My 'Helen'
Malam ini aku sedang duduk sendirian dirumah. Istriku sedang berlibur dengan keluarga besarnya ke Jawa. Sebenarnya aku gak betah ditinggal istriku berlama-lama. Bukan hanya kesepian secara seksual saja,tapi biasanya setiap malam sebelum tidur aku dan istriku punya kebiasaan bertukar cerita dan opini hingga bertukar cairan cinta.
Ntah kenapa kesendirian ini benar-benar menyiksa. Dari menonton tv sampai main game di pc dan hp sudah kujalani. Tapi rasanya kok tidak bisa benar-benar menghapus rasa kesepian.
Akhirnya aku memilih berbaring di ranjang. Sambil memeriksa mungkin aja saja ada berita terbaru dari dunmay. Tidak lama bunyi notif WA ku berbunyi nyaring. Dari nama pengirim pesan kubaca nama HELEN.
Sekilas info. Helen ini salah satu temen kantor yang termasuk kategori Jomblo Akut. Soal segel aku tidak tahu. Lagipula gimana mo cari tahu. Walaupun terkesan ini cewek agak nyablak tapi bertahun-tahun kerja bareng,belum pernah kudengar dia punya pasangan. Baik cowok ataupun cewek.
"Ri,gue mo minta tolong nih! Please. Lu bisa gak dateng sekarang. Boil w mogok nih. Besok pagi adik gue mo dateng bawa nih boil antar bonyok ke kampung. Please!"
Walaupun aku termasuk mahir di bidang perbengkelan tapi rasanya rada malas juga malem begini mo berkotor-kotor ria. Tapi dipikir-pikir ndak apa apa juga bantu temen. Lagipula istri lagi gak dirumah.
"Ok,Sis. Bentar lagi gue berangkat. Gue siapin dulu peralatannya."
"Sippp. Tengkiu,Bro. Lu baek banget deh."
Aku cuma tersenyum kecut membaca balasannya.
1/2 jam kemudian aku sudah on the spot memeriksa boil si Helen. Hasil diagnosa aki nya udah koit dan sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Aku saranin ke Helen buat cari aki pengganti. Cuma malam2 begini mau kemana cari aki baru. Besok juga hari minggu. Banyak toko yang tutup.
"Jadi gimana nih,Ri? Besok pagi adik gue mo dateng ngambil nih mobil. soalnya mereka urgent banget nih mo ke kampung"
"Kalau gue cuma bisa nawarin gimana kalo adek lu pake aja mobil gue ke kampung. Besok siang gue bantu cariin aki baru trus gue pasangin di mobil elo. Gimana?"
"Boljug ide loe. Emang gak apa2 mobil lu dipake adek gue? Mereka rencana beberapa hari lo di kampung"
"Gak apa-apa. Toh gue kan bisa nebeng mobil lu ke kantor. Toh istriku lagi ke jawa bareng keluarganya."
"Wah! Lagi jomblo temporer dong loe! Hahaha.."
"Wek,daripada loe jomblo akut! Hahaha..."
"Biarin. Lagian ngapaen merit kalo ada jongos yg bisa dipanggil malem2 buat benerin boil. Hihihi.."
Selanjutnya Helen nawarin minum n nongkrong dulu buat kongkow-kongkow. Maklum,sekalipun rekan sekantor kadang mo ngobrol banyakan gak sempat. Kuiyain aja daripada pulang juga bengong sendirian.
Awalnya topik diskusi masih seputaran kerjaan. Lama kelamaan mulai menjurus ke hal-hal yang sifatnya pribadi.
"So,Ri.. Gimana sih kehidupan merit itu? Enjoy gak?"
"Biasa aja,Len. Namanya juga manusia. Kan ditakdirin hidup berpasangan. Tinggal cara pandang lu aja"."Ngenesnya ya begini,pas lagi istri gak ada,serba terancam"
"Cieee, yg gak dapat penyaluran. hahaha...". Kesel juga digodain kayak begini dikala junior nggak dapat jatah jepitan 'apem' istri.
Kami terus ngobrol dan Ntah setan mana yang kebetulan lewat,tiba-tiba aku terdiam dan memandang Helen. Pelan aku berpindah tempat duduk kesampingnya. Tanpa 1 patah katapun,kuraih dagunya dan kucium bibirnya. Tidak ada penolakan. Helen hanya terdiam.
Perlahan,ciuman ku berpindah ke telinga dan lehernya. Hanya desahan kecil terdengar dari bibirnya. Tanganku pun sudah berpindah ke punggungnya dan mengusapnya dengan lembut.
Kembali kucium bibirnya. Lembut. Kali ini Helen mulai bereaksi. Lidah kami saling berpagut.
Tanganku terus menjelajah. Payudara,pinggul,paha semuanya kujamah. Semuanya dengan belaian lembut. Seolah wanita didepanku ini guci keramik yang langka dan sangat berharga. (Yang dirumahnya punya guci boleh dicoba gimana rasanya menjamah guci dengan belaian lembut. Hahaha...)
Aku tahu Helen mulai terangsang dengan tindakanku. Dia terus membelai tubuhku dan mencium wajahku.
"Ri,pindah ke kamarku ya?" Permintaan yang tidak perlu dijawab.
Dengan lembut kubaringkan tubuhnya di ranjang. Kulepaskan baju dan branya. Aku sudah tidak perduli lagi berapapun ukuran dadanya. Yang penting kami harus benar2 menikmati saat seperti ini.
Kukecup dan kukulum dadanya. tanganku juga meremas dadanya. Bergantian. Kulihat sekilas Helen menutup mata dan wajahnya berekspresi begitu menikmati apa yang sedang kulakukan.
Rangsangan,belaian,remasan terus kulakukan menelusuri tubuhnya yang sintal. Kulitnya yang begitu putih seolah memintaku untuk menikmati semuanya. Dan memang itu yang akan kulakukan.
Tiba di satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya, kulepas celana dalam Helen tanpa perlawanan. Sesaat kuperhatikan vagina yang polos hasil dari waxing. Kudekatkan bibirku dan kukecup dengan penuh perasaan. Lidahku menyapu semua bagian sensitif yang bisa diraih.
"Oooghhhh...,Ri.....",Helen semakin terangsang dan menjambak rambutku. Kedua pahanya menjepit kepalaku seolah tidak ingin aku berhenti.
Bibirku semakin basah oleh cairan kelaminnya disaat bersamaan tanganku juga terus meremas kedua payudaranya.
Tiba-tiba kuhentikan kegiatanku dan aku berdiri sambil memandang Helen. Mataku meminta persetujuan. Aku ingin kami bersatu lebih jauh lagi.
"Lakukan,Ri".Helen tersenyum.
Penisku yang sejak tadi berdiri tegak perlahan kuarahkan ke vagina Helen. Pelan kugesek-gesek sambil kutekan. Ada sedikit penolakan dari tubuh Helen mungkin karena rasa sakit. Hal yang wajar buat wanita yang masih perawan.
Sempitnya vagina yang masih perawan membuat aku serasa melayang ke langit ketujuh. Dengan lembut terus kutekan. Perlahan.
Mili demi mili terus kutekan penisku kedalam lubang vaginanya. Tiba saatnya kurasakan penisku seolah terhalang sesuatu. Selaput daranya. Nafsu mengalahkan logika. Terus kutekan penisku hingga mentok.
Airmata tidak terasa mengalir disudut matanya. Aku tidak tahu apa makna airmatanya. Walaupun dia tersenyum kepadaku. Senyum bahagia. Senyum yang sama diberikan istriku di malam pertama kami.
Tidak ada kata apapun terucap. Hanya rintihan berkepanjangan. Sesaat setelah penisku merobek keperawanannya,aku mulai memompa vaginanya. Kuraih kedua kaki Helen dan kunaikkan ke bahuku. Kedua tanganku kembali meremas payudaranya. Helen hanya bisa meremas seprei yang sudah 'ternoda' oleh darah perawannya. Matanya kembali terpejam menikmati persetubuhan ini.
Penisku terus bekerja keras 'keluar-masuk' vagina Helen. Walaupun diluar sudah mulai hujan gerimis,namun tubuhku kurasakan semakin panas. Tubuhku pun mulai basah oleh keringat. Penisku dengan jembut yang lebat terus menggempur vagina Helen yang plontos. Kurasakan berkali kali penisku mentok. Dan berkali kali juga kurasakan nikmat yang tiada tara di penisku. Begitu hangat,sempit dan basah penisku terus menghujam vaginanya.
Tidak lama kemudian tubuh Helen mengejang. Orgasme. Helen menahan napas disertai lenguhan panjang. Aku pun mulai merasa kedutan di kepala penisku. Beberapa kali penisku menyemburkan lahar hangat kedalam vagina Helen. Semua bagian tubuhku seolah terlepas didera kenikmatan yang begitu luar biasa.
Kurebahkan tubuhku disamping Helen. Kukecup keningnya dengan penuh perasaan sayang. Dia hanya tersenyum dan memelukku dengan erat. Kami berdua tertidur hingga pagi menjelang.
==========
Belakangan baru kuketahui sebenarnya Helen tertarik kepadaku. Satu2nya halangan bagi dia adalah aku adalah pria yang sudah beristri. Kejombloan dia selama ini ya memang gara2 ketertarikannya padaku. Padahal aku bukan tipe pria yang doyan tebar pesona. Saat ini statusku dengan Helen masih belum jelas. Boleh dibilang kami ini TTM-an rasa underground. Jangankan istriku,temen kantor yang lain pun tidak ada yang tahu affair kami. Kami berusaha menghindari jalan bareng di luaran kecuali bersama temen kantor.
-----