Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Boss

Thx updatenya hu..
Kalo awal nia lihat sesuatu di tangan sherly kok yg diperiksa badannya doang ya ga disuruh nunjukin yg ditangan?
Ini emang aku yg kurang jeli/paham, atau nulisnya kurang, atau emang sengaja dibikin begitu? Tapi itu yang bikin penasaran nunggu lanjutan
 
Hmmmm ini kayanya klo seperti yg ane bygkan, bisa panjang dan lumayan rit konfliknya hehe tp balik ke suhu yg nulis
Nice story hu, keep update
 
Dua Puluh

Nia-

Suara petir membuat aku terbangun tiba-tiba, itu membuat mimp buruk, entah mimpi apa aku lupa apa yang aku mimpikan tadi.

“baru jam dua belas, “ aku merasa udah tidur sudah lama,

Ada suara dari arah bawah tempat tidur, tepatnya kasur albert. Suara yang samar seperti desahan kecil.

“eggh” aku tutup mulutku saat melihat albert sedang melakukan onani dengan celana dalamku lagi,

Tapi bukan satu, melainkan dua celana dalam. Yang satu untuk mengocok penisnya, dan satu di cium dekat hidungnya.

“kakkk ohh” lenguhnya pelan, menyebut namaku. Apa mungkin albert terangsang melihatku, kakaknya sendiri.

Aku kembali langsung pura-pura tidur saat albert selesai melakukan onani dengan celana dalamku.

Suara kaki merangkak naik ke atasku, aku langsung menyampingkan kepalaku sambil membuka mataku sedikit.

Ternyata itu albert, dia melakukan onani di depan ku dengan celana dalamnya, tak lama dia turun, dan terdengar lenguhan seperti dia klimaks.

Aku tak menyangka albert sampai sejauh ini, pasti dia mempunyai kelainan genetic seperti boss harsa.

Paginya,

Aku menemukan celana dalamku di bawah bantalnya, dan benar ada bercak spermanya yang mengering,

Bukan hanya satu, tetapi dua -duanya, sperma yang mengering sangat banyak. Dan masih tercium bau khasnya.

Selama menjadi partner harsa, entah aku mulai menyukai bau seperti ini. Rasanya mau aku jilat sampai bersih.

Tak lama albert masuk, aku langsung Kembali masukan ke bawah bantalnya, dan bersikap seolah-olah aku tak mempergokinya.



***​

Aku mendapatkan bebas tugas selama tiga hari untuk treatment harsa, dan sekarang aku mau coba untuk olahraga sesuai saran dari harsa sendiri.

Ruanganya benar-benar sepi, tapi yang jelas fasilitas gymnya lengkap. Kalau seperti ini akau leluasa untuk olahraga apapun.

Aku langsung ke kamar ganti, untuk ganti dengan pakaian biasa olahraga, tantop di tambah legging khusus olahraga

Rasanya ketat karena sudah lama pakian seperti ini gak aku pakai sejak kuliah, lemak di pinggang terasa.

“harus bisa turun 10 kilo” gumamku di depan cermin sambil memegang gumpalan lemak di pinggangku.

Tigapuluh menit aku melakukan cardio, dadaku terasa sesak. Mungkin karena memang jarang olahraga.

Tapi keringatku sudah terasa sangat banyak. Aku istirahat sebentar, dan melakukan cardio tiga puluh menit lagi.

Akhirnya membuat tubuh aku lemas, dengan keringat mengucur deras. Aku memilih duduk sembentar sambil lihat pemandangan jalanan dan Gedung dari sini.

“haa jam satu lewat????” aku lupa harsa ada meeting jam setengah dua, dan aku belum siapin untuk bahan meeting.

“ahh, boss harsa pasti marah lagi, ahhh kenapa aku lupa lagiiii”

“damn,” gumamku lihat panggilan tak terjawab dari harsa duapuluh kali, aku langsung ganti pakaian lagi.

Dengkulku terasa mau copot karena terlalu dipaksa lari untuk saat ini, aku salah jadwal untuk olahraga.

Mau tak mau aku berusaha setengah berlari ke ruangan boss harsa, walau naik lift tetap saja aku harus sekuat tenaga ke Gedung sebelahnya,

“awshh” aku terjatuh terduduk karena kakiku gemetar hebat, begitu tanganku. Rasanya mau pingsan sekarang. Padahal aku sudah di depan lift,

“ayooo ayooo bangun!!’ gumamku pegang kaki yang terasa mau copot saat aku berusaha berdiri,

“wah wah wah” suara manager mesum udah di belakangku.

“sedang apa kamu disini?” ucapnya jongkok tepat di hadapanku. Aku memilih diam karena benar-benar lemas.

“mau keruangan pak harsa?’ tanyanya sambil elus pipiku, aku mengangguk agak keras agar tangannya menyingkir dari wajahku,

“saya bantu, ke ruangan pak harsa?” tanyanya

“ayolah, jangan munafik, “ lanjutnya tersenyum

“iah” jawabku, tanganya pak rudy langsung angkat satu tanganku ke lehernya. Dan tangan satunya terasa pegang buah dadaku sambil angkat tubuhku sampaik aku berdiri.

Pak rudy menuntun perlahan ke lift, terasa tagannya meremas pelan buah dada kiri, walau perlahan tapi itu terasa,

“ngh” gumamku, terasa tanganya benar-benar meremas buah dada kiriku. Andai aku tak lemas aku langsung berontak,

“kenapa? Enak?” tanyanya semakin intens meremas buah dadaku.

“stop pakk” kataku pelan,

Tak lama pintu lift lantai delapan terbuka, tapi pak rudy menutupnya lagi sambil mendorongku ke dinding lift,

“lepasin inkngkk” gumamku, saat kedua tangannya meremas buahdadaku.saat aku benar-benar pasrah, pintu lift kembali terbuka.

“nia, pak rudy” ucap harsa, sekejap pak rudy kembali merangkulku keluar.

“kamu kenapa?” tanyanya..

“tadi saya lihat dia di bawah lagi duduk tak berdaya, saya bantu kesini sekalian untuk laporan. Ucap pak rudy dengan mulut manisnya.

“biar saya yang tuntun” pinta harsa, aku langsung tersenyum lega saat harsa yang tuntun aku ke dalam.

“kamu ngak apa-apa?”

“iah, untung ada pak rudy” kataku benar, tapi aku gak bilang soal tangannya meremas buah dadaku, yang ada pasti semakin runyam,

***​

Aku istirahat di dalam ruangan harsa, dia menyiapkan semua bahan presetasi karena aku. Dan di dalam sini aku memilih duduk di lantai sambil bersolonjor.

“gimana kondisi kamu, harus ke dokter?” tanya harsa, terlihat kwahtir karena mungkin saja muka aku pucat.

“lebih baik pak, maaf maaf banget” kataku bangun pegangan ke ujung meja.

"gak usah berdiri duduk aja seperti, jangan di paksai" ucapnya

“jelaskan secara singkat apa yang terjadi, sampai hampir saja meeting hari ini gagal karena kamu belum prepare” lanjutnya

“saya benar-benar lupa, dan saya kelelahan olahraga sampai kaki saya lemas” ucapku pelan. harsa terdiam sambil mendekatiku.

“kamu sudah baca surat dari budi?”

“be.. belum, “

“ini, baca, dan ini juga” ucapnya kasih dua kertas, isinya boss harsa mengalami kemajuan sekitar tiga puluh persen. Kemajuan yang luar biasa cepat.

Aku baca surat satunya, isinya adalah terapi seudah di perbaharui, bedanya boss sudah tak menggunakan obat, di mulai dengan empat hari sekali,

Bilang itu berhasil, makan di lanjutkan dengan satu minggu sekali,

Andai satu minggu harsa kuat menahan libidonya, harsa di bisa di nyatakan benar-benar sudah pulih lima puluh persen. Itu spekulasi dari papanya dokter budi.

Dan andai tidak lulus, harus melakukan thretment seperti biasa sampai tahap berikutnya di lewati.

“selamat yah hehe” kataku senyum lebar.

“belum tentu fix kan itu, saya juga udah mencoba tak meminum obatnya, dan untuk sekarang masih aman terkendali, sampai tiga hari ke depan” ucapnya senyum

“baik pak” jawabku angguk pelan.

“dan satu hal, lagi. Jangan olahraga di jadwal padat,” tunjuk jarinuya ke arahku.

“maaf pak, tak akan terulang lagi”

"andai tanpa obat gagal, saya mau seperti kemarin" bisiknya.

"ha? yang mana pak?"

"sek gesek" ucapnya tertawa geli, aku tau maksudnya soal melakukan petting saat itu. aku menangguk mengiakan mau melakukannya lagi.



***​

Aku benar-benar capek, lututku gak terlalu lemas seperti tadi, aku duduk sambil bersandar di tembok, yang entah tembok gedung apa, yang jelas aku mau memejamkan mata sebentar sambil tunggu mada kesini.

Aku minta tolong jemput di lampu merah tempat mada kemarin antar aku, sepertinya naik motor bisa menghirup udara lebih banyak

“tin tin tin tin” suara klakson motor, aku langsung membuka mata, aku terlelap sebentar sambil bersandar di tembok.

“kamu tidur?” tanya mada.

“ngak” jawabku.

“ayoo naik, kamu kecapean itu” ucapnya, aku langsung naik ke jok belakangnya, dan reflek pegang pinggang sambil menaruh kepalaku yang terasa berat di Pundak kanannya.

“ke klinik ya,, wajah kamu pucat gitu” suara mada pas aku mau terlelap lagi, aku tak menjawab, tapi mada langsung berbelok k earah klinik yang dia sering datangi.

“kok kesini?” tanyaku saat buka mata,

“kita cek kondisi kamu” jawab mada bantu aku turun dari motor, tak seperti manager mesum, mada berusaha tak memeluk atau semacamnya saat bantu aku.

Aku masuk ke ruangan seperti UGD, tapi lebih kecil, tak lama muncul seseorang perempuann cantik dengan rambut di kuncir kuda.

“periksa dulu yah” ucapnya,

“kecapean kamu, nanti saya buatin resep yah, biar besok langsung fit” ucapnya hanya melihat dari bola mataku saja.

Dan benar resep yang di kasih hanya vitamin saja, harganya juga terhitung murah, tebus obatnya juga pun cepat, tapi kenapa sepi kliniknya.

Aku berjalan perlahan dengan wajah yang masih lesu buat cari mada, karena dia udah gak ada di ruangan tadi.

Mada sedang duduk di atas motornya sambil makan roti, dia langsung setengah berlari saat aku sudah keluar.

“udah selesai?” tanyanya tuntun aku ke motornya.

“udah, aku kecapean aja” jawabku kasih senyum.

“ok aku antar sampai rumah” aku langsung naik ke motornya lagi, aku kembali menaruh kepalaku di pundaknya, karena kepalaku masih terasa berat..

Aku tak memperdulikan sesauatu yang bau asem karena hebusan angin berhembus di dekat kepalaku.

Sampai tak terasa udah sampai rumah, mada turunin aku tepat di depan rumah. Tak seperti biasanya seratus meter dari rumah.

“terima kasih banyak mada, “ kataku sebelum masuk,

“kalau ada hal darurat telepon aja” ucap nada kasih jempol ke arahku dan langsung berbalik arah.

Aku bersyukur ada orang kayak mada, walau aku hanya kenal sebatas ini saja, yang jelas aku semakin yakin dia orang baik. Dan meletakan di kepalnya terasa lebih tenang,



***​

Tubuh terasa di putar-putar tanpa henti, itu yang aku rasakkan sampai ada sesuatu yang dingin di kepalaku.

“albert” gumamku.

“siang, akhirnya udah bangun juga” ucapnya membuat aku langsung menoleh kearah jam, yang sudah menunjuka jam sebelas.

“kesiangaann” aku panik, tapi terasa tubuhku terasa sakit, dari tangan sampai kaki. Ini pasti efek olahraga kemarin,

“aw awa aw aw” gumamku untuk bangunpun agak susah sekarang, seperti terasa kaku.

“kakak habis olahraga apa sampai badan pada sakit gitu?”

“nge gym, hehe" jawabku

“Sekarang mama kemana?”

“kepasar, buat jualan kue”

“terus gak kuliah?”

“ngak, senin masuk, buat UAS, sekalian nanti buat cari part time,”

“aku gak yakin kak, kondisi kita kayak dulu lagi” ucap albert duduk di kasurku.

“kamu harus lulus kuliah, dua tahun lagi, kakak juga bakalan bantu uang semesterannya nanti”

“kakak sendiri?” aku cuman kasih senyum aja, sambil lihat ponsel, dan ternyata chat dari harsa. Kalau aku boleh libur sampai kondisi aku pulih. Karena tak ada jadwal yang penting untuk hari berikutnya.

Tak hanya itu ternyata ada sms dari mada, Dia tanya kondisi aku dan jangan sampai lupa minum vitaminnya.

Aku senyum kecil karena sms nya, sejak kapan dia perhatian dengan kondisiku, tapi kenapa dia tau kalau aku di kasih vitamin aja,

Ada sesuatu yang membuatku semakin tertarik, tepatnya ingin tau lebih dalam tentang mada.




Bersambung...
 
chemistry nya Udeh dapet nih sama Mada. kalo menurut ane jgn ada unsur incest hu ngeri adeknya ga bisa nahan libidonya. Udeh gitu Nia nya juga kaya yang tinggi libidonya. kaya kurang aja feel nya kalo ada incestnya. mending ke drama percintaan Mada , Nia , hara. lebih greget. haha. makasih updatenya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd