, “ jawabnya seperti menyimpan sesuatu di gengganman tangannya.

“oke aku kebawah yah,” ucapnya langsung melangkah cepat keluar ruangan.

“tunggu” ucapku

“maaf ya sherly sebelumnya”

“kenapa nia?”

“aku mau cek satu per satu, sekarang masuk keruangan pak harsa harus di periksa”

“ohhh oke silahkan” aku cek satu pesatu kantongnya, tapi tak ada yang mencurigakan.

“hehe, kamu baik banget sama pak harsa” lanjutnya setelah selesai.

"aku harap kabar burung itu gak terjadi ya nia, aku sedih banget kalau terjadi" ucapnya peluk aku,

"iah, pasti dari ajeng"

"iah, pecun kayak selalu iri sama kamu, kamu benar-benar baik nia" lanjutnya senyum.

“maaf ya sherly soal” kataku lagi.

“no problem, nia, aku senang kenal sama kamu” ucapnya kembali membuat bingung, pertanyaan sangat berbeda dengan jawaban. apa memang aku lagi kurang konstrasi gara-gara mada,

Aku langsung cek meja harsa, tak ada yang terjadi. Tak ada benda yang mencurigakan di computer boss harsa,


Bersambung.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd