Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    845
Bimabet
Mungkin bagi sebagian orang, hidup gue mewah atau wah karena punya kelebihan dan dekat dengan banyak wanita, tapi sayangnya itu hanya kulit luarnya saja karena banyak juga kerlkurangan atau unlucky problem yang menghampiri.

Kita ambil contoh kehidupan kuliah gue, gue orangnya average dalam artian gue sama sekali ga bisa belajar lama kecuali ada motivasi di dalamnya atau emang ga ada dorongan untuk menguasai itu.

Pemikiran gue, klo gue udah paham ya udah, gue paksakan lebih lanjut pun hasilnya nihil.

Di beberapa matkul gue alamin kejadian yang menurut gue konyol bahkan udah ngerasa bahwa ini settingan, contoh di Matkul A, cara untuk mendapat nilai adalah bertanya dan minim 3 pertanyaan selama 1 smt berjalan. Gue udah ngerasa cukup dengan 5 pertanyaan, UTS, UAS take home dalam artian seharusnya g ada masalah dengan nilai, tapi di penghujung smt, nilai yang keluar di matkul adalah D yang mengharuskan gue ngulang matkul di smt selanjutnya.

Gue pikir oh mungkin emang kemampuan gue sampai sini doang, trus gue liat temen temen gue yang rata rata ga pernah tanya sekalipun dan UTS/UAS dalam artian ambil bagian di gue dapat nilai B+.

Konyol? Sangat, dan akhirnya gue tau klo nilainya ketuker karena nama awalan kita sama yaitu M. dan bangsatnya adalah ini ga bisa di protes.

Matkul lain pun juga sama, ad beberapa dosen yang mungkin emang hawanya ga suka aja tanpa alasan yang jelas, padahal gue di kelas termasuk yang pendiem, ga bakalan tanya klo ga ada nilai tambah disana. gue berusaha untuk tidak menjadi musuh bagi mahasiswa lain entah dianggap caper atau lainnya

Bahkan ad 1 matkul yang konyol minta ampun, sampai akhirnya gue ajuin ke Dekan untuk memperkarakan, dimana Dosen ini memang orangnya pikun jadi ga inget siapa siapa mahasiswa yang bermasalah dan ga, dan yang kejatuhan sial gue waktu itu.

Tidak berhenti di perkuliahan, bahkan dibagian adminitrasi pun juga adakalanya dipersulit, saat menyerahkan berkas dimana gue samakan dengan temen gue syarat syaratnya, itupun ga berjalan lancar, saat berkas temen gue di approve, gue ngga dengan berbagai alasan.

Entah itu foto background kurang biru (padahal gue ama temen foto di studio yang sama), berkasnya kurang valid dsb, yang membuat perkuliahan gue terasa jauh lebih berat dibanding anak anak lain, mungkin "Take and give" ini adalah istilah yang tepat, dimana kelebihan gue di barengi dengan kekurangan konyol orang lain.

Hari berganti hari, para bidadari masih terus berusaha untuk tidak memutus tali silahturahmi diantara kami. Sekarang di tambah dengan Cindy yang sejak saat itu menjadi berubah jauh lebih agresif.

Semisal saat gue nongkrong ama anak anak maen UNO atau kartu, Cindy juga sering nongkrong dan karena temen temen gue juga lumayan kenal dan akrab jadi tidak mempermasalahkan, tapi saat becanda ke gue, Cindy dengan cubitannya yang ga kenal waktu dan keras sering mendarat di badan gue

Pernah karena kesakitan, tangannya gue tahan dan dengan maksud bercanda tentunya gue arahin dari yang awal mulanya menargetkan pinggang, gue turunin ke paha dengan maksud biar ga sakit amat karena gue pake jins, dan tanpa disangka tanganny malah mendarat di burung gue dan malah ditepuk.

Anak anak yang melihat itu malah ketawa karena emang udah pada tau klo Cindy ini tangannya ringan banget, tapi ga begitu dengan raut muka Cindy yang seakan kaget karena ngeliat gue yang seakan kesakitan

"Eh ril, sorry sorry, sakit ya" raut wajah Cindy seakan menunjukkan klo khawatir
"Mampus kejepit pasti bijinya wkwkwk" anak anak lain menimpali
"ga, ga kenapa kenapa, kuat ini" sambil gue berusaha memperbaiki posisi

Cindy cuman bisa terdiam tapi entah mungkin emang suasana anak anak yang bercanda dan ketawa ketiwi akhirnya Cindy pun mulai melupakan dan kembali tenggelam dalam suasana

Gue ngerasa dari hari ke hari sikap Cindy yang sebelumnya agresif dalam artian suka maen cubit untuk menyalurkan rasa gemasnya namun perlahan lahan mulai melunak entah kenapa

Dan gue ingat saat itu dipenghujung smt 6, anak anak udah mulai mempersiapkan untuk Magang dan untungnya kampus gue termasuk yang bebas dan tidak mewajibkan mahasiswanya untuk pergi kepelosok desa dan akhirnya gue bersama dengan 2 orang temen gue, Ian dan Iqbal memutuskan untuk magang di salah satu bank syariah besar di sini

Cindy, Rani, Tyas sebelumnya mengajak gue untuk sama sama di tempat mereka magang, cuman karena gue maunya yang deket deket aja terpaksa menolak.

Soal Tyas, gue ga bilang klo gue ga tertarik, entah kenapa mungkin karena perasaan atau sesuatu yang saat itu gue lihat membuat gue cukup heran aja, falling in love? entah gue ga bisa yakin karena gue masih setia memikirkan Rani meskipun gue belum ambil langkah jauh.

Yang gue heran sikapnya Tyas ini adalah dia terkesan malu malu saat ketemu gue di kampus, beda dengan saat di chat, bisa dibilang ga ada hari tanpa kita chattingan meskipun obrolannya kemana mana.

Tapi gue ingat kata Ian dan Iqbal, mereka berdua ini temen si cowok yang waktu itu ikut makan di acara si Ranu (Adek kelas gue di SMA), jadi ad gosip bahwa cowok itu dan si Tyas emang udah jadian, karena mereka sering terlihat berangkat/pulang kampus boncengan dan setelah dapat info itu akhirnya gue jaga jarak dan mundur perlahan.

Dwi juga ga mau kalah, karena memang saat itu sudah saatnya dia skripsi dan banyak alasan untuk bermanja manja dengan gue, entah minta di temenin skripsian, cari jurnal di perpus sampai dengan hal sepele seperti belanja, makan dan semacamnya, gue sih fine fine aja selama gue ada waktu, toh siapa yang nolak diajak keluar bareng Dwi yang bisa dibilang kecantikannya berbanding dengan para model/artis diluar sana.

Rani yang memutuskan untuk magang di tempat Ayahnya bekerja pun terpaksa jauh dari gue, dia yang biasanya bersikap manja dan bucin, kini gue juga sedikit bisa merasakan luka bagi orang yang ditinggalkan

Sarah? setelah kejadian itu tidak ada kabar lagi entah kenapa, gue sapa di chat pun hanya di read aja dan akhirnya gue pun ga mau ambil pusing lagi dan biarkan waktu yang berbicara

Karena anak anak juga pada sibuk buat mempersiapkan smt 7, kontrakan pun sepi lebih awal, meskipun liburan kampus masih seminggu lagi, dan masih minggu minggu akhir UAS karena anak anak udah selesai, mereka pun pulang ke kota asal mereka masing masing.

Gue yang masih berencana tinggal di kontrakan sampai waktu libur kampus mau ga mau sendirian.

Tiba tiba HP gue bergetar dan ada telp masuk yang ternyata adalah Cindy dan dia bilang udah deket dari kontrakan gue.

Kontrakan gue memang bebas dalam artian karena seperti rumah pada umumnya bukan yang berdempetan karena masih ada garasi dan tertutup oleh pagar tinggi.

Dan karena penghuninya pada jomblo jadi amat sangat jarang ada cewek di kontrakan paling juga anak anak macem Cindy, Sarah, Tyas dan temen temen cewek lain yang kebanyakan temen si Ranu (si Ranu anak organisasi dan dia juga sempet jadi pembimbing ospek)

Cindy datang dengan motor maticnya, badannya yang kecil (147an) seperti abg yang baru belajar naik motor, dan karena waktu itu sore jadi mungkin pakain Cindy sedikit lebih casual, rambutnya panjang dengan warna kecoklatan yang terlihat gelap menjuntai kebawah melebihi pundaknya, dengan kulit putih khas keturunan memperjelas kecantikannya, matanya yang kecil, proporsional dengan kontur wajahnya, bibirnya tipis dan mungil, turun kebawah payudaranya seakan tidak proporsional bahkan bisa dibilang besar meskipun tidak sebesar Dwi, tapi dengan tubuh mungilnya itu terlihat seperti tidak pada tempatnya

"Hey ril" Cindy turun dari motornya dan langkah kakinya berjalan mengarah ke gue
"tumben, ada apaan?" gue mempersilahkan Cindy duduk disofa ruang tamu

Dengan polosnya Cindy duduk dan sofa itu seakan ikut masuk ke dalam setelah bongkahan pantat Cindy menghantam permukaan sofa

Gue yang ga biasa melihat Cindy memakai pakaian kasual pun mau ga mau mata ikut melihat lebih teliti apa yang tersaji

Cindy yang melihat mata gue ga berkedip pun seakan paham dan tangannya mencubit paha gue pelan karena waktu itu gue cuman pakai celana pendek otomatis gue kaget reflect mundur

"Anjir, masih main cubit aja, udah gede juga"
"Biarin, salah kamu punya mata ga dijaga"
"Ya siapa suruh pakai pakaian gitu, pantes aja pada freak kyk gitu (nyinggung calonnya)"
"Iiihhh, nyebelinnn" saat tangannya udah bersiap nyubit, gue reflek berdiri dan lari kedapur untuk ambil minum, Cindy yang gue tinggal cuman bisa manyun

Di ruang tamu karena cuman ada sofa ga ad yang bisa dilihat, maklum aja penghuninya cowok semua jadi ga bakalan ada hiasan hiasan di dinding dan semacamnya, Cindy duduk merenung entah memikirkan sesuatu, gue yang memang udah sensitif sedikit banyak tau pasti ada masalah tentang seseorang atau sesuatu.

Setelah meminum coke yang udah gue kasih, raut wajah Cindy dari yang awalnya ceria berangsur sedih

"Ga usah di sedih sedih in gitu wajahnya hahaha"
"Nyebelin ish, mau curhat jugaa"
"Soal cowok lagi?, halah ga usah dipikirin, kamu cantik, baik, gue kasih nilai 8 deh!"

Pipi Cindy merona merah mendengar jawaban gue dan raut mukanya sedikit berubah

"Dari 1-10? wihhh"
"Dari 1-100 lah hahaha"
"Iiihhhhhhh" dengan gemasnya paha gue dicubit sampe merah tapi kali ini gue ga menghindar karena gue tau Cindy ingin mencurahkan sesuatu

"Menurut mu Ril, pacaran itu harus having seks ga?"
"Yakin ini tanya tanya kayak gini? Ga takut tar gue apa apain?" Mata gue menatap matanya disitu ada perasaan malu dan Cindy pun merasa salah tingkah juga
"Halahhh, emang km mau ngapain? paling juga kabur ke depan" Cindy dengan pdnya memajukan badannya dan seakan menantang gue untuk melakukan sesuatu, tapi ga gue ladenin karena gue tau Cindy hanya ingin di dengar
"Ckckck, ntar aku apa apain baru tau km"
"Coba apa apain klo berani"

Tangan gue menyibakan rambutnya yang berada di depan telinganya dan Cindy hanya bisa melihat gue dengan tatapan sayu seakan pasrah atau apapun itu

Dan tangan gue beralih ke pipinya dan gue cubit perlahan

"Hahahaha! pipinya kyk jelly" disitu lantas seakan salah tingkah, Cindy melempar bantal kecil yang ada diujung sofa ke arah gue
"Nyebelin!"
"Hahaha! 1-0 !"

Pipi Cindy yang putih kini terlihat memerah menahan malu dan tanpa gue duga dia mendorong gue kebelakang dan karena sofa tempat gue duduk berada diujung tembok, mau ga mau ga ad tempat untuk mengelak, tangan Cindy menarik tangan gue ke dadanya, bibirnya mencari bibir gue dan seakan seperti sebuah magnet, bibir kami bertemu, ad rasa manis yang gue rasa, tidak ada tindakan lain dan bibir kami diam seakan mengatup erat tanpa tau apa yg harus dilakukan, gue liat Cindy menutup matanya dan ada sedikit getaran di badannya, mungkin dia terlalu memaksa

Gue posisikan duduk gue dan gue dorong badan mungil Cindy, matanya terbuka dan kini menatap gue dengan sayu, degub jantung kami mulai terdengar dan seakan gue tau apa yang dia mau, gue tepuk perlahan kepalanya dan tersenyum

"Ga usah di paksa Cind..." gue tatap matanya, pipinya merona merah seperti buah tomat, rambutnya yang harum karena shampo pun menggelitik hidung gue

Keheningan mulai merambak masuk ke ruang tamu dan akhirnya Cindy pun membuka mulutnya

"Tapi Ril, ini kan yang di mau semua cowok?" badannya sedikit bergetar
"Yah namanya cowok Cind, yg bedain itu tulus nggany dan sanggup atau tidak dia menahan itu.."
"Jadi kamu yang termasuk sanggup menahan?"
"Oh jelas...i-" sebelum gue menyelesaikan kalimat gue, Cindy memotong
"Tapi itu kamu berdiri" Cindy reflect memegang burung gue yang terlihat sedikit berdiri, karena gue hanya pake celana bahan kain jadi sedikit menonjol kedepan
"Yah namanya dicium cewe cantik Cind, mau ga mau ya berdampak, tapi kan gue tahan ini" gue cuman bisa garuk garuk kepala

Cindy mendekat ke arah telinga gue sambil membisikkan kata kata
"Idihh, so sweettt, ga tahan juga gpp kok Ril, aku siap"

Gue sebenernya pengen langsung sikat aja tapi berhubung pikiran si Cindy lagi kalut, gue mencoba sebisa mungkin untuk menahan, karena gue ga mau tindakan gue ini nanti akan disesali dikemudian hari

"Tapi hati mu belum siap Cind... aku tau km ad masalah, tapi ya ga kyk gini caranya..." gue dorong badan Cindy, dan gue usap rambutnya, raut wajah Cindy kembali berubah menjadi sedih

"Aku capek Ril, setiap kali deket ama cowok pasti ujung ujungnya cuman karena badan gue ga ad yg tulus..."
"Yah namanya cowok Cind, tapi ya ga gitu jga, byk kok yang tulus tanpa mentingin seks"
"Klo km gimana?"

Gue tau jawaban gue ini yg akan menentukan sikap Cindy ke gue kedepannya.

"Klo gue sih ga masalah klo ga ada seks dalam hubungan, selama si cewek bisa jaga, yah dari sisi gue jangan karena ga ad seks tapi malah kejerat ama orang lain itu udah kelewatan sih"
"Maksudnya?"
"Yah misal ad komitmen ga ada seks, namanya manusia pasti adakalanya nafsu susah di tekan dan tiba tiba meledak aja, benerkan?

Cindy mengangguk

"Nah terkadang malah cewek itu gampang terhasut apalagi klo udah rapuh, bisikan apapun pasti didengerin, misal nih tiba tiba ada cowok lain dateng, awalnya biasa aja tapi lama kelamaan, karena nafsunya kelamaan ditekan, dan saat dipancing tiba tiba meledak gitu aja, nah itu bisa jadi si cowok bakalan memanfaatin keadaan sih, dan akhirnya malah having seks ama cowok lain, seakan cowoknya sendiri ga tau"

Cindy hanya bisa mendengarkan dengan seksama sambil sesekali menganggukan kepalanya

"kadang adakalanya cewek terlalu mengekang juga, misal cowoknya liat film porno dimarahin, klo menurut gue sih seharusnya biarin aja karena klo ga dilampiasin malah nanti si cewek yang jadi sasaran, toh ga ad ganggu sama sekali juga kan"
"Tapi jadi cewek susah tau ril, yang ada malah rugiii klo having seks"
"Yah memang sih keliatannya rugi, tapi namanya klo lagi butuh atau pengen dan 2nya komitmen buat serius its okay sih, klo si cowok tiba tiba merusak komitmennya, laporin aja ke polisi atas tuduhan pemerkosaan"
"Yah ga segampang itu dong ril, trus klo km gimana?"
"Klo gue jujur sih namanya manusia juga, meskipun terkesan salah, ya klo both agree ya dilakuin, tapi klo tanpa having seks bisa puas ya kenapa harus having seks?"
"Emang bisa?"
"bisa tinggal petting aja, dan balik lagi tanpa paksaan lho ya, misal si cewek ga mau yang begituan ya ga boleh dipaksa misal diancam putus dll, itu udah ga sehat seharusnya putusin aja"
"Emang petting itu gimana?"

gue seakan menatap mata Cindy dengan mencari pembenaran atas apa yang dia tanyakan dan karena gue lihat g ada keraguan ya udah gue lanjutin

"Digesek doang tanpa masuk, biasanya sampai klimaks, udah, anjir gue jadi kayak dosen ngajarin muridnya"
"Biarin ah, terus terus?"
"Yah udah klo klimaks kan plong rasanya ga usah having seks"
"Klo si cewek pengen gimana?"
"Having seks?"
"Iyaaaa" Dari gelagatnya si Cindy udah ga bisa mengatur nafas dan badannya, seakan menahan sesuatu dan gue sadar si Cindy mulai sange
"Yah klo di gue ya, klo gue udah komitmen serius ya why not"
"Kalau bukan pacar dan si cewek pengen?"

Gue menelan ludah gue sendiri karena ngerasa terlalu hypocrite, karena kejadian dengan Dwi pun terngiang kembali di ingatan gue

"Yah, klo both agree about the consequence ya gpp sih, asal sama sama ga menuntut macam macam, dan si cewek ga menyesal"

Tiba tiba Cindy melepas kaosnya keatas melewati kepalanya, dan terlihat Bra berwarna merah yang sangat kontras dengan kulitnya, tanpa babibu, Cindy memeluk gue dan bibirnya mencium bibir gue dengan cepat

"Ya udah, aku mau ril... dan ga akan menuntut apapun dari km, atleast today biarin gue disini"

Gue pun udah ga bisa berpikir jernih, atleast mungkin dengan cara ini bisa menghibur Cindy yang lagi kalut dan karena menahan nafsu dari semenjak Cindy datang pun akhirnya meledak

Gue pangku Cindy dan saat mata kami bertemu bibir kami beradu, dari yang awalnya hanya bibir yang saling menempel, lidah gue mulai mendobrak masuk mencari lidahnya

"Ugghhh, mmmmmmhhhh" Cindy terlihat sedikit kewalahan, gerakan lidahnya terkesan canggung dan tidak mengerti apa yg harus dilakukan

Lidah gue membelit lidahnya, tangan gue yang awalnya diam sekarang melepas kaitan branya yang ada dibelakang, ukuran dadanya yang lumayan pas di tangan gue dengan puting yang berwarna coklat muda, dadanya empuk bahkan terlihat tidak sinkron dengan ukuran badannya, tangan gue memilin putingnya dan sesekali gue cubit

"Ugfhhhh, mmmfffffhh, riiilll, terussss"

Ciuman kami terlepas dan kini bibir gue mengarah ke bawah, lidah gue menari di atas kedua payudaranya, Cindy hanya bisa mengerang dan tangannya mencari cari pegangan, gue gigit kecil putingnya dan kulum secara bergantian

"Rillll, udaahhh... mmmfffffhhhh, ngggghhh, aaaaaahhhhhh"

Badan Cindy menggelepar seperti ikan yang kekurangan air, badannya ambruk ke arah gue

Nafasnya tersengal sengal setelah menikmati orgasmenya...

"1-0" bisikku lembut ditelinganya, rambutnya tersibak dan beberapa helai menempel di leher dan punggungnya erat karena keringat
"Mau lanjut?" Cindy hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya

To be continued
 
Hu @hazriel , kalo kita pergi dan hati dan perasaan gak enak, terus kita urung lewat jalan itu lewat jalan lain, dan bener aja ada kejadian kecelakaan disitu, aku sering ngikuti perasaan/kata hati aja apalagi pekerjaan sering ditengah hutan atau gunung, apakah ada yang ngusik hati /perasaan kita kalo ada bahaya? Dan aku merasa tidak peka hu, dan sering kali ditempat yg kata org² disitu angker dan sering ada kejadian aku gak pernah merasa diganggu, apa itu karena beruntung saja atau ada sebab lain hu? Mohon pencerahan suhu @hazriel
itu bisa jadi emng tanda hu, biasanya karena ad doa yang menyertai dibelakang kita, seharusnya yang kyk gini 90% kejadian sih, jadi misal klo kedepannya ad feel "ah seharusnya ga berangkat" itu.mending ga berangkat hu dengan alasan apapun, meskipun saat kita maksa berangkat dan ternyata ga ada apa apa, itu bakalan.kegeser dan mempengaruhi hal hal lain nanti
 
Bonus "Tips of the day" (karena byk yg req)

1. Kamu terlalu baik buat aku

Sebenernya ini murni karena si cewek emang ngerasa ga cocok mangkanya pake alasan gini, tapi pernah kah suhu suhu sekalian memperhatikan, khususnya klo punya temen cewek di media sosial yang cantik tapi pasangannya average kyk ane gini? jawabannya ad di attitude, kenapa kita sering dianggap teman atau terlalu baik? karena kebanyakan kita klo suka ama cewek terlalu bucin dalam artian apapun yang dia lakukan kita benarkan atau dukung ataupapun itu, nah untuk membuat si cewek memandang kita lebih tinggi daripada sekedar teman
"Jgn terlalu dekat" dalam artian pas kita pdkt jgn terlalu mengejar, tarik, ulur ulur, jangan ditarik trus, misal dia bikin story sebisa mungkin jangan di liat, tapi liatnya saat dia ada masalah, gimana bisa tau? "Clue pling gampang saat dia bikin story sampai berbintik atau story quote kata kata, itu tandanya 90% dia mau didengar tapi ga sembarang orang, istilahnya si cewe tabur umpan buat siapa yang bakaln berusaha ngedekat atau cuman mau denger masalahnya, langkah pertama adalah kasih aja saran, trus klo dia minta saran lebih dalam, ga usah diladenin, begitu terus dan usahakan jangan chat dulu atau tunggu beberapa jam, biarkan dia ngerasa kita ga ada maksud suka ke dia, jgn beri dia perhatian lebih, secukupnya aja. biarkan rasa penasaran itu tumbuh di dia, dan ini tergantung si ceweknya, ad yg butuh beberapa hari bahkan ad yg berbulan bulan, klo lebih dari 2-3 bulan, ga ad respon, lepas aja karena 90% bakalan gagal, 10%nya si cewek tertarik dengan sesuatu apa yg kita punya, entah fisik,harta dsb, dan ad chance dia bakalan bosan jadi pdkt maks 3bulan, ga ad cari lain...

Note : ane juga lagi kosong hu, karena emng lagi susah hahaha:D:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd