Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    845
Kirain cerita biasa ternyata cerita bagus. Rani pasti sayang banget tuh sama Ril
 
Hari hari gue sebagai mahasiswa pertengahan semester pun diwarnai dengan banyak cerita, mulai dari hubungan gue dengan Rani, Sarah dan Dwi yang semakin intens dalam artian tiada hari tanpa chat dari mereka, tapi dengan adanya peristiwa ghaib yang gue alami sehari hari akhirnya gue pun penasaran dan lewat sebuah aplikasi "Lebah Bicara" itulah gue menemukan titik terang.

Berawal dari sebuah ads akhirnya gue coba install dan banyak fitur yang tidak dimiliki oleh aplikasi lain saat itu, mulai dari "See surrounding" yang membuat kita bisa menemukan pengguna di sekitar, sistem chat, kemudian sistem forum, dan banyak pilihan tentang apapun disana, dan gue tertarik dengan forum Ghaib tentunya.

Forum ghaib sendiri beranggotakan belasan ribuan orang, dan saat gue gabung dengan salah satu grup di dalam forum itu, gue menemukan banyak hal gila yang terjadi, mulai dari cara cara yang ga lazim untuk meningkatkan sensitifitas terhadap hal hal ghaib, berkomunikasi dan semacamnya, gue yang awalnya cuman penasaran akhirnya makin ilfil karena ternyata banyak hal hal yang terlalu menyimpang gue rasa, mulai dari memberi tumbal berupa hewan seperti ayam hitam dll, dan akhirnya gue hanya memanfaatkan forum itu untuk sekedar membaca pengalaman orang lain.

Sampai suatu ketika, gue berencana mencoba untuk membuka suatu thread tentang "Membaca karakteristik orang" karena gue yakin gue ga secara kebetulan bisa baca orang disekitar gue dan untuk memastikan gue pengen baca orang yang jaraknya terbilang ga dekat, dengan memberikan sebuah foto target tentunya, dan pada awalnya seperti kebanyakan orang, cemohan dan makian modus pun gue terima sampai suatu saat ada 1 cewek yang ngehubungi gue lewat PM dan gue dengan senang hati merespon dan tanpa diduga obrolannya pun ga seperti yang gue pikirkan.

"Permisi"
"Yap, ada yang bisa gue bantu?"
"Kamu bisa baca orang beneran ya?"
"Ya kurang lebih sih, ga 100% tentunya"
"Tapi sebelumnya, boleh ga itunya disuruh biar ga galak?"

Disitu gue berpikir apa maksud si cewek, itu? galak? dan gue tanya balik dong apa maksudnya

"Maksudnya?"
"Itu "khodam" kamu galak banget, anak anak ku ketakutan"
"Anak anak?"
"Iya maksudnya jin peliharaan ku"

Anjir gue pikir, pantes aja auranya emang rada rada aneh dari foto di profilnya ternyata melihara gituan, dan yang gue bingung sendiri dia bilang anak anak berarti lebih dari satu pikir gue, dan ketakutan karna khodam? (khodam ini ada 2 yang gue tau, sama sama pengikut tapi ada yang ngikut karena suruhan (biasanya bawaan keluarga) atau karena emang ngikut sendiri) ga make sense, karena gue ngerasa ga pernah berhubungan ama sejenis ini

"emang ketakutan gimana?"
"iya karena gue dari keluarga dukun di plat DK jadi ya aku melihara banyak jin dan mereka sekarang ketakutan karena takut di usir ama khodam km, emang kamu lepas gitu ya?"
"Emang sekarang gimana wujudnya?"
"sekarang sih kayak macan gitu tinggi 3m dan dia ga berhenti lihatin aku"
"oalah emang seperti itu, apalagi kamu juga bawa sesuatu, dia lagi siaga aja" jawaban gue tentunya bullshit, mana tau gue wujudnya? gue tau gue punya khodam pun baru kali ini
"iya maafin anak anak ya, mereka udah minta maaf buat ga agresif sembarangan lagi"
"Iya santai aja"

Obrolan pun berlanjut tapi ga lama dan gue pastiin dia ya ga bohong karena beberapa kali gue ditegur banyak orang dan semua seputar mereka takut dengan si "Macan" yang gue juga ga tau kebenarannya, at least for now gue tau gue bisa kayak gini karena ada "bantuan" dan gue juga ga berharap ini berlama lama.

Dari informasi banyak orang, gue akhirnya sadar klo yang ngikut gue ini lvlnya ga sembarangan karena bisa disebut juga "Jin putih", pros nya ya itu, gue bisa dapat kelebihan tanpa harus berbuat yang aneh aneh dalam bentuk apapun, cons nya gue jadi gampang capek aja mungkin ini "bayarannya", gue klo lagi sakit pasti lebih lama sembuhnya, misal gue pernah sakit demam doang tapi butuh 3 hari lebih buat sehat kembali, sedangkan kebanyakan orang cuman 1-2 hari bahkan ga perlu kedokter bisa sembuh dengan sendirinya, dan si "Jin" ini ga terikat jadi tentunya gue ga bisa suruh apapun seperti kebanyakan orang, dan skill dia ini selalu aktif, jadi mau ga mau gue ga bisa ngendaliin dan berakhir stamina gue selalu abis dan berakhir kecapekan sampai ada kalanya pusing sampai kepala rasanya mau pecah, kedokter pun hasilnya cuman kecapekan karena beraktifitas, padahal gue jarang beraktifitas berat.

Dan ada beberapa kejadian yang gue pikir terlalu mengada ngada juga, seperti misal, ada satu orang cewek yang minta dibacakan cowoknya, yang lantas hasilnya gue suruh putusin karena dampaknya banyak negatifnya klo dipaksakan, awalnya ga percaya dan gue dimaki maki sampai suatu saat akhirnya si cewek ini minta nomer gue dan nangis nangis disitu. Well gue cuman bisa dengerin doang sampai puas dan gue ga banyak tanya meskipun pada akhirnya si cewek ini jadi ngejar ngejar gue mungkin anggapannya aman klo ama gue, dan untungnya aja dia tinggal di kota lain jadi gue bisa mengesampingkan itu.

Kondisi dikontrakan juga lambat laun kembali seperti sebelum kita berangkat hiking, si kakek tidak memperlihatkan wujudnya kembali, dan gue melanjutkan hidup gue dengan 3 cewek cantik yang seperti haus akan perhatian, contoh si Rani, si manja yang ga ketulungan, gue akuin mungkin karena jauh dari orang tua yang emang sibuk luar biasa dan sering bepergian keluar kota membuat Rani menjadi pribadi yang kesepian, dan disaat gue masuk, kesepian itu menghilang dan menjadikan gue sebagai obat untuk mengatasi rasa kesepiannya, meskipun sampai detik ini gue belum berani mengungkap perasaan gue karena sekali lagi gue sadar, gue takutnya setelah hubungan ini resmi namun orang tuanya tau, tentu gue ga mau si Rani menjadi pribadi yang berakhir depresi klo orang tuanya pastinya ga ngerestuin, jadi gue paksa biar waktu yang menentukan.

Sarah, cewek yang terbilang cool karena ga banyak bicara tapi sifatnya yang terkesan "tsundere" malu malu tapi mau, chat intens kami berdua setelah dia merasakan sesuatu yang janggal menjadi sebuah titik awal dimana si Sarah menganggap gue cukup dekat untuk berbagi rahasia dan privasinya, chat yang tergolong privasi pun sudah bukan privasi lagi, pernah suatu hari dia chat tentang bagian tubuhnya, meskipun tanpa foto tapi dia deskripsikan dengan penuh detail yang bikin gue bisa membayangkannya seperti apa.

Dwi, cewek senior di kampus meskipun bisa dibilang kita seumuran yang membuat si Dwi ini lebih merasa bebas saat chat ke gue, dibilang nyaman segala macam klo cerita meskipun kita belum pernah bertemu karna gue kenalnya pun di penghujung semester sebelum liburan panjang berlangsung, dia pun juga ga merasa malu sama sekali dalam mengungkap banyak hal, terutama saat dia menceritakan pernah di perkosa dan dipaksa untuk melayani pacarnya sekali lagi sebelum mereka putus yang untungnya si cowok tidak mengancam yang aneh aneh seperti cowok si Rani.

Kedekatan gue dengan 3 orang cewek ini pun tidak serta merta membuat gue bahagia seperti di banyak cerita "harem" atau apapun itu, karena mungkin memang banyak orang yang menganggap gue sebagai sebuah tempat untuk mencurahkan segala sesuatu dan mereka merasa nyaman dan sejenisnya, ini gue aminin entah karena si "khodam" atau memang karena pribadi gue yang bisa menyesuaikan situasi tergantung orangnya, pernah suatu kejadian saat gue kerja part time distand makanan, ada konsumen yang tiba tiba menceritakan keluh kesahnya dan gue timpali secukupnya dan beberapa saat kemudian konsumen itu seperti terbangun dari tidur dan meminta maaf karena merasa berbicara yang tidak tidak dan merasa bahwa gue orang yang tepat untuk mengeluarkan semua yang diresahkan.

Setelah liburan semester selesai, Dwi meminta untuk meet up yang gue setujuin pada akhirnya, namun saat pulang dari kampus si Ranu mengajak gue kerumah temennya buat ganti kaca yang dia pecahin di kosan temennya, dan kacanya cukup besar yang intinya gue disuruh bantu bawain karena mustahil untuk dibawa sendiri menggunakan motor.

Kosannya bertempat di dalam gang jadi motor mau ga mau harus di tuntun dan setelah mengetok pintu muncul seorang cewek berhijab, gue tau orangnya karena pernah sekelas di smt 2, orangnya cantik, tinggi sekitar 160cm, ukuran dada kecil mungkin kisaran 32 hampir rata hanya ada tonjolan kecil dibalik kaosnya, wajahnya memang cantik bahkan bisa dibilang 11 12 ama Rani, putih, matanya bulat dengan alis hitam yang lumayan tebal mempertegas kontur wajahnya, si Ranu ga tau klo gue pernah sekelas ama si cewek dan akhirnya Ranu memperkenalkan gue ke dia

"Ariel" gue menyodorkan tangan ke arahnya
"Tyas"

Tyas bilang ke Ranu klo kami pernah sekelas tapi ga pernah bertegur sapa dan setelah ngobrol sana sini, Ranu mengajak gue buat makan makan nanti bareng anak anak lain termasuk Tyas dan Tyas juga welcome yang akhirnya gue iyain juga

Yang gue tau, entah kenapa aura si Tyas ini sedikit berbeda dibandingkan cewek cewek yang gue kenal, dalam artian entah kehidupannya atau karna suatu hal dan entah kenapa ada sesuatu dari diri gue yang ketarik atau bahkan merasa "i should do something about her"

Karna fisik? ga mungkin karena gue ngerasa si Rani bisa bersanding atau bahkan lebih apalagi ukuran dada, gue jatuh hati? ga mungkin karena yang gue pikirin saat itu kebanyakan tentang Rani, dan pastinya gue ga paham dengan apa yang gue rasakan, seperti ada satu ikatan kuat yang nanti menghubungkan kami, entahlah

Sore hari si Ranu kasih usul klo gue bawa motor buat bonceng Tyas, mungkin indikasi Ranu buat biar gue deket ama Tyas dan gue oke aja, tapi rencana berantakan karena pas kita sampe ada 1 cowok yang ikut mampir dan mungkin juga bakalan ikut makan makan nanti, secara fisik average sih, bukan merendahkan karena si Ranu dan temen temen lain yang bilang sendiri, kebetulan juga gue inget si cowok ini adek tingkat gue di SMA, dia ga inget gue, tapi gue inget dia dan berhubung gue tunda 1 thn akhirnya kita seangkatan meskipun umur kita sama, dan sepertinya cowok ini ada indikasi tertarik ke si Tyas, pas mau berangkat si Tyas ini agak bingung pengen bareng siapa, si Ranu udah maksa biar gue bonceng tapi si cowok ini karena mungkin udah kenal dari smt 1 akhirnya bonceng bareng dia, di mukanya ada rasa bangga juga mungkin karena lebih milih dia, gue sih overall not to worries to much karena kenal Tyas pun belum satu hari.

Di acara makan makan, si cowok bahkan semakin menjadi, dia bahkan dengan sengaja menyuapi si Tyas, si Tyas ini anehnya ngelihat ke gue tapi ga gue gubris toh gue juga ga terlalu tertarik, sebenernya gue itu orangnya humoris dan ini diaminin ama anak anak yang pernah keluar bareng gue, tapi di acara makan makan itu gue diem, gila aja gue disitu ga kenal siapa siapa kecuali si Ranu, ga mungkin juga gue jadi sok akrab atau apapun itu.

Bangsatnya si Ranu mungkin karena sebel juga ama si cowok yang berusaha caper akhirnya ngomong agak keras ke anak anak,

"Ril, katanya lu ada jokes, lempar gih biar anak anak tau elu rajanya" si Ranu bilang sambil masih mengunyah makanannya
"Jokes ndasmu itu, itu makan lu belepotan cuk, nih ada kain lap" gue sodorin kain meja makan, disitu entah kenapa yang lain ketawa dan gue ga sadar si Tyas mukanya memerah mungkin karena ada kata kata "suapin" akhirnya acara pun berakhir dan kita pulang

Sepulang dikontrakan, si Ranu ngomel ngomel kenapa bisa kalah ama si cowok itu, padahal dia ngajak gue biar gue bisa deket ama si Tyas, tapi rencananya gagal karena ternyata entah kenapa si cowok ikut padahal Ranu sendiri yang merencanakan acara makan makan tanpa mengundang si cowok dan gue bilang biar aja, maklumin karena mungkin juga mereka udah kenal lama.

Ga lama hp gue bunyi ad WA masuk dengan nomer tanpa nama

"Ril, maaf ya, mungkin gue ad salah. tapi tadi seru kok, km juga pandai ngejokes ternyata. Tyas"

Gue mikir, ini cewek kok tiba tiba minta maaf? toh gue juga orang baru kenal bahkan gue ga keberatan sama sekali dengan tindakan mesra mereka ditengah anak anak dan gue pikir mungkin hanya perasaan gue aja di awal itu dan ga mungkin juga gue ikut campur ama urusan orang

"Its okay, no problem, seneng jokes gue bisa kena ke orang baru haha"

Chat berlanjut dan ga ada isinya yang intinya senang bisa nambah temen baru bla bla bla.

WA masuk dari Dwi yang katanya pengen ketemu, dan gue ok in malam itu.

Dwi ini termasuk cewek yang bodinya bisa dibilang bagus, dalam artian karena badannya ga tinggi tinggi amat, hampir sama kyk Rani, tapi dadanya ternyata lebih besar daripada yang gue lihat di foto, menggunakan hijab pasmina merah bermotif bunga, wajahnya putih, mata sayu dan bibir tipis dan kecil, dadanya yang mungkin berukuran 36an tertutup oleh ujung hijabnya yang ga bisa menutupi 2 gundukan besar di dadanya, memakai sebuah sweeter kain kecil berwarna putih dan kaos santai berwarna senada, kulitnya putih dan ditangannya ditumbuhi bulu bulu halus.

"Ariel ya? cakepnyaa" si Dwi menyodorkan tangannya, cukup aneh memang karena kita sudah saling kenal selama 3 bulanan hanya lewat chat dan akhirnya kini bertatap muka, waktu itu gue pake kacamata karena emang penglihatan mulai kurang, kebanyakan di warnet dan otak atik komputer tampaknya.
"Iya, Dwi, aduh cantik e" gue jabat tanganny yang kecil, kukunya diberi warna pink cerah, tampak sekali jiwa sosialitanya, mungkin juga orang kaya, tangannya halus dan masuk kedalam lingkup dekapan telapak tangan gue.
"lagi persiapan KKN kan?" gue sedikit basa basi
"Iya nih, tapi gampang lah toh di perusahaan ga di pelosok pelosok hehe", Dwi tersenyum bahkan ada lesung pipit disebelah kiri, klo orang liat kami berdua pasti di rasa majikan dan orang suruhannya
"Hmm enaknya mau selesai kuliah"
"Yah enak ga enak toh, ga bisa seneng seneng lagi pas kuliah haha"
"Iya juga ya, tapi ga ribet lah, bisa ada pegangan juga, apalagi udh masuk umur umur nikah nih"
"Ih, bisa aja, iya ya, baru mulai kepikiran, tapi ga enaknya cewek tuh cuman bisa nunggu ya, huft"
"Gengsi ya ajak merid duluan? haha" Dwi mencubit tangan gue dan mulai berlagak salting
"Iyaaa, mana harus banyak syaratnya kan, cari pasangan susah tau"
"Yah sama aja toh, cowok juga lebih susah, apalagi klo kyk gue ini, ga punya apa apa haha"
"yah kan cewek juga berhak ril buat milih, banyak kok yang mau berjuang di awal juga buat sama sama"
"Iya sih, tapi klo kyk gue gini kyknya susah deh carinya" disitu ga tau kenapa tiba tiba wajah si Dwi berubah meskipun cuman sekelebat, sorot matanya seperti kecewa atau sedih tapi kemudian balik ke senyum lagi seakan tadi hanyalah sebuah ilusi yang dia ciptakan, padahal gue tau pasti ada apa apanya
"Yah km juga jangan nyerah dong, semangat semangat hehe, pasti ad kok yang mau, banyak malah!" si Dwi menjulurkan lidahnya seakan menghardik omongan gue barusan
"Banyak? sok tau ahhh, klo ada satupun pasti dia lagi ga sadar hahaha"
"ish nyebelin, jadi orang kok merendah terus isinya" si Dwi cubit tangan gue lagi, entah kenapa semakin kesini semakin ada rasa sedih yang terpancar dari matanya.

Gue ambil tisu di meja, dan memberikannya ke Dwi, dia yang seperti kaget liat ekspresi gue pun ga lama air mata di kedua matanya keluar tanpa bisa dibendung, kini isak tangisnya bercampur dengan melody malam, untungnya saat itu tempatnya sepi jadi ga khwatir buat orang lihat.

Setelah beberapa saat, tangisnya mereda, gue diem karna gue tau, dia ingin di dengar dan bicara panjang.

"Aku dijodohin riel..." matanya masih berkaca kaca dan dari sudut matanya masih mengeluarkan air mata
"Ayah tau klo aku gituan meskipun aku ga cerita tentang pemerkosaannya karna aku tau, ayah bahkan ibuk ga bakalan bisa maafin aku dan dia, dan akhirnya dia dipanggil buat tanggung jawab dan dia mau..." air matanya masih keluar dan jatuh membasahi pipinya yang kemerahan

Hanya isak tangis yang terdengar memecah kesunyian malam, bibirnya bergetar memaksa semua air matanya untuk keluar

Dengan reflek gue pindah tempat duduk dari yang awalnya berhadapan, kini gue tepat berada disampingnya, gue angkat dagunya dan gue cium bibirnya yang sedikit bergetar, kami terdiam, detak jantung kami bersautan perlahan, bibirnya terasa manis dan asin terkena air matanya, Dwi memejamkan matanya, tidak ada nafsu didalam ciuman kami, hanya menyentuh dan diam seakan menyalurkan semua keluh kesahnya keluar.

Gue lepas bibir gue perlahan, dan mata Dwi terbuka, tangisnya terhenti, matanya sayu, diletakannya kepalanya kebahu gue dan gue elus lembut kepalanya yang tertutup hijab, bau parfum yang lembut seakan menggelitik hidung gue dan Dwi membuka mulutnya

"Ril, malam ini temenin gue ya..." tangannya menggenggam erat kaos gue bahkan sebagian basah terkena air matanya, gue hanya bisa menganggukkan kepala dan akhirnya kita beranjak dari sana.

Dwi ini ternyata cewek yang termasuk kaya juga karena sesampainya gue di tempat tinggalnya, meskipun naik motor tapi gue lihat rumah yang mungkin sama atau lebih kecil dari rumah Rani tapi meskipun begitu masih terlihat mewah bagi gue, berpagar tinggi dan pastinya punya halaman, ada sebuah mobil inova putih terparkir di garasi.

Gue diajak masuk ke ruang tamunya yang cukup mewah juga karena ada banyak hiasan hiasan yang memenuhi meja dan dinding, ada foto Dwi kecil, bersama dengan mungkin orang tuanya tertawa lebar, Dwi meminta ijin untuk ganti dan gue ditinggal sendiri di ruang tamu.

Gue lihat sekeliling, nothing spesial sampai akhirnya si Dwi muncul membawakan minuman dan beberapa makanan kecil, hijabnya di lepas, dan rambutnya yang agak kecoklatan dibiarkan tergerai sampai ke punggung, kaos putihnya masih dipakai tapi karena tidak lagi tertutup oleh hijab dan sweeternya kini gue bisa lihat dengan jelas dadanya yang cukup besar, dengan tinggi ga lebih dari pundak gue, badannya cukup menggemaskan, kulitnya yang putih seakan menantang lampu di ruang tamu untuk di adu, rok jins selutut melengkapi keindahan yang ada di tubuhnya, kaki yang putih tanpa lecet dengan bulu bulu halus hitam yang tumbus seakan menambah dan melengkapi karya sang Pencipta ini.

Melihat gue agak sedikit tertegun, si Dwi tertawa kecil, dan akhirnya duduk di samping gue di sofa

"Makasih ciumannya, baru kali ini aku ngerasain kyk gitu ril" pipinya memerah menahan malu, bekas parfumnya yang entah bercampur dengan bau pengharum ruangan kembali tercium
"Its okay, i will help you as much as you need" gue jawab begitu karena memang gue kasian at least i want to help her even a little

Tangan Dwi menggenggam erat tangan gue dan tanpa babibu, kepalanya mendekat dan bibirnya menyentuh bibir gue, dari yang awalnya hanya bersentuhan kini bibirnya terbuka dan lidahnya memaksa masuk ke mulut gue.

Lidah kami bertaut bahkan ntah kenapa si Dwi menjadi lebih aktif, bahkan gue sempet kewalahan sampai akhirnya bibir kami terlepas dan terdengar deru nafas Dwi yang seakan tertahan

"Tonight, let me be with you ril..."


To be continued
 
Maaf buat agan/suhu yang nungguin karena kesibukan di real apalagi jadi petugas buat ngurus hewan ternak jadi mau ga mau ga sempet buat update cerita, buat permintaan maaf gue, gue kasih Q&A 10x, dan selama itu ga tanya tentang jalan cerita atau tentang para cewek tentunya ga bakalan gue jawab, keep it up and stay tune for the next chapter :beer: :Peace:
 
Terakhir diubah:
Nungguin bisa menggunakan kekuatannya dg sempurna heheee,, dan jadi tambah gagah performa nya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd