Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    845
“Waduh gimana kabarnya mba? Pangling duhh masih ga luntur cantiknya”

“Lho lho lho, baru awal udah keluar gombalnya hehe…. Alhamdulillah baik Ril, km gimana kabar?”

“Alhamdulillah baik jga… mbanya kemana kok ga ikut?”

“Lagi sibuk disini Ril, cuman dapet kabar aja ini dari anak anak tadi, katanya km ikutan bukbernya”

“Hoo, iya tadi ikut, lumayan lama juga ini baru ketemu anak anak, tinggal dimana sekarang?”

“Duhhh, sayang banget emang ga bisa ditinggal kerjaan, sekarang lagi di Kota Udang Ril, mampir dong kapan kapan”

“Gampang deh, duh padahal pengen ketemu masa km doang tadi yang absen haha”

“Hehe, anak anak heboh katanya ya? Jadi penasaran sihhh”

“Ya kenapa ga join grup aja? Biar bisa ikutan heboh, ga di bolehin yaa?”

“Yeeee, kok tauuu? Eh iya kata anak anak km bisa gitu gitu yaa ?”

“Sedikit sih yuu, lagi pengen curhat yaa? Hahaha”

“Dih GR hehe… ya udah lanjut besok ya Ril, lagi sibukk ini.. assalamualaikum”

“Waalaikumsalam”

Gue seneng seneng aja karena memang sekarang Ayu ga kalah cantik dengan Putri meskipun tidak memakai hijab, karena gue kepo ya akhirnya cek medsos dan akhirnya ketemu, statusnya rata rata galau melulu, pasti ama pasangan, gue ga memikirkan kearah seks sama sekali karena berhubung waktu itu karena bulan puasa sehingga gue masih bisa menahan hawa nafsu yang sudah lama terkubur

5 nomer yang belum gue save semua kembali muncul, salah satunya Ayu, dan mau ga mau akhirnya cek kontak grup untuk memastikan bahwa yang chat anak anak dan memang benar adanya

Gue ingat ingat kembali Bukber tadi, karena fokus gue ke anak anak cowok jadi gue ga terlalu memperhatikan anak anak ceweknya tapi setelah gue lihat dengan seksama mungkin karena rasa penasaran mereka yang teramat besar hingga membuat mereka berani menyapa

“Assalamualaikum pak ustad…”

“Waalaikumsalamm…”

Sebenarnya gue agak risih kalau dipanggil dengan sebutan itu karena ya sangat bertolak belakang ama yang gue alamin, tapi ga mungkin juga gue akan menyangkal dan menceritakan

“Ga hujan lhoo, kok kerasa dinginnn”

“Hmmm… yg ujan di dalem ati sih”

“Hehehe bisa ajaaa… btw jempol tadi pas jadi imam”

“Dyas yaa? Aduhhh pake acara gamau ngaku ya?”

Gue bisa tebak karena akhirnya gue tau dari gaya bicara dan juga obrolan di grup, bahasan pun klo di grup agak 18+ semua meskipun si Dyas ini hnya sesekali menimpali

“Ril, nganggur ga?”

“Kenapa?”

“Baca dong, masa yang lain udah aku belum”

“Ya udah, kirim aja..”

“Apanya?”

“Ya tangannya lah masa pap kmu”

“Lho lho ya Ariel nakal…hehe”



Untuk perawakan Dyas ini tingginya standar kisaran 160an, orangnya putih, fashionnya memakai hijab lebar yang menutupi hampir semua bagian badannya tapi dadanya yang berisi itu tidak bisa tertutupi dengan baik, mungkin lebih besar daripada punya Putri

Dari info anak anak, Dyas ini merupakan istri seorang Ustad yang berada dikalangan pesantren dimana sudah bisa dibilang ketat lah klo soal agama, dan tinggal di pulau seberang yang terkenal dengan penghasil garam dan juga identik dengan baju merah putih bergaris hingga gue juga sebenarnya agak menjaga jarak

Hingga akhirnya gue bacalah itu tangan yang terbilang cukup mungil dan putih…

“Ini harus jujur atau aku rem nih?”

“Jujur dong, dosa klo bohong…”

“Kamu orangnya lagi dalam masa terkekang sih, ga bisa mengekspresikan diri dengan baik bahkan tertutup dalam artian bukan pakaian ya, tapi entah itu sikap, keputusan atau banyak hal lain, sebenarnya km ga kayak gitu tapi karena mungkin ada diposisi yang agak berat akhirnya memilih untuk ngikut arus dan sabar”

Gue tunggu hingga beberapa menit ga ada balasan meskipun sudah ada tanda read di sana, tapi karena gue juga gamau mengganggu akhirnya gue hiraukan saja

Hari hari setelah bukber kini menjadi lebih berwarna dalam artian gue harus melayani obrolan setidaknya 3 wanita yang entah semakin lama semakin lengket, ada Putri, Ayu dan juga temen cewek gue yang bernama Sania

Sania ini perawakannya sedikit berisi dan tinggi kisaran 165, biasanya memakai kerudung yang ga sama sekali menutup bagian dadanya yang bergerak melawan gravitasi saat dia berjalan

Sania ini lebih liar dari yang gue lihat karena merupakan simpanan seorang laki laki yang berseragam dan mempunyai istri bahkan Sania sendiri juga memiliki pasangan, gue ga bisa komentar banyak karena gue pernah ada diposisi seperti itu

Sedangkan Dyah belum ada kabar, mungkin lagi mencerna apa yang baru saja gue buka untuk dia..

Di grup, seperti biasa gue bagian meramaikan, entah kenapa setiap gue muncul grup akan selalu menjadi lebih ramai dan ga diragukan lagi pada akhirnya gue juga yang menjadi bahan pembicaraan mungkin karena memang asik diajak untuk bicara apapun, dan anak anak cewek khususnya klo membahas tentang 18+ pasti akan disangkut pautkan ke gue, belum tau aja udah paling jago padahal…

Putri khususnya, gue rasa ada hal yang aneh menurut gue, sangat sangat posesif bahkan sudah ada embel embel panggilan sayang, gue sebagai cowok ya ngalir aja, sayangnya si Putri ini jga sangat berhati hati apalagi kalau di grup, tapi pembahasan selalu berakhir di chat pribadi misal jika gue terlalu menimpali candaan anak anak yang lebih menjurus pasti dia akan marah, suka? Gue ada feel bukan itu alasan utamanya….

Hari berganti hari, Dyah tidak ada kabar, sedangkan Ayu makin hari makin dekat kita, tidak ada tanda tanda bahwa dia tidak nyaman dengan gue sebagai lawan bicaranya meskipun pembahasan ga jauh dari pribadi tapi belum terlalu menjurus, sedangkan Putri seperti orang yang kehausan atau horny sehingga pembahasan tidak jauh dari hal hal yang bersangkutan, mungkin dia penasaran belum pernah bertemu cowok seperti gue ini..

Dan tibalah hari Raya, si Putri menyuruh gue untuk mampir ke rumahnya, dan bahkan gue sudah bilang bahwa gue ga tau rumahnya, dengan sabar dia tuntun, karena memang tidak jauh dari rumah dan juga kebetulan gue bikin kue yang bisa di bilang susah maka dengan bermodalkan motor gue bisa sampai kerumahnya yang masuk kedalam perkampungan

G ada 5 menit mungkin gue tiba didepan rumahnya, sebenernya malu juga karena belum pernah sekalipun gue seumur umur bertamu ke rumah cewek dan ketemu orang tuanya meskipun niatnya hanya bertamu tapi belum tentu orang rumah punya pemikiran yang sama…

“Masuk masuk, mas Ariel ya? Putri masih di dalam baru aja keliling” Tampak seorang wanita paruh baya menyapa mempersilahkan gue masuk kedalam rumah yang gue bisa pastikan beliau Ibunya Putri

Namanya rumah didalam kampung ya jelas minimalis, masuk pintu ketemu ruang tamu dan disana gue juga disambut oleh laki laki paruh baya yang gue tebak pasti Ayahnya si Putri, ngobrol sebentar tanya tanya pertanyaan umum kuliah, kerja dan semacamnya dan beliau mengundurkan diri kebelakang

Putri muncul dengan tanpa hijabnya, rambutnya hitam panjang menyentuh pundaknya, gue pangling juga tapi mungkin karena terlalu banyak cewek yang gue bisa bilang wah, daya tarik Putri terlihat biasa saja meskipun tetap cantiknya diatas rata rata

“Gampang kan? Udah makan belum? Yuk makan dulu” Putri duduknya tepat disebelah gue, bukannya apa, sofa banyak takutnya gue terlihat jelek dimata kedua orang tuanya nanti

Apalagi Putri tampak agresif sekali, dia buka beberapa toples kue di meja, diambil kemudian disuapkan ke gue, kaget juga apa dia nganggap gue ini cowoknya? Tangan gue dipegang bahkan sesekali saat bercanda kaki gue dicubit, sesekali kakinya menempel dikaki gue dan tiba tiba bibir gue yang saat itu sedang mengunyah kue dicium…

Cupp..

Gue kaget dong, karena deg deg an juga, masalahnya ruang tamu hanya berjarak beberapa langkah dari ruangan dapur dibelakang, dan gue bisa dengan jelas melihat keluarga besarnya sedang mengobrol disana, edan memang

“Put, waduh nih anak ya..”

“Hehehe, deg deg an yaa, cemen ahhh… padahal belum ini…” kedua tangannya menggenggam kedua payudaranya yang berukuran sedang itu dan memasang muka menggoda, namun karena gue masih bisa kontrol ga gue gubris tindakan Putri

“Awas aja yaa”

Sebenernya gue seneng seneng aja ada yang deket dengan gue, tapi gue masih agak curiga dengan tindakan Putri karena gue merasa ada hal besar yang dia sembunyikan pastinya, tapi karena gue ga mau ambil pusing akhirnya gue hiraukan pikiran negatif gue tentang Putri dan menikmati alurnya

Ga lama gue pamit karena selain ga enak lama lama, gue juga ada kesibukan sendiri, maklum Ayah ketua organisasi islam otomatis sudah pasti jadwal lumayan padat bisa dibilang apalagi hari Raya seperti ini

Satu persatu para bidadari yang gue temui seakan digantikan oleh waktu dan zaman, dimana rasa duka dan senang silih berganti berdatangan namun yang namanya hidup harus terus berjalan tanpa pernah berhenti sebelum kematian itu datang

Gue bisa saja menyambung kembali tali silahturahmi kepada mereka yang pernah menemani, tapi banyak hal yang ga bisa gue paksakan karna kondisi dan situasi, belum lagi gue hanya orang yang tak punya apa apa untuk bisa dibanggakan, berbeda dengan para bidadari yang gue kenal, mereka punya semuanya, harta ada, fisik? Tinggal tunjuk mana yang mereka anggap cocok dan mau dan gue gamau menganggu waktu mereka lagi, naïf tapi apa mau dikata, feel gue yang hampir tiap hari terasah semakin tajam layaknya pisau yang bahkan bisa memotong besi yang berkarat

Putri yang semakin aneh dari hari kehari seakan gue ini cowoknya, misal dari chat grup, saat anak anak becandanya kelewatan apalagi gue termasuk dalam candaan itu pasti dia bahas di chat pribadi

“Km genit ya lama lama”

Chat Putri yang tiba tiba muncul saat gue sedang asik menanggapi candaan anak anak

“Genit kenapa lagi?”

“Ya udah tau becandanya kyk gitu, masih diladenin, anak anak juga kok ganjen amat sih ama km? km seneng digituin?”

“Ya kan g salah juga, lebih enak kyk gitu kan, terbuka, cuman becanda lho”

“Tetep aja, bahasannya udh terlalu jauh, bahas bahas susu segala”

“Lho kan tergantung yang nangkep, klo yg nangkep fine fine aja sih ga masalah lho”

“Ya udah jawab klo gitu, pilih susu anak anak atau aku”



Anjir, gue baca itu kyk seakan akan ga percaya aja, baru kali ini juga gue jumpa cewek yang bener bener frontal, apalagi dia kayak cemburu dan posesif bisa dibilang, tapi entah kenapa feel gue ga terlalu baik aja, pasti ada udang dibalik batu

“Lho yaa.. klo bisa ya semuanya…”

“Rakus, padahal blm pernah coba aja…”

“Ya klo dikasih g nolak sih, apalgi yang kasih cantik kyk km gini”

“Halah gombal, awas aja klo ketemu ga diapa apain ;P” Putri dengan berani malah seakan menantang, gue yang selama berlagak “belum pernah” pun hanya bisa tersenyum

“Ya udah, aku bikin basah km jgn kaget nanti…”

“Domba bisa apa :p

“Hahaha, atur deh waktunya.. ga sabar pengen diajarin…”

“Y udah tunggu aja, masih sibuk ama kerjaan, Awas aja tapi klo ga bisa bikin aku puas”

Ga ingat apa dia ya di ruang karaoke? Badannya menggelinjang ga karuan gitu masih belum ngaku kalah, emang cewek ya…

Gue udah feel, sikap Putri semakin aneh, di medsos sendiri, dia tiba tiba bahas mengenai Rani, Sarah dan para bidadari yang pernah memberikan Like ke hampir semua foto yang gue upload, dan parahnya lagi sampai mengirim DM ke mereka untuk tidak lagi memberikan attensi ke gue, Putri ini seperti bermain layang layang dimana ada waktu untuk menarik dan juga mengulur, Sebenernya gue pengen memberikan tapi karena gue juga memasang posisi dimana gue ada dipihak dia, maka gue iyain aja semua yg dia mau, meskipun beberapa orang seperti Ce Melly, Celine, Sarah yang mempertanyakan kenapa tiba tiba di DM seperti itu dan gue jelaskan saja bahwa ada beberapa hal yang memang lagi terjadi.

Sania yang bisa dibilang teman akrab Putri sejak SD sampai kini mengajak bertemu, biasa klo cewek yang ngajak keluar duluan pasti punya maksud lain ga hanya keluar doang, apalagi gue dan Sania ini ga terlalu intens juga seperti gue ke Putri atau ke Ayu

Dan kita sepakat untuk bertemu di salah satu tempat makan

Sania ini bekerja disebuah instansi pemerintahan lewat jalur dalam tentunya, karena privilegenya selain cantik juga bisa menempatkan diri sehingga gampang aja kalau mau ngapain aja

Dengan dandanan seperti para hijaber lainnya tak lupa baju kain yang tak bisa menutupi buah melon yang menggantung di dadanya yang kalau dia berjalan tidak mungkin untuk mengalihkan pandangan

“Ril, km ati ati lho”

“Hmm? Kenapa tiba tiba nih…”

“Km deket ama Putri kan?”

“Lahhh, kok tau?”

“Ya Putri sendiri yang cerita”

Gue udah bisa menebak arah pembicaraan selanjutnya, tapi gue ga menyangkal dan juga menanggapi karena gue ingin melihat respon Sania seperti apa

“Cerita gimana emang?”

Disana Sania menceritakan semua apa yang Putri ceritakan dan untungnya feel gue bener..

Hal pertama menyangkut hubungan Putri, Putri pada dasarnya mempunyai pasangan dan mereka sudah berada di tahap Tunangan, gue ga begitu kaget dong karena sudah mempersiapkan diri meskipun dulu saat bertemu gue menganggap Putri jodoh gue karna kedekatan kami berdua, kemudian kalimat yang muncul selanjutnya dari Sania yang membuat gue sedikit terperanjat..

Putri curhat ke Sania seolah olah gue yang mengejar Putri, sampai pada titik nekat untuk datang ke rumahnya padahal dia bilang ga bisa namun seakan akan gue bersikukuh untuk kerumahnya

“Kok nekat sih kamu Ril? Dia ga cerita apa kalau dia udah punya tunangan”

“Bentar bentar, aku tau km itu temen deketnya, tapi ya dipikir dalam dalam dong…”

“Apanya? Jelas jelas km nekat gitu…”

“Ya coba mikir deh, aku udah lama ga ketemu kalian, baru ketemu bulan ini, dari lulus SD kan? Klo ga diajak mana aku berani datang, belum lagi mana ingat aku rumahnya klo g dikasih tau, ya percaya atau ngga terserah Putri juga pernah ngomongin km karna km kyk wanita gampangan dll”

Sania terdiam lama sembari menundukkan kepalanya, tangannya sibuk memainkan sedotan di dalam gelas minumnya

“Udah ga usah dipikirin, ketemu bukan ngomongin Putri kan?”

Gue udah jengkel, pengen rasanya gue BDSM tuh Putri karna berani beraninya memfitnah dan menjelek jelek an gue, dan gue pastinya tau dia ngomong ga hanya ke Sania, tapi bahkan ke semua anak anak di grup, tapi apa mau dikata, mungkin akan ada saatny gue nanti memberikan kesaksian untuk membela diri, tapi apa perlu?

“Iya RIl, lagi bingung nih… bantu ya..”

“Tadi ngeliat aku kyk ngeliat penjahat, sekarang minta bantu?” gue dengan nada sedikit mengejek ga habis pikir aja, dasar manusia ya…

“Hehe, maaf maaf, masih dlm lingkup hari Raya ya maafin atuh… emng tuh Putri haduh ga tau lagi, omongannya ga bisa dipercaya”

“Ya udah cerita cepetan, mood rusak nih gara gara ular (si Putri)”

Sania menceritakan semua hubungannya yang ternyata ga hanya ini, itu, tapi mereka, disana, disini

Anjir gue pikir cewek yang biasanya selingkuh cuman ama 2 orang cowok, ini sampai lebih dari 5, hebat juga… ya ga salah sih sambil gue lihat 2 melon yang menggantung tepat di depan gue

“Ya kan harusnya pilihan ada dikamu lah San, mau ninggalin atau apa kan tinggal km yang putusin kenapa harus repot mikir jauh”

“hehehe, kyk ga tau butuhnya cewek Ril…”

“Ya paham, tapi emng kuat giliran gitu? Atau jangan jangan pada loyo semua?” disitu gue tertawa namun melihat Sania yang cengar cengir gitu membuat gue menghentikan paksa tawa gue

“Serius?’

Sania menganggukan kepala

Anjir, 5 cowok ga bisa naklukin 1 cewek? Pake pelet apa nih cewek…

“Trus yang km masalahin apa? Udah dpt nafkah lahir batin dari 5 cowok lho, masa kurang?”

“Yah gimana ya Ril… pengennya berhenti tapi ga bisa milihnya, mau nambah takut g kuat ngaturnya.. materi ya cukup lah ya, tapi kan aku pengen juga Ril bisa gitu kayak yg lain.. apalagi klo hubungannya bisa bikin tambah harmonis”

“Lah ya udah cari yg lain, ga susah lah kyk km gini..”

“Ga susah sih Ril, tapi takutnya, nyebar kemana mana…kayaknya 5 udah maksimal sih aku ga bisa handle…”

“Ya udah putusin cari yang lain… ga repot kan?”

“Males Ril masa balik 0 lagi, ga ada waktu aku.,..”

“Ya udah Nikah biar bisa komitmen”

“Haduh malah disuruh Nikah, blm bisa akuu”

Nih cewek emang rada rada ya….

“Terus gimana?”

“Yah mangkanya aku tanya km, gimana sih.,.”

Gue diem sembari mikir, kira kira solusi yang win win gimana, terus gue liat kok seperti Sania ini wajahnya memerah seperti pengen mengutarakan sesuatu tapi kyk malu dan tiba tiba pikiran ini terbersit…

“Kayakny bisa sih…” Sania yang tadinya memainkan ujung hijabnya kini membenarkan duduknya dan menatap gue

“Ril, semisal ini klo km gimana?”

Mata gue melotot karena takut salah dengar

“Maksudnya gimana?”

“Ya kan kayaknya yg bisa jaga rahasia km, pasti km juga blm pernah kan, kayaknya seru, mau ga?

“Haaahh? Ga paham….”

“Ishsh,,ya udah coba aja, aku ama km gitu….”

Gue dengan wajah yang sedikit kaget melihat kembali ke arah Sania untuk memastikan..

“ML?” gue ga melanjutkan kalimat karena mulut gue terasa kaku…

Sania menganggukkan kepala tanpa ragu ragu…

To be continued
 
Seperti biasa, happy Sad Day semua, maaf karena baru sempet update karna memang kondisi yg memaksakan, mohon supportnya seperti biasanya aja~ thanks a lot buat suhu suhu yang selalu stay tune di thread ini, untuk foto foto realnya mungkin akan ane pikirin dulu, mungkin kalau emng suhu suhu antusias dan support pasti bakalan ane berikan yg terbaik, tunggu aja~
 
“Waduh gimana kabarnya mba? Pangling duhh masih ga luntur cantiknya”

“Lho lho lho, baru awal udah keluar gombalnya hehe…. Alhamdulillah baik Ril, km gimana kabar?”

“Alhamdulillah baik jga… mbanya kemana kok ga ikut?”

“Lagi sibuk disini Ril, cuman dapet kabar aja ini dari anak anak tadi, katanya km ikutan bukbernya”

“Hoo, iya tadi ikut, lumayan lama juga ini baru ketemu anak anak, tinggal dimana sekarang?”

“Duhhh, sayang banget emang ga bisa ditinggal kerjaan, sekarang lagi di Kota Udang Ril, mampir dong kapan kapan”

“Gampang deh, duh padahal pengen ketemu masa km doang tadi yang absen haha”

“Hehe, anak anak heboh katanya ya? Jadi penasaran sihhh”

“Ya kenapa ga join grup aja? Biar bisa ikutan heboh, ga di bolehin yaa?”

“Yeeee, kok tauuu? Eh iya kata anak anak km bisa gitu gitu yaa ?”

“Sedikit sih yuu, lagi pengen curhat yaa? Hahaha”

“Dih GR hehe… ya udah lanjut besok ya Ril, lagi sibukk ini.. assalamualaikum”

“Waalaikumsalam”

Gue seneng seneng aja karena memang sekarang Ayu ga kalah cantik dengan Putri meskipun tidak memakai hijab, karena gue kepo ya akhirnya cek medsos dan akhirnya ketemu, statusnya rata rata galau melulu, pasti ama pasangan, gue ga memikirkan kearah seks sama sekali karena berhubung waktu itu karena bulan puasa sehingga gue masih bisa menahan hawa nafsu yang sudah lama terkubur

5 nomer yang belum gue save semua kembali muncul, salah satunya Ayu, dan mau ga mau akhirnya cek kontak grup untuk memastikan bahwa yang chat anak anak dan memang benar adanya

Gue ingat ingat kembali Bukber tadi, karena fokus gue ke anak anak cowok jadi gue ga terlalu memperhatikan anak anak ceweknya tapi setelah gue lihat dengan seksama mungkin karena rasa penasaran mereka yang teramat besar hingga membuat mereka berani menyapa

“Assalamualaikum pak ustad…”

“Waalaikumsalamm…”

Sebenarnya gue agak risih kalau dipanggil dengan sebutan itu karena ya sangat bertolak belakang ama yang gue alamin, tapi ga mungkin juga gue akan menyangkal dan menceritakan

“Ga hujan lhoo, kok kerasa dinginnn”

“Hmmm… yg ujan di dalem ati sih”

“Hehehe bisa ajaaa… btw jempol tadi pas jadi imam”

“Dyas yaa? Aduhhh pake acara gamau ngaku ya?”

Gue bisa tebak karena akhirnya gue tau dari gaya bicara dan juga obrolan di grup, bahasan pun klo di grup agak 18+ semua meskipun si Dyas ini hnya sesekali menimpali

“Ril, nganggur ga?”

“Kenapa?”

“Baca dong, masa yang lain udah aku belum”

“Ya udah, kirim aja..”

“Apanya?”

“Ya tangannya lah masa pap kmu”

“Lho lho ya Ariel nakal…hehe”



Untuk perawakan Dyas ini tingginya standar kisaran 160an, orangnya putih, fashionnya memakai hijab lebar yang menutupi hampir semua bagian badannya tapi dadanya yang berisi itu tidak bisa tertutupi dengan baik, mungkin lebih besar daripada punya Putri

Dari info anak anak, Dyas ini merupakan istri seorang Ustad yang berada dikalangan pesantren dimana sudah bisa dibilang ketat lah klo soal agama, dan tinggal di pulau seberang yang terkenal dengan penghasil garam dan juga identik dengan baju merah putih bergaris hingga gue juga sebenarnya agak menjaga jarak

Hingga akhirnya gue bacalah itu tangan yang terbilang cukup mungil dan putih…

“Ini harus jujur atau aku rem nih?”

“Jujur dong, dosa klo bohong…”

“Kamu orangnya lagi dalam masa terkekang sih, ga bisa mengekspresikan diri dengan baik bahkan tertutup dalam artian bukan pakaian ya, tapi entah itu sikap, keputusan atau banyak hal lain, sebenarnya km ga kayak gitu tapi karena mungkin ada diposisi yang agak berat akhirnya memilih untuk ngikut arus dan sabar”

Gue tunggu hingga beberapa menit ga ada balasan meskipun sudah ada tanda read di sana, tapi karena gue juga gamau mengganggu akhirnya gue hiraukan saja

Hari hari setelah bukber kini menjadi lebih berwarna dalam artian gue harus melayani obrolan setidaknya 3 wanita yang entah semakin lama semakin lengket, ada Putri, Ayu dan juga temen cewek gue yang bernama Sania

Sania ini perawakannya sedikit berisi dan tinggi kisaran 165, biasanya memakai kerudung yang ga sama sekali menutup bagian dadanya yang bergerak melawan gravitasi saat dia berjalan

Sania ini lebih liar dari yang gue lihat karena merupakan simpanan seorang laki laki yang berseragam dan mempunyai istri bahkan Sania sendiri juga memiliki pasangan, gue ga bisa komentar banyak karena gue pernah ada diposisi seperti itu

Sedangkan Dyah belum ada kabar, mungkin lagi mencerna apa yang baru saja gue buka untuk dia..

Di grup, seperti biasa gue bagian meramaikan, entah kenapa setiap gue muncul grup akan selalu menjadi lebih ramai dan ga diragukan lagi pada akhirnya gue juga yang menjadi bahan pembicaraan mungkin karena memang asik diajak untuk bicara apapun, dan anak anak cewek khususnya klo membahas tentang 18+ pasti akan disangkut pautkan ke gue, belum tau aja udah paling jago padahal…

Putri khususnya, gue rasa ada hal yang aneh menurut gue, sangat sangat posesif bahkan sudah ada embel embel panggilan sayang, gue sebagai cowok ya ngalir aja, sayangnya si Putri ini jga sangat berhati hati apalagi kalau di grup, tapi pembahasan selalu berakhir di chat pribadi misal jika gue terlalu menimpali candaan anak anak yang lebih menjurus pasti dia akan marah, suka? Gue ada feel bukan itu alasan utamanya….

Hari berganti hari, Dyah tidak ada kabar, sedangkan Ayu makin hari makin dekat kita, tidak ada tanda tanda bahwa dia tidak nyaman dengan gue sebagai lawan bicaranya meskipun pembahasan ga jauh dari pribadi tapi belum terlalu menjurus, sedangkan Putri seperti orang yang kehausan atau horny sehingga pembahasan tidak jauh dari hal hal yang bersangkutan, mungkin dia penasaran belum pernah bertemu cowok seperti gue ini..

Dan tibalah hari Raya, si Putri menyuruh gue untuk mampir ke rumahnya, dan bahkan gue sudah bilang bahwa gue ga tau rumahnya, dengan sabar dia tuntun, karena memang tidak jauh dari rumah dan juga kebetulan gue bikin kue yang bisa di bilang susah maka dengan bermodalkan motor gue bisa sampai kerumahnya yang masuk kedalam perkampungan

G ada 5 menit mungkin gue tiba didepan rumahnya, sebenernya malu juga karena belum pernah sekalipun gue seumur umur bertamu ke rumah cewek dan ketemu orang tuanya meskipun niatnya hanya bertamu tapi belum tentu orang rumah punya pemikiran yang sama…

“Masuk masuk, mas Ariel ya? Putri masih di dalam baru aja keliling” Tampak seorang wanita paruh baya menyapa mempersilahkan gue masuk kedalam rumah yang gue bisa pastikan beliau Ibunya Putri

Namanya rumah didalam kampung ya jelas minimalis, masuk pintu ketemu ruang tamu dan disana gue juga disambut oleh laki laki paruh baya yang gue tebak pasti Ayahnya si Putri, ngobrol sebentar tanya tanya pertanyaan umum kuliah, kerja dan semacamnya dan beliau mengundurkan diri kebelakang

Putri muncul dengan tanpa hijabnya, rambutnya hitam panjang menyentuh pundaknya, gue pangling juga tapi mungkin karena terlalu banyak cewek yang gue bisa bilang wah, daya tarik Putri terlihat biasa saja meskipun tetap cantiknya diatas rata rata

“Gampang kan? Udah makan belum? Yuk makan dulu” Putri duduknya tepat disebelah gue, bukannya apa, sofa banyak takutnya gue terlihat jelek dimata kedua orang tuanya nanti

Apalagi Putri tampak agresif sekali, dia buka beberapa toples kue di meja, diambil kemudian disuapkan ke gue, kaget juga apa dia nganggap gue ini cowoknya? Tangan gue dipegang bahkan sesekali saat bercanda kaki gue dicubit, sesekali kakinya menempel dikaki gue dan tiba tiba bibir gue yang saat itu sedang mengunyah kue dicium…

Cupp..

Gue kaget dong, karena deg deg an juga, masalahnya ruang tamu hanya berjarak beberapa langkah dari ruangan dapur dibelakang, dan gue bisa dengan jelas melihat keluarga besarnya sedang mengobrol disana, edan memang

“Put, waduh nih anak ya..”

“Hehehe, deg deg an yaa, cemen ahhh… padahal belum ini…” kedua tangannya menggenggam kedua payudaranya yang berukuran sedang itu dan memasang muka menggoda, namun karena gue masih bisa kontrol ga gue gubris tindakan Putri

“Awas aja yaa”

Sebenernya gue seneng seneng aja ada yang deket dengan gue, tapi gue masih agak curiga dengan tindakan Putri karena gue merasa ada hal besar yang dia sembunyikan pastinya, tapi karena gue ga mau ambil pusing akhirnya gue hiraukan pikiran negatif gue tentang Putri dan menikmati alurnya

Ga lama gue pamit karena selain ga enak lama lama, gue juga ada kesibukan sendiri, maklum Ayah ketua organisasi islam otomatis sudah pasti jadwal lumayan padat bisa dibilang apalagi hari Raya seperti ini

Satu persatu para bidadari yang gue temui seakan digantikan oleh waktu dan zaman, dimana rasa duka dan senang silih berganti berdatangan namun yang namanya hidup harus terus berjalan tanpa pernah berhenti sebelum kematian itu datang

Gue bisa saja menyambung kembali tali silahturahmi kepada mereka yang pernah menemani, tapi banyak hal yang ga bisa gue paksakan karna kondisi dan situasi, belum lagi gue hanya orang yang tak punya apa apa untuk bisa dibanggakan, berbeda dengan para bidadari yang gue kenal, mereka punya semuanya, harta ada, fisik? Tinggal tunjuk mana yang mereka anggap cocok dan mau dan gue gamau menganggu waktu mereka lagi, naïf tapi apa mau dikata, feel gue yang hampir tiap hari terasah semakin tajam layaknya pisau yang bahkan bisa memotong besi yang berkarat

Putri yang semakin aneh dari hari kehari seakan gue ini cowoknya, misal dari chat grup, saat anak anak becandanya kelewatan apalagi gue termasuk dalam candaan itu pasti dia bahas di chat pribadi

“Km genit ya lama lama”

Chat Putri yang tiba tiba muncul saat gue sedang asik menanggapi candaan anak anak

“Genit kenapa lagi?”

“Ya udah tau becandanya kyk gitu, masih diladenin, anak anak juga kok ganjen amat sih ama km? km seneng digituin?”

“Ya kan g salah juga, lebih enak kyk gitu kan, terbuka, cuman becanda lho”

“Tetep aja, bahasannya udh terlalu jauh, bahas bahas susu segala”

“Lho kan tergantung yang nangkep, klo yg nangkep fine fine aja sih ga masalah lho”

“Ya udah jawab klo gitu, pilih susu anak anak atau aku”



Anjir, gue baca itu kyk seakan akan ga percaya aja, baru kali ini juga gue jumpa cewek yang bener bener frontal, apalagi dia kayak cemburu dan posesif bisa dibilang, tapi entah kenapa feel gue ga terlalu baik aja, pasti ada udang dibalik batu

“Lho yaa.. klo bisa ya semuanya…”

“Rakus, padahal blm pernah coba aja…”

“Ya klo dikasih g nolak sih, apalgi yang kasih cantik kyk km gini”

“Halah gombal, awas aja klo ketemu ga diapa apain ;P” Putri dengan berani malah seakan menantang, gue yang selama berlagak “belum pernah” pun hanya bisa tersenyum

“Ya udah, aku bikin basah km jgn kaget nanti…”

“Domba bisa apa :p

“Hahaha, atur deh waktunya.. ga sabar pengen diajarin…”

“Y udah tunggu aja, masih sibuk ama kerjaan, Awas aja tapi klo ga bisa bikin aku puas”

Ga ingat apa dia ya di ruang karaoke? Badannya menggelinjang ga karuan gitu masih belum ngaku kalah, emang cewek ya…

Gue udah feel, sikap Putri semakin aneh, di medsos sendiri, dia tiba tiba bahas mengenai Rani, Sarah dan para bidadari yang pernah memberikan Like ke hampir semua foto yang gue upload, dan parahnya lagi sampai mengirim DM ke mereka untuk tidak lagi memberikan attensi ke gue, Putri ini seperti bermain layang layang dimana ada waktu untuk menarik dan juga mengulur, Sebenernya gue pengen memberikan tapi karena gue juga memasang posisi dimana gue ada dipihak dia, maka gue iyain aja semua yg dia mau, meskipun beberapa orang seperti Ce Melly, Celine, Sarah yang mempertanyakan kenapa tiba tiba di DM seperti itu dan gue jelaskan saja bahwa ada beberapa hal yang memang lagi terjadi.

Sania yang bisa dibilang teman akrab Putri sejak SD sampai kini mengajak bertemu, biasa klo cewek yang ngajak keluar duluan pasti punya maksud lain ga hanya keluar doang, apalagi gue dan Sania ini ga terlalu intens juga seperti gue ke Putri atau ke Ayu

Dan kita sepakat untuk bertemu di salah satu tempat makan

Sania ini bekerja disebuah instansi pemerintahan lewat jalur dalam tentunya, karena privilegenya selain cantik juga bisa menempatkan diri sehingga gampang aja kalau mau ngapain aja

Dengan dandanan seperti para hijaber lainnya tak lupa baju kain yang tak bisa menutupi buah melon yang menggantung di dadanya yang kalau dia berjalan tidak mungkin untuk mengalihkan pandangan

“Ril, km ati ati lho”

“Hmm? Kenapa tiba tiba nih…”

“Km deket ama Putri kan?”

“Lahhh, kok tau?”

“Ya Putri sendiri yang cerita”

Gue udah bisa menebak arah pembicaraan selanjutnya, tapi gue ga menyangkal dan juga menanggapi karena gue ingin melihat respon Sania seperti apa

“Cerita gimana emang?”

Disana Sania menceritakan semua apa yang Putri ceritakan dan untungnya feel gue bener..

Hal pertama menyangkut hubungan Putri, Putri pada dasarnya mempunyai pasangan dan mereka sudah berada di tahap Tunangan, gue ga begitu kaget dong karena sudah mempersiapkan diri meskipun dulu saat bertemu gue menganggap Putri jodoh gue karna kedekatan kami berdua, kemudian kalimat yang muncul selanjutnya dari Sania yang membuat gue sedikit terperanjat..

Putri curhat ke Sania seolah olah gue yang mengejar Putri, sampai pada titik nekat untuk datang ke rumahnya padahal dia bilang ga bisa namun seakan akan gue bersikukuh untuk kerumahnya

“Kok nekat sih kamu Ril? Dia ga cerita apa kalau dia udah punya tunangan”

“Bentar bentar, aku tau km itu temen deketnya, tapi ya dipikir dalam dalam dong…”

“Apanya? Jelas jelas km nekat gitu…”

“Ya coba mikir deh, aku udah lama ga ketemu kalian, baru ketemu bulan ini, dari lulus SD kan? Klo ga diajak mana aku berani datang, belum lagi mana ingat aku rumahnya klo g dikasih tau, ya percaya atau ngga terserah Putri juga pernah ngomongin km karna km kyk wanita gampangan dll”

Sania terdiam lama sembari menundukkan kepalanya, tangannya sibuk memainkan sedotan di dalam gelas minumnya

“Udah ga usah dipikirin, ketemu bukan ngomongin Putri kan?”

Gue udah jengkel, pengen rasanya gue BDSM tuh Putri karna berani beraninya memfitnah dan menjelek jelek an gue, dan gue pastinya tau dia ngomong ga hanya ke Sania, tapi bahkan ke semua anak anak di grup, tapi apa mau dikata, mungkin akan ada saatny gue nanti memberikan kesaksian untuk membela diri, tapi apa perlu?

“Iya RIl, lagi bingung nih… bantu ya..”

“Tadi ngeliat aku kyk ngeliat penjahat, sekarang minta bantu?” gue dengan nada sedikit mengejek ga habis pikir aja, dasar manusia ya…

“Hehe, maaf maaf, masih dlm lingkup hari Raya ya maafin atuh… emng tuh Putri haduh ga tau lagi, omongannya ga bisa dipercaya”

“Ya udah cerita cepetan, mood rusak nih gara gara ular (si Putri)”

Sania menceritakan semua hubungannya yang ternyata ga hanya ini, itu, tapi mereka, disana, disini

Anjir gue pikir cewek yang biasanya selingkuh cuman ama 2 orang cowok, ini sampai lebih dari 5, hebat juga… ya ga salah sih sambil gue lihat 2 melon yang menggantung tepat di depan gue

“Ya kan harusnya pilihan ada dikamu lah San, mau ninggalin atau apa kan tinggal km yang putusin kenapa harus repot mikir jauh”

“hehehe, kyk ga tau butuhnya cewek Ril…”

“Ya paham, tapi emng kuat giliran gitu? Atau jangan jangan pada loyo semua?” disitu gue tertawa namun melihat Sania yang cengar cengir gitu membuat gue menghentikan paksa tawa gue

“Serius?’

Sania menganggukan kepala

Anjir, 5 cowok ga bisa naklukin 1 cewek? Pake pelet apa nih cewek…

“Trus yang km masalahin apa? Udah dpt nafkah lahir batin dari 5 cowok lho, masa kurang?”

“Yah gimana ya Ril… pengennya berhenti tapi ga bisa milihnya, mau nambah takut g kuat ngaturnya.. materi ya cukup lah ya, tapi kan aku pengen juga Ril bisa gitu kayak yg lain.. apalagi klo hubungannya bisa bikin tambah harmonis”

“Lah ya udah cari yg lain, ga susah lah kyk km gini..”

“Ga susah sih Ril, tapi takutnya, nyebar kemana mana…kayaknya 5 udah maksimal sih aku ga bisa handle…”

“Ya udah putusin cari yang lain… ga repot kan?”

“Males Ril masa balik 0 lagi, ga ada waktu aku.,..”

“Ya udah Nikah biar bisa komitmen”

“Haduh malah disuruh Nikah, blm bisa akuu”

Nih cewek emang rada rada ya….

“Terus gimana?”

“Yah mangkanya aku tanya km, gimana sih.,.”

Gue diem sembari mikir, kira kira solusi yang win win gimana, terus gue liat kok seperti Sania ini wajahnya memerah seperti pengen mengutarakan sesuatu tapi kyk malu dan tiba tiba pikiran ini terbersit…

“Kayakny bisa sih…” Sania yang tadinya memainkan ujung hijabnya kini membenarkan duduknya dan menatap gue

“Ril, semisal ini klo km gimana?”

Mata gue melotot karena takut salah dengar

“Maksudnya gimana?”

“Ya kan kayaknya yg bisa jaga rahasia km, pasti km juga blm pernah kan, kayaknya seru, mau ga?

“Haaahh? Ga paham….”

“Ishsh,,ya udah coba aja, aku ama km gitu….”

Gue dengan wajah yang sedikit kaget melihat kembali ke arah Sania untuk memastikan..

“ML?” gue ga melanjutkan kalimat karena mulut gue terasa kaku…

Sania menganggukkan kepala tanpa ragu ragu…

To be continued
Makasih apdetnya bro @hazriel .... Jkt panas banget nih, bro....
 
mantul cewenya sangean.. mikirnya masih belum pernah padahal bahkan ama bule.. wkwk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd