Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    845
Gw bisa2an krn ga sengaja diajarin ama temen ane yg emg bisa (alami krn keturunan keluarga dia) dgn level yg udah master.. at the end gw sensitive pada level tertentu yg hampir sama dgn beberapa pengalaman di cerita ente om @hazriel hanya saja ga pake khodam2an.. sebenernya kalo ente seriusin lagi, ente bisa loh "traveling" maen kemana aja ke seluruh penjuru planet ini, apalagi hanya ke tempat Yuka (piece of cake ini mah).. hanya saja besoknya badan lu bakalan ngerentek semua kaya abis digebukin org sekecamatan om.. haha
Btw nice story om.. suwun sharingnya

Pesen ane satu aja buat temen2 disini yg pengen belajar tau / lihat hal2 gaib, kalo lo ga punya bakat bawaan alami, mending jangan coba2 deh om.. jauh lebih asik jadi org normal dan biasa2 aja om..

Sasaji
 
Melinda

Gue putuskan kembali ke kamar, melihat Cindy yang masih dengan telanjang bulat tertidur pulas, untungnya gue masih bisa menahan diri untuk tidak melanjutkan aktifitas kami dan gue berbaring di sampingnya dengan masih memikirkan apa yang baru saja terjadi.

Mungkin emang after effectnya jadi ce Mely pasti butuh pelampiasan, pikir gue

Karena malam masih panjang dengan jarum jam menunjuk kearah pukul 1 malam, tidak lagi gue rasakan perasaan seperti sebelumnya dan kini mungkin bisa menjadi lebih normal sampai akhirnya gue kembali mendengar ketukan di pintu perlahan, gue tunggu beberapa saat tapi belum terdengar suara orang yang mengetuk membuat gue dengan terpaksa berjalan kearah pintu dan akhirnya gue memutuskan untuk membukanya

Di depan pintu gue lihat ce Mely dengan pakaian tidur sama seperti sebelumnya hanya saja kini bagian pinggang ke bawah gue hanya melihat CD hitam yang memperlihatkan pangkal pahanya yang putih

“Ril, cece ga bisa tidur, bisa ngobrol bentar ga?” ce Mely dengan suara setengah parau seperti orang bangun tidur yang pastinya gue tau apa yang menyebabkan dan karena gue ga memikirkan apapun akhirnya menganggukkan kepala

Di ruang tamu dengan lampu temaram ruangan ditemani oleh segelas teh gue ngobrol dengan ce Mely yang sepertinya ga ada perasaan malu karena gue bisa lihat paha putihnya dengan jelas bahkan saat berjalan CD hitam itu malah tampak terselip bukannya menutupi pantatnya yang lumayan berisi itu

“Ada yang aneh ce?”

“Nggak ril, cece malah kayak kerasa lebih ringan aja badan, dan cece pikir, cece bisa lepas karena cece ga ada perasaan aneh tentang cowok cece”

“Ya syukur ce, jadi aku ga kayak penipu, takutnya cece mikir nda nda tdi”

“Hahaha, nggak lah ril, cece tau kok dan paham kamu orangnya emang kyk gitu jadi ya cece percaya aja”

Melihat ce Mely tertawa kecil membuat gue ikut tersipu malu bukan apa, semua gerakan ce Mely membuat bagian privatnya seperti terekspos, seperti saat tertawa, kedua payudaranya itu malah ikut bergoyang sementara saat ce Mely melipat kakinya, otomatis CD hitam itu terlihat jelas di mata gue, ce Mely yang tau hanya tersenyum melihat gue seakan “memaklumi” pandangan gue tapi bukannya menegur tapi seakan menggoda

Tempat duduk ce Mely yang awalnya di sofa single berpindah ke samping kiri gue di sofa panjang, gue pun reflek bergeser meskipun sudah berada di ujung sofa

“Ril, menurut kmu salah ga sih cece sebagai wanita pengen di sayang?” dengan muka memandang kearah gue, matanya menatap tajam namun ada sedikit rasa sedih dan kecewa

“Well, manusiawi si ce, siapa sih yang ga mau disayang? Dalam arti luas ya”
“Trus apa yang harus cece lakuin ril?”

“Maksudnya ce?”

“Ya kan cece katakanlah udah putus sekarang bahkan cece ga mau ingat wajah dia lagi, berarti cece single sekarang, trus siapa yang mau menyayang cece?”

“Haduh, cece becanda ini, wanita se cantik cece ya udah pasti pada ngantri lah, apalagi cece ini tipe wanita yang setia, emang bodoh aja itu cowok cewe nyianyian cece” gue berkata sambil membuang muka ke depan karena jujur aja melihat ce Mely dengan pakaian seperti itu dan seakan mempersilahkan membuat gue mau ga mau merasa terpanggil

“Heleh bisa aja ngomong kyk gitu ril trus btw klo km gimana?”

“Gimana apanya ce?”

“Yah itu, kamu jomblo sekarang?”

Mungkin bagi sebagian orang ditanya seperti itu pasti 90% menjawab single meskipun berpasangan tapi entah karena pengaruh Yuuka yang udah mendarah daging membuat gue tanpa ragu menjawab

“Udah ada ce, cuman lagi jauh”

“Owh, temen sekampus?”

Dengan wajah sedih gue hanya bisa menggeleng

“Orang luar ce…” gue hanya bisa garuk garuk kepala

“Wahhh, hebat dong kamu bisa punya pasangan orang luar?”

“Hoki ce, hehe”

“Hmm, so sweetnya, masih nunggu sekarang?”

“Yah, bisa dibilang sih masih berharap ce, meskipun kecil kemungkinan…”

“Emang susah sih ya, LDR apalagi beda Negara, semangat ya ril”

“He eh ce, makasih, cece juga”

“Btw ya, pasti jago banget ya bisa bikin takluk bule lho” ce Mely yang tadinya masih menjaga jarak kini kian memperdekat jarak duduk diantara kami, bahkan pahanya yang mulus itu mulai bergerak makin ngawur

“Ma- maksudnya jago apa ce?” gue yang sebenernya masih berpikiran normal dan ga mengarah ke urusan mesum mau ga mau terbersit apalagi merasakan paha putih ce Mely yang kini menindih kaki gue

“Ish pake mengelak, please ril malem ini aja yaa? Cece ga kuat…” ce Mely semakin agresif kini kedua tangannya merangkul leher dan bibirnya mengecup bibir gue, sebelum gue mengelak, dadanya yang besar itu menekan lembut dada gue, gue yang awalnya masih ragu namun berakhir mengikuti arus

Matanya yang sayu menatap tajam kemudian terpejam, bibirnya itu kembali bergerak kali ini sedikit terbuka dan lidahnya menjulur mencari lawannya, tangan gue yang tertindih hanya bisa bergerak meremas dada besarnya,

Suara kecipak dari mulut kami yang beradu menggema, bahkan entah kenapa tampaknya ce Mely melepaskan semua hasratnya ke gue, dia mundur dan menatap gue

“Ril, maaf ya, cece ga bisa nahan” suaranya parau dan wajahnya memerah, bibirnya itu sedikit bergetar dengan nafas yang tersengal, gue hanya bisa pasrah dan berharap ce Mely sadar atas tindakannya hari ini

Tangan gue meremas pelan, dan desahan ce Mely kemudian terdengar

“emhh, rill.. terusss”

Dengan tanktop yang seperti pakaian dalam itu mempermudah gue untuk melepasnya, bra hitam dengan warna senada dengan CDnya seakan menggelembung menahan payudara ce Mely yang besar

Rambut pendeknya tergerai setelah tank top itu terlepas dan seakan tidak ingin membuang waktu kini tangannya bergerak melepas bra itu dan gue hanya menelan ludah melihat payudara ce Mely dengan puting coklat muda, dan garis garis urat kebiruan yang lewat disekitar payudaranya yang putih

Tangan gue otomatis bergerak sendiri seakan mengerti apa yang menjadi tugasnya, telapak gue menggenggam perlahan dan ce Mely hanya mendesah, tangan gue seakan tenggelam dan tertekan ke dalam seakan diserap oleh benda kenyal itu

Ce Mely benar benar tidak kenal tempat, desahannya cukup keras bahkan gue harus melihat ke sekitar berjaga kalau saja ad yang terbangun

“Rilll, nggghhh teruss” Ce Mely menggigit bibir bawahnya, tangannya hanya mencengkram lengan gue yang sedang beraktifitas

Mulut gue kini melahap putingnya itu, ga seperti Cindy atau yang lain, puting ce Mely besar entah karena memang ukurannya atau karena nafsunya yang memuncak, bak seperti bulatan cereal coklat gue kulum dan hisap dengan kuat

“Mmhhh, ril, apa yang kamu lakuin” bak seperti putri yang innocent ce Mely menggumam dengan lirih

Gue gigit perlahan kanan dan kiri secara bergantian, tangan gue yang menganggur kini beranjak kearah bawah, gue belai CD hitam itu yang ternyata basah dan cairan yang sedikit lengket membasahi telunjuk gue, dengan sedikit dorongan, CD hitam itu ikut terdorong dan gue menyentuh ms Vnya yang basah

Gue sudahi kuluman gue di payudaranya, ce Mely terengah engah, kepalanya bersender ke sofa, sedangkan payudara besarnya bergerak seirama dengan tarikan nafasnya, tangan gue yang membelai msVnya memberikan reaksi geli, pahanya itu seakan bergerak tak tentu arah

CD hitam itu gue lepas melalui kedua kaki jenjangnya, dan tampak lah msV dengan bulu kemaluan hitam yang ditata sedemikian rupa hingga hanya tumbuh di atasnya, sedangkan bibir msVnya basah dan lengket, clitnya yang lumayan besar itu juga seakan berdetak

Gue masukan telunjuk gue kedalam msVnya, ce Mely tersentak kecil dan kemudian beradaptasi dengan jari gue yang bergerak bebas menjamah bagian dalam msVnya, daging bagian dalamnya bahkan sangat basah gue rasa, meskipun tetap ada pijatan halus dari msVnya tapi jari gue seakan berkubang di cairan seperti slime yang hangat

Gue maju mundurkan telunjuk gue dan bibir gue mengarah ke Clitnya, bau khas dari msV dan sedikit harum entah itu bau sabun atau memang ce Mely ini tipe wanita yang sangat menjaga penampilannya membuat gue kembali bernafsu

“Rillll, udahhhh jangannnn di maenin trussss, nggghhhhhh” kata yang terlontar dari bibir manisnya tidak segaris dengan apa yang badannya rasakannya, kedua pahanya terbuka meskipun tangannya masih tetap menjambak rambut gue

Telunjuk gue merasakan gundukan halus di antara bulatan daging daging kecil yang tidak merata, dan saat gue sentuh dan telunjuk gue menggaruk dengan sedikit cepat, paha ce Mely seketika menutup

“Akkkkhhhhhhh, rillll!!!” pinggulnya terhentak ke depan beberapa kali sedangkan badannya mengejan menandakan ce Mely mencapai klimaksnya, cairan yang sangat banyak membasahi bibir gue dan telunjuk gue, gue jilat habis cairan dengan rasa yang tercampur itu dan ce Mely hanya bisa mendesah perlahan dan menahan kepala gue untuk meneruskan dan memberi dia waktu beristirahat

Gue yang masih berpakaian lengkap hanya bisa melihat kearah ce Mely dan duduk disampingnya, membelai rambutnya yang tergolong ga sepanjang wanita lainnya

“Maaf ya ril sampe cece ga sempet puasin kamu tapi malah cece yang udah keluar dulu” ce Mely berpindah ke depan gue dan gue hanya tersenyum

Ce Mely berjongkok di depan gue dan melepas celana pendek yang dari tadi masih terpasang, di lepaskan nya begitu saja dan CD gue pun tak lepas dari tangannya

Penis gue yang mengacung panjang bak peluru yang siap dilesakkan menodong kearah ce Mely, jemari lentik nan putih itu kini meraba naik turun seakan menyusuri setiap jengkal batang penis gue

Bibirnya terbuka dan dikulumnya penis gue sampai gue merasakan kepala penis gue menyentuh rongga mulutnya sedangkan masih ada beberapa cm yang tersisa, pertama pertama penis gue di kulum dan lidahnya mengitari setiap inchi penis gue, lidahnya bergerak seperti mengenal setiap bagian dan tak lupa lubang kencing itu ia jilat

Gue hanya bisa mendesah setiap penis gue dihisap lembut dan bahkan tidak sedikitpun giginya mengenai penis gue, dan itu hal yang jarang gue rasakan meskipun dan gue ga ambil pusing karena tujuan gue hanya ingin partner gue terpuaskan sebelum gue

Suara hisapan yang semakin lama semakin terdengar kencang karena ce Mely menaikkan temponya dan terkadang sampai tersedak karena terlalu memaksa untuk mengulum semua sampai pangkal paha gue

Rambutnya yang halus itu menjadi pegangan gue dan secara sengaja gue dorong penis gue untuk lebih masuk

“Ceeee, bentarrr” gue hentikan kepalanya dan gue cabut keluar penis gue dari mulutnya, tetesan ludah membasahi mulut ce Mely dan sampai ada yang menetes keluar di badannya, sedangkan mata sayu ce Mely seakan menandakan bahwa ia belum puas bersenang senang

Gue angkat ce Mely dan gue dudukkan, ce Mely hanya menurut dan seperti tau apa yang gue mau dia membuka pahanya, msVnya yang basah membasahi sekitarnya bahkan ada yang menetes diantara pahanya,

MsVnya terlihat mengkilap bahkan warna pink itu menjadi lebih cerah terkena cahaya temaram, berdetak layaknya menunggu sesuatu untuk masuk kedalam lubang kenikmatan itu, penis gue dengan lancarnya masuk tanpa hambatan, gue dan ce Mely tanpa sadar mendesah

“Ughhh, rilllll…. Youre so bigg!!” kaki ce Mely melingkar mendorong pinggul gue untuk semakin maju sampai akhirnya gue merasakan dinding rahimnya yang kenyal itu

MsVnya sangat basah membantu gue untuk mendorong dan tarik penis gue yang seperti piston dengan kecepatan penuh menggesek setiap bagian dinding msVnya, seperti penis gue berenang di sebuah danau slime yang hangat begitu basah sampai cairannya keluar menetes mengenai paha gue

“Enggghhh, lebih cepett riillll”

Gue terpaksa membungkam mulutnya dengan bibir gue karena suara ce Mely terdengar lebih keras dari sebelumnya, dan payudara besarnya itu membentur lembut dada gue sedangkan putingnya seakan menggelitik saat bersentuhan dengan kulit

Dengan tempo sangat cepat dan mungkin ini gerakan pinggul yang paling cepat diantara pengalaman gue dengan banyak wanita karena ce Mely tampaknya menyukai sedikit kekasaran karena saat putingnya gue cubit karena menahan gemas dia malah berteriak dan badannya ga terkontrol



Srrrr

Srrrrrrr



Beberapa saat kemudian badannya kembali mengejan dan penis gue seperti disiram oleh cairan dengan deras dan bahkan gue merasakan sampai lelehannya keluar bercampur dengan cairan pelumas gue dan juga miliknya

Dengan nafas tersengal ce Mely menatap gue, dan karena tanggung gue mau keluar, gue balik badan ce Mely sehingga badannya membelakangi gue sedangkan tangannya bertumpu pada sofa, dengan sekali tusukan penis gue masuk membentur kembali dinding rahimnya, kali ini gue pacu dengan cepat sedangkan badan ce Mely bergerak seirama dengan gerakan pinggul gue, payudaranya yang menggantung indah itu bergerak tak tentu arah dan gue remas sebagai pegangan

“Akkhhh, akkkhhh, akhhhhh” keringat mulai muncul di badan ce Mely, punggungnya basah terkena peluh yang terlihat mengkilat, sedangkan beberapa helai rambut berwarna kecoklatan itu menempel menambah kesan “sexy”

“Ceee….!!!” Tangan gue berpindah dari payudaranya kearah pantatnya, gue cengkram halus dan terkadang gue belai lubang pantatnya yang kembang kempis dengan gerakan ce Mely dan gue terkadang iseng menusuk lubang itu dengan telunjuk gue yang ternyata di respon ce Mely dengan desahan keras

Terkadang gue remas gemas pantatnya hingga meninggalkan bekas kemerahan dan sampai akhirnya

Crrtttt

Crrrrtttt

Crrrrtttt

Gue semprotkan beberapa kali tembakan sperma ke dalam rahimnya, entah kenapa gue ga berpikir jauh bagaimana kalau hamil, dan setelah tembakan terakhir tubuh ce Mely juga mengejan hebat bahkan saat gue mendorong pinggul gue, ce Mely mendorong kearah berlawanan hingga akhirnya saat penis gue membentur dinding rahimnya, ce Mely kembali mendapat orgasmenya

Sssssrrrr

Ssssrrrr

Penis gue yang melunak itu kembali dimandikan oleh cairan ce Mely yang terlampau banyak membuat banjir bahkan saat penis gue, gue tarik keluar, sperma dan cairan orgasmenya bercampur dan menetes keluar membasahi sofa dan karpet yang ada dibawahnya

Ce Mely ambruk kedepan sedangkan gue bersandar pada sofa

Diantara keheningan malam dan suara hujan yang tidak lagi deras hanya meninggalkan beberapa rintik penghabisan, nafas kami saling bersangkutan, ce Mely memeluk lengan gue dan kepalanya bersandar ke bahu gue

“Makasih ya rill, tuh kan km hebat” ce Mely memperat pelukannya

“Tapi cee….”

“Ga usah khawatir, cece pasang KB kok”

Mendengar itu ga membuat gue tenang karena bayangan Yuuka kembali terngingang, gue sudah menjadi penjahat, apakah masih pantas gue mengharapkan Yuuka?


Karena tersadar bahwa kami di ruang tamu, gue bergegas membersihkan sisa pertempuran kami, dan untungnya saat gue alihkan pandangan kesekitar ga gue jumpai seseorang pun atau mungkin gue yang kurang teliti….

Ce Mely tersenyum dan bangkit sebelum mencium bibir gue dan melumatnya, hebat juga stamina ce Mely tapi karena situasi yang membahayakan gue paksa untuk berhenti, jarum jam menunjuk pukul 2 lebih, berarti sudah sejam lebih gue “menemani” ce Mely

Dengan jalan yang tertatih ce Mely beranjak naik ke kamarnya, sedangkan gue kembali ke kamar mandi untuk membersihkan sisanya

Saat gue ke kamar, untungnya Cindy masih tertidur, dan saat gue lihat layar HP gue yang berhiaskan wallpaper Yuuka, hati gue teriris, sampai kapan gue bisa berhenti menyakiti hatinya?

Tapi apakah seks hanya menjadi sebuah pelarian atas kerinduan gue ke Yuuka? Atau hanya dengan alasan klise seperti gue ingin membantu? Bukankah akhirnya gue sama aja dengan mereka yang melihat wanita hanya sebagai “alat pemuas” nafsu mereka? Entahlah…

1 yang pasti, gue ga pernah meminta para wanita untuk memenuhi nafsu gue…. Dan entah sampai kapan rasa bersalah ini gue emban…

Dan akhirnya gue memutuskan untuk tidur demi mengisi stamina dan energy gue setelah “membantu” ce Mely dalam memenuhi hasrat dan mengusir sesuatu yang menganggunya…



To be continued
 
Mantap suhu maraton baca 2hari. Apalagi makin tertarik dgn pengalaman mistisnya. Karena saya juga sama mengalami sensitif terhadap aura" gelap. Apalagi di daerah plat DK tempat saya tinggal. Dan kebetulan rumah saya di apit oleh orang yg memiliki ilmu kalau di sini disebut Ilmu Pengeleakan. Mungkin suhu bisa berbagi tips bagaimana cara menghadapi orng tersebut, karena kadang tiap malam mimpi saling bertarung dan apabila ada yg kalah pasti ada pihak yg besoknya langsung sakit. Tetap semangat suhu.
caranya ya dicuekin hu, karena nanti takutnya klo belajar malah dikira nantang jadi malah runyam
 
Gw bisa2an krn ga sengaja diajarin ama temen ane yg emg bisa (alami krn keturunan keluarga dia) dgn level yg udah master.. at the end gw sensitive pada level tertentu yg hampir sama dgn beberapa pengalaman di cerita ente om @hazriel hanya saja ga pake khodam2an.. sebenernya kalo ente seriusin lagi, ente bisa loh "traveling" maen kemana aja ke seluruh penjuru planet ini, apalagi hanya ke tempat Yuka (piece of cake ini mah).. hanya saja besoknya badan lu bakalan ngerentek semua kaya abis digebukin org sekecamatan om.. haha
Btw nice story om.. suwun sharingnya

Pesen ane satu aja buat temen2 disini yg pengen belajar tau / lihat hal2 gaib, kalo lo ga punya bakat bawaan alami, mending jangan coba2 deh om.. jauh lebih asik jadi org normal dan biasa2 aja om..

Sasaji
udah 2x total hu, cuman emang ga bisa bangun sejaman badan keringetan dll, ga ane ulangin karena resikonya terlalu tinggi, jadi ya ane sabarin aja kali ada rezeki atau klo emg jodoh ama Yuukanya gue pasti bisa ketemu haha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd