Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    845
Suasana mendung dan dinginnya suhu kota yang terletak di antara 2 pegunungan ini tidak sedikitpun mempengaruhi suasana di dalam kontrakan gue, Cindy yang masih berusaha untuk mengatur nafasnya menundukkan kepalanya ke bahu gue

Dengan sigap, gue angkat tubuh mungilnya dan gue tidurkan di kasur lantai di kamar gue, Cindy hanya menatap gue dalam diam, bibirnya tersenyum manis berhiaskan beberapa bulir keringat

Gue cium bibirnya dan lidah kami berdua kembali beradu lembut, dengan tempo yang lambat lidah kami bertukar ludah, tak lupa kedua tangan gue menjamah 2 buah payudaranya yang bulat dan kenyal, putingnya yang mengeras mengacung seakan meminta untuk dicubit

"Rilll.... ughhh, kamuu apaiiinnnn siihhh" badan Cindy menggelepar seperti ikan kekurangan air, rambutnya tersibak, gue cubit dan pelintir pelan putingnya dan ciuman gue pun berpindah dari mulut ke bawah menuju kedua payudaranya

Gue gigit perlahan, entah karna terkena lipgoss atau lipstik yang Cindy pakai membuat putingnya pun terasa manis, gue kulum dan gigit kecil sampai Cindy melenguh

"Rilll... udah dulu, akkkhuu mau keluuarrr...", Cindy memegang kepala gue untuk berhenti seketika, karena gue kasihan akhirnya gue berhenti sejenak sembari memandang perempuan cantik yang sedang tergolek lemah tak berdaya di bawah gue

Nafasnya tak beraturan, wajahnya memerah dan matanya kelihatan sayu, burung gue pun sudah tegak berdiri dan akhirnya gue rasakan sakit karna salah posisi, Cindy yang melihat itu akhirnya bangkit dan berusaha melepaskan celana gue

Saat Cindy menarik CD gue, kini terpampanglah burung gue yang memerah karna menahan nafsu yang amat sangat, Cindy yang sepertinya baru kali ini melihat terlihat shock, tangannya bergetar saat akan memegang.

"Ughh...", secara tidak sadar gue melenguh kecil ketika tangan Cindy menggenggam lembut burung gue, Cindy yang seperti menemukan mainan baru, digerakkan tangannya keatas dan kebawah, terkadang lembut dan terkadang pula sedikit lebih erat, madzi yang keluar dari lubang burung gue pun seakan membuat tangan Cindy menjadi lebih licin dan memperlancar gerakan tangannya

Cindy melihat kearah wajah gue sembari tangannya bergerak, kini dia menggunakan kedua tangannya, seakan ingin membalas dendam, bibirnya kini ia arahkan ke burung gue

"Cinnddd, ughhhh, pinter bangettt, terusss" gue pegang kepalanya dan ciuman Cindy
yang awalnya hanya mengecup, kini lidahnya ikut aktif menjamah, dan saat mulutnya terbuka dan seakan ingin melahap habis burung gue

Lidahnya menari mengitari setiap inchi, gue merasa hangat, basah, seakan burung gue di genggam oleh sesuatu yang licin, Cindy dengan sigap memaju mundurkan mulutnya, rambutnya disibak ke belakang telinga mempercantik wajahnya

Meskipun terkadang terkena giginya yang bikin ngilu tapi setidak masih kalah dengan apa yang gue rasain sekarang, selang beberapa menit

"Cinddd, berhenti bentarr.." gue dengan susah payah mencoba menarik mundur burung gue biar lepas dari mulutnya tapi seperti seakan tahu apa yang bakalan terjadi, Cindy memperat pegangannya ke paha gue dan mulutnya terus menghisap burung gue dan tanpa bisa menahan lebih lama keluar lah beberapa kali semprotan di dalam mulut Cindy

"Hahhh... hahh... aduh, maaf cind..." gue mengusap rambutnya yang seakan berkilauan terkena keringatnya, gue melihat Cindy sedang bersusah payah untuk menelan sperma yang baru saja gue keluarkan

"Ishh, ternyata gini rasanya hehe, aneh sih tapi ga tau kenapa aku ngerasa enak aja...1-1 sekarang" Cindy tersenyum sembari membersihkan sperma yang keluar dari sela sela bibirnya

Gue yang masih gemes dan seakan ga mau kalah akhirnya mendorong kembali badannya untuk tiduran, kali ini roknya gue lucuti dan terlihat CD putih yang lumayan bergaya karna tali dan bentuknya tidak seperti CD pada umumnya, terlihat basah di tengah tengah ms Vnya, tanpa berlama lama gue lucuti juga melewati kedua kakinya yang berbulu halus

"Iiihhhhhh... Ariel mesummmm" Cindy menutup wajahnya dengan kedua tangannya

Kini terpampang jelas Ms V yang seakan seperti kerang yang tertutup rapat dan hanya menunjukan sebuah garis vertikal dengan berhiaskan bulu bulu hitam disekelilingnya, terlihat pula ada cairan yang keluar dari dalam garisnya

Apakah ini berarti Cindy pertama kalinya menunjukan hal yang sangat privasi ini ke orang lain? gue masih terdiam mengamati keindahan yang terpampang di hadapan gue, Cindy yang merasa bahwa gue cuman diam pun memekik kecil dan menyadarkan gue

Dengan tangan yang sedikit bergetar, gue sentuh garis Ms Vnya perlahan dan tanpa disangka , badan kecil Cindy menggeliat dan dari mulutnya terdengar suara desahan yang seakan tertahan

Gue buka garis Ms Vnya dengan jemari gue dan terlihatlah labia dan bagian dalam Ms Vnya yang berwarna pink seperti warna daging yang pucat, berkedut mengeluarkan cairan cintanya dan seakan seperti hidup

Clitnya yang kecil pun juga mulai mencuat keluar seakan ingin disentuh, tanpa babibu gue elus perlahan mengikuti garis, ada lonjakan dari badan Cindy dan dengan sigap gue cium Ms Vnya, baunya khas dan ad bau seperti bunga yang bercampur dengan keringatnya membuat gue lebih semangat

Lidah gue mulai menari perlahan, mencoba untuk masuk lebih dalam

"Riiiillll, kkkaammuuu apaaaainnn, uggghhh eenaakkkk, terrusssssss" Cindy mulai memberontak memaju mundurkan pinggangnya, dan kepalanya mencengkram rambut gue erat

Lidah gue mencoba untuk lebih masuk namun karena lubang yang sangat kecil itu membatasi ruang gue akhirnya yang masuk hanya ujungnya saja, rasa dan bau khas pun mulai tercium dan dengan rakus gue jilat habis setiap cairan yang keluar

"Rilll... udahhhhh, stopppppp, aaaakhhhh" Sekali lagi badan Cindy menggelepar, kepala gue di dorong lebih dalam kearah Ms Vnya

Seeeerrrrrr
Seerrrrr
Serrr

Cindy mencapai orgasmenya yang ke 2, Ms Vnya berkedut perlahan seperti mencari dan mengambil nafas yang kini tengah hilang

Mulut dan hidung gue belepotan dengan cairan punya Cindy tapi gue tersenyum puas melihat Cindy tergeletak lemah tak berdaya, wajah cantiknya kini berhiaskan rambutnya yang basah oleh keringat, kedua payudaranya yang besar itu naik turun menuruti irama deru nafasnya

"2-1 yaa" gue kecup perlahan bibirnya dan kini gue rebahan dii sampingnya
"Iiihhh... jago bangettt, pasti udah pernah yaaa" Cindy menggelayut manja, kini dia memeluk lengan kiri gue,dadanya yang besar itu tengah menghimpit lengan gue dan otomatis burung gue pun kembali mengeras
"Wajar kan cowok, pasti pernah nonton film hehe" gue usap rambutnya yang berantakan dan mencoba merapikan beberapa helai yang keluar jalur
"Boong, huh" tangannya kini meremas burung gue yang tengah menonjol ke depan
"Ajarin yaa, aku blm pernahh" lanjut Cindy
"Tapi Cind...." gue melihat wajahnya dengan serius karena perkataannya bisa menimbulkan masalah yang lumayan panjang kedepanny
"Aku percaya kamu Ril, kamu salah satu cowok yang bisa bikin aku nyaman bahkan entah kenapa aku ngerasa mungkin cuma kamu yang bisa bikin aku kayak gini, dan aku rela kok kalau kamu jadi yang pertama meskipun kita ga ada hubungan apa apa..."

Entah kenapa raut wajah Cindy menjadi lebih sedih, mungkin karena dia merasa dikecewakan oleh laki laki sebelumnya yang bisa terbilang cukup freak karena dia dijadikan pelampiasan, mungkin gue ad salah juga sih karena terlalu ikut campur, tapi sebagai temen yang baik alangkah baiknya gue ikut campur? Entahlah..

Gue usap halus rambutnya, kini hujan rintik mulai turun dan deru nafas kami kembali normal, Cindy entah kapan sudah terlelap dalam tidurnya dan gue cuman bisa mencium keningnya

Gue tutup tubuh telanjangnya dengan selimut dan gue pun pergi ke kamar mandi untuk bersih bersih, sengaja gue ga kunci pintu kamar mandi karena gue pikir ga ada orang selain Cindy tapi tiba tiba Cindy masuk, rambutnya masih berantakan dan terlihat di sudut matanya ad bekas air mata yang mengering, melihat badan Cindy yang sedang telanjang, mau ga mau burung gue berontak juga

Melihat gue terbengong, Cindy tertawa kecil dan begitu masuk, tangannya menggenggam burung gue yang setengah berdiri, diusapnya berlahan dan diambilnya sabun dan dengan segera memajukan tangannya yang penuh dengan busa sabun dan sembari menyiram air kearah badan gue, dengan telaten dan perlahan Cindy menyabuni setiap jengkal badan gue

Payudaranya yang mengkilat terkena sabun dan air pun terlihat cukup menggemaskan, gue cium bibirnya dengan lembut sebelum lidah gue menyusuri ruang mulutnya, Cindy mengerang dan badannya melemas dan terjatuh kedekapan gue, kami berdua ciuman selama beberapa menit, tak lupa kedua tangan gue bergerak aktif memilin kedua puting coklatnya yang mungil, tak lupa gue cubit dan tarik sampai Cindy setengah berteriak entah keenakan atau kesakitan ditengah ciuman kamii

"Rilll... ughhh aaahhhh terussss" Cindy menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya memeluk leher gue, badannya menggeliat tidak beraturan

"Cind mau yang lebih enak g?" gue tatap wajahnya dan Cindy dengan malu malu hanya bisa menganggukkan kepalanya

Gue posisikan burung gue di pangkal paha Cindy, kemudian gue suruh jepit burung gue dengan pahanya, dengan begitu burung dan Ms V gue akan saling bergesekan

Dengan licinnya sabun dan cairan dari kami berdua, gue mulai menggerakan secara perlahan, gesekan dengan Ms Vnya terasa sangat menggairahkan tertutama saat burung gue terlihat seakan membelah garis Ms Vnya dan masuk kedalam, kami berdua mengerang bersamaan, gue arahkan tangan gue ke pantatnya yang bulat dan gue tampar perlahan,

Plakkk
Plakkk
Plakk
Sssttsss
Sssttt

"Rilll, terussss yang kencenggg, agggggggghhhhh" Cindy memperat pegangan tangannya bahkan kukunya terkadang menancap dibelakang leher gue, kepalanya terdongak keatas dan pinggangnya juga berusaha untuk menambah ritme permainan gesek menggesek kami berdua

"Rillll, udaahhhhh, akuuu keluarrrr"
"Bareng cinnndddd, ughhh"

Srrrrtttttt
Prttt
Prrrrttt

Kami berdua terduduk di lantai kamar mandi, deru nafas kami saling mengejar, bahkan saling bertautan dengan air keran yang keluar di bak mandi

Setelah itu kami kembali mandi tanpa melanjutkan permainan kami, hanya saling menyabuni terkadang gue iseng sedot dan kulum putingnya yang seperti snack choco ball itu, dan Cindy hanya tertawa seakan sedang menghadapi seorang bocah

"kamu mau nginep Cind? mumpung anak anak ga ad"
"Nggak ril, orang rumah udah pada nanyain, sebenrnya sih mau mau aja hehe"
"Oh iya ya, apalagi mau libur semester dan persiapan KKN" gue manggut manggut
"Hehe, iyaaa, tapi makasih ya hari iniii, kamu baiikkkk bangeeetttt, udah gitu ga maksa buat lebih, padahal udah mau aku kasih juga, nyebelin ish" Cindy masih dengan manjanya mencubit pinggang gue
"Haha, iya gue juga makasih Cind, udah ditemenin ditambah bonus gini pula, siapa yang ga bahagia? klo masalah itu mah mungkin kamu lagi ad masalah dan butuh pelampiasan, mungkin next aja kalau kamu udah ikhlas hehe"
"Ishhh, ngareeeppppp haha", Cindy bangkit sebelum mencium bibir gue dan akhirnya dia berpamitan pulang

Gue yang masih setengah ga percaya dapat durian runtuh di penghujung semester pun hanya bisa geleng geleng, gue juga hampir ngelupain Rani yang akhir akhir ini emang jarang ketemu, apalagi untuk berbuat seperti hari hari kemarin, gue hanya bisa menghela nafas dan tiba tiba hp gue berbunyi, terlihat di layar ad nama Dwi disna


"Assalamualaikum, malem mas ganteng", suara Dwi lewat telp terdengar sangat merdu
"Waalaikumsalam, ad apa mba cantik malem malem telp"
"Hehe, masa kangen ga boleh sihh, setelah liburan aku sidang kompre riil, dateng yaa, awas klo ngga!"
"wah udah kompre ajaa, iya gue usahain pasti dateng kok, masa bidadari cantik lagi berat, gue ga dateng sih"
"Hehee makasih yaa mas ganteng, jangan lupa lhoo"
"Mau dikasih hadiah apa?"
"Terserah yang penting mas ganteng yang bawa pasti semuanya bagus dan bikin senyum"
"Haha iya tunggu aja deh, kamu juga siapin yang mateng yaaa, semangatt"
"Makasihhh, met malem jangan lupa yaaa awas klo lupa"
"Iya iyaaa, pasti bakalan beda deh"


Percakapan gue akhiri, dan hadiah apa yang cocok dan beda dari yang lain ya (hadiahnya masih ad fotonya hu, tapi gue masih was was mau share atau ga takut ad PK haha)


Sisa hujan meninggalkan bau yang khas malam itu, sendirian di kontrakan dengan banyak kamar tentu membuat gue akhirnya begidik juga sebelum akhirnya gue putuskan untuk paket malam disalah satu warnet


Semester 7 pun datang, gue yang memilih untuk magang disalah satu bank syariah karena rencana gue sambil skripsi ambil judul yang bersangkutan, dan dosen pembimbing KKN gue juga setuju akhirnya gue pilih ini


Gue ditempatkan di cabang karena kantor pusat penuh dan jauh dari kontrakan, mungkin supervisor nya memberikan gue kemudahan akhirnya gue ditempatkan di cabang yang lebih dekat dengan kontrakan, mungkin berjarak kurang dari 6 mnt klo naik motor


Di cabang ini gue bertugas di back office, yah karena magang ga banyak yang gue kerjain, paling bantu bantu ngehandle yang disuruh misal disuruh nagih KPR lewat telp, bantu rapihin file itupun jarang, kebanyakan gue nganggur sambil laptop an


Disana ad 4 karyawan yang bertugas, dan 2 manager yang sering ga dikantor, jadi total ad 6 orang, seringnya sih 4 ditambah gue, kantornya kecil dan bertingkat 1, ad 2 OB dan 1 satpam itupun jarang ke atas klo ga pagi aja


Yang bertugas jadi penanggung jawab gue ad 1 supervisor cowok, sebut aja mas Adi, terus 2 teller cewek sebut aja Tari dan Diah, 1 yang ngehandle di back office sebut aja mba Rika, namanya bank syariah pasti sopan sopan seragamnya, dan yang cewek ini diharuskan berhijab


Nah karena gue orangnya pendiem jadi agak susah untuk adaptasi untungnya mereka paham, dan seringkali gue disuruh pimpin doa sebelum masuk jam kerja jadi lama kelamaan akrab juga


Untuk mbak Rika, orangnya tinggi mungkin kisaran 170an, beda dikit ama gue, badannya kurus gitu dan ukuran dadanya jga ga terlalu besar mungkin 34a, untuk mba Tari ini orangnya lebih pendek mungkin kisaran 165 tapi dadanya lumayan besar, meskipun tertutup seragam tapi masih terlihat menonjol


Mba Rika ini umurnya 30an awal udah menikah karena gue lihat ada cincin nikah dijarinya, mas Adi ini udah tunangan rencana dalam waktu dekat bakalan menikah, sedangkan mba Tari ini baru lulus mungkin 2 thn an dari kuliah jadi masih fresh gitu


Kantor ini meskipun cabang tapi tetep ramai, tapi klo hari jumat agak lenggang dan kejadian ini bermula dari mas Adi yang tampak tidak seperti biasanya


Karena gue bisa baca dan sedikit banyak tau akhirnya gue ajak bicaralah mas Adi, itung itung menambah baik hubungan


"Capek mas? keliatan banget itu"
"Iya nih ril, lagi byk masalah" mas Adi terlihat memijat keningnya
"Klo boleh saran sih mas, harusnya diurus yang paling urgent aja, misal yang pling deket gitu masalahnya"


Mas Adi tiba tiba shock gitu ngelihat gue seakan ga percaya ama yang gue omongin


"Maaf mas klo lancang karena saya bisa lihat gitu gitu sih, jadi mas Adi harusnya sih ngehandle yang ama pasangannya terlebih dahulu, apalagi menyangkut keluarga mas, uang bisa dicari tapi keluarga ga bisa mas, jadi alangkah baiknya klo mas lebih memberatkan keluarga, insyaAllah berkahnya dobel mas"


Disitu mas Adi diam seperti memikirkan dengan srius apa yang gue omongin dan akhirnya beranjak kebawah dan mengambil perlengkapannya


Dan karena mas Adi tampaknya bakalan kosong akhirnya mbak Rika ke atas buat ngisi jobdesk mas Adi, gue yang dikantor itu jarang bertemu dengan yang dibawah akhirnya seneng juga karena ad yang bisa dilihat


"Ril, karena si Adi cuti, kmu bisa tolong mba ga buat susun file, buat meeting minggu depan"
"Waduh mba, apa gpp? nanti ad salah salahnya"
"Gpp gampang kok, nanti mba revisi"


Akhirnya sambil deg deg an juga diserahi tanggung jawab besar gue kerjain itu laporan tugasnya, dan entah kebetulan atau ga, ya g dibahas pernah jadi makalah gue waktu dikelas akhirnya gue copas aja dan diedit dikit, g ada sejam gue kasih flashdisknya ke mba Rika


"Widih, udah selesai Ril? hebat banget kamu"
Mba Rika ngeliat gue rada ga percaya
"Soalnya hampir mirip mba ama makalah yang aku kerjain beberapa waktu lalu, mungkin tinggal diganti beberapa sih"
"Tetep aja hebat kamu ril, ya udah makasih yaa"


Disitu wajah cantik mbak Rika saat tersenyum pun membuat gue tertegun sebentar, kulitnya putih, mungkin perawatan, matanya kecil membulat klo jadi model mungkin cocok sayangnya dadanya kecil tapi klo di bukain pasti juga bikin berdiri haha


Waktu meeting pun berlalu dan mbak Rika pun menghampiri gue, tangan gue ditariknya dan diberi ucapan terimakasih sebesar besarnya karena meetingnya berjalan dengan lancar gue pun cuman bisa salting sambil garuk garuk kepala


"eh btw Ril, kamu emang bisa gitu gitu ya?"
"gitu gitu gimana mba?"
"yah kyk yg kmu lakuin ke Adi"
"Yahh bisa sih mba cuman dikit"
"Berarti kamu juga bisa bantu aku dong?"
"Bantu gmn ya mba?"
"Coba kamu liat"


Disitu gue agak takut juga, takut salah atau ngomong macem macem dab takut ga beres kedepannya, tapi karena udah terlanjur akhirnya gue lihat telapak tangan mbak Rika buat memperjelas dan memperbesar chance berhasilnya, setelah beberapa saat


"Mbak sepertinya butuh suasana baru mba, karena mbak itu tipe yang ga bisa ngulang terlalu lama hal hal yang sama, harus ad apa namanya ya kyk hal hal baru gitu, misal dalam hidup mba sekarang, kerja, pulang, makan, tidur, begitu terus kan, meskipun mba bisa libur weekend tapi suami mba malah seneng sendiri tanpa memperdulikan mba, mungkin hal hal monoton itu akhirnya bikin mba stress dan jenuh dan seringkali salah langkah dalam.mengambil keputusan"


Disitu mbak Rika tertegun, hening suasana diantara kami, yang gue takutkan adalah gue dituduh soktau dan sejenisnya tapi gue liat raut mbak Rika berubah, sedikit menahan isak tangis tapi berhubung lagi dikantor akhirnya dia tahan


"Kamu bener ril, hebat kamu yaa, trus menurut kmu apa yang bisa mba lakuin buat ngefix in hidup mba ini?"
"Ah nda mba, saya cuman mau ngebantu sebisa saya ga bisa dibilang hebat juga, ya mbak harus bisa memperbaiki sih, atau cari hal yang ga bikin monoton"
"Hal yang seperti apa kira kira"
"Yah saya takut ga sopan mba"
"Gpp ril, ngomong aja terus terang, saya ga bakalan marah"
"Maaf mba sebelumnya, mbak udah lama ga berhubungan kan ama suami karena sering sibuk kedua belah pihak jadi ga ada waktu, dan karena suami mba orang penting juga di perusahaan jadi seringkali keluar kota dan meskipun berhubungan ama mba, ga maksimal..."


Wajah mba Rika memerah karena malu aibnya gue buka secara gamblang, kemudian dia menatap wajah gue dengan serius


"Terus apa yang harus saya lakuin ril? emang bener apa yang kamu katakan, tapi mba terlalu jijik klo mba harus masturbasi" wajahnya kini kian memerah karena mengucap kata kata itu didepan laki laki
"susah mba klo gitu, apalagi ga mungkin mba selingkuh kan.."


mendengar kata selingkuh raut wajah mba Rika pun berubah lebih sedih


"Menurut kamu, mba cantik ga sih ril?"
"Cantik mba! saya kasih nilai 8!"
"Ih kok cuman 8?" wajahnya masih menunjukkan kesedihan
"karena saya ga memiliki, klo saya memiliki pasti 10 hehe", dicubitnya paha gue, mba Rika tersenyum


"Huftt, saya pernah mergokin suami telponan ama cewek ril, terlihat mesra gitu, pengen rasanya balas dendam selingkuh tapi ga tau harus gimana"
"Kalau balas dendam ga baik mba, mungkin klo mba masih bisa jaga hati sih mungkin gpp, tpi ini menurut pandangan saya aja lho mba, misal mungkin suami mba ngerasa monoton karena mba juga ga bisa memberikan yang lebih, maaf mba, mba klo berhubungan cuman asal masuk aja kan"

Kembali kata kataku seperti menghantam langsung hati mba rika

"Terus mba harus gimana?"
"Yah harus belajar mba mau ga mau, jangan jijik an, klo perlu kasih liat ke suami, mba itu bisa dan masih sanggup menjadi pasangan yang baik"
"belajarnya gimana?"
"Nonton film gituan juga gpp mba"
"Ishh, malu rill...."









"Kamu keberatan ga?"






To be continued.....
 
Maaf karena baru update, ad kesibukan di irl yang bikin telat update, selamat menikmati dan happy weekend buat suhu suhu semua, dan terimakasih yang masih setia membaca cerita ane dithread inu :beer:
Lanjutkan lagi suhu, usahakan jangan lama² updtnya ...
 
Bimabet
Terimakasih atas update ceritanya suhu @hazriel ..
Wah mantul neh ada korban baru lg,
Berhubung Rika udah ga prewi, bisa dunk Hu untuk dicolok?
Abisnya yg prewi ga pernah dicolok seh selama ini,, hehe..

Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd