Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Mother's

Chapter 2

POV Tiwi


Namaku Pratiwi atau biasa dipanggil Tiwi. Aku saat ini berusia 39 tahun dan mempunyai dua orang anak. Aku berstatus janda setelah suamiku meninggal satu bulan yang lalu. Sedikit bercerita ke masa lalu. Aku dulu mungkin bisa disebut cewek nakal. Saat berkuliah aku sering bergonta-ganti pacar. Tidak hanya pacaran biasa, aku dulu sudah sering melakukan seks. Bahkan aku sudah mengenal hal itu dari bangku SMA. Dulu rumahku di desa dan aku sekolah dari SD sampai SMP di sana. Setelah lulus SMP ayahku dulu yang bekerja di Perhutani menyuruhku untuk melanjutkan SMA di kota karena menurutnya kualitasnya lebih bagus sehingga nantinya aku bisa masuk di perguruan tinggi yang bergengsi juga. Aku pun menuruti permintaan ayahku. Selama bersekolah di kota aku pun banyak terpengaruh dengan gaya hidup anak-anak kota. Apalagi aku yang besar di daerah pedesaan setelah melihat betapa “keren” nya anak kota pun akhirnya tertarik untuk masuk ke pergaulan mereka. Di kota aku tinggal di sebuah rumah kos. Sebagai anak dari seorang pegawai Perhutani, saat itu uang saku yang aku dapat dari ayahku lumayan banyak. Bahkan, aku juga dibelikan motor saat itu. Selama bersekolah di kota bukannya aku tambah pintar tapi pergaulanku yang semakin melenceng. Aku sering nongkrong dengan anak-anak gaul disana bahkan tak jarang sampai pulang malam. Ketika naik ke kelas 2 SMA pergaulanku semakin parah. Disitulah pertama kalinya aku mengenal seks. Aku pertama kali melakukan seks dengan pacar ku saat itu di rumahnya dan setelah itu seks seperti menjadi kebutuhanku. Sepanjang duduk di kelas 2 aku sering melakukannya. Lalu, setelah naik kelas 3 SMA aku dan pacarku pun putus karena aku ingin fokus belajar di kelas 3. Aku pun tersadar jika aku terlalu terjerumus dan karena sebentar lagi kelulusan aku pun sedikit menutup diri dan memilih fokus belajar untuk persiapan tes masuk perguruan tinggi.

Singkat cerita setelah lulus SMA, aku masuk ke perguruan tinggi di kota yang sama. Karena jarak dari tempat kos ku tidak terlalu jauh aku memutuskan untuk tetap tinggal di kos itu. Selama berkuliah kenakalanku pun kembali. Aku disana kembali bertemu dengan mantan pacar yang sudah merenggut keperawananku. Namanya Gito, kita pun kembali dekat dan akhirnya kita balikan. Kegiatan seks ku dengan Gito pun kembali. Bahkan aku sampai sering menginap di rumahnya ketika orang tuanya sedang pergi. Aku semakin tergila-gila pada seks sampai suatu saat aku berani mencobanya dengan orang lain. Aku melakukannya dengan salah satu teman dekat Gito. Kita beberapa kali melakukan seks di belakang Gito, sampai akhirnya Gito memergokiku sedang berciuman dengan temannya itu di dalam kamar kos ku. Setelah Gito mengetahui kelakuanku kita akhirnya putus dan setelah itu aku pun bergonta-ganti pacar.

Hingga akhirnya aku bertemu Mas Hendro yang merupakan kakak tingkatku. Dia satu tahun diatasku. Ternyata selama ini Mas Hendro ngekos di rumah sebelah kos ku. Katanya dia sudah lama memerhatikanku tapi belum berani menyapaku. Saat itu kita pertama ketemu di depan kos sedang membeli bakso yang lewat. Mas Hendro menyapaku dan akhirnya kita berbincang panjang lebar. Dia sangat sopan, baik, pintar, dan terkesan seperti anak baik-baik. Setelah dari itu kedekatanku dengan Mas Hendro semakin bertambah padahal saat itu aku sedang memiliki pacar. Aku dan Mas Hendro sering keluar bareng cari makan. Sampai akhirnya Mas Hendro mengajakku pergi ke sebuah tempat wisata di kaki gunung. Aku pun menyetujuinya. Sesampainya disana kita makan bareng dan bersenang-senang sampai tak terasa hari sudah mendekati malam. Mas Hendro mengajakku pulang. Padahal saat itu aku sudah berekspektasi kalau diajak menginap dan aku mau saja jika diajak untuk berhubungan seks dengannya. Dari situ aku memandang Mas Hendro sebagai lelaki yang berbeda dari yang banyak aku sudah temui. Aku merasa jika dengan Mas Hendro aku bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Hingga akhirnya Mas Hendro pun menembakku dan aku pun menerimanya, padahal saat itu aku masih memiliki pacar. Jadi setelah itu aku pun menjalani hubungan dengan dua laki-laki. Aku sering meminta bantuan Mas Hendro jika ada tugas kuliah yang lumayan susah tapi jika lagi sedang ingin melakukan seks aku ke pacarku satunya.

Saat itu aku sudah di semester akhir dan sedang mengerjakan skripsi, sementara Mas Hendro sudah diterima kerja di sebuah perusahaan di luar kota. Aku juga sudah putus dari pacarku yang satunya. Aku saat itu sedang berusaha untuk berhenti dari kenakalanku dan fokus mengerjakan skripsi ku. Skripsi ku pun berjalan lancar dan sebentar lagi aku wisuda. Mas Hendro saat itu sedang libur dan dia mengunjungiku. Mungkin karena bebanku mengerjakan skripsi sudah hilang dan aku sudah lega, sisi ‘nakal’ ku pun kembali lagi. Mas Hendro yang sedang di kamarku pun aku goda-goda sampai akhirnya dia pun melakukan seks pertama kali denganku di kamar kos ku. Aku yang sudah lama tidak melakukan itu merasa sangat terpuaskan. Setelah kejadian itu Aku dan Mas Hendro menjadi sering melakukan seks. Kapan pun Mas Hendro libur dia akan mengunjungiku dan kita melakukan hal itu. Beberapa kali juga aku yang main ke tempat Mas Hendro hanya untuk memenuhi kebutuhan seks ku.

Hingga tiba saat acara wisudaku aku merasa mual-mual dan setelah periksa ke dokter diketahui bahwa aku hamil. Aku pun yakin itu adalah anak Mas Hendro karena aku sudah lama tidak melakukan seks dengan orang lain juga. Setelah itu kuberitahu Mas Hendro dan diapun akhirnya bersedia bertanggung jawab. Singkat cerita sebulan setelah wisuda aku pun menikah dengan Mas Hendro. Setelah pernikahan, Mas Hendro mengundurkan diri dari perusahaannya karena ia diterima menjadi PNS di Dinas Perhubungan di kota ku. Setelah menikah dengan Mas Hendro aku memutuskan untuk ‘tobat’, sisi kehidupanku yang kelam pun aku tinggalkan. Aku tidak pernah lagi bermain dengan laki-laki lain dan aku juga mengubah penampilanku menjadi berhijab. Anak pertamaku pun lahir, seorang bayi laki-laki. Kuberi dia nama Lutfi. Aku dan Mas Hendro sangat senang dan kita sangat berbahagia saat itu. Ketika Lutfi sudah masuk SD aku juga mendaftar PNS di Pemerintahan Daerah dan akhirnya lolos juga. Di usia pernikahan kami yang kesembilan aku hamil lagi dan melahirkan anak laki-laki lagi. Karena Aku dan Mas Hendro sama-sama bekerja, kita akhirnya dapat membeli rumah sendiri dan tidak lagi mengontrak rumah. Kita juga bisa membeli mobil. Kehidupan keluarga kami sangat bahagia saat itu.

Kembali ke masa kini. Aku begitu syok dan terpukul ketika mengetahui Mas Hendro meninggal karena serangan jantung. Kehidupan indah kita selama ini pun hanya tinggal kenangan. Berhari-hari aku meratapi kesedihan ini. Bahkan aku sampai tidak mampu untuk mengurus rumah dan anak-anakku. Untung saja Ati dan suaminya bersedia membantuku. Ati dulu sempat berkuliah namun tidak selesai karena dia tidak minat untuk menyelesaikannya. Sementara suaminya, Guntur dulu sempat bekerja ikut dengan sebuah perusahaan kontraktor tapi karena terlilit hutang akhirnya perusahaan itu pun bangkrut dan Guntur sampai saat ini masih kerja serabutan. Sebagian besar ekonomi Ati dan Guntur ditopang oleh usaha laundry mereka yang sekarang cukup banyak pelanggannya. Aku dan Mas Hendro juga sering membantu mereka berdua. Mereka juga sangat sayang dengan anak-anakku, mungkin karena mereka sampai saat ini belum diberi anak. Aku sangat berterima kasih kepada mereka berdua karena sudah membantuku di masa-masa sulit ini.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd