Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Mother's

Bimabet
Chapter 3

POV Orang Ketiga


Setelah dua minggu tidak masuk kantor Tiwi akhirnya masuk lagi. Para pegawai yang lain pun bergantian memberikan ucapan bela sungkawa juga memberi semangat kepada Tiwi. Akhirnya perlahan demi perlahan Tiwi pun kembali ke kesehariannya sebagai PNS. Namun, Ati dan Guntur tetap membantu Tiwi di rumah sampai Tiwi benar-benar bisa pulih dan menangani semuanya sendiri.

Pagi itu hampir sebulan setelah kepergian Hendro. Ati dan Guntur datang ke rumah Tiwi dan seperti biasa Ati menyiapkan sarapan untuk Tiwi dan kedua anaknya. Sementara Guntur membersihkan rumah. Setelah sarapan jadi mereka semua menyantap sarapan bersama. Selesai sarapan Tiwi berangkat menggunakan mobil bersama dengan Rio, anaknya yang kedua. Lutfi pergi berangkat menggunakan motornya sendiri. Ati kembali ke rumah untuk mengurusi pekerjaannya. Sementara Guntur tetap di rumah itu sambil bersih-bersih di area halaman rumah.

Setelah mengantar kedua anaknya, Tiwi menuju ke kantor. Sebenarnya dari pagi Tiwi sudah merasa kurang enak badan tapi dia tetap memaksakan diri untuk masuk karena kemarin-kemarin dia sudah terlalu banyak izin ketika suaminya meninggal. Setelah masuk kantor, badan Tiwi semakin terasa tidak enak. Suhu tubuhnya naik dan kepalanya pusing. Akhirnya ia meminta izin ke kepala kantornya untuk pulang lagi karena sakit. Setelah diizinkan Tiwi akhirnya pulang kembali ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Tiwi langsung membuka pintu dan masuk ke rumah. Dia bertemu dengan Guntur yang sedang duduk di sofa menonton TV.

Tiwi : “Belum balik kamu Tur?”

Guntur : “Belum mbak. Tadi aku abis nyapu halaman depan”

Tiwi : “Oh, yaudah”

Guntur : “Mbak kok balik lagi kenapa?”

Tiwi : “Badanku panas. Makanya izin pulang lagi”

Guntur : “Mau aku siapin air buat kompres mbak?”

Tiwi : “Boleh”

Setelah itu Tiwi masuk ke kamarnya dan Guntur menuju ke dapur untuk menyiapkan air untuk mengompres Tiwi. Setelah mengambil air Guntur menuju ke kamar Tiwi. Sebelum mengetuk pintu kamar, Guntur sadar kalau pintunya tidak tertutup rapat dan sedikit terbuka sehingga ia bisa melihat ke dalam kamar. Guntur saat itu melihat Tiwi yang sedang melepaskan seragamnya dan terlihat lah seluruh badan Tiwi yang hanya ditutupi dengan bra dan celana dalam saja. Tak terasa kontolnya sudah mengeras karena melihat pemandangan indah tadi. Tak lama Tiwi mengambil daster dan memakainya lalu menuju ke tempat tidur. Setelah melihat Tiwi membaringkan tubuhnya ke tempat tidur, Guntur mengetuk pintu dan masuk untuk memberikan air kompres.

IMG-5069.webp


Tiwi : “Makasih ya Tur. Itu ambilin handuk kecil di lemariku”

Guntur : “Iya mbak”

Setelah membuka lemari pandangan Guntur langsung jatuh ke bra dan CD Tiwi disana. Kontolnya kembali mengeras dan ia berusaha menahan birahinya. Setelah mengambil handuk, Guntur menyerahkannya ke Tiwi sambil memerhatikan belahan payudara Tiwi yang terlihat jelas karena kancing dasternya yang belum terpasang. Guntur melotot sambil membayangkan bentuk aslinya, tak lama ia pun keluar dari kamar dan kembali duduk di sofa.

Selama duduk di sofa pikirannya terus terbayang-bayang bentuk tubuh Tiwi yang sangat indah dengan payudaranya yang besar meskipun hampir di usia 40 tahun. Apalagi dengan wajah cantik Tiwi, Guntur terus membayangkan sambil menggeser-geser kontolnya yang sesak di celana. Sebenarnya dari dulu Guntur sudah mengagumi kakak iparnya itu. Dengan tubuh yang menggoda dan payudara seperti itu Guntur yakin semua orang juga pasti akan tergoda jika melihatnya.

Tiwi bangun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar menuju ke kamar mandi karena ingin buang air kecil. Disaat Guntur masih membayangkan Tiwi, ia kaget ketika Tiwi membuka pintu. Tangannya langsung dijauhkan dari selakangannya. Ia melihat Tiwi yang lemah keluar kamar dan berjalan menuju kamar mandi. Guntur hanya memerhatikannya sambil kembali membayangkan tubuh kakak iparnya itu. Selesai dari kamar mandi, Tiwi kembali berjalan menuju ke kamarnya. Karena Guntur sudah di puncak birahinya ia pun mencegat Tiwi, meraih tangannya dan melemparkan tubuhnya ke sofa. “Kamu ngapain Tur!” kata Tiwi dengan kaget. “Aku udah gak tahan mbak. Dari dulu aku suka sama mbak. Dulu kan masih ada Mas Hendro aku ga bisa ngapa-ngapain. Sekarang Mas Hendro udah gak ada mbak ngentotnya sama aku aja ya” jawab Guntur. “Jangan Turr” teriak Tiwi. Dengan cepat Guntur menarik daster Tiwi ke atas. Tiwi hanya bisa menahan kedua tangan Guntur dengan lemah. Ia tetap memberontak tapi karena kondisinya yang lemah ia tak bisa merubah apa-apa. Guntur dengan cepat menaikkan bra Tiwi ke atas sehingga kedua payudara Tiwi yang indah dan besar itu pun terlihat dengan jelas. Guntur langsung melahap payudara Tiwi sambil meremasnya dengan penuh nafsu. Tangan kiri Guntur juga bergerak ke bagian selakangan Tiwi dan masuk ke dalam celana dalamnya. Dengan lihai dia memainkan jarinya di vagina Tiwi. Tiwi yang dalam kondisi lemas dan tak berdaya akhirnya hanya bisa pasrah dengan keadaan. Tangan kiri Guntur terus mengocok vagina Tiwi sementara mulut dan tangan kanannya masih bermain dengan payudara Tiwi. Tiwi yang terus mendapatkan ‘serangan’ itu akhirnya terpancing juga. “Wah, udah basah nih mbak. Lagi sange juga ya?” goda Guntur. Tiwi yang memang sudah lumayan lama tidak melakukan seks dengan Hendro akhirnya luluh juga, ia pun akhirnya menikmati permainan dari Guntur. Tangan kanan Tiwi meraih kepala Guntur dan mengelusnya. Akal sehat Tiwi sudah kalah dengan perasaan nafsunya. Guntur sudah membuka sisi ‘nakal’ Tiwi yang sudah lama hilang. Mendapat sentuhan itu Guntur langsung mengangkat kepalanya dan mengarahkan bibirnya ke bibir Tiwi. Tiwi menyambut bibir Guntur dengan penuh nafsu juga. Mereka berciuman dengan sangat mesra dan liar bagai dua pasang kekasih yang sedang di mabuk asmara. Tiwi mengangkat kedua tangannya seperti memberi kode Guntur untuk melepaskan pakaiannya. Melihat itu Guntur dengan cepat melepaskan daster Tiwi, tak hanya itu Guntur juga melepas bra dan celana dalam Tiwi hingga Tiwi pun benar benar telanjang bulat. Setelah itu Guntur juga melepaskan semua pakaian yang menempel pada tubuhnya. Melihat Tiwi yang sudah pasrah di sofa dalam keadaan telanjang membuat nafsu Guntur semakin meledak. Guntur langsung mengarahkan tongkat saktinya menuju liang kenikmatan Tiwi. “Ssshhhh” desis Tiwi ketika vaginanya dimasuki kontol Guntur yang berukuran cukup besar.

IMG-5072.webp


Guntur : “Enak banget memek kamu mbak. Aku udah lama ngincer kamu mbak”

Tiwi : “Ahhhhh..”

Guntur : “Sempit banget memeknya mbak”

Tiwi : “Aaaahhhh.. Enakk..”

Pikiran Tiwi semakin melayang ketika Guntur terus menggenjot memek Tiwi. Tiwi seperti kembali menjadi wanita binal seperti dulu saat dia sebelum mengenal Hendro.

Tiwi : “Terus Tur. Enak banget. Aaahhhh”

Guntur : “Tetekmu bagus banget mbak”

Tiwi : “Aahhh. Mmmhhh.. Aku udah mau keluar”

Guntur : “Iya mbak keluarin aja”

Tiwi : “Cabut dulu Tur”

Setelah Guntur mencabut kontolnya badan Tiwi menggelinjang dan memeknya mengeluarkan cairan bening. Tiwi yang melihat kontol Guntur masih berdiri tegak meminta ganti posisi, kali ini Tiwi ingin yang di atas. “Gantian aku yang diatas” kata Tiwi. Setelah Guntur merebahkan badannya di sofa Tiwi naik ke tubuh Guntur dan mengarahkan kontol Guntur ke dalam memeknya. Blesss masuk kontol Guntur ke memek Tiwi. Tiwi pun segera menggerakkan pinggulnya naik dan turun disertai dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Guntur yang melihat kedua payudara Tiwi bergerak bebas langsung menangkapnya dan meremas-remas keduanya. Merasakan kenikmatan akibat kedua payudaranya dimainkan oleh Guntur, Tiwi semakin ganas menggoyang pinggulnya. Melihat ekspresi wajah adik tirinya yang semakin keenakan membuat Tiwi makin mempercepat goyangannya. Wajah Guntur semakin memerah dan dia menunjukan tanda bahwa akan segera mencapai puncaknya.

IMG-5081.webp


Tiwi : “Ahhhh.. Ahhh… Enakk”

Guntur : “Aku mau keluar mbak. Ahhhh..”

Tiwi : “Aku juga mau keluar lagi. Ahhh..”

Setelah itu Tiwi menaikkan pinggulnya hingga kontol Guntur terlepas dan merebahkan badannya ke belakang. Guntur yang hampir sampai puncaknya pun langsung bangun dan mengocok kontolnya serta mengarahkannya ke badan Tiwi. Tangan kiri Tiwi juga mengocok memeknya yang hampir sampai klimaksnya juga untuk kedua kalinya. Memek Tiwi pun menyemprotkan cairan lagi dan langsung disusul kontol Guntur yang juga menyemprotkan air mani ke badan Tiwi. “Aaaahhhhhh” erang Guntur. Setelah saling mencapai klimaks mereka terdiam. Guntur terduduk sambil mengatur nafasnya, Tiwi terbaring lemas dengan badan penuh cairan mani dari Guntur sambil menatap kosong ke atas.

e9de15dc3583923c23a6ef3115d76f2a65eb1691-high.webp


POV Tiwi

Tak tahu apa yang kupikirkan saat itu. Aku kaget saat Guntur hendak memerkosaku. Aku berusaha menolak tetapi tubuh ini berkata sebaliknya. Aku memang sudah lama tak melakukannya dengan Mas Hendro. Bukan karena hubungan kami tak baik atau kami bertengkar. Tapi memang karena aku sudah tidak lagi selalu memikirkan seks saat itu. Kehidupan seks kami baik-baik saja sebenarnya hanya saja kita tidak melakukannya sesering dulu waktu kita masih awal menikah. Mungkin karena sudah lama tidak melakukannya makanya tubuh ini seperti menikmati ketika Guntur merangsangnya. Bukan hanya tubuhku, pikiranku juga entah melayang kemana. Apa aku tidak tahu kalau berhubungan seks itu seenak ini? Aku sangat menikmati seks ini. Aku sangat merindukan seks ini. Aku seperti merasa menemukan kembali bagian yang telah hilang dari hidupku. Aku membutuhkan seks. Akhirnya, aku pun masuk ke dalam kenikmatan yang Guntur berikan ini. Sempat muncul bayangan suamiku di kepala ketika aku menggoyang tubuh Guntur. Tapi itu tidak membuatku berhenti untuk menggoyang pinggulku dengan nakal. Aku baru saja ditinggal mati suamiku satu bulan yang lalu dan kini sudah main gila dengan laki-laki lain bahkan dia adik iparku sendiri. Setelah permainan kami selesai aku langsung berdiri dan masuk kamar. Aku langsung menutup pintu dan menguncinya tanpa mengucap sepatah kata apapun pada Guntur. Aku langsung membaringkan tubuhku di tempat tidur. Di tengah pikiranku yang masih kalut aku pun tertidur.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd