Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Boss

Duapuluh Dua​


Nia


Sudah tiga hari lalu, badanku masih terasa sakit dan linu, sekarang kondisiku lebih baik di banding kemarin, ternyata vitamin yang di kasih benar-benar sangat membantu,

“ada buah jeruk nih kak” ucap albert.

“dari siapa?”

“gak tau, tadi di gagang pintu pas pulang ke rumah” Albert kasih tunjuk buah jeruk kecil warna hijau.

“pasti asem itu” aku meringis membayangkan rasanya,

“gak kok, manis banget, aku bukain yah, kakak tunggu di disini aja,” albert langsung ke dapur membawa jeruk.

Kenapa albert bertinggkah sedikit aneh, padahal aku juga bisa buka jeruknya sendiri, gak lama albert membawa jeruk yang udah kekupas di piring.

“kamu aneh ih, masa kakak gak bisa buka jeruk doang?”

“hehehe, ya sesekali aja gitu” tawa kecilnya,

“kak makannya langsung semua, jangan satu-satu” pintanya,

“kayak gini” satu suapan langsung ke dalam mulutku, albert tak mengambil jeruk yang udah di kupas, melainkan ambil jeruk yang belum di kupas.

“wooo” rasanya benar-benar manis, dan agak sedikit pahit. Aku langsung habisin delapan buah jeruknya yang albert sudah kupas semua . aku baru pertama cobain jeruk seperti ini, aku kira rasanya benar-benar asam, tetapi tidak.

“aku keluar dulu kak, bosen di rumah, sekalian mau nyusul mama ke pasar” aku cuman angguk aja.

Aku ingat hari ini seharusnya boss harsa terapi tanpa obat, aku cepat-cepat telepon untuk cek kondisinya, tetapi taka da jawaban sama sekali.

Sambil menunggu balasan chat dari boss harsa aku memilih rebahan ke kamar, tak berselang lama ada persaan yang aneh menajalar di tubuhku,

Putingnya terasa mengeras, semakin aku pegang rasanya semakin terangsang,

“ahh, aku beneran horny?” gumamku mengelus celana dalamku, ternayat agak basah,

“apa iiiinii, kerjaann..i” pikiranku menjadi negative terhadap albert, apa mungkin dia kasih sesuatu di jerukku.

Tidak mungkin aku horny gara-gara makan jeruk, atau ini karena aku kembali menahan saat melakukan threatment Bersama harsa.

Aku gak boleh nuduh sebelum ada bukti ke albert, rasanya gak kuat, aku langsung turunin celana sekaligus vagina dari luar celana dalamku

Aku benar-benar tak tahan, langsung cek pintuk kamar dan membuka celana dalamku sambil berbaring di kasur albert

Dan langsung memainkan vagina dan buah dadaku sendiri, aku mencoba melakukannya dengan cepat.

“ohhhhhhh” aku menutup mulutku sendiri aku mencoba melakukannya dengan cepat dengan membayangkan wajah harsa, tapi entah kenapa pudar berganti dengan wajah mada.

“sedikit lagiii” gumamku” memainkan klitroisku yang sudah hamper sepuluh menit tak mau klimaks.

“shaannn?” suara mama,

“iaah”

“enggh” aku tak tahan klimaks sambil merapatkan kedua kakiku menahannya dengan celana dalamku.

“ia mah sebentar” ucapku lagi langsung membersihkan vaginaku dengan celanda dalamku, Dan langsung menemui mama tanpa celana dalam.

“muka kamu merah gitu??”

“iah hawanya panas,” tak lama albert masuk ke dalam kamar,

“habis semua ma?” aku coba bantuin mama bawa baskom kosong. Aku ingat aku lipa menaruh celana dalamku dimana, aku rasa masih di kasurnya albert

“besok baru tau habis apa ngaknya, kamu kok buru-buru gitu ada apa?”

“ponsel aku ketinggalan,” aku langsung lari ke kamar,

Albert sedang tiduran di kasurnya, aku naik ke atas tak menemukan celana dalamku, mungkin saja aku sudah merapihkannya karena buru-buru, gak mungkin aku menanyakannya ke albert sekarang,

Malamnya,

Boss harsa mengirimi aku pesan, kalau aku boleh masuk saat kondisi aku fit, dan soal terapi dia di usahakan sampai aku kembali masuk, menahanyaa mungkin lebih dari empat hari termasuk sekarang,

di tambah besok hari minggu, Tidak bisa di bayangkan akan senafsu apa dia saat thretment nanti, pakai obat aja nafsunya sudah tak tertahan, bagaimana tak pakai obat, bisa-bisa dia bakalan langar perjanjian itu.

“dua pesan yang bersamaan masuk di ponselku”

“cepat sembuh” chat dari boss harsa, dan satu lagi sms dari mada. aku senyum sendiri membaca karena benar-benar isi nya yang sama hanya beda orang saja, seolah mereka kembar saja.

Besok paginya, albert sudah bangun jam lima pagi karena dia ke kampus pagi-pagi, aku pun otomatis bangun karena suara gaduhnya.

Aku mungkin bangun masih terlalu pagi, baru jam lima lewat lima belas menit. aku berniat merapihkan tempat tidurku sendiri, dan albet, sepertinya sudah satu bulan aku tak membersikannya sendiri,

“ini kan" aku kaget melihat sebuah celanda dalam di bawah bantalnya lagi.

“haaaaaa” aku terkejut saat lihat kain tersebut adalah celana dalam aku yang kemarin, bearti aku benar lupa merapihkannya dan albert yang mengambilnya, aku rasa albert melakukan onani tadi malam, karena sisa sperma yang mengering saling tiban satu sama lain.

"aku satuin aja, pura-pura gak lihat, yang jelas albert gak boleh terlalu berlebihan" gumamku langsung mengumpulkan pakaian kotor untuk aku rendam.

“loh san, udah bangun?” suara mama buat aku kaget, karena jam segini juga mama sudah bangun.

“hehe, entah mah, kebanyakan tidur kayaknya. Sekalian mau belajar cuci baju hehe” kataku sambil taruh cucian kotor di bak. Mama terlihat lagi membuat sesuatu di dapur,

"ya udah, sabunnya disana, jangan terlalu banyak masukin sabun" ucap mama lihatin aku yang sedang merendam pakaian. sambil menunggu aku melihat ke samping mama yang sedang sibuk.

“buat apa ma”

“ini? Dadar gulung, kamu paling suka kan?” aku hanya tersenyum lebar, karena memang sejak tk aku suka namanya kue dadar gulung, sepertinya mama membuat kue yang berbeda dari sebelumnya.

“buat di pasar?”

“iah, ada yang pesan. Nci nci di pasar,”

“nanti aku ikut yah, mau tau sekalian pasarnya”

“boleh, tapi bau loh?”

“gak apa-apa mah ehee,” aku harus berani coba hal-hal yang dari luar kebiasan aku, ini persiapan kalau kontrak aku dengan boss harsa sudah berakhir.

Dia seperti peramal bisa membaca karakterku dengan jelas, walau tak semuanya di jelaskan, tapi yang ia sebutkan benar.

***​

Selesai mama ajarin aku cara cuci dan juga keringin dengan mesin cuci. mama juga ajarin juga menjemur pakaian, walau ujung-ujung dominan mama yang kerjain,

Mama membawa dua keranjang isi dadar gulung, mama bilang pesanannya lima puluh pak, dan satunya pak nya isinya dua. Jadinya totalnya seratus buah dadar gulung mama buat.

Aku berdecak kagum apa yang mama buat, sehari bisa membuat sebanyak itu, dan tak pernah melihat mama ngeluh secara langsung. apa lagi ajarin aku cuci tadi,

“kamu jadi ikut?”

“jadi, ambil jaket dulu” aku ke kamar ganti baju yang lebih sopan dan pakai jaket buat nutupin sesuatu seperti mama, agak tak terlalu menonjol.

Sepuluh menit jalan kaki, akhirnya sampai. Aku berdiri sebentar sambil bersiap dengan baunya pasar.

“haaaa” tarikan nafas langsung ikutin mama ke dalam pasar. Jalannya tak semulus aku kira, banyak kubangan air yang menghitam, terpaksa aku menginjaknya beberapa kali. apa lagi lantai yang tak bearturan, seperti gombal, dan kembali kaki menginjak sesuatu yang licin seperti lumpur, aku gak bisa bayangin kakiku seperti apa.

Dan akhirnya sampai di toko kue, tempatnya tak sebau tadi di depan dan lebih kering di banding tadi.. sudah tercium bau roti yang baru matang dari kiosnya, ,membuat perutku kembali keroncongan, padahal aku sudah makan dadar gulung.

Di kios ini banyak jenis kue kering, termasuk berbagai macam roti juga, wanginya gak kalah sama toko di mall. aku suka wanginya.

Mama langsung keluarin semua dadar gulungnya ke nci yang punya toko, aku hanya melihat sekeliling, begitu ramai orang berkeliling disini.

Sekilas aku melihat seseorang seperti mada, tapi entah kemana. Yang jelas jam tujuh pagi begitu banyak orang yang lalu lalang disini.

“kamu mau pulang apa ngak? Mama mau belanja sayuran dulu, “

“ikut aja hehe” aku ikutin mama lagi, seperti anak kecil yang takut tersesat. aku pegang jaket mama dari belakang, sambil lihatin orang-orang yang belanja.

Dan benar aku melihat mada sedang menggotong sayuran ke tukang sayur yang tak jauh dari tempat mama belanja. aku berniat mau panggil tapi sepertinya gak bisa terlalu banyak orang.

“Sann , ayo pulang, kamu liatin siapa?” ucap mama,

“ngak, kok. Tadi kayak kenal aja” dari awal mama belanja sampai selesai mada tak terlihat istirahat untuk menggotong semua sayuran. begitu pun saat aku lewatin dia yang sedang terima bayaran, sambil kadang mencium duitnya.

"ma coba aku bantuin" aku ambil satu kantong plastik yang entah isinya apa, yang jelas cukup berat, sampai aku membawanya dengan dua tangan sambil ikutin mama keluar pasar.

“kita naik becak aja, “ ucapan mama buat nafas aku lega, aku pernah naik becak pas aku masih di taman kanak-kanak. Bertiga dengan teman lama yang aku lupa siapa mereka. sudah lama aku gak pernah ketemu sama sekali.

“gimana capek ya?” tanya mama saaat aku duduk di lantai rumah.

“lumayan eheh, tangan aku masih pegel bekas kemarin.” Ucapku. Aku masuh duduk mama langsung rapihin semua bahan makanan. aku masih duduk sambil melamun bagaimana kalau kegiatan aku sehari-hari seperti ini, kalau kondisi aku benar-benar gak bisa kembali seperti dulu.

Andai kontrak aku selesai, aku gak mau minta bantuan boss harsa, sepertinya dia menyukaiku selama terapi berlangsung. tapi ada seseorang yang lebih menyukainya. aku gak berniat untuk merebutnya demi uang,

walau Berat rasanya, tapi aku harus jalanin semua ini. lenguh nafasku rebahan di lantai, sampai mata aku terlelap kelelahan.

Bersambung...


#Note, update dikit ya hu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd