Yuuka
Alice
Yuuka tiba tiba terbangun dan melihat ke arah gue, matanya yang sayu karena kantuk entah kenapa seakan mengerti kegelisahan gue, tangannya lembutnya mengusap aliran air mata yang mengalir dipipi
"Udah yang, jangan memikirkan hal yang belum terjadi, seenggaknya sekarang aku ada disini" kepalanya semakin masuk kedalam pelukan, bau shampo yang berasal dari rambut kecoklatannya seakan memberikan ketenangan disaat tangan gue mengusap lembut masuk kedalam sela sela rambutnya, entah kenapa disetiap tutur katanya memberikan sebuah ketenangan bathin yang luar biasa, hati yang tadinya bergelora penuh dengan gelisah menjadi tenang layaknya air di danau
Gue hanya menatap langit langit kamar, heningnya malam tiba tiba pecah karena terdengar suara odari luar kamar, karena letak kamar ini dekat dengan ruang tamu jadi masih bisa mendengar meskipun samar samar
Yuuka yang seakan mengerti membuka matanya dan memeluk badan gue erat
"Mungkin anak anak karena melihat kita tadi hehe" Yuuka tersenyum kemudian kembali melanjutkan tidurnya dan gue pun akhirnya ikut terlelap
Karena dinginnya AC dan malam, gue terbangun dan menatap jam di dinding masih menunjukkan jam 4 subuh, karena seperti menahan pipis akhirnya gue bangkit dari kasur dan beranjak keluar untuk ke kamar mandi
Disaat gue keluar kamar, gue melihat Alice dkk tertidur dengan baju yang sudah tidak karuan lagi bentuknya, ada beberapa botol alcohol dan juga tumpukan kartu remi yang tercecer, baju, bra, cd, rok tergeletak dimana mana, dan gue bisa melihat jelas kondisi mereka yang tidak berbusana dan entah karena menahan pipis sehingga penis gue pun seakan mengerti tapi ga gue ambil pusing karena belum ad nafsu yang muncul meskipun melihat kondisi mereka
Gue juga lihat alat bantu seks seperti dildo dan vibrator berbentuk telur kecil tergeletak tidak jauh dari mereka tertidur, payudara dengan berbagai macam bentuk dan puting dengan warna yang berbeda juga menambah kesan bahwa memang ini produk Bule, dengkuran halus gue dengar dari mereka tapi gue lanjutkan ke kamar mandi
Setelah bersih bersih dan cuci muka, saat gue buka pintu, Alice yang tadi gue lihat sedang terlelap kini menatap gue dengan tajam, badannya bersender di tembok dekat ruang tamu, payudaranya yang membulat dengan puting coklat muda terlihat tegak menantang dan berjalan mendekat kearah gue
"Ril, please tolong yaaa" Tangan Alice kini merangkul leher gue, bibirnya itu kini memaksa untuk menempel di bibir gue, gue yang belum bisa berpikir jernih hanya diam mematung, meskipun tubuh telanjang Alice sangat menggoda tapi begitu Yuuka terlintas dipikiran gue, nafsu yang perlahan naik kini hilang tak berbekas, bibir Alice bergerak mencoba untuk melahap apa yang ada didepannya
Tangannya bergerak ke arah penis gue diluar celana, meremas remas perlahan dan ciumannya menimbulkan suara suara kecupan
Payudaranya yang putih itu menusuk kearah gue, tinggi Alice yang hanya beda beberapa cm seakan berimbang, ciuman aktif vs pasif kini semakin membara, tangannya masih memijit mijit penis gue dari luar celana
Gue yang seakan tersadar kini perlahan mulai melakukan perlawanan, gue pegang tangan kanan Alice yang sedang memijit penis gue, dan gue tarik mundur ciuman kami, Alice terdiam, matanya sayu dan terlihat dia menggigit bibir bawahnya
Tangannya yang terdiam kini malah menarik tangan gue ke arah vaginanya, dan saat gue sentuh gundukan bukit gundul itu gue terasa becek dan basah, tangannya menggerakkan jemari gue untuk bisa bergerak keluar masuk di dalam ms Vnya
Gue berusaha untuk tetap memikirkan Yuuka agar nafsu gue bisa terkontrol dengan baik, tapi Alice semakin menjadi, kini badannya didekatkan kearah gue sampai bersandar di tembok kamar mandi, tangannya menuntun jemari gue untuk bergerak maju mundur dan karena kepalang tanggung akhirnya gue cium bibirnya dengan rakus, Alice mengerang tertahan karena french kiss yang gue lancarkan, lidah gue tertaut dengan lidahnya, lidah kami saling bercengkrama seperti layaknya ular, bertukar lidah hingga menimbulkan bunyi bunyi kecupan
"Ogghhh, Rilllll, terusss" kepala Alice kini mendongak keatas, kedua tangannya memegang leher gue, sedangkan jemari gue dibawah semakin gencar keluar masuk hingga cairan ms Vnya muncrat keluar
"Ini kan yang kamu mau !" Gue percepat tempo jemari gue di dalam Vaginanya, jemari gue terasa sangat basah dan saat masuk ke dalam, Vaginanya menjepit dengan keras dan saat gue rasakan ada suatu benjolan gue tusuk dengan ritme yang ga beraturan
"Rillllll, aaakkhhhhh"
Badan Alice mengejan disaat bibir gue melahap rakus payudara dan putingnya yang berwarna coklat muda itu, gue gigit sedikit keras putingnya dan..
Sssrrrrr
Srrrr
Srr
Badannya mengejan, pinggulnya bergerak naik turun seirama dengan gesekan jemari gue didalam Vaginanya, tangannya semakin erat memeluk leher gue dan akhirnya jatuh terduduk, nafasnya tersengal dan rambut panjangnya tidak beraturan
Gue yang menahan nafsu sedari tadi melihat Alice terduduk muncul rasa ingin membalas dendam, tapi mengingat Yuuka yang ada didalam kamar menciutkan nyali gue
Gue terpaksa menggendong Alice ke sofa karena gue rasa dia tidak lagi punya tenaga untuk melanjutkan, dan dia hanya tersenyum melihat gue meletakkan tubuh telanjangnya disofa
"Makasih ril, tapi itu belum kan?" sembari matanya mengedip ke arah gue yang ga gue gubris dan masuk kedalam kamar
Di dalam kamar gue lihat Yuuka yang tertidur pulas, melihat wajah tidurnya dari dekat membuat gue semakin bersalah, gue menempatkan diri disampingnya dan tiba tiba tangan Yuuka menggapai badan gue dan memeluknya seperti guling, dengkuran halusnya menandakan bahwa dia sedang nyenyak tertidur, dan sebelum gue menutup mata gue sempatkan mencium keningnya...
Setelah entah berapa lama gue terlelap, gue merasakan penis gue terperangkap disuatu tempat yang basah dan hangat, rasa geli, enak atau apapun itu gue nikmatin karena gue rasa mimpi kali ini mungkin gue rasakan karena malam sebelumnya gue kentang, tapi lama kelamaan seperti bukan mimpi lagi, karena perasaan itu menjulur ke seluruh tubuh
Gue paksa mata ini terbuka dan mengerjap beberapa kali sebelum melihat ke arah penis gue, gue lihat Yuuka sedang menjilat setiap pangkal penis gue, ujung rambutnya yang panjang menyentuh ke bagian paha gue memberikan kesan geli, tangannya menggenggam penis gue seperti layaknya ice cream, dan setelah puas menjilat, kini penis gue dimasukkan kedalam mulutnya secara perlahan, setelah dirasa mentok di pangkal tenggorokannya dia keluarkan kembali seperti mengulum sebuah permen loli, mulutnya yang terbentuk sedemikian rupa gue anggap itu lucu dan karena Yuuka mendengar suara tawa geli gue, dia menoleh dan tersenyum seperti tidak ada rasa bersalah dan gue hanya mendengar celetukan
"Ehe"
Dan kini tangannya bergerak maju mundur seakan ga memperdulikan gue yang mengejan menahan geli dan setelah beberapa saat
"Yang, udaahhh !!! berhenti duluu" gue berusaha memegangi kepalanya untuk menghentikan aktifitasnya, tapi Yuuka masih bersikeras melanjutkan..
Crrrtttttt
Crttttt
Crtttt
5x semburan sperma meledak dimulut Yuuka dan Yuuka seakan seperti tersedak menerimanya dan berusaha keras untuk menelan semua tanpa tersisa, meskipun ada beberapa yang meleleh keluar, dia colek dengan jarinya dan di kulum
Setelah itu dia tersenyum sembari memeluk gue yang tengah telentang mengatur nafas
Gue elus rambutnya itu dan dia kembali tersenyum
"Yang, aku mau ngomong ya?" Yuuka menengadahkan kepalanya ke arah gue
"Hmm?"
"Tapi kmu janji ga boleh marah?" Yuuka kembali memberikan kelingkingnya
"Iyaa"
"Emmmmm... kmu kemarin lihat Alice dkk kan?"
"Eh.. i..iya yang, kenapa?"
"Hehe, memang anak anak kyk gitu yang, suka main main sendiri, tapi mereka baik baik kok, ga pernah maksa aku juga"
Gue masih mencoba untuk mencari cari apa yang menjadi bahasan utama Yuuka, tapi gue belum bisa mendapatkan apa yang gue mau..
"Aku tau Alice maksa kmu kan? dan pasti kmu tolak, aku paham tapi kalau kmu mau aku gpp kok"
Dan kini gue paham apa yang menjadi bahan pembicaraan kali ini dan gue masih menelaah kembali kata kata yang terucap karena dengan skill broken english gue pastinya menjadi penuh dengan tanda tanya apalagi menyangkut hal hal yang Yuuka maksudkan
"Maksudnya yang?"
"Iyaaa, kmu having seks ama mereka kalau kmu mau, aku ga larang kok, daripada mereka ketemu cowok cowok yang ga baik kan?"
"Ta..tapi yang, nggak ah! aku udah cukup ama kmu kok" gue berusaha menampik keras usulan Yuuka, karena gue sadar dan gue pengennya Yuuka menjadi yang terakhir...
Yuuka terdiam selama beberapa saat dan kembali tersenyum mungkin jawaban gue sudah Yuuka perkirakan dengan skillnya itu
"Aku mungkin dikehidupan sebelumnya menyelamatkan dunia kali ya?, aku merasa sangat sangat beruntung bisa hidup sampai detik ini"
Yuuka kembali menenggelamkan kepalanya dipelukan, gue bisa merasakan payudara dibalik piyamanya yang berwarna pink menekan dan seperti layaknya balon air terasa lembut karena gue rasa dia tidak memakai branya
"Tapi yang, pleasee pertimbangkan kembali ya, aku tau ini ga masuk akal tapi kalau itu kmu aku bisa percaya kok!"
Sembari mengelus rambutnya, pikiran gue menerawang jauh ke depan, gue sudah merasa cukup dengan Yuuka, bahkan dengan kondisi seperti ini Yuuka masih bisa percaya dan sayang ke gue dan gue ga habis pikir ada wanita yang rela "meminjamkan" pasangannya ke wanita lain?
Gue ga anggap Yuuka aneh, malah takjub karena gue tau pasti ada alasan dibalik itu semua, meskipun gue ga tau apa itu tapi gue yakin Yuuka mempertimbangkan dengan baik apa yang menjadi ucapannya dan gue hanya geleng geleng kepala mendengarnya
"Gimana yang?" Yuuka kembali menanyakan hal yang sama
"Gini deh yang, coba kamu jadi aku, aku ga bakalan bisa kayak gitu... cemburu dan lain lain pasti aku rasain apalagi sampai having sex meskipun untuk sahabat ku"
"Tapi yang...." Yuuka seakan menahan kalimat yang akan dia ucap dan gue tiba tiba berpikir
Oke lah mungkin culture yang berbeda antar negara menjadikan ideologi gue ini tidak berjalan, karena mereka tidak terlalu memperdulikan sistem virgin dan semacamnya, bahkan jika mereka menikmati, its fine
Tapi klo gue pribadi masih belum bisa menerima apalagi jika Yuuka bersama dengan laki laki lain, seperti halnya saat dia menceritakan masa lalunya, bahkan gue merasa cemburu yang berlebihan
Entahlah, tapi yang pastinya gue masih belum bisa menerima permintaan konyol Yuuka, apa dia tidak merasa cemburu atau karena hal lain yang dia liat di gue?
Gue lihat matanya yang mengerjap indah, seakan seperti anak kecil yang berharap permintaannya dikabulkan
"Sebelumnya, kenapa kamu ngelakuin ini?"
Seakan mengerti perubahan sikap gue dari yang tadinya NO sedikit bergerak ke arah Maybe, Yuuka sedikit bersemangat
Kemudian dia menceritakan banyak hal tentang Alice dkk, dari awalnya dia kenalan dengan mereka karena suatu hal yaitu "Aura" dan ada energi jahat yang mengikuti mereka, sampai karena mereka dikecewakan berkali kali dengan laki laki sehingga memutuskan untuk menjadi "lesbi"
Gue yang mendapat informasi yang begitu banyak sampai beberapa miss karena terpaut bahasa yang jauh dari kata sempurna, tapi secara menyeluruh gue paham dan gue mendapat ilmu yang lumayan juga karena mengerti tentang culture orang orang barat yang meskipun ga terlalu banyak yang percaya (sama halnya dengan agama) tapi beberapa orang memang terlihat mendalami untuk banyak hal seperti memberikan cerita yang banyak orang bilang fiktif tapi sebenarnya itu benar adanya
Sigh...
"Jadi intinya, kmu kasian melihat temen temen kmu jadi lesbi?"
"Iyaa, kasian tau yang, mungkin setelah ketemu kamu, pikiran mereka sedikit terbuka"
"Tapi, nih ya misal okelah aku 'bantu' mereka, tapi setelah ini pasti mereka bakalan berhubungan ama orang lain juga kan?"
"Hehehe..."
Melihat Yuuka tertawa renyah membuat gue semakin penasaran dan seperti memperbaiki sikapnya untuk bicara lebih serius
"Dijepang, orang seperti kamu itu disebut 木, aku tau kamu udah memiliki banyak pengalaman berbeda bersama wanita dan aku yakin tidak hanya satu yang jatuh cinta ke kamu yang, tapi kamu masih ga bergeming, dan dampak nyatanya mereka menjadi lebih 'hidup', banyak yang terselamatkan berkat kamu, entah kamu ngerasa atau tidak tapi aku tau itu"
"Kamu udah mengorbankan waktu dan perasaan kmu, kmu ga pernah memanfaatkan mereka dan hidup mereka jauh lebih baik itu karena kmu..."
"Jadi kmu paham kan yang aku maksud? aura kmu seperti layaknya 木, menaungi semua yang ada disekitar dan aku yakin kedepannya kamu bisa menjadi sebuah pilar yang mendukung banyak orang dan melindungi mereka dari banyak hal negatif diluar sana"
Mata Yuuka menyala seakan tidak ada kebohongan sedikitpun tentang apa yang terucap dari mulutnya, dan meskipun gue belum mampu mencerna semuanya tapi gue sekarang paham mengenai banyak hal
"Hehehe, aku bahagia dan bangga dengan apa yang kamu lakuin yang" Yuuka tiba tiba mencium pipi gue sambil tertawa
"Jadi kmu mau yaa?"
"Huft... asal ada kmu yang, klo emng mereka butuh seperti apa yang kmu pikirkan...., tapi entahlah" gue memijit tengkuk dan dahi gue yang menandakan obrolan kali ini terlalu berat untuk gue cerna sepenuhnha
Dan kini Yuuka memeluk lengan gue erat, melihatnya seperti anak kecil tidak luput membuat gue tersenyum juga
Sampai akhirnya gue dengar ketukan dipintu
Tok Tok Tok...
To be continued