Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MY NEW LIFE IS AMAZING

- PART 14 -
She's Back​

Cahaya mentari menghiasi pagi, memberikan kehangatan di padatnya lalu lintas hari itu. Lalu lalang kendaran begitu padat memenuhi jalanan kota. Macet adalah suasana pasti disaat jam pagi karena padatnya lalu lintas dipenuhi para pekerja dan juga murid murid sekolah. Adrian melintas dengan semangat menuju kantor dengan motornya. Padatnya lalu lintas seakan sudah menjadi hal biasa baginya. Terutama beberapa hari belakang, ia begitu semangat dalam menjalani aktifitas sebagai CEO di tempatnya bekerja. Tantangan yang tentunya lebih besar dari sekedar melewati kemacetan yang sebenarnya menjadi salah satu biang stress bagi para pekerja.

" Pagi Pak Adrian.. wah.. datang pertama terus nih sekarang.." sapa Pak Iman sang sek uriti.

" Pagi Pak Iman.. wah gitu ya..? saya ga nyadar loh.." Adrian menjawab sapaan Pak Iman.

" iyaa Pak.. semangat terus ya Pak.. moga lancar ya Pak sampe hari H .." ujar Pak Iman.

" oh.. Amin Pak.. makasih banyak ya.." jawab Adrian sembari melanjutkan langkahnya.

Pak Iman kagum dengan Adrian, ia sangat khas dengan kesederhanaannya walau sudah menjabat sebagai CEO. Jabatan yang tidak sama sekali merubah sikapnya pada siapapun dilingkungan kantor. Terkadang Pak iman bisa lupa Adrian adalah CEO hanya karena melihatnya datang dengan sepeda motor Honda CBRnya, yang tentu lebih memperlihatkan kelaki-lakian ketimbang kharisma seorang pimpinan perusahaan yang biasanya menggunakan mobil mewah seperti Silvy. Tak salah sang bos kepincut padanya pikir Pak Iman.

Memang benar, semenjak menjadi CEO, Adrian adalah orang yang selalu datang paling awal dikantor. Mengecek dokumen persetujuan, hingga mengecek daily task menjadi kegiatan awal ditiap harinya untuk memastikan tidak ada pekerjaan hingga meetup dengan klien yang terlewat. Hari ini ada jadwal meetup dengan calon mitra tertera di google calendernya. Ia memutuskan untuk flash meeting dengan tim marketing setelah briefing pagi untuk membicarakan meetup dengan calon mitra.

" Pagi..." Silvy masuk menyapa Adrian diruangannya.

" heii.. Pagi sayang..." jawab Adrian

Silvy tampak cantik seperti biasa pagi itu. Ia datang membawakan sesuatu.

" you look great.. nih aku bawain sesuatu buat kamu.." ujar Silvy seraya memberikan bungkusan berisi roti untuk Adrian.

" thanks sayang.. kamu sampe repot repot gini.." ujar Adrian

" yaa.. aku perhatikan kamu belakangan selalu datang pagi banget, jadi kupikir kamu butuh sarapan biar perutnya ga kosong.. karena kamu sering lupa diri kalo kerja.." jawab Silvy

" hhmmm.. ya ya.. thanks banget ya sayang udah perhatian.. " ujar Adrian

" by the way.. kamu cantik banget hari ini..." sambungnya memuji

" hmm.. biasanya emang gak cantik yaa..?" Canda Silvy mulai manja.

" pasti cantik donk sayang.. kamu bangun tidur aja cantik.. apalagi kalo dandan.. " jawab Adrian menggoda balik.

" hei..heii..hei... mulai deh nakal.." jawab Silvy

" kamu sih mancing mancing.. " ujar Adrian.

" btw..jadi kangen kamu nakalin.." goda Silvy sembari membelai kerah kemeja Adrian.

Matanya menatap Adrian sembari menggigit bibirnya

" kamu tu yaa.. pagi pagi udah bikin aku konak.." bisik Adrian.

Mereka saling tatap dengan senyuman.

" enjoy your day haneey.. " bisik Silvy.

" i will sayang.. i will.." jawab Adrian seraya mencium kening Silvy.

Wajah cantiknya seakan meningkatkan semangat Adrian pagi itu. Sorot mata Adrian menggambarkan rasa sayangnya kepada Silvy seakan tidak ingin melepaskannya.

Hari pernikahan mereka yang hanya terhitung beberapa minggu lagi membuat keduanya semakin lengket hari demi hari. Terkadang di akhir pekan, Adrian menginap diapartemen Silvy setelah mereka kencan. Hari pernikahan yang semakin dekat tentu membuat mereka semakin sering ingin selalu berdua, dan membuat hari menuju hari H berjalan terasa lama. Ingin rasanya mereka segera tinggal bersama namun Adrian enggan karena ia ingin mengindari fitnah yang bisa saja datang bersama hal hal negatif lainnya menjelang hari pernikahan..

Selesai briefing pagi, Adrian meminta tim marketing untuk flash meeting. Sebagai CEO baru, Ia masih memimpin tim marketing karena posisi yang ia tempati dulu masih kosong.

" Dika.. gimana untuk meetup klien hari ini.. apa sudah dipastikan kepada pihak bersangkutan..?" tanya Adrian.

" Sudah bang.. hari ini mereka datang diwakili Eksekutif Marketing, katanya sih mau ketemu bang Adrian langsung selaku CEO, karena ada beberapa proposal penawaran penting katanya.." jawan Dika.
" kira kira apa tawaran mereka..?" tanya Adrian penasaran

" mereka menawarkan merger dengan kita kak.." jawab Rara.

" merger...??" tanya Adrian

" yupp.." jawab Dika dan Rara bersamaan.

" hmmm... kayaknya emang perlu saya liat proposal mereka, walaupun saya belum kepikiran untuk merger, tapi yaa we'll see.. karena saya juga harus membicarakannya ke Bu Silvy.." jawab Adrian.

" oleh karena itu kami ga mau tangani ini sendiri bang.." jawab Dika.

" ya ya.. kalian beneer.. oke deh kalo gitu.. kalian fokus aja ke ekspansi dan penawaran ke pihak bank untuk proyek perumahan kita yang baru.. jangan sampe ga goal yaa..." ujar Adrian.

" siappp kak..." jawab Rara.

" oh iya.. mereka jam berapa kira-kira datang..?" tanya Adrian.

" infonya satu jam lagi bang.. " jawab Dika.

" oke deh.. kalo gitu. " ujar Adrian

Ia kemudian mengangkat telpon dan menghubungi reception.

" eee... nanti kalo ada perwakilan dari PT. XXXXXXXXXX tolong langsung suruh masuk ke ruang tunggu ya.. " ujar Adrian

" okee.. baik Pak. nanti akan saya kabari bapak saat mereka sudah datang.." jawab Reception.

Adrian pun menyudahi flash meeting mereka kemudian mulai mengerjakan beberapa dokumen karena satu jam lagi tamunya datang. Sedangkan tim marketing langsung melaksanakan perintah Adrian.

Tepat satu jam kemudian, seseorang datang dan berjalan menuju reception kantor.

" pagi Bu.. ada yang bisa kami bantu..?" sapa reception.

" pagi... saya perwakilan dari PT. XXXXXXXX ..." jawabnya

" oh.. iya.. silahkan tunggu diruang tunggu didalam ya Bu.. " ujar Reception mempersilahkan.

" oke.. makasih ya Mba.." jawabnya seraya masuk keruang tunggu.

" wau.. cantik juga tu orang " gumam Dewi sang reception sembari menelpon.

" kringg... kringg... kringg...." telepon diatas meja Adrain berbunyi.

" yupp.. halo.." sapa Adrian.

" halo.. Pak.. perwakilan dari PT. Xxxxxxx sudah datang.." ujar Dewi

" okeee..langsung arahkan keruang tunggu ya wi.. saya segera kesana.." jawab Adrian.

" oke Pak.. sudah saya arahkan.." jawab Dewi.

" oke.. makasih Wi.." ujar Adrian kemudian menutup telponnya

Ia kemudian sedikit merapihkan diri.. kemudian beranjak menuju ruang tunggu menemui tamunya, dan sesampainya disana Adrian pun langsung masuk keruang tunggu.

" Pagi...." sapa Adrian kepada tamunya

" Pagi......." jawab sang tamu

Adrian seketika terdiam melihat sosok tamu yang sudah menunggunya tersebut. Wanita cantik seusianya yang wajahnya sangat ia kenal.

" Erika...?" ujar Adrian

" Adrian....?" ujar Erika juga

Mereka sama sama terdiam memandang satu sama lain. Erika bangkit berdiri mendekati Adrian yang masih terdiam melihatnya.

" Adrian kamu....? " ujar Erika masih tak percaya dengan sosok dihadapannya.

Wajah itu begitu ia kenali.. dan seketika membuatnya teringat masa lalu.

" Erika.. kamu perwakilan dari PT. XXXXXXX...? " tanya Adrian.

" iyaa.. aku Eksekutif Marketing PT. XXXXXXXX..." jawab Erika

" Adrian... kamu CEO disini...?" lanjutnya bertanya.

" yaahh.. seperti yang kamu lihat.." jawab Adrian.

" woww.... aku ga heran dengan cepatnya kamu berkembang.." ujar Erika.

Matanya tak lepas menatap Adrian.. ia kini jauh lebih gagah dan terlihat kharismatik sebagai CEO. Senyumnya begitu menggambarkan bahagia melihat sang mantan yang kini sudah mapan dan mentereng jadi pimpinan Perusahaan properti terkenal.

" emm.. apa kabar ?" tanya Adrian basa basi.

" good.. apalagi saat tau kamu disini.." jawabnya genit.

" eee.. okee.. bisa kita mulai.." ujar Adrian.

" sure.... " jawab Erika.

Mereka kembali duduk bersama di sofa yang tersedia diruang tunggu.

" so.. ada apa nih.. kamu bawa proposal apa..?" tanya Adrian.

" gini.. eee.. kami selaku perusahaan penyedia jasa alat berat dan juga material proyek mencoba untuk menjalin kerja sama dalam bidang properti yang menjadi tempat bergeraknya perusahaan ini,.. mungkin bisa kamu liat dari beberapa perusahaan yang sudah bekerja sama dengan kami dan juga hasil yang sudah kami dapatkan.." Erika menjelaskan seraya membuka proposal perusahaannya.

Adrian memperhatikan dengan seksama tiap detil penjelasan Erika, yang memang benar menujukkan hasil yang memuaskan ditiap proyeknya hingga ia mulai tertarik dengan apa yang ditawarkan.

" okee.. biasanya kalian ikut melalui tender atau gimana ?" tanya Adrian.

" biasanya tender namun kali ini kami menawarkan pilihan yang lebih menjanjikan, yaitu merger. Maybe kalian bisa beli saham kami sekitar minimal 50%, dengan pembagian keuntungan 65 : 35 persen.." Erika menjelaskan.

Tawaran yang tentu sangat menarik bagi Adrian, namun ia tidak mau ambil keputusan buru buru. Ia harus mempelajari segala sesuatunya sebelum mengambil keputusan. Erika sedari tadi memperhatikan Adrian yang terlihat begitu detail mempelajari proposal penawaran mereka. Wajah yang pernah menghiasi hatinya di masa lalu kini terlihat lebih seksi dimatanya. Kemapanan ditambah kepribadian Adrian yang sudah ia kenal seakan menjadi kombinasi sempurna seorang lelaki dimata Erika. Hatinya berdegup didekat Adrian, perasaan kembali bersemi didalam hatinya yang seakan tidak ingin pertemuan ini hanya sebatas Profesional pekerjaan semata.

" eemm.. gimana kalo kamu pelajari dulu tawaran kami.. biar ga terburu buru.." ujar Erika mencoba memberi saran.

" oke.. sure kalo memang boleh.. secepatnya akan ku kabari.." jawab Adrian.

Mereka saling tatap sesaat.

" you know.. aku ga nyangka bakal ketemu kamu hari ini.. disini.." ujar Erika

" yaa.. aku pun sama.. kamu keliatan beda sekarang " ujar Adrian.

Erika tersenyum dengan sambutan hangat Adrian. Matanya melirik jemari Adrian.. belum ada cincin di jari manisnya seakan memberikan kode kesempatan kedua baginya.

" okee. kalo gitu aku balik dulu.. nanti kabari aja atau gimana kalo nanti siang kita meet up untuk membicarakan detailnya lebih dalam.." ujar Erika mulai membuka jalan.

" eeemm.. boleh.. lagian untuk penawaran sebesar itu aku kayanya butuh info lebih dalam tentang detailnya.." jawab Adrian.

" oke.. see you Adrian.." Erika pamit.

" oke.. see you.." ujar Adrian.

Erika beranjak pergi, sesekali ia melihat kearah Adrian. Adrian tidak menyangka akan bertemu Erika hari itu. Orang yang pernah mengisi hatinya dimasa lalu, tiba tiba datang seakan membuka harapan. Keduanya tampak canggung namun berusaha tetap profesional dengan tugas mereka, karena tak pernah terduga dalam benak mereka akan kembali bertemu.

Menjelang makan siang, Adrian masih terngiang akan penawaran dari PT.XXXXXXX, karena secara potensi akan sangat menguntungkan bagi perusahaannya. Namun ia harus membicarakannya dengan Silvy terlebih dulu. Ia pun mengambil handphonenya untuk menelpon Silvy yang berada di ruangan sebelah. Namun beberapa kali telpon Adrian tidak terjawab. Ia pun mencoba mendatangi Silvy keruang Finance, namun saat didepan pintu ia melihat Silvy melalui kaca yang ada dipintu. Silvy masih sibuk dengan pekerjaannya bersama Divisi Finance. Silvy pun melihat Adrian yang melihatnya melalui kaca pintu, namun kemudian ia memberikan kode "tunggu sebentar" karena ia masih sibuk, sehingga Adrian pun mengurungkan niatnya dan kembali keruangannya.
Di ruangannya Adrian kembali terngiang Erika. Wajah yang dikenalnya itu seakan membawanya kembali ke masa dimana mereka bersama. Beberapa menit ia flashback namun kembali sadar akan tujuan utamanya. Adrian melirik jam dinding, setengah jam lagi ia harus menemui Erika lagi sekaligus makan siang. Setelah berpikir sebentar, ia pun memutuskan pergi menemui Erika ditempat yang sudah mereka sepakati.

" Oke. udah clear semua ya.. sekarang istirahat aja dlu.. nanti kita lanjut lagi.." ujar Silvy mengarahkan timnya yang baru saja selesai flash meeting dengannya.

Setelah ia selesai, Silvy pun teringat tadi Adrian seperti ingin berbicara dengannya. Ia pun bergegas menuju ruangan Adrian, namun saat tiba disana, Adrian tidak ada ditempat. Silvy bingung penuh tanya.. "dia kok pergi ga kasih kabar ya..?" pikirnya sembari mengambil handphone dan mencoba menelpon Adrian.
Beberapa kali telponnya masuk namun tidak ada jawaban dari Adrian. Hati Silvy mulai gundah, tidak biasanya Adrian pergi tanpa sepengetahuannya. "mungkin masih meet up dengan klien" pikirnya mencoba positif thingking. Dan Silvy pun pergi untuk menikmati makan Siang.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd